{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 164.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ ﴿١٦٤﴾
inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri wal-fulkillatī tajrī fil-baḥri bimā yanfa’un-nāsa wa mā anzalallāhu minas-samā`i mim mā`in fa aḥyā bihil-arḍa ba’da mautihā wa baṡṡa fīhā ming kulli dābbatiw wa taṣrīfir-riyāḥi was-saḥābil-musakhkhari bainas-samā`i wal-arḍi la`āyātil liqaumiy ya’qilụn
QS. Al-Baqarah [2] : 164
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.
Sesungguhnya pada penciptaan langit dengan ketinggian dan keluasannya, bumi dengan gunung-gunung, lembah-lembah dan lautan-lautannya, perbedaan malam dan siang, panjang dan pendeknya, gelap dan terangnya, dan pergantiannya di mana yang satu hadir menggantikan yang lain, perahu-perahu yang berjalan diatas air yang membawa manfaat bagi manusia, air hujan yang Allah turunkan dari langit, lalu dengannya Dia menghidupkan bumi sehingga ia menjadi hijau dan indah setelah sebelumnya kering dan gersang tanpa tanaman, hewan-hewan yang melata di muka bumi yang Allah sebarkan, bertiupnya angin yang Dia karuniakan kepada kalian, awan yang tunduk di antara langit dan bumi, sesungguhnya pada semua bukti-bukti diatas terdapat tanda-tanda bagi keesaan Allah dan keagungan nikmat-Nya bagi kaum yang memahami titik-titik dalil, mengerti bukti-bukti-Nya atas keesaan-Nya dan bahwa hanya Dia yang berhak disembah.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang kita lihat sekarang ketinggiannya, keindahannya, keluasannya, bintang-bintangnya yang beredar, yang tetap, serta perputaran falak (kosmik)nya, dan bumi ini yang dengan kepadatannya, lembah-lembahnya, gunung-gunungnya, lautannya, padang saharanya, hutan belantaranya, dan keramaiannya serta segala sesuatu yang ada padanya berupa berbagai macam manfaat, pergantian malam dan siang hari, datang, lalu pergi, kemudian digantikan dengan yang lainnya secara silih berganti tanpa ada keterlambatan barang sedikit pun, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Tidaklah mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yaa Siin:40)
Adakalanya yang ini panjang dan yang itu pendek, dan adakalanya yang ini mengambil sebagian waktu dari yang itu. Demikianlah set-rusnya secara bergantian, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. (Al Hajj: 61, Luqman: 29, Fathir: 13, Al-Hadid: 6)
Dengan kata lain, menambahkan yang ini dari yang itu dan menambahkan yang itu dari yang ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia.
Yakni Allah menundukkan laut agar dapat membawa berlayar perahu-perahu dari satu pantai ke pantai yang lain untuk keperluan penghidupan manusia dan dapat dimanfaatkan oleh para penduduk yang berada di kawasan tersebut, sebagai jalur transportasi untuk mengangkut keperluan-keperluan dari suatu pantai ke pantai yang lainnya secara timbal balik.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya.
Ayat ini semakna dengan ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka darinya mereka makan —sampai dengan firman-Nya, “Maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”— (Yaa Siin:33-36).
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan. (Al Baqarah:164)
dengan berbagai macam bentuk, warna, kegunaan, kecil, dan besar-nya. Dia Maha Mengetahui semuanya itu dan Dia memberinya rezeki, tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya dari hal itu, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Huud:6)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan pengisaran angin.
Yakni adakalanya datang membawa rahmat, dan adakalanya datang membawa bencana. Adakalanya angin datang membawa tanda yang menggembirakan, yaitu awan yang mengandung hujan, adakalanya angin menggiringnya dan menghimpunkannya, dan adakalanya mencerai-beraikannya, lalu mengusirnya. Kemudian adakalanya ia datang dari arah selatan yang dikenal dengan angin syamiyah, adakalanya datang dari arah negeri Yaman, dan adakalanya bertiup dari arah timur yang menerpa bagian muka Ka’bah, kemudian adakalanya ia bertiup dari arah barat yang menerpa dari arah bagian belakang Ka’bah. Memang ada sebagian orang yang menulis tentang angin, hujan, dan bintang-bintang ke dalam banyak karya tulis, yang pembahasannya memerlukan keterangan yang panjang bila dikemukakan di sini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi.
