{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 286.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ﴿٢٨٦﴾
lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn
QS. Al-Baqarah [2] : 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
Agama Allah adalah agama yang mudah, tidak ada kesulitan padanya. Allah tidak menuntut dari hamba-hamba-Nya sesuatu yang mereka tidak mampu melakukannya. Siapa yang melakukan kebaikan, maka dia mendapatkan balasan kebaikan. Siapa yang melakukan sebaliknya, maka dia mendapatkan sebaliknya. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau menyiksa kami bila kami lupa terhadap sesuatu yang telah Engkau wajibkan atas kami, atau bila kami berbuat salah dalam melakukan sesuatu dari apa yang Engkau larang kami dari mengerjakannya. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau membebani kami amal-amal yang berat yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang durhaka sebelum kami sebagai hukuman atas mereka. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau membebani kami dengan beban-beban dan musibah-musibah yang kami tidak kuasa memikulnya. Hapuslah dosa-dosa kami, tutupilah aib-aib kami, berbuat baiklah kepada kami, Engkau adalah pemegang urusan kami dan pengaturnya, tolonglah kami atas orang-orang yang mengingkari agama-Mu dan mengingkari keesaan-Mu serta mendustakan Nabi-Mu Muhammad, jadikanlah akibat yang baik bagi kami atas mereka di dunia dan akhirat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Dengan kata lain, seseorang tidak dibebani melainkan sebatas kesanggupannya. Hal ini merupakan salah satu dari lemah-lembut Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada makhluk-Nya dan kasih sayang-Nya kepada mereka, serta kebaikan-Nya kepada mereka.
Ayat inilah yang me-nasakh dan merevisi apa yang sangat dikhawatirkan oleh para sahabat dalam firman-Nya:
Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatan itu. (Al Baqarah:284)
Yakni sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sekalipun melakukan perhitungan hisab dan menanyai, tetapi Dia tidak menyiksa kecuali terhadap hal-hal yang orang yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk menolaknya. Adapun terhadap hal-hal orang yang bersangkutan tidak mempunyai kemampuan untuk menolaknya, seperti bisikan hati, maka manusia tidak dibebaninya, dan benci terhadap bisikan yang jahat termasuk iman.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Ia mendapat pahala dari apa yang diusahakannya.
Yakni dari kebaikan yang diusahakannya.
Dan ia mendapat siksa dari apa yang dikerjakannya.
Yaitu dari kejahatan yang dikerjakannya. Yang demikian itu berlaku atas semua amal perbuatan yang termasuk ke dalam taklif.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, bagaimana cara memohon kepada-Nya dan Dia menjamin akan memperkenankannya, seperti yang diajarkan kepada mereka melalui firman-Nya:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau tersalah, (Al Baqarah:286)
Maksudnya, jika kami meninggalkan suatu hal yang difardukan karena lupa, atau kami mengerjakan sesuatu yang haram karena lupa, atau kami keliru dari hal yang dibenarkan dalam beramal, karena kami tidak mengetahui cara yang dianjurkan oleh syariat. Dalam hadis sahih Muslim yang lalu telah disebutkan melalui hadis Abu Hurairah hal seperti berikut: Allah berfirman, “Ya.”
Demikian pula dalam hadis Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Aku telah melakukan(nya).
Ibnu Majah meriwayatkan di dalam kitab sunnahnya dan Ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya melalui hadis Umar dan Al-Auza’i, dari Ata, menurut Ibnu Majah di dalam riwayatnya menyebutkan dari Ibnu Abbas, dan Imam Tabrani serta Ibnu Hibban mengatakan dari Ata, dari Ubaid ibnu Umair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku keliru, lupa, dan apa yang dipaksakan kepada mereka untuk melakukannya.
Hadis ini diriwayatkan pula melalui jalur yang lain. Imam Ahmad Ibnu Abu Hatim menilai hadis ini ada celanya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Huzali, dari Syahr, dari Ummu Darda, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah memaafkan umatku terhadap tiga perkara, yaitu keliru, lupa, dan dipaksa. Abu Bakar mengatakan bahwa lalu ia menuturkan hadis ini kepada Al-Hasan. Maka Al-Hasan menjawab, “Memang benar, apakah engkau tidak membaca hal tersebut di dalam Al-Qur’an?”, yaitu firman-Nya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (Al Baqarah:286)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami.
Artinya, janganlah Engkau membebani kami dengan amal-amal yang berat, sekalipun kami sanggup mengerjakannya, seperti yang telah Engkau syariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum kami, berupa belenggu-belenggu dan beban-beban yang dipikulkan di pundak mereka. Engkau telah mengutus Nabi-Mu —yaitu Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ— sebagai nabi pembawa rahmat yang di dalam syariatnya Engkau telah memerintahkannya untuk menghapus semua beban tersebut, sebagai agama yang hanif, mudah, lagi penuh dengan toleransi.
Telah disebutkan di dalam hadis sahih Muslim, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda bahwa setelah ayat itu diturunkan, Allah berfirman, “Ya.”
Disebutkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda, “Setelah ayat ini diturunkan, Allah berfirman, ‘Aku telah melakukannya’.”
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur disebutkan dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Aku diutus dengan membawa agama yang hanif (cenderung kepada perkara yang hak) lagi samhah (penuh dengan toleransi/keringanan).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
Yakni dari beban, musibah, dan cobaan, atau janganlah Engkau menguji (mencoba) kami dengan cobaan yang tidak kuat kami hadapi.
Makhul telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (Al Baqarah:286), Yaitu hidup melajang dan memperturutkan hawa nafsu, riwayat Ibnu Abu Hatim. Allah menjawab, “Ya.” Di dalam hadis lain Allah menjawab, “Aku telah melakukan(nya).”
Beri maaflah kami.
Artinya, maafkanlah semua kelalaian dan kekeliruan kami menurut pengetahuan-Mu menyangkut semua hal yang terjadi antara kami dan Engkau.
…ampunilah kami…
Yaitu atas semua kelalaian dan kekeliruan antara kami dan hamba-hamba-Mu, maka janganlah Engkau menampakkan kepada mereka keburukan-keburukan kami dan amal perbuatan kami yang tidak baik.
…dan rahmatilah kami…
Yakni untuk masa datang kami. Karena itu, janganlah Engkau jerumuskan kami ke dalam dosa yang lain berkat taufik dan bimbingan-Mu.
Berangkat dari pengertian inilah maka mereka mengatakan bahwa sesungguhnya orang yang berdosa itu memerlukan tiga perkara, yaitu pemaafan dari Allah atas dosanya yang terjadi antara dia dengan Allah, dosanya ditutupi oleh Allah dari mata hamba-hamba-Nya hingga ia tidak dipermalukan di antara mereka, dan dipelihara oleh Allah hingga tidak lagi terjerumus ke dalam dosa yang serupa.
Dalam hadis yang lalu telah disebutkan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Ya,” dan dalam hadis yang lainnya disebutkan bahwa Allah berfirman, “Telah Aku lakukan,” sesudah ayat ini diturunkan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Engkaulah Penolong kami.
Artinya, Engkau adalah Pelindung dan Penolong kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal, dan Engkaulah yang dimintai pertolongan, dan hanya kepada Engkaulah berserah diri, tiada daya dan tiada kekuatan bagi kami kecuali dengan pertolongan-Mu.
…maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
Yakni orang-orang yang ingkar kepada agama-Mu, ingkar kepada keesaan-Mu dan risalah Nabi-Mu, dan mereka menyembah selain-Mu serta mempersekutukan