{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 108.
أَمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِنْ قَبْلُ ۗ وَمَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ ﴿١٠٨﴾
am turīdụna an tas`alụ rasụlakum kamā su`ila mụsā ming qabl, wa may yatabaddalil-kufra bil-īmāni fa qad ḍalla sawā`as-sabīl
QS. Al-Baqarah [2] : 108
Ataukah kamu hendak meminta kepada Rasulmu (Muhammad) seperti halnya Musa (pernah) diminta (Bani Israil) dahulu? Barangsiapa mengganti iman dengan kekafiran, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
Bahkan kalian wahai manusia menginginkan untuk meminta dari Rasul kalian Muhammad perkara-perkara dengan maksud menentang dan menyombongkan diri, sebagaimana hal itu telah diminta kepada Musa sebelumnya. Ketahuilah, bahwa siapa yang memilih kekufuran itu dan meninggalkan iman, maka dia telah keluar dari jalan Allah yang lurus kepada kesesatan dan keboodohan.
Melalui ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melarang kaum mukmin banyak bertanya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengenai hal-hal yang belum terjadi. Ayat ini semakna dengan ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan (kepada Nabi kalian) hal-hal yang jika diterangkan kepada kalian, niscaya menyusahkan kalian, dan jika kalian menanyakannya di waktu Al-Qur’an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepada kalian.
(Al Maidah:101)
Maksudnya, jika kalian menanyakannya secara rinci sesudah Al-Qur’an diturunkan, niscaya hal itu akan diterangkan kepada kalian. Tetapi janganlah kalian menanyakan sesuatu sebelum ada keterangannya, karena barangkali hal itu akan diharamkan karena adanya pertanyaan kalian itu. Karena itu, di dalam sebuah hadis sahih disebutkan seperti berikut:
Sesungguhnya orang muslim yang paling besar dosanya ialah seseorang yang menanyakan sesuatu yang (pada asal mulanya) tidak diharamkan, kemudian diharamkan karena pertanyaannya itu.
Ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ditanya mengenai seorang lelaki yang menjumpai istrinya sedang bersama lelaki lain, beliau bingung, sebab jika menjawabnya berarti beliau membicarakan suatu perkara yang besar. Tetapi jika beliau diam, berarti beliau diam terhadap perbuatan tersebut. Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak suka dengan orang yang menanyakan demikian, lalu beliau mencelanya. Setelah itu turunlah ayat Mula’anah, yakni ayat tentang li’an. Karena itu, maka di dalam kitab Sahihain melalui hadis Al-Mugirah ibnu Syu’bah telah ditetapkan:
Bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melarang perbuatan qil dan qal, memboroskan harta, dan banyak bertanya.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan:
Biarkanlah aku dengan apa yang aku tinggalkan buat kalian, karena sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kalian hanya karena mereka banyak bertanya dan banyak menentang nabi-nabi mereka. Oleh karena itu, apabila aku perintahkan suatu perintah kepada kalian, kerjakanlah oleh kalian apa yang kalian mampu darinya. Dan jika aku larang kalian dari sesuatu, maka jauhilah ia.
Tiadalah hal ini beliau ucapkan melainkan setelah beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memberitahukan kepada mereka (kaum muslim) bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memfardukan ibadah haji atas mereka. Lalu ada seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diam, tidak menjawab. Setelah tiga kali bertanya, baru Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Tidak. Seandainya aku katakan, “Ya,” niscaya menjadi wajib. Dan sekiranya diwajibkan, niscaya kalian tidak akan mampu. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Biarkanlah daku dengan apa yang aku tinggalkan buat kalian” hingga akhir hadis.
Karena itu, Anas ibnu Malik mengatakan, “Kami dilarang menanyakan sesuatu kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ” Anas r.a. sangat senang bila ada seorang lelaki dari kalangan penduduk Badui (perkampungan), lalu lelaki itu bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka kami akan mendengarkannya dengan penuh perhatian.
Al-Hafiz Abu Ya’la Al-Mausuli mengatakan di dalam kitab Musnad-nya, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sulaiman, dari Abu Sinan, dari Abu Ishaq, dari Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan, “Sesungguhnya telah berlalu masa satu tahun memendam perasaan ingin bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang suatu masalah, tetapi aku merasa takut dan segan kepadanya. Sesungguhnya aku benar-benar berharap semoga ada orang Badui datang bertanya kepadanya (lalu aku mendengarnya).”
Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari Ata ibnus Sa-ib, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan, “Aku belum pernah melihat suatu kaum yang lebih baik daripada sahabat-sahabat Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Mereka tidak pernah bertanya kecuali dua belas masalah, yang semuanya itu terdapat di dalam Al-Qur’an.” Yaitu firman-Nya:
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang khamr dan judi. (Al Baqarah:219)
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. (Al Baqarah:217)
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim. (Al Baqarah:220)
Yakni hal ini dan lain-lainnya yang serupa.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Apakah kalian menghendaki untuk meminta kepada Rasul kalian seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu?
Yakni memang kalian menghendakinya. Atau istifham (kata tanya) di sini mempunyai arti sesuai dengan babnya, yakni istifham inkari (kata tanya yang mengandung kecaman). Hal ini bersifat menyeluruh mencakup kaum mukmin, juga orang-orang kafir, karena sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diutus untuk kesemuanya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: ,
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata.” Maka mereka disambar petir karena kezalimannya.
(An Nisaa:153)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadanya Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’id, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Raff ibnu Huraimilah dan Wahb ibnu Zaid (keduanya adalah orang-orang Yahudi) bertanya, “Hai Muhammad, datangkanlah kepada kami sebuah kitab yang engkau turunkan dari langit kepada kami untuk kami baca, dan alirkanlah buat kami sungai-sungai, niscaya kami akan mengikuti kamu dan percaya kepadamu.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya sebagai iawaban terhadap ucapan mereka itu, yaitu: Apakah kalian menghendaki untuk meminta kepada Rasul kalian seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus. (Al Baqarah:108)
Abu Ja’far Ar-Razi meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah sehubungan dengan takwil firman-Nya: Apakah kalian menghendaki untuk meminta kepada Rasul kalian seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada masa dahulu? (Al Baqarah:108) Bahwa ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, sekiranya kifarat kita sama dengan kifarat kaum Bani Israil.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:
Ya Allah, kami tidak menginginkannya —sebanyak tiga kali— apa yang diberikan oleh Allah kepada kalian lebih baik daripada apa yang diberikan kepada Bani Israil. Dahulu orang-orang Bani Israil apabila seseorang dari mereka melakukan perbuatan dosa, maka ia menjumpai dosanya itu tertulis di atas pintu rumahnya dan tertulis pula kifaratnya. Jika dia membayar kifarat-nya, maka baginya kehinaan di dunia, dan jika dia tidak membayar kifarat dosanya, maka baginya kehinaan di akhirat. Apa yang diberikan oleh Allah kepada kalian lebih baik daripada apa yang diberikan kepada Bani Israil.
Selanjutnya Abul Aliyah membacakan firman-Nya:
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(An Nisaa:110)
Sabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan:
Salat lima waktu dari suatu Jumat ke Jumat yang lainnya merupakan kifarat bagi dosa-dosa di antara keduanya.
Sabda Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan:
Barang siapa yang berniat melakukan suatu perbuatan dosa, lalu ia tidak mengerjakannya, maka tidak dicatatkan kepadanya, dan jika dia mengerjakannya, maka dicatatkan kepadanya satu dosa. Dan barang siapa yang berniat akan mengerjakan kebaikan, lalu ia tidak melakukannya, maka dicatatkan baginya sebuah pahala, dan jika ia melakukannya, maka dicatatkan baginya pahala sepuluh kali lipat yang semisal dengannya. Dan tidak akan binasa karena Allah melainkan hanya orang (yang ditakdirkan) binasa.
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Apakah kalian menghendaki untuk meminta kepada Rasul kalian seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu?
(Al Baqarah:108)
Mujahid menyatakan sehubungan dengan firman-Nya: Apakah kalian menghendaki untuk meminta kepada Rasul kalian seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu. (Al Baqarah:108) Yakni ketika mereka meminta kepada Musa a.s. agar memperlihatkan Allah secara terang-terangan kepada mereka.
Abul Aliyah mengatakan bahwa orang-orang Quraisy pernah meminta kepada Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ agar menjadikan Bukit Safa menjadi emas buat mereka. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
“Ya, Bukit Safa menjadi emas bagi kalian seperti maidah (hidangan dari langit) buat Bani Israil.” Dan ternyata mereka menolak serta mencabut kembali permintaan mereka.