Yakni bergerak antara langit dan bumi, ditundukkan menuju tempat-tempat yang dikehendaki oleh Allah dan dipalingkan menurut apa yang dikehendaki-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Yakni dalam kesemuanya itu benar-benar terdapat tanda-tanda yang jelas menunjukkan keesaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan kebesaran kekuasaan-Nya. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran:190-191)
Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Sa’id Ad-Dusytuki, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakek, dari Asy’as ibnu Ishaq, dari Ja’far ibnu Abul Mugirah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan hadis berikut: Orang-orang Quraisy datang kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu mereka berkata, “Hai Muhammad, sesungguhnya kami menginginkan kamu mendoakan kepada Tuhanmu agar Dia menjadikan Bukit Safa ini emas buat kami. Untuk itu maka kami akan membeli kuda dan senjata dengannya, dan kami akan beriman kepadamu serta berperang bersamamu.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Berjanjilah kalian kepadaku, bahwa sekiranya aku berdoa kepada Tuhanku, kemudian Dia menjadikan bagi kalian Bukit Safa emas, kalian benar-benar akan beriman kepadaku.” Maka mereka mengadakan perjanjian dengan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk hal tersebut. Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa kepada Tuhannya, dan datanglah Malaikat Jibril kepadanya, lalu berkata, “Sesungguhnya Tuhanmu sanggup menjadikan Bukit Safa emas buat mereka, dengan syarat jika mereka tidak juga beriman kepadamu, maka Allah mengazab mereka dengan siksaan yang belum pernah Dia timpakan kepada seorang pun di antara makhluk-Nya.” Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata, “Wahai Tuhanku, tidak, lebih baik biarkanlah aku dan kaumku. Aku akan tetap menyeru mereka dari hari ke hari.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia.” (Al Baqarah:164), hingga akhir ayat.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula dari jalur lain melalui Ja’far ibnu Abul Mugirah dengan lafaz yang sama. Ia menambahkan di akhirnya:
(Malaikat Jibril berkata), “Mengapa mereka meminta kepadamu Bukit Safa (agar dijadikan emas), padahal mereka melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang lebih besar daripada Bukit Safa itu?”
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Huzaifah, telah menceritakan kepada kami Syibl, dari Ibnu Abu Nujaih, dari Ata yang menceritakan bahwa diturunkan ayat berikut kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika di Madinah, yaitu firman-Nya: Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al Baqarah:163) Maka orang-orang kafir Quraisy di Mekah berkata, “Bagaimanakah dapat memenuhi manusia semuanya hanya dengan satu Tuhan?” Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia —sampai dengan firman-Nya— sungguh (terdapat) tanda-tanda (kebesaran dan keesaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Al Baqarah:164)
Dengan demikian, maka mereka mengetahui bahwa Tuhan adalah Yang Maha Esa, dan Dia adalah Tuhan segala sesuatu serta Yang Menciptakan segala sesuatu.
