{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 54.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ﴿٥٤﴾
wa iż qāla mụsā liqaumihī yā qaumi innakum ẓalamtum anfusakum bittikhāżikumul-‘ijla fa tụbū ilā bāri`ikum faqtulū anfusakum, żālikum khairul lakum ‘inda bāri`ikum, fa tāba ‘alaikum, innahụ huwat-tawwābur-raḥīm
QS. Al-Baqarah [2] : 54
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Ingatlah kalian terhadap nikmat Kami yang diberikan kepada kalian ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kalian telah menzalimi diri kalian sendiri dengan menjadikan anak lembu sebagai tuhan. Karena itu, bertobatlah kalian kepada Tuhan dengan cara sebagian kalian membunuh sebagian yang lain. Cara ini lebih baik bagi kalian di sisi Tuhan dibandingkan kalian menetap abadi di neraka.” Lalu, kalian pun melaksanakan hal itu sehingga Allah mengaruniai kalian dengan menerima tobat kalian. Sesungguhnya, Allah Maha Penerima tobat bagi hamba-Nya yang mau bertobat, juga Maha Penyayang.
Dalam ayat ini disebutkan sifat penerimaan tobat dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atas kaum Bani Israil yang menyembah anak lembu.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri kalian sendiri karena kalian telah menjadikan anak lembu (sesembahan kalian).”
Musa a.s. mengatakan demikian untuk mengingatkan mereka kepada apa yang telah mereka lakukan, yaitu menyembah anak sapi seperti yang dilakukan oleh pendahulu mereka. Kisah mereka dinyatakan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya:
Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, mereka pun berkata, “Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami….” (Al A’raf:149) hingga akhir ayat. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh Musa a.s. ketika ia mengatakan seperti apa yang disitir oleh firman-Nya:
Hai kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri kalian sendiri karena kalian telah menjadikan anak lembu (sesembahan kalian).
Abul Aliyah dan Sa’id ibnu Jubair serta Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan mengenai makna firman-Nya:
Maka bertobatlah kalian kepada Tuhan yang menjadikan kalian.
Yakni kepada Pencipta kalian.
Menurut kami, di dalam firman-Nya, “Ila bari-ikum” (kepada Tuhan yang menciptakan kalian) terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa dosa mereka teramat besar. Dengan kata lain, bertobatlah kalian kepada Tuhan yang menciptakan kalian, karena kalian telah menyembah selain Dia bersama-Nya.
Imam Nasai, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui hadis Yazid ibnu Harun, dari Al-Asbag ibnu Zaid Al-Wariq, dari Al-Qasim ibnu Abu Ayyub, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan, “Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman bahwa sesungguhnya tobat yang harus dilakukan oleh mereka ialah dengan cara hendaknya setiap orang dari mereka (yang menyembah anak lembu) membunuh orang yang dijumpainya tanpa memandang apakah dia orang tua atau anaknya. Dia harus membunuhnya dengan pedang tanpa mempedulikan siapa yang dibunuhnya di tempat tersebut. Maka Allah menerima tobat mereka yang menyembunyikan dosa-dosanya dari Musa dan Harun, tetapi kemudian ditampakkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, lalu mereka mengakui dosa-dosanya dan mau melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Allah memberikan ampunan kepada si pembunuh dan si terbunuh.”
Hadis ini merupakan sebagian dari hadis Al-Futun, yang akan dijelaskan nanti secara lengkap -—insya Allah— dalam tafsir surat Thaha.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadanya Abdul Karim ibnul Haisam, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, bahwa Abu Sa’id telah menceritakan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Musa a.s. berkata kepada kaumnya yang disitir oleh firman-Nya:
Maka bertobatlah kalian kepada Tuhan yang menjadikan kalian, dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan kalian, maka Allah akan menerima tobat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Musa a.s. menyampaikan perintah Tuhannya kepada kaumnya, hendaknya mereka membunuh diri mereka sendiri. Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa Nabi Musa a.s. memanggil orang-orang yang menyembah anak lembu, lalu mereka duduk, sedangkan orang-orang yang tidak ikut menyembah anak lembu berdiri, kemudian mereka mengambil pisaunya masing-masing dan dipegang oleh tangan mereka. Setelah itu terjadilah cuaca yang gelap gulita, lalu sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lainnya. Ketika gelap lenyap dari mereka, ternyata orang-orang yang terbunuh berjumlah tujuh puluh ribu orang. Semua orang yang terbunuh dari kalangan mereka diterima tobatnya, dan semua orang yang masih hidup diterima pula tobatnya.
Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepadanya Al-Qasim ibnu Abu Murrah, bahwa ia pernah mendengar Sa’id ibnu Jubair dan Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:
…dan bunuhlah diri kalian sendiri.
Sebagian dari mereka bangkit melabrak sebagian yang lain dengan pisau, lalu sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain, seseorang tidak mempunyai belas kasihan terhadap kerabatnya, tidak pula terhadap orang lain. Hingga Musa a.s. mengisyaratkan dengan kain jubahnya, barulah mereka melemparkan semua senjata yang ada di tangannya, ternyata jumlah mereka yang terbunuh ada tujuh puluh ribu orang. Sesungguhnya Allah menurunkan wahyu kepada Musa, “Hentikanlah, sudah cukup bagimu!” Yang demikian itu terjadi di saat Musa a.s. mengisyaratkan dengan kain jubahnya (untuk menghentikan mereka).
Ali r.a. meriwayatkan hal yang semisal.
Qatadah mengatakan bahwa Musa a.s. memerintahkan kepada kaumnya untuk melakukan hal yang sangat berat, lalu mereka bangkit dan saling menyembelih dengan pisau-pisau yang tajam, sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain. Ketika pembalasan Allah telah cukup menimpa mereka, maka barulah pisau-pisau itu terjatuh dari tangan mereka dan berhentilah pembunuhan di kalangan mereka, lalu Allah menerima tobat orang-orang yang masih hidup dari kalangan mereka, dan yang terbunuh dianggap sebagai mati syahid.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa mereka tertimpa kabut yang sangat gelap, lalu sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain, setelah itu lenyaplah cuaca gelap yang menyelimuti mereka, kemudian tobat mereka baru diterima.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan tafsir firman-Nya:
…dan bunuhlah diri kalian sendiri.
Bahwa orang-orang yang menyembah anak lembu saling membunuh dengan orang-orang yang tidak menyembahnya, dan orang-orang yang gugur dari kedua belah pihak dianggap sebagai mati syahid. Ketika orang-orang yang terbunuh banyak sekali —hingga hampir semuanya binasa— saat itu jumlah mereka yang terbunuh ada tujuh puluh ribu orang. Kemudian Musa dan Harun berdoa kepada Allah, “Wahai Tuhan kami, Engkau telah membinasakan Bani Israil. Wahai Tuhan kami, sisakanlah, sisakanlah.” Lalu Allah memerintahkan kepada mereka agar menjatuhkan senjatanya masing-masing dan menerima tobat mereka. Tersebutlah bahwa orang-orang yang gugur dari kedua belah pihak dianggap sebagai mati syahid, sedangkan orang-orang yang masih hidup diampuni dosa-dosanya. Yang demikian itu dinyatakan dalam firman-Nya:
Maka Allah akan menerima tobat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Az-Zuhri mengatakan, tatkala Bani Israil diperintahkan membunuh diri mereka sendiri, maka mereka berperang, dan Musa a.s. ada bersama mereka. Lalu pedang-pedang pun berlaga dan mereka saling menusuk dengan pisau belati, sedangkan Musa a.s. berdoa mengangkat kedua tangannya. Ketika sebagian dari mereka berhenti sejenak, maka mereka berkata, “Wahai Nabi Allah, berdoalah kepada Allah untuk kami.” Lalu mereka memegang kedua lengan Nabi Musa a.s. dan menopang kedua tangannya (agar terus berdoa). Keadaan mereka masih terus dalam keadaan berperang, ketika Allah menerima tobat mereka, maka barulah tangan mereka berhenti, tidak lagi saling membunuh di antara sesamanya, dan semua senjata mereka lemparkan. Sedangkan Musa a.s. dan kaum Bani Israil merasa sedih melihat mereka yang terbunuh dari kalangan mereka sendiri. Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Musa a.s., “Apakah yang membuatmu sedih? Orang yang terbunuh dari kalangan mereka, mereka hidup di sisi-Ku dengan diberi rezeki, dan orang-orang yang masih hidup, sesungguhnya Aku telah menerima tobatnya.” Maka bergembiralah Nabi Musa a.s. dan kaum Bani Israil karena hal tersebut. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan sanad yang jayyid, dari Az-Zuhri.
