{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 140.
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ ﴿١٤٠﴾
am taqụlụna inna ibrāhīma wa ismā’īla wa is-ḥāqa wa ya’qụba wal-asbāṭa kānụ hụdan au naṣārā, qul a antum a’lamu amillāh, wa man aẓlamu mim mang katama syahādatan ‘indahụ minallāh, wa mallāhu bigāfilin ‘ammā ta’malụn
QS. Al-Baqarah [2] : 140
Ataukah kamu (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya adalah penganut Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, “Kamukah yang lebih tahu atau Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya?” Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
Sebaliknya kalian justru malah mendebat tentang Allah, kalian berkata, “Sesungguhnya Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan Asbath (Mereka adalah para nabi dari anak cucu Ya’qub dan kabilah Bani Israil yang berjumlah dua belas), di atas agama Yahudi dan Nasrani.” ini adalah dusta. Mereka diutus dan telah wafat sebelum diturunkannya Taurat dan Injil, katakanlah kepada mereka wahai Rasul, “Siapa yang lebih mengetahui agama mereka, kalian ataukah Allah?” Allah telah mengabarkan di dalam Al Qur’an bahwa mereka adalah orang-orang yang muslim lagi hanif. Tiada yang lebih zalim dari kalian saat kalian menyembunyikan kesaksian yang terbukti di tangan kalian dari Allah, dan kalian mengklaim sebaliknya sebagai kedustaan atas nama Allah. Allah tidak lalai terhadap amal perbuatan kalian sekecil apapun, sebaliknya Dia mencatat dan akan membalas kalian sesuai dengannya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membantah dakwaan mereka yang mengakui bahwa Nabi Ibrahim dan nabi-nabi serta asbat yang disebutkan sesudahnya berada dalam agama mereka, yakni adakalanya agama Yahudi atau agama Nasrani. Karena itulah disebutkan di dalam firman selanjutnya:
Katakanlah, “Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah!
Dengan kata lain, bahkan Allahlah yang lebih mengetahui. Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memberitahukan bahwa mereka bukanlah Yahudi, bukan pula Nasrani. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang-orang musyrik. (Ali Imran:67), dan ayat yang sesudahnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa mereka (orang-orang ahli kitab) selalu membaca Kitabullah yang diturunkan kepada mereka, bahwa sesungguhnya agama yang diakui oleh Allah adalah agama Islam, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, dan Ibrahim, Ismail, Ishaq dan Ya’qub serta asbat, mereka semua berlepas diri dari Yahudi dan Nasrani. Lalu mereka mempersaksikan hal tersebut kepada Allah dan mengakuinya kepada Allah atas diri mereka sendiri, tetapi mereka menyembunyikan kesaksian Allah yang ada pada mereka menyangkut masalah ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kalian kerjakan.
Hal ini merupakan peringatan dan ancaman keras, yakni ilmu Allah meliputi semua amal perbuatan kalian dan kelak Dia akan membalas-kannya terhadap kalian.
Tafsir Ayat:
Ini juga merupakan klaim lain dari mereka dan se-buah perdebatan mengenai Rasul-rasul Allah. Mereka mengklaim bahwa mereka lebih berhak kepada para Rasul yang disebutkan daripada kaum Muslimin, lalu Allah membantah mereka dengan FirmanNya, أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah?” Allah juga berfirman,
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 67).
Mereka berkata bahwasanya Nabi Ibrahim itu Yahudi atau Nasrani, kemungkinan merekalah yang benar dan mengetahui ataukah Allah-lah yang benar dan mengetahui hal tersebut? Maka salah satu dari kemungkinan itulah yang benar dan pasti ada. Gambaran jawabannya seakan-akan kurang jelas, padahal sangat jelas dan nampak sekali, hingga karena kejelasannya itu tidaklah akan didebat lagi bila dikatakan bahwa Allah-lah yang lebih tahu dan lebih benar, dan semacam itu karena sangat jelas sekali bagi setiap orang. Hal ini seperti kita mengatakan; apakah malam lebih terang ataukah siang? Api lebih panas ataukah air? Kesyirikan lebih baik ataukah tauhid? Dan semacamnya. Hal seperti ini dapat diketahui oleh orang yang paling kerdil akalnya sekalipun, bahkan mereka sendiri pun mengetahui hal ini dan mengetahui bahwa Nabi Ibrahim dan para nabi lainnya bukanlah Yahudi dan bukan pula Nasrani, mereka menyembunyikan pengetahuan dan kesak-sian mereka, oleh karena itu kezhaliman mereka itu adalah kezha-liman yang paling besar. Karena itu Allah berfirman, وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Maksudnya, kesaksian mereka yang merupakan titipan dari Allah جَلَّ جَلالُهُ dan bukan dari makhluk sehingga memerlukan adanya perhatian yang besar dengan menegakkannya, namun mereka menyembunyikannya dan menampakkan yang sebaliknya. Mereka menyatukan antara menyembunyikan kebenaran dan tidak mengucapkannya dengan menampakkan kebatilan dan berdakwah kepadanya. Tidakkah tindakan mereka ini adalah sebesar-besarnya kezhaliman? Memang benar, dan Allah akan menghukum mereka karena hal itu dengan seberat-beratnya siksaan. Oleh karena itu Allah berfirman, وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ “Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” Allah menghitung perbuatan-perbuatan mereka dan menyimpannya serta menyiapkan balasannya bagi mereka, maka seburuk-buruk balasan adalah balasan mereka, dan neraka itu sangatlah buruk, yang menjadi tempat kembali orang-orang yang zhalim.
Beginilah metode al-Qur`an dalam menyebutkan Ilmu dan Kuasa Allah setelah ayat-ayat yang mengandung perbuatan-perbuatan yang akan diberikan ganjaran. Hal itu berarti sebuah janji dan ancaman, harapan dan kekhawatiran, demikian juga penyebutan nama-nama Allah setelah ketetapan hukum bahwa perkara agama dan balasan adalah sebuah akibat di antara akibat-akibatnya, dan motif-motif pendorongnya yang menuntut suatu pembalasan.
Kaum yahudi dan nasrani mengaku mengikuti nabi ibrahim yang mengajarkan tauhid, yang dengannya mereka merasa berhak masuk surga, padahal mereka telah me nyimpang. Dugaan mereka itu dibantah dalam ayat ini. Ataukah kamu, orang-orang yahudi dan nasrani, berkata bahwa ibrahim, ismail, ishak, yakub, dan anak cucunya adalah penganut yahudi atau nasrani, agar dakwaan kamu menjadi benar’ katakan lah, kamukah yang lebih tahu tentang hal itu atau Allah’ orang-orang yahudi dan nasrani sebenarnya tahu bahwa ibrahim tidak mungkin beragama yahudi ataupun nasrani, karena dia hidup jauh sebelum nabi musa dan nabi isa, tetapi mereka menyembunyikan hal itu. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya’ yakni persaksian Allah dalam taurat dan injil bahwa nabi ibrahim dan anak cucunya bukan penganut yahudi maupun nasrani dan bahwa Allah akan mengutus nabi Muhammad. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Itulah, yakni nabi ibrahim dan anak cucunya, umat yang telah lalu. Seandainya mereka benar menganut agama yahudi atau nasrani seperti yang kamu duga, perbuatan mereka tidak akan berguna bagi kamu karena mereka mengamalkan agamanya dengan benar, se dangkan kamu tidak. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban ten-tang apa yang dahulu mereka kerjakan.
Al-Baqarah Ayat 140 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 140, Makna Al-Baqarah Ayat 140, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 140, Al-Baqarah Ayat 140 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 140
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)