Waki’ ibnul Jarrah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari ayahnya, dari Abud Duha, bahwa ketika firman-Nya berikut diturunkan: Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa. (Al Baqarah:163), hingga akhir ayat. Maka orang-orang musyrik berkata, “Sekiranya demikian, hendaklah dia (Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mendatangkan kepada kami suatu tanda (bukti).” Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang —sampai dengan firman-Nya— kaum yang memikirkan. (Al Baqarah:164)
Kemudian Allah menyebutkan dalil-dalil yang terperinci,
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa pada makhluk-makhluk yang besar tersebut ada tanda-tanda, yaitu dalil-dalil bagi keesaan Allah, Sang Pencipta, KetuhananNya, keagungan kekuasaan-Nya, kasih sayangNya, dan seluruh sifat-sifatNya, akan tetapi hal itu لِقَوْمٍ يَعْقِلُون “bagi kaum yang mengerti,” maksudnya, bagi mereka yang memiliki akal sehat yang mereka pakai sesuai dengan fung-sinya. Oleh karena itu, sebesar apa kadar yang dikaruniakan oleh Allah terhadap hambaNya dari akal tersebut, sebesar itu pula dia mengambil manfaat dari ayat-ayat itu dengan akal, pemikiran, dan perenungannya, maka dalam خَلْقِ السَّمَاوَاتِ “penciptaan langit,” bagaimana ia ditinggikan, diluaskan, dikokohkan, dan dimantapkan serta apa yang diciptakan oleh Allah padanya seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang, serta pengaturannya demi kemaslahatan hamba-hambaNya dan dalam penciptaan وَالأرْضِ “bumi,” sebagai tempat istirahat bagi makhluk, yang bisa ditempati sebagai tempat tinggal mereka, dan mengambil manfaat dari segala yang ada padanya, serta menjadi pelajaran, yang semua itu menunjukkan pada keesaan Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam penciptaan dan pengaturan, juga penjelasan akan keagungan Kuasa Allah yang dengannya Dia menciptakan bumi tersebut, juga hikmahNya yang dengannya Dia mengokohkan, memperindah dan merapikannya, ilmu dan rahmat-Nya yang dengannya Dia menyimpan berbagai macam manfaat bagi makhluk, kemaslahatan, keperluan, dan kebutuhan-kebutuhan mereka, dalam hal tersebut maka ayat itu adalah ayat yang paling kuat dalam menunjukkan kesempurnaan Allah dan hakNya untuk diesakan dalam hal ibadah, karena keesaanNya dalam mencipta, mengatur, dan mengurus hamba-hambaNya.
Dan dalam اخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ “silih bergantinya malam dan siang,” maksudnya, saling susul menyusul secara kontinu, apabila salah satunya berlalu, maka yang lain akan menggantikannya, dan pada keadaan silih berganti antara keduanya dalam hal panas, dingin, dan normal, panjang, pendek dan pertengahan, serta apa pun yang diakibatkan olehnya seperti musim-musim yang menjadi bagian dalam keteraturan kemaslahatan anak cucu Adam, hewan-hewan dan seluruh yang berada di atas muka bumi ini dari pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, semua itu dengan teratur, tersusun, dan terlaksana dengan rapi yang dikagumi oleh akal manusia, yang tidak mampu dijangkau oleh orang-orang yang perkasa; semua itu menunjukkan Kuasa Pengaturnya, ilmuNya, hikmahNya, rahmat-Nya yang luas, kelembutanNya yang sempurna, pengaturan dan penertibanNya yang dilakukanNya sendiri, keagunganNya dan keagungan kerajaanNya serta kekuasaanNya, itu semua mengha-ruskan agar Dia diesakan, disembah, dicintai, diagungkan, ditakuti, diharap, serta segala usaha dikerahkan untuk mendapatkan kecin-taan dan keridhaanNya.
Dan dalam وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ “bahtera yang berlayar di laut,” maksudnya perahu dan kapal atau semacamnya dari benda-benda yang diberikan petunjuk oleh Allah kepada manusia dalam menciptakannya, Dia menciptakan buat mereka sarana-sarana bagian dalam maupun bagian luar yang mampu mereka lakukan, kemudian Dia menyiapkan untuk mereka lautan yang luas, angin yang membawa kapal mereka dan segala yang ada di dalamnya seperti para penumpang, harta benda, dan barang-barang yang merupakan manfaat bagi manusia, dan dengan suatu hal yang tegak di atasnya kemaslahatan mereka dan teraturnya kehidupan mereka.
Oleh karena itu, siapakah yang mengilhami mereka untuk membuat kapal, dan membuat mereka mampu menciptakannya? Siapa yang menciptakan untuk mereka alat-alat tersebut yang merupakan sarana mereka dalam membuat kapal? Atau siapakah yang menundukkan lautan itu hingga kapal mereka berlayar di atasnya dengan izinNya dan penyiapan lautan serta angin? Atau siapakah yang menciptakan bagi kendaraan laut maupun darat bahan bakar dan pertambangan yang diperuntukkan membawanya dan mem-bawa segala isinya dari harta benda? Apakah perkara-perkara itu semua terjadi dengan suatu kesepakatan? Ataukah dikerjakan sendiri oleh makhluk yang lemah lagi tak berdaya ini, yang keluar dari perut ibunya dengan tidak berilmu dan tidak pula kuasa atas apa pun, kemudian Rabbnya menciptakan untuknya kekuatan dan ilmu sesuai dengan kehendakNya? Ataukah yang melakukan itu adalah Tuhan Yang Satu, Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, yang tidak lemah atas segala sesuatu dan tidak terhalang bagiNya sesuatu pun, akan tetapi segala sesuatu itu tunduk di bawah kerububiyahan DiriNya, pasrah dalam keagunganNya, dan patuh terhadap kekuasaanNya?
