{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 128.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ﴿١٢٨﴾
rabbanā waj’alnā muslimaini laka wa min żurriyyatinā ummatam muslimatal laka wa arinā manāsikanā wa tub ‘alainā, innaka antat-tawwābur-raḥīm
QS. Al-Baqarah [2] : 128
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Wahai Rabb kami, jadikanlah kami berdua sebadai dua orang yang teguh di atas islam, tunduk kepada hukum-hukum-Mu. Jadikanlah anak keturunan kami sebagai umat yang tunduk kepada-Mu dengan beriman kepada-Mu, dan tunjukkanlah kami tatanan-tatanan ibadah kami kepda-Mu. Maafkanlah kesalahan-kesalahan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dari hamba-hamba-Mu, pemilik rahmat yang luas bagi mereka.
Menurut Ibnu Jarir, keduanya bermaksud, “Jadikanlah kami orang yang tunduk kepada perintah-Mu dan patuh dalam ketaatan kepada-Mu. Dalam taat kami kepada-Mu, kami tidak akan mempersekutukan Engkau dengan seorang pun selain Engkau sendiri, dan tidak pula daam beribadah kepada-Mu mempersekutukan-Mu dengan seorang pun selain Engkau sendiri.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ismail, dari Raja’ ibnu Hibban Al-Husaini Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Ma’qal ibnu Abdullah, dari Abdul Karim sehubungan dengan takwil firman-Nya: Dan jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau. (Al Baqarah:128) Yakni jadikanlah kami orang yang ikhlas kepada Engkau, dan jadikanlah pula di antara anak cucu kami umat yang ikhlas kepada Engkau.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Maqdami, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Amir, dari Salam ibnu Abu Muti’ sehubungan dengan takwil ayat ini: Jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau. (Al Baqarah:128) Dikatakan bahwa keduanya memang orang-orang yang tunduk dan patuh kepada Allah, tetapi keduanya memohon hal tersebut kepada Allah hanyalah semata-mata untuk memperteguh dan menguatkan.
Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini: Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau. (Al Baqarah:128) Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawabnya, “Aku kabulkan.” Dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau. (Al Baqarah:128) Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawabnya, “Aku perkenankan permintaanmu.”
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau. (Al Baqarah:128) Bahwa yang dimaksud oleh keduanya adalah orang-orang Arab.
Tetapi menurut Ibnu Jarir, pendapat yang benar doa tersebut ditujukan kepada umum, mencakup orang-orang Arab dan bangsa lain, karena sesungguhnya di antara anak cucu Nabi Ibrahim adalah Bani Israil. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak, dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan. (Al A’raf:159)
Menurut kami apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir tidaklah bertentangan dengan yang dikatakan oleh As-Saddi, mengingat apa yang dikatakan oleh As-Saddi merupakan takhsis dari apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir, dan bukan berarti meniadakan selain mereka. Konteks ayat hanyalah berkaitan dengan bangsa Arab. Untuk itu disebutkan sesudahnya:
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta menyucikan mereka. (Al Baqarah:129), hingga akhir ayat.
Yang dimaksud dengan rasul dalam ayat ini adalah Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengutusnya buat mereka. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya yang lain, yaitu:
Dialah Yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka. (Al Jumuah:2)
Sekalipun demikian, bukan berarti risalah yang diemban olehnya hanya untuk orang-orang Arab saja, tetapi juga untuk kulit merah dan kulit hitam. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua.” (Al A’raf:158)
Masih banyak ayat lainnya yang bermakna sama sebagai dalil pasti untuk pengertian ini.
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s., dipanjatkan pula oleh hamba-hamba Allah yang mukmin lagi bertakwa, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqah: 74)
Memanjatkan doa seperti ini dianjurkan oleh syariat, karena sesungguhnya termasuk kesempurnaan cinta ibadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ialah memohon dikaruniai keturunan yang hanya menyembah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Karena itu, ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Ibrahim a.s.:
Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia. (Al Baqarah:124)
Maka Nabi Ibrahim a.s. mengajukan permohonannya, yang disitir oleh firman-Nya seperti berikut
“Dan (saya mohon juga) dari keturunanku.” Allah berfirman, “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.” (Al Baqarah:124)
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman lain-nya, yaitu:
Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala..
(Ibrahim:35)
Telah disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami.
Menurut Ibnu Juraij, dari Ata, makna ayat ini ialah: “Tunjukkanlah kepada kami hal tersebut agar kami mengetahuinya.”
Mujahid mengatakan sehubungan dengan takwil ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan manasikana ialah tempat-tempat penyembelihan kurban kami. Hal yang semisal diriwayatkan pula dari Ata dan Qatadah.
