{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 42.
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٤٢﴾
wa lā talbisul-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumul-ḥaqqa wa antum ta’lamụn
QS. Al-Baqarah [2] : 42
Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.
Janganlah kalian mencampur adukkan kebenaran yang telah Aku jelaskan kepada kalian dengan kebatilan yang kalian buat-buat dari diri kalian sendiri. Jangan menyembunyikan kebenaran yang nyata berupa keterangan tentang sifat Nabi dan Rasul Allah, Muhammad yang tercatat dalam kitab kalian. Kalian telah mengetahui bahwa sifta-sifatnya tertulis di sisi kalian, kalian mengetahui dari kitab yang ada di tangan kalian.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman melarang orang-orang Yahudi melakukan hal yang biasa mereka kerjakan di masa lalu, misalnya mencampuradukkan antara perkara yang hak dengan perkara yang batil, memulas perkara yang batil dengan perkara yang hak, menyembunyikan perkara yang hak dan menampakkan perkara yang batil. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan janganlah kalian campur adukkan yang hak dengan yang batil, dan janganlah kalian menyembunyikan yang hak itu, sedangkan kalian mengetahui.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melarang mereka dari kedua perkara tersebut secara bersamaan, dan memerintahkan mereka agar menampakkan perkara yang hak dan menjelaskannya. Karena itu, Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, “Janganlah kalian campur adukkan yang hak dengan yang batil” (Al Baqarah:42), yakni janganlah kalian memalsukan yang hak dengan yang batil, yang benar dengan kedustaan.
Abul Aliyah mengatakan. makna firman-Nya.
“Janganlah kalian campur adukkan yang hak dengan yang batil”
artinya janganlah kalian mencampuri yang hak dengan yang batil, dan tunaikanlah nasihat kepada hamba-hamba Allah dari kalangan umat Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Qatadah mengatakan bahwa firman-Nya, “Janganlah kalian campur adukkan yang hak dengan yang batil” (Al Baqarah:42), yakni janganlah kalian campur adukkan Yahudi dan Nasrani dengan Islam, sedangkan kalian mengetahui bahwa agama Allah itu adalah agama Islam, agama Yahudi dan agama Nasrani itu adalah bid’ah, bukan dari Allah. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadanya Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya
Dan janganlah kalian sembunyikan perkara yang hak, sedangkan kalian mengetahui.
Artinya, janganlah kalian menyembunyikan apa yang ada pada kalian mengenai pengetahuan tentang Rasul-Ku dan apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), sedangkan kalian menemukan hal tersebut termaktub pada sisi kalian melalui apa yang kalian ketahui dari kitab-kitab yang ada di tangan kalian. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Abul Aliyah.
Mujahid, As-Saddi, Qatadah, dan Ar-Rabi’ Ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya,
“Dan janganlah kalian sembunyikan perkara yang hak” , yakni Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Menurut pendapat kami, lafaz taktumu dapat dianggap majzum, dapat pula dianggap mansub. Dengan kata lain, artinya menjadi “janganlah kalian menyatukan antara ini dan itu (hak dan batil).” Perihalnya sama dengan perkataan, “La ta-kulis samaka watasyrabal labana (janganlah kamu makan ikan serta minum susu).”
Az-Zamakhsyari mengatakan bahwa di dalam mushaf Ibnu Mas’ud disebutkan wataktumunal haqqa artinya ‘sedangkan kalian ketika menyembunyikan perkara yang hak itu’, wa antum ta’lamuna, yakni ‘dalam keadaan mengetahui perkara hak tersebut’.
Boleh pula diartikan ‘sedangkan kalian mengetahui akibat perbuatan tersebut, yaitu berakibat mudarat yang besar atas umat manusia’. Mudarat yang besar tersebut ialah mereka sesat dari jalan hidayah yang menjerumuskan mereka ke dalam neraka jika mereka menempuh jalan kebatilan yang kalian tampakkan kepada mereka, tetapi kalian pulas dengan semacam perkara yang hak agar dapat diterima oleh mereka. dan juga kalian warnai dengan penjelasan dan keterangan. Begitu pula kebalikannya, yaitu menyembunyikan yang hak dan mencampuradukkannya dengan yang batil.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan dirikanlah salat, tunaikan zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
Muqatil mengatakan bahwa firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang ditujukan kepada orang-orang ahli kitab, “Dan dirikanlah salat,” merupakan perintah Allah kepada mereka agar mereka salat bersama Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” merupakan perintah Allah kepada mereka agar mereka menunaikan zakat, yakni menyerahkannya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, “Dan rukuklah kalian bersama orang-orang yang rukuk,” merupakan perintah Allah kepada mereka agar melakukan rukuk (salat) bersama orang-orang yang rukuk (salat) dari kalangan umat Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Singkatnya, jadilah kalian bersama-sama mereka dan termasuk golongan mereka.