Makna yang dimaksud dalam ayat ini ialah bahwa Allah mencela orang yang meminta sesuatu hal kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan permintaan yang menyusahkan dan menggurui, seperti permintaan yang diajukan oleh Bani Israil kepada Nabi Musa a.s. dengan permintaan yang menyusahkan, mendustakan, dan mengingkarinya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekufuran.
Maksudnya, membeli kekufuran dengan menukamya dengan keimanan.
Maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.
Yakni dia benar-benar telah menyimpang dari jalan yang lurus dan menuju kepada kebodohan dan kesesatan. Memang demikianlah keadaan orang-orang yang menyimpang dari percaya kepada nabi-nabi, tidak mau mengikuti dan tidak mau taat kepada mereka, bahkan menentang dan mendustakan mereka serta menyusahkan mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak diperlukan yang tujuannya tiada lain hanya ingkar dan memberatkan mereka. Seperti yang dinyatakan di dalam firman lainnya, yaitu:
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahannam, mereka masuk ke dalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. (Ibrahim:28-29)
Abul Aliyah mengatakan bahwa makna ayat ini (yakni (Al Baqarah:108) ialah barang siapa yang menukar kebahagiaan dengan kesengsaraan.
Tafsir Ayat:
Allah melarang orang-orang yang beriman atau orang-orang Yahudi untuk bertanya kepada Rasul mereka, كَمَا سُئِلَ مُوسَى مِنْ قَبْلُ “sebagaimana Bani Israil bertanya kepada Musa pada zaman dahulu?” Maksud dari hal itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang menyulitkan dan menantang, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah,
يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنزلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَى أَكْبَرَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً
“Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sungguh mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, ‘Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata’.” (QS. An-Nisa`: 153).
Allah جَلَّ جَلالُهُ juga berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyu-sahkanmu.” (QS. Al-Ma`idah: 101).
Ayat-ayat ini dan yang semisalnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang dilarang.
Adapun pertanyaan untuk mendapat arahan dan ilmu, maka yang demikian itu adalah terpuji, dan sesungguhnya Allah telah memerintahkannya sebagaimana dalam FirmanNya,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43).
Dan Allah menyetujui mereka dalam hal itu dalam Firman-Nya,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.” (QS. Al-Baqarah: 219).
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى
“Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim.” (QS. Al-Baqarah: 220).
Dan semacamnya.
Ketika hal-hal yang dilarang darinya itu tercela, yang mung-kin saja membawa pelakunya jatuh kepada kekufuran, maka Allah berfirman, وَمَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالإيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ “Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.”
Ataukah kamu hendak meminta kepada rasulmu, yakni Muhammad, untuk mendatangkan kepa damu ayat-ayat Al-Qur’an lebih daripada apa yang telah dibawakannya kepadamu, seperti halnya musa pernah diminta oleh bani israil dahulu sesuatu yang tidak pantas mereka minta’ barang siapa mengganti iman kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad dengan kekafiran, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus, dengan memilih kufur daripada iman, kesesatan daripada petunjuk, serta jauh dari kebenaran dan kebajikanbanyak di antara ahli kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan atau mema lingkan kamu setelah kamu beriman kepada Allah dan nabi Muhammad, menjadi kafir kembali seperti yang kamu lakukan dahulu, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebe naran jelas bagi mereka dengan adanya dalil-dalil kuat yang menunjukkan nabi Muhammad benar-benar menyampaikan ayat-ayat Allah seperti yang diberitakan dalam kitab-kitab mereka. Maka maafkanlah kesalahankesalahan mereka, pergaulilah mereka dengan akhlak yang baik, dan berlapangdadalah dengan mengabaikan cacian dan tentangan mereka sampai Allah memberi kan perintah-Nya dengan bantuan dan dukungannya. Sungguh, Allah mahakuasa atas segala sesuatu. Ia akan menguatkan kedudukanmu dan memberimu kekuatan yang lebih besar.
Al-Baqarah Ayat 108 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 108, Makna Al-Baqarah Ayat 108, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 108, Al-Baqarah Ayat 108 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 108
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)