Sa’id ibnu Mansur mengatakan, telah menceritakan kepada kami Attab ibnu Basyir, dari Khasif dan Mujahid yang mengatakan sehubungan dengan perkataan Nabi Ibrahim a.s. yang disitir oleh firman-Nya: Tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami. (Al Baqarah:128) Bahwa Malaikat Jibril datang dan membawanya ke Baitullah, lalu Jibril berkata, “Tinggikanlah fondasi-fondasi ini.” Maka Nabi Ibrahim meninggikan bangunan Ka’bah dan merampungkan pembangunannya, lalu Jibril menuntunnya dan membawanya ke Safa. Jibril berkata, “Ini termasuk syiar-syiar Allah.” Kemudian Jibril membawanya pergi ke Marwah dan berkata pula, “Ini termasuk syiar-syiar Allah.” Lalu Jibril membawanya pergi ke Mina. Ketika sampai di Aqabah, tiba-tiba iblis berdiri di bawah sebuah pohon, maka Jibril berkata, “Bertakbirlah dan lemparlah dia!” Maka Ibrahim bertakbir dan melemparnya. Iblis pergi, lalu berdiri di bawah Jumrah Wusta. Ketika Jibril dan Ibrahim melewatinya, maka Jibril berkata, “Bertakbirlah dan lemparlah dia!” Lalu Ibrahim bertakbir dan melemparnya. Maka iblis yang jahat itu pun pergi, pada mulanya iblis yang jahat itu hendak memasukkan sesuatu ke dalam ibadah haji, tetapi dia tidak mampu. Jibril membawa Ibrahim hingga sampai di Masy’aril Haram, lalu Jibril berkata, “Ini adalah Masy’aril Haram.” Kemudian Jibril membawanya lagi hingga sampai di Arafah. Jibril berkata, “Sekarang kamu telah mengenal semua apa yang kuperlihatkan (kuperkenalkan) kepadamu,” Kalimat ini dikatakannya sebanyak tiga kali. Ibrahim menjawab, “Ya.”
Telah diriwayatkan dari Abul Mijlaz dan Qatadah hal yang semisal dengan riwayat di atas.
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Abul Asim Al-Ganawi, dari Abut Tufail, dari Ibnu Abbas yang menceritakan, sesungguhnya Nabi Ibrahim itu ketika diperlihatkan kepadanya tanda-tanda dan tempat-tempat ibadah haji, setan menampakkan dirinya di tempat sa’i, tetapi kedahuluan oleh Nabi Ibrahim. Kemudian Jibril membawa Ibrahim hingga sampai di Mina, lalu Jibril berkata, “Ini adalah tempat menginap orang-orang.” Ketika Jibril dan Ibrahim sampai di Jumrah Aqabah, maka setan menampakkan diri kepada Ibrahim, lalu Ibrahim melemparnya dengan tujuh buah batu kerikil hingga setan pergi. Lalu Jibril membawanya ke Jumrah Wusta, dan setan kembali menampakkan dirinya kepada Ibrahim, maka Ibrahim melemparnya dengan tujuh buah batu kerikil hingga pergi. Kemudian Jibril membawa Ibrahim ke Jumrah Quswa, dan setan kembali menampakkan dirinya kepada Ibrahim, maka Ibrahim melemparnya dengan tujuh buah batu kerikil hingga lenyap. Kemudian Jibril membawanya ke Jam’an, lalu berkata kepadanya, “Ini adalah Masy’ar.” Setelah itu Jibril membawanya ke Arafah, lalu berkata kepadanya, “Apakah engkau telah mengenalnya?”
Mereka berdua memohon bagi diri mereka dan keturunan mereka agar berpegang teguh kepada Islam yang pada hakikatnya adalah ketundukan hati dan kepatuhannya kepada Rabbnya yang meliputi ketundukan anggota tubuh, وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا “dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami,” maksudnya, ajarilah kami hal-hal itu dalam bentuk pertunjukan dan demonstrasi agar lebih mantap. Kemungkinan juga maksud dari manasik di sini adalah seluruh kegiatan yang dilakukan pada saat ibadah haji sebagaimana yang diisyaratkan oleh konteks ayat. Kemungkinan juga maksudnya adalah suatu hal yang lebih umum dari itu semua, yaitu agama secara keseluruhan dan ibadah secara keseluruhan, sebagaimana yang diisyaratkan oleh keumuman lafazh ayat, karena kata اَلنُّسُكُ berarti peribadahan. Akan tetapi kata ini lebih cenderung dan lebih sering dipakai pada kegiatan-kegiatan ibadah saat haji. Maka hasil dari doa mereka berdua adalah taufik kepada ilmu dan amal shalih.
Ketika seorang hamba itu, bagaimanapun kondisinya, pasti ditimpa oleh kelalaian dan dia butuh kepada taubat, maka mereka berdua pun berkata, وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ “Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Ibrahim dan ismail melanjutkan doanya, ya tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang-orang yang berserah diri dan tunduk kepada-Mu, dan jadikanlah juga anak cucu kami menjadi umat yang berserah diri dengan penuh keimanan kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara, yakni manasik dan tempat-tempat melakukan ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, engkaulah yang maha penerima tobat yang begitu banyak, maha penyayang dengan kasih sayang yang amat luas. Mereka melanjutkan doanya, ya tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, baik keturunan kami maupun bukan, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatmu dan mengajarkan kitab Al-Qur’an dan hikmah, yakni sunah yang berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan nabi, kepada mereka, dan menyucikan jiwa mereka dari syirik dan akhlak yang buruk. Sungguh, engkaulah yang mahaperkasa karena tidak seorang pun dapat membatalkan ketetapan-Mu, mahabijaksana karena engkau selalu menem pat kan sesuatu pada tempatnya.
Al-Baqarah Ayat 128 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 128, Makna Al-Baqarah Ayat 128, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 128, Al-Baqarah Ayat 128 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 128
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)