{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 152.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾
fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfurụn
QS. Al-Baqarah [2] : 152
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Allah memerintahkan orang-orang mukmin agar berzikir kepadanya dan menjanjikan pahala terbaik atasnya. Yaitu pujian di sisi malaikat kepada siapa yang mengingat-Nya. Wahai orang-orang mukmin, berikanlah rasa syukur kalian hanya kepada-Ku, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan, dan jangan memungkiri nikmat-nikmat-Ku kepada kalian.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya:
Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian.
Yakni sebagaimana Aku telah melimpahkan nikmat kepada kalian, maka ingatlah kalian kepada-Ku.
Abdullah ibnu Wahb meriwayatkan dari Hisyam ibnu Sa’id, dari Zaid ibnu Aslam, bahwa Nabi Musa pernah berkata, “Wahai Tuhan-ku, bagaimana aku bersyukur kepada-Mu?” Tuhan berfirman kepadanya, “Ingatlah Aku dan jangan kamu lupakan Aku. Maka apabila kamu ingat kepada-Ku, berarti kamu telah bersyukur kepada-Ku. Apabila kamu lupa kepada-Ku, berarti kamu ingkar kepada-Ku.”
Al-Hasan Al-Basri, Abul Aliyah, As-Saddi, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى selalu mengingat orang yang ingat kepada-Nya, memberikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur kepada-Nya, dan mengazab orang yang ingkar terhadap-Nya.
Salah seorang ulama Salaf mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya:
Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya. (Ali Imran:102)
Bahwa makna yang dimaksud ialah hendaknya kita taat kepada-Nya dan tidak durhaka terhadap-Nya, selalu ingat kepada-Nya dan tidak melupakan-Nya, selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak ingkar terhadap-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabbah, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Imarah As-Saidalani, telah menceritakan kepada kami Makhul Al-Azdi yang mengatakan asar berikut, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Umar, “Bagaimanakah menurutmu tentang orang yang membunuh jiwa, peminum khamr, pencuri, dan pezina yang selalu ingat kepada Allah, sedangkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman: ‘Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian ‘ (Al Baqarah:152)?” Ibnu Umar menjawab, “Apabila Allah mengingat orang ini, maka Dia mengingatnya melalui laknat-Nya hingga dia diam.”
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian.
Makna yang dimaksud ialah: “Ingatlah kalian kepada-Ku dalam semua apa yang telah Kufardukan atas kalian, maka niscaya Aku akan mengingat kalian dalam semua apa yang Aku wajibkan bagi kalian atas diri-Ku”.
Menurut Sa’id ibnu Jubair artinya: “Ingatlah kalian kepada-Ku dengan taat kepada-Ku, niscaya Aku selalu ingat kepada kalian dengan magfirah (ampunan)-Ku”. Menurut riwayat yang lain disebutkan “dengan rahmat-Ku”.
Dari Ibnu Abbas sehubungan dengan takwil firman-Nya:
Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian.
Disebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah ‘ingat Allah kepada kalian jauh lebih banyak daripada ingat kalian kepada-Nya’.
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam dirinya, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam diri-Ku, dan barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam suatu golongan, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam golongan yang lebih baik daripada golongannya.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah, dari Anas yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Hai anak Adam, jika kamu ingat kepada-Ku di dalam dirimu, niscaya Aku ingat pula kepadamu di dalam diri-Ku. Dan jika kamu mengingat-Ku di dalam suatu golongan, niscaya Aku ingat pula kepadamu di dalam golongan dari kalangan para malaikat -atau beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Di dalam golongan yang lebih baik dari golonganmu’-. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku satu jengkal, niscaya Aku mendekat kepadamu satu hasta. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekat kepadamu satu depa. Dan jika kamu datang kepada-Ku jalan kaki, niscaya Aku datang kepadamu dengan berlari kecil.
Sanad hadis ini sahih, diketengahkan oleh Imam Bukhari melalui hadis Qatadah yang di dalamnya disebutkan bahwa Qatadah mengatakan, “Makna yang dimaksud dari keseluruhannya ialah rahmat Allah lebih dekat kepadanya.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan bersyukur dan menjanjikan pahala bersyukur berupa tambahan kebaikan dari-Nya. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat)-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim:7)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Al-Fudail ibnu Fudalah (seorang lelaki dari kalangan Bani Qais), telah menceritakan kepada kami Abu Raja Al-Ataridi yang mengatakan bahwa Imran Ibnu Husain keluar menemui kami memakai jubah kain sutra campuran yang belum pernah kami lihat dia memakainya, baik sebelum itu ataupun sesudahnya. Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Barang siapa dianugerahi suatu nikmat oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menyukai bila melihat penampilan dari nikmat yang telah Dia berikan kepada makhluk-Nya. Dan adakalanya Rauh mengatakan ‘kepada hamba-Nya”.
