Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah,
فلا يجوز لشخص عليه قضاء في رمضان أن يؤخره إلى رمضان آخر إلا من عذر، كما لو بقي مريضاً لا يستطيع، أو كانت امرأة ترضع ولم تستطع أن تصوم، فلا حرج عليها أن تؤخر قضاء رمضان الماضي إلى ما بعد رمضان الثاني
“Seseorang yang memiliki utang puasa Ramadhan tidak boleh menundanya hingga Ramadhan berikutnya kecuali karena uzur. Misalnya, seseorang terus-menerus sakit sehingga tidak mampu berpuasa, atau seorang wanita menyusui bayi dan tidak mampu berpuasa. Tidak masalah baginya menunda penggantian puasa Ramadhan yang lalu hingga setelah Ramadhan berikutnya.”
Majmu’ Fatawa Wa Rasail Ibn ‘Utsaimin, 19/270
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)