Ibnu Ishaq mengatakan, “Ketika Musa kembali kepada kaumnya dan membakar anak lembu itu, lalu menaburkan debunya di laut, kemudian ia berangkat bersama sebagian kaum yang dipilihnya menuju kepada Rabbnya, lalu mereka disambar petir, kemudian dihidupkan kembali. Kemudian Musa a.s. meminta kepada Tuhannya tobat bagi kaum Bani Israil atas dosa mereka yang menyembah anak lembu. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menolaknya kecuali jika mereka membunuh diri mereka sendiri.”
Ibnu Ishaq melanjutkan kisahnya, “Telah sampai kepadaku suatu kisah yang menyatakan bahwa kaum Bani Israil berkata kepada Musa, ‘Kami akan teguh kepada perintah Allah.’ Lalu Musa memerintahkan kepada orang yang tidak ikut menyembah anak lembu untuk membunuh orang yang menyembahnya. Kemudian mereka yang menyembah anak lembu duduk di suatu tanah lapang, lalu kaum yang tidak menyembah anak lembu menghunus pedangnya masing-masing dan membunuh mereka yang menyembahnya. Maka kaum wanita dan anak-anak berdatangan kepadanya, menangis seraya meminta maaf buat mereka. Lalu Allah menerima tobat dan maaf mereka, maka Allah memerintahkan kepada Musa agar mereka menjatuhkan pedangnya masing-masing (menghentikan pembunuhan).”
Abdur Rahman ibnu Zaid Ibnu Aslam mengatakan bahwa ketika Musa kembali kepada kaumnya, di antara kaumnya terdapat tujuh puluh orang kaum laki-laki yang memisahkan diri mereka bersama Harun tidak ikut menyembah anak lembu. Maka Musa berkata kepada mereka, “Berangkatlah kalian ke tempat yang telah dijanjikan oleh Tuhan kalian!” Mereka menjawab, “Hai Musa, tiada jalan untuk bertobat.” Musa menjawab, “Tidak.” Bunuhlah diri kalian, hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan kalian, maka Allah akan menerima tobat kalian. (Al Baqarah:54) Lalu mereka menghunus pedang, pisau belati, kapak, dan senjata lainnya. Kemudian Allah mengirimkan kabut kepada mereka, lalu mereka mencari-cari dengan tangannya masing-masing dan sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain. Saat itu seseorang menjumpai orang tua dan saudaranya, lalu ia membunuhnya tanpa ia ketahui. Di dalam kegelapan itu mereka saling menyerukan, “Semoga Allah mengasihani hamba yang bersikap sabar terhadap dirinya hingga memperoleh rida Allah.” Orang-orang yang gugur dalam peristiwa itu adalah orang-orang yang mati syahid, sedangkan orang-orang yang masih hidup diterima tobatnya. Kemudian Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam membacakan firman-Nya:
Maka Allah akan menerima tobat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
49-54. ini adalah awal dari penyebutan satu persatu nikmat-nikmatNya terhadap Bani Israil dengan suatu perincian. Allah berfirman, “dan ingatlah ketika kami menyelamatkan kamu dari fir’aun,” maksudnya dari fir’aun, pengikut-pengikutnya dan bala tentaranya, sedangkan sebelum itu “mereka menimpakan kepadamu,” maksudnya menyiksa Bani Israil dan menimpakan kepada mereka “siksaan yang seberat-beratnya,” yaitu siksaan paling keras dengan cara “mereka menyembelih anak-anak kamu yang laki-laki,” karena khawatir akan kebangkitan kalian, ”dan membiarkan hidup anak-anak kamu yang perempuan.” Maksudnya mereka tidak membunuhnya, maka kamu sekalian dalam kondisi antara terbunuh dan terhina dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat, yaitu dibiarkan hidup karena suatu pemberian dan kesombongannya, dan inilah puncak dari keterhinaan. Akhirnya Allah memberi karunia kepada mereka dengan keselamatan yang sempurna dan menenggelamkan musuh-musuh mereka sedang mereka melihat hal itu dengan