Ali ibnu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan zakat ialah taat dan ikhlas kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Waki’ meriwayatkan dari Abu Janab, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” yakni harta yang wajib dizakati, menurut Ibnu Abbas adalah dua ratus hingga lebih.
Mubarak ibnu Fudalah meriwayatkan dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” bahwa makna yang dimaksud ialah zakat merupakan fardu yang tiada gunanya amal perbuatan tanpa zakat dan salat.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abu Syai-bah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Abu Hayyan At-Taimi, dari Al-Haris Al-Akli sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” bahwa yang dimaksud ialah zakat fitrah.
Kemudian Allah berfirman,
وَلَا تَلْبِسُوا “Dan janganlah kamu campur adukkan,” yakni, mengacak-acak الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ “yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu.” Di sini Allah melarang mereka dari dua hal, pertama, mencampur antara yang haq dengan yang batil dan kedua, menyembunyikan yang haq, karena yang diinginkan dari ahli kitab dan ahli ilmu adalah membedakan antara yang haq dari yang batil dan menampakkan yang haq itu, agar orang-orang yang ingin mendapatkan petunjuk darinya dapat mengambil petunjuk darinya, orang-orang yang sesat dapat kembali sadar, dan tegaknya dalil atas orang-orang yang mengingkarinya, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menjelaskan ayat-ayatNya dan menerangkan keterangan-keteranganNya untuk membedakan yang haq dari yang batil dan agar jelas jalan orang-orang yang mengambil petunjuk dari jalan orang-orang yang mengingkari. Dan siapa yang mengamalkannya, maka dia tergolong dari para khalifah Rasul dan pemberi petunjuk bagi umat, dan barangsiapa mencampur adukkan yang haq dengan yang batil dan ia tidak membedakan antara yang ini dari yang itu, padahal ia tahu akan hal itu lalu ia menyembunyikan yang haq yang ia tahu padahal ia diperintahkan untuk menampakkannya, maka ia tergolong di antara para penyeru kepada Neraka Jahanam, karena manusia tidaklah akan mencontoh siapa pun dalam urusan agama mereka kecuali kepada para ulama mereka. Nah, pilihlah bagi diri kalian salah satu dari kedua kondisi tersebut.
Pada ayat ini, Allah memberikan larangan kepada bani israil untuk tidak mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Dan janganlah kamu, wahai bani israil, campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dengan memasukkan apa yang bukan firman Allah ke dalam kitab taurat, dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran firman-firman Allah seperti berita akan datangnya nabi Muhammad, sedangkan kamu mengetahuinya. Orang-orang yahudi menyembunyikan berita tentang kedatangan nabi Muhammad yang termaktub di dalam taurat dengan maksud untuk menghalangi manusia beriman kepadanya. Setelah mengajak bani israil untuk memeluk islam dan meninggalkan kesesatan, perintah utama yang disampaikan kepada mereka setelah larangan di atas adalah perintah untuk melaksanakan salat. Dan laksanakanlah salat untuk memohon petunjuk dan pertolongan Allah, tunaikanlah zakat untuk menyucikan hatimu dan menyatakan syukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya, dan rukuklah beserta orang yang rukuk, yakni kaum muslim yang beriman dan mengikuti ajaran nabi Muhammad. Penambahan perintah untuk rukuk setelah ada perintah untuk melaksanakan salat itu mengisyaratkan ajakan agar mereka memeluk islam dan melaksanakan salat seperti salatnya umat islam. Dalam tata cara salat orang yahudi tidak dikenal gerakan rukuk.
Al-Baqarah Ayat 42 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 42, Makna Al-Baqarah Ayat 42, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 42, Al-Baqarah Ayat 42 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 42
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)