Peran paling tinggi seorang hamba yang lemah adalah bahwa Allah menjadikan dirinya sebagai suatu bagian dari bagian-bagian penyebab yang dengannya terwujudlah perkara-perkara yang besar tersebut. Ini semua menunjukkan rahmat Allah dan perhatianNya kepada makhlukNya. Yang demikian itu mengharuskan agar kecintaan, takut, harap, segala macam ketaatan, ketundukan, dan pengagungan hanyalah untukNya semata.
وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ “Dan apa yang diturunkan oleh Allah dari langit berupa air,” yaitu hujan yang turun dari awan, فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا “lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya,” lalu terlihatlah berbagai macam makanan pokok, berbagai bentuk tumbuh-tumbuhan yang menjadi kebutuhan dasar makhluk, di mana mereka tidak akan hidup tanpanya, bukankah hal itu adalah dalil atas Kuasa Dzat yang menurunkannya, yang mengeluarkan dengannya segala yang tumbuh dan dalil atas rahmatNya, kelembutanNya terhadap hamba-hambaNya, perhatianNya terhadap kemaslahatan mereka, serta besarnya kebutuhan dan keperluan mereka kepadaNya dari segala aspek? Bukankah konsekuensi dari itu semua adalah wajibnya Dia menjadi Dzat yang mereka sembah dan menjadi Rabb mereka? Tidakkah itu adalah sebuah dalil tentang (kekuasaan Allah dalam) menghidupkan yang sudah meninggal dan membalas semua amal-amal mereka?
وَبَثَّ فِيهَا “Dan Dia sebarkan di bumi itu,” maksudnya, di muka bumi مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ “segala jenis hewan,” maksudnya, Dia sebarkan pada segala penjuru bumi, bermacam-macam hewan yang menjadi dalil atas kekuatan besar, keagungan, keesaan, dan kekuasaanNya yang agung, dan Dia menundukkannya untuk manusia agar mereka manfaatkan dalam segala bentuk pemanfaatan, di antaranya adalah apa yang mereka makan dagingnya, mereka minum air susunya, memakainya sebagai kendaraan, menjadikannya sebagai penolong dalam kemaslahatan dan penjagaan mereka, atau sebagai pelajaran. Dan Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebarkan padanya hewan-hewan dan bertanggung jawab atas rizki mereka dan menjamin makanan mereka, karena tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat ditambatkannya.
Dan dalam وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ “pengisaran angin,” baik yang dingin, panas, selatan, utara, timur, barat dan di antara itu semua, terkadang menggiring awan, dan terkadang pula mengumpulkannya, terkadang membawa penyemai tanaman dan terkadang mencurahkannya, terkadang memisahkannya, menghilangkan bahayanya, terkadang menjadi rahmat dan terkadang pula menjadi azab. Siapakah yang mengatur semua kejadian-kejadian seperti itu dan yang menyimpan padanya manfaat bagi hamba yang sangat mereka butuhkan? Dia kemudian menundukkannya agar seluruh makhluk dapat hidup di dalamnya, maka berkembanglah manusia, hewan, pepohonan, biji-bijian, dan tumbuh-tumbuhan, tidak ada yang melakukan semua itu melainkan Allah, Dzat yang Mahaperkasa, Mahabijaksana lagi Maha Penyayang dan Lemah Lembut terhadap hamba-hambaNya, yang berhak dihadapkan kepadaNya segala ketundukan, ketaatan, kecintaan, kepasrahan, dan ibadah. Dan dalam menundukkan awan antara langit dan bumi dengan segala kelembutan dan keringanannya tetapi mampu membawa air banyak yang digiring oleh Allah ke tempat yang dikehendakiNya, hingga hiduplah dengannya suatu negeri dan manusia, menyirami pegunungan dan dataran-dataran rendah, menurunkannya bagi manusia saat mereka membutuhkannya, lalu apabila dengan ba-nyaknya yang turun akan membahayakan mereka, pastilah akan Dia tahan untuk mereka, kemudian menurunkannya sebagai rahmat dan kasih sayang, Dia mengaturnya sebagai perlindungan dan penjagaan, juga menunjukkan betapa agung kekuasaan Allah itu, betapa melimpah kebaikanNya, dan betapa kasih karuniaNya.