nyata, agar hati mereka tentram. “dan pada yang demikian itu, ” yaitu pemberian keselamatan, ”ada ujian-ujian,” yaitu perbuatan baik “yang besar dari tuhanmu, ” dimana hal yang seperti ini mengharuskan kalian untuk bersyukur dan mengerjakan perintah-perintahNya. Kemudian Allah menyebutkan karuniaNya yang lain kepada mereka dengan janjiNya kepada nabi Musa selama empat puluh hari, untuk menurunkan bagi mereka Taurat yang termasuk suatu karunia yang besar dan kemaslahatan yang menyeluruh. Tapi mereka tidak bersabar sebelum masa janji tersebut selesai, hingga akhirnya mereka menyembah anak hewan setelah itu, yaitu setelah kepergian nabi Musa, ”dan kamu adalah orang-orang yang zhalim, ” kalian mengetahui kezhaliman kalian, dimana hujjah telah tegak atas kalian, maka itu merupakan kejahatan dan dosa yang paling besar. lalu Allah memerintahkan kepada kalian untuk bertaubat lewat lisan nabiNya, Musa alaihissalam yaitu dengan cara sebagian kalian membunuh sebagian lainnya, hingga Allah memaafkan kalian oleh sebab itu, ”agar kamu bersyukur kepada Allah.”
Bila peringatan pada ayat-ayat yang lalu langsung disampaikan oleh Allah kepada bani israil, maka sekarang peringatan itu disampaikan melalui nabi musa. Perubahan siapa yang menyampaikan peringatan ini memberikan sinyal bahwa kedurhakaan bani israil itu sudah sangat keterlaluan sehingga seolah-olah Allah tidak mau lagi memedulikan mereka dan sekarang diberikan wewenang itu kepada nabi musa. Dan ingatlah ketika nabi musa berkata kepada kaumnya, wahai kaumku! kamu benar-benar telah melakukan kedurhakaan kepada Allah. Itu berarti kamu telah menzalimi dirimu sendiri. Perbuatan kamu dengan menjadikan patung anak sapi se-bagai sesembahan kamu adalah perbuatan yang telah mensyirikkan Allah yang membuat kamu layak diberi hukuman. Oleh karena itu, bertobatlah dengan memohon ampun kepada penciptamu, Allah yang maha pencipta, dan bunuhlah dirimu. Sejak dulu sampai sekarang terdapat tradisi bangsa-bangsa yang rela mengorbankan nyawa dengan membunuh diri sendiri demi untuk tujuan yang lebih luhur, seperti yang terdapat dalam tradisi masyarakat jepang. Membunuh diri dengan tujuan luhur itu adalah lebih baik bagimu, wahai bani israil, di sisi Allah penciptamu dengan sangat sempurna. Dengan demikian, dia Allah akan menerima tobatmu dan permohonan ampunmu. Sungguh, yakinilah bahwa dialah zat yang maha penerima tobat dosa hamba-hamba-Nya, lagi maha penyayang. Kedurhakaan bani israil lebih meningkat lagi. Bukan hanya menyembah patung anak sapi, tetapi malah mereka meminta Allah agar dapat dilihat dengan mata kepala. Dengan nada yang sangat kasar, mereka memanggil nabi musa dengan menyebut nama, musa. Dan ingatlah wahai bani israil ketika kamu berkata kepada nabi musa, wahai musa! kami tidak akan beriman kepadamu, dan kepada apa yang kamu sampaikan, sebelum kami melihat Allah, tuhan yang maha pencipta itu, dengan jelas. Tentu permintaan ini sudah melampaui batas kewajaran. Bukankah mereka sudah menerima nikmat yang sangat banyak dari Allah, tetapi tetap masih durhaka. Disebabkan kedurhakaanmu yang sudah sangat berlipat-lipat, maka halilintar menyambarmu sebagai hukuman bagi kamu. Semua peristiwa itu kamu sadari terjadinya, sedang kamu menyaksikan dengan mata kepala kamu sendiri.
Al-Baqarah Ayat 54 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 54, Makna Al-Baqarah Ayat 54, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 54, Al-Baqarah Ayat 54 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 54
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)