{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 38.
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٣٨﴾
qulnahbiṭụ min-hā jamī’ā, fa immā ya`tiyannakum minnī hudan fa man tabi’a hudāya fa lā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanụn
QS. Al-Baqarah [2] : 38
Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
Allah berfirman kepada mereka, “Turunlah kalian semua dari surga, kelak akan datang kepada kalian serta keturunan kalian secara berturut-turut hidayah yang akan mengarahkan kalian kepada kebenaran. Barang siapa mengamalkannya, tidak ada rasa takut atas mereka terhadap urusan akhirat yang akan dihadapi. Mereka pun tidak akan bersedih terhadap urusan dunia yang sudah berlalu.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang peringatan yang ditujukan kepada Adam dan istrinya serta iblis ketika mereka diturunkan dari surga. Yang dimaksud ialah anak cucunya, bahwa Allah kelak akan menurunkan kitab-kitab dan mengutus nabi-nabi serta rasul-rasul (di kalangan mereka yang akan memberi peringatan kepada kaumnya masing-masing). Demikianlah menurut penafsiran Abul Aliyah, dia mengatakan bahwa petunjuk tersebut dimaksudkan adalah para nabi dan para rasul, serta penjelasan-penjelasan dan keterangan-Nya (melalui ayat-ayat-Nya).
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan, yang dimaksud dengan petunjuk dalam ayat ini ialah Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, sedangkan menurut Al-Hasan, petunjuk artinya Al-Qur’an. Kedua pendapat ini sahih, sedangkan pengertian pendapat Abul Aliyah lebih umum.
Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku —yakni orang yang mau menerima apa yang diturunkan oleh Allah melalui kitab-kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh rasul-rasul-Nya— niscaya tidak ada kekhawatiran atas diri mereka dalam menghadapi nasib di hari akhirat nanti.
Tidak pula mereka bersedih hati terhadap perkara-perkara duniawi yang terlewatkan oleh mereka. Pengertiannya sama dengan makna yang terkandung di dalam firman lainnya, yaitu:
Allah berfirman.”Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Thaahaa:123)
Menurut Ibnu Abbas r.a., makna yang dimaksud ialah dia tidak sesat di dunia dan tidak celaka di akhirat. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta (Thaahaa:124)
#Tafsir Ibnul Qayyim (Tafsir Ayat-Ayat Pilihan)#
Az- Zamakhzsyary beranggapan bahwan perintah turun dari surga ini diperuntukkan bagi Adam dan Hawa’ secara khusus. Allah mengungkap keduanya dalam bentuk jama’, karena keduanya diikuti oleh anak keturunannya. Menurut pendapatnya, dalil yang menguatkan hal ini adalah firman Allah :
“Turunlah kamu berdua dari surga itu bersama-sama, sebagian kalian menjadi musuh sebagian yang lain.”
(Thaahaa:123)
Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
Padahal ini merupakan hukum yang berlaku umum untuk semua manusia. Sedangkan makna “Sebagian kalian menjadi musuh sebagian yang lain,” merupakan kebiasaan manusia yang saling bermusuhan dan yang sebagian suka menyesatkan sebagian yang lain.
Pendapat yang dipilih Az-Zamkhsyary merupakan satu dari sekian banyak pendapat yang paling lemah. Permusuhan yang disebutkan Allah disini adalah antara Adam dan Iblis serta keturunan diantara keduanya, sebagaimana firman-Nya,
“Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia sebagai musuh (kalian).” (Faathir’:6)
Allah menegaskan masalah permusuhan syetan dan manusia ini dan mengulang-ulang penyebutannya di dalam Al-Quran, karena memang manusia sangat perlu mewaspadai musuh yang satu ini. Adapun tentang istri Adam, ia diciptakan bagi Adam agar ia merasa senang kepadanya, lalu menjadikan rasa kasih dan sayang diantara keduanya. Jadi rasa kasih dan sayang itu antara laki-laki dan wanita, sedangkan permusuhan antara syetan dan manusia.
Sebelumnya sudah disebutkan Adam, istrinya dan Iblis yang berarti berjumlah tiga orang. Lalu mengapa kata ganti hanya disebutkan dua orang dengan pemisahan jalan pernyataan dan tidak menyatukannya? Padahal lafazh dan maknanya mengharuskan penyatuan.
Tentang firman Allah di dalam surat 20:123 ini merupakan seruan yang ditujukan kepada Adam dan Hawa’, dan Allah menjadikan sebagian mereka menjadi musuh sebagian yang lain. Kata ganti dalam firman-Nya, “Turunlah kamu berdua dari surga itu,” bisa kembali kepada Adam dan istrinya, atau kepada Adam dan Iblis. Istri tidak disebutkan karena mengikut suami.
Atas dasar ini, permusuhan yang disebutkan kepada dua orang yang diserukan agar turun dari surga ialah Adam dan Iblis. Dengan begitu masalah ini menjadi jelas.
Tafsir Ayat:
Allah mengulangi kata menurunkan agar tersambung jelas dengan apa yang disebutkan berikutnya yaitu FirmanNya, فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى “Kemudian jika datang petunjukKu kepadamu,” yakni di waktu dan zaman apa pun petunjukKu datang kepadamu wahai sekalian makhluk, berupa seorang Rasul dan sebuah kitab suci yang menunjukkan kalian kepada perkara yang mendekatkan kalian kepadaKu dan kepada ridhaKu; maka barangsiapa di antara kalian yang mengikuti petunjukKu, yaitu dengan beriman kepada RasulKu dan kitabKu lalu mengambil petunjuk dari mereka, dan hal tersebut direalisasikan dengan membenarkan segala kabar-kabar para Rasul dan kitab-kitab, dan menunaikan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan (di dalamnya), فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ “niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” Dan dalam ayat yang lain,
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى
“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, maka ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123).
Allah mengimplikasikan bagi orang yang mengikuti petunjukNya empat perkara:
Menghilangkan “kekhawatiran” dan “kesedihan,” dan perbedaan antara keduanya adalah bahwasanya suatu hal yang dibenci apabila telah berlalu, mengakibatkan kesedihan namun apabila hal itu adalah sesuatu yang ditunggu, maka mengakibatkan kekhawatiran, oleh karena itu Allah menghilangkan kedua hal itu dari orang yang mengikuti petunjuk, lalu apabila kedua hal tersebut telah hilang, niscaya terjadilah yang kebalikan dari keduanya yaitu rasa aman yang sempurna.
Untuk menghapus kemungkinan kesalahpahaman bahwa perintah turun itu hanya dari satu tingkat ke tingkat lain yang lebih rendah di dalam surga, Allah mengulangi lagi perintah itu pada ayat ini. Kami berfirman, turunlah kamu semua, yakni setan dan manusia, dari surga! kemudian jika benar-benar datang petunjuk-ku melalui penyampaian para nabi kepadamu, wahai adam dan pasanganmu serta anak cucumu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-ku, tidak ada rasa takut pada mereka terhadap hal-hal negatif yang akan terjadi dan mereka juga tidak akan bersedih hati terhadap hal-hal negatif yang sudah terjadi. Adapun sebaliknya, orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami dan enggan bertobat, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya bukan saja karena mereka kafir, tetapi juga karena mereka mendustakan ayat-ayat kami, yakni tahu dan mengerti ayat-ayat kami, tetapi menolaknya.
Al-Baqarah Ayat 38 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 38, Makna Al-Baqarah Ayat 38, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 38, Al-Baqarah Ayat 38 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 38
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)