Oleh karena itu, bukankah suatu yang tercela bila hamba menikmati rizkiNya, hidup dengan kebaikanNya, sedang mereka menggunakan semua itu dalam rangka bermaksiat kepadaNya dan dalam kemurkaanNya? Bukankah itu adalah dalil atas kepe-murahan, kesabaran, maaf, pengampunan, dan keagungan kasih sayangNya? Segala puji hanya milikNya, yang pertama dan yang terakhir, lahir maupun batin.
Kesimpulannya, bahwa setiap kali seorang yang berakal me-renungkan makhluk-makhluk itu, pikirannya berkonsentrasi pada indahnya penciptaan, lalu semakin jauh ia merenungkan hasil-hasil ciptaan itu dan segala yang dikandungnya dari kebaikan dan hikmah yang dalam, niscaya ia akan mengetahui bahwa mereka itu diciptakan untuk sesuatu yang benar dan dengan sesuatu yang benar, dan bahwasanya semua itu adalah lembaran-lembaran ayat, kitab-kitab, dan dalil-dalil atas apa yang dikabarkan oleh Allah tentang diriNya dan keesaanNya, dan apa yang dikabarkan oleh para Rasul tentang Hari Kiamat, dan bahwasanya semua itu ada-lah hal-hal yang ditundukkan, yang tidak sulit bagi Dzat yang mengatur dan mengelolanya. Akhirnya, dapat engkau ketahui bahwa alam atas maupun alam bawah, semuanya membutuhkanNya dan bergantung kepadaNya, dan bahwa Dia adalah Dzat yang Maha-kaya secara pribadi dari seluruh makhluk. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan tiada Rabb selainNya.
Ketahuilah, sesungguhnya pada penciptaan langit dengan ketinggian dan keluasannya serta benda-benda angkasa di lingkupnya; dan bumi yang terhampar luas; pergantian malam dan siang dengan perubahan panjang-pendeknya dan kemanfaatan masing-masing; kapal dan perahu yang berlayar di laut dengan membawa muatan berupa manusia dan aneka ragam barang yang bermanfaat bagi manusia; apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu dihidupkan-Nya bumi dengan berbagai macam tumbuhan setelah tanaman tersebut mati atau kering; apa yang dia tebarkan di dalam dan di permukaan-Nya berupa bermacam-macam binatang; dan perkisaran angin, baik yang semilir maupun yang kencang; dan awan yang menggumpal dan dikendalikan untuk bergelantungan antara langit dan bumi; semua itu sungguh merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti, menggunakan akalnya untuk mengambil pelajaran. Dan di antara manusia, meski telah menyaksikan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang demikian banyak dan jelas, masih ada saja orang yang menyembah tuhan selain Allah. Mereka menjadikannya sebagai tandingan Allah, yang mereka cintai seperti mereka mencintai Allah. Mahasuci Allah dari segala tandingan dan sekutu. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah melebihi cinta orang musyrik kepada sesembahan dan berhala mereka. Mereka tidak mempersekutukan Allah dengan apa pun. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat dan mengetahui, ketika mereka melihat, menerima, dan merasakan azab pada hari kiamat, sedang mereka dan sesembahan mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka mereka baru menyadari bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya. Ketika itulah mereka baru menyesali kezaliman yang telah mereka lakukan, penyesalan yang tidak berguna sedikit pun.
Al-Baqarah Ayat 164 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 164, Makna Al-Baqarah Ayat 164, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 164, Al-Baqarah Ayat 164 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 164
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)