Tafsir Ayat:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ “Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, nis-caya Aku ingat (pula) kepadamu.” Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan hamba-hambaNya untuk mengingatNya, dan menjanjikan baginya sebaik-baik balasan yaitu bahwa Allah akan mengingatnya pula, yaitu bagi orang yang ingat kepadaNya, sebagaimana yang disabdakan dari lisan RasulNya,
مَنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ، وَمَنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ.
“Barangsiapa yang menyebut (mengingat)Ku pada dirinya, niscaya Aku akan mengingatnya pada DiriKu, dan barangsiapa yang menyebut (mengingat)Ku pada khalayak ramai, niscaya Aku akan mengingatnya pula pada khalayak ramai yang lebih baik dari mereka.” ( Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 7405; dan Muslim, no. 2675: dari Abu Hurairah)
Dzikir kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ yang paling istimewa adalah dzikir yang dilakukan dengan hati dan lisan yaitu dzikir yang menumbuhkan ma’rifat kepada Allah, kecintaan padaNya, dan menghasil-kan ganjaran yang banyak dariNya. Dzikir adalah puncak rasa syukur. Oleh Karena itu Allah memerintahkan hal itu secara khusus, kemudian memerintahkan untuk bersyukur secara umum seraya berfirman, وَاشْكُرُوا لِيْ “Dan bersyukurlah kepadaKu,” maksudnya, terhadap apa yang telah Aku nikmatkan kepada kalian dengan nikmat-nikmat tersebut dan Aku jauhkan dari kalian berbagai ma-cam kesulitan. Syukur itu dilakukan dengan hati berupa pengakuan atas kenikmatan yang didapatkan, dengan lisan berupa dzikir dan pujian, dan dengan anggota tubuh berupa ketaatan kepada Allah serta kepatuhan terhadap perintahNya dan menjauhi laranganNya. Syukur itu menyebabkan kelanggengan nikmat yang telah dida-patkan dan menambah kenikmatan yang belum didapatkan.
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ
“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah, (nikmat) kepadamu.” (Ibrahim: 7).
Dengan adanya perintah untuk bersyukur setelah kenikmatan agama, seperti ilmu dan penyucian akhlak, serta taufik kepada pengamalan, merupakan penjelasan bahwa hal itu adalah sebesar-besarnya kenikmatan, bahkan dia adalah kenikmatan yang sebe-narnya yang akan selalu eksis bila yang lainnya lenyap. Dan seyog-yanya bagi orang yang diberikan taufik kepada ilmu dan amal agar bersyukur kepada Allah atas semua itu, agar Allah menambahkan nikmatNya dan menghindarkan dirinya dari rasa bangga diri hingga akhirnya dia hanya sibuk dengan bersyukur.
Dan ketika kebalikan dari rasa syukur adalah pengingkaran, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ melarang pengingkaran tersebut seraya berfirman, وَلا تَكْفُرُونِ “Dan janganlah kamu mengingkari nikmatKu,” maksud dari pengingkaran di sini adalah suatu hal yang bertolak belakang dengan bersyukur, yaitu ingkar terhadap kenikmatan yang diberikan dan menampiknya, serta tidak bersyukur kepadaNya.
Kemungkinan juga maknanya adalah bersifat umum, maka pengingkaran itu ada bermacam-macam, dan yang paling besar adalah pengingkaran terhadap Allah, kemudian macam-macam kemaksiatan dengan segala bentuk dan jenisnya dari kesyirikan dan selainnya.
Atas semua kenikmatan itu, Allah menyuruh kaum muslim untuk selalu mengingat-Nya. Maka ingatlah kepada-ku, baik melalui lisan dengan melafalkan pujian, melalui hati dengan mengingat kekuasaan dan kebijaksanaan Allah, maupun melalui fisik dengan menaati Allah. Jika kamu mengingatku, aku pun pasti akan ingat kepadamu dengan melimpahkan pahala, pertolongan, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Bersyukurlah pula kepada-ku atas nikmat-ku dengan menggunakannya di jalan-ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-ku, kepada nikmatnikmatku, dan mempergunakannya untuk berbuat maksiat. Tidak saja melimpahkan nikmat-Nya, Allah juga menimpakan berbagai cobaan kepada orang yang beriman. Karena itu, Allah meminta mereka bersabar dan terus melaksanakan salat. Wahai orang-orang yang beriman! mohonlah pertolongan kepada Allah, baik dalam rangka melaksanakan kewajiban, menjauhi larangan, maupun menghadapi cobaan, yaitu dengan sabar dan salat yang disertai rasa khusyuk, sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar dengan memberikan pertolongan dan keteguhan hati dalam menghadapi segala cobaan.
Al-Baqarah Ayat 152 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 152, Makna Al-Baqarah Ayat 152, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 152, Al-Baqarah Ayat 152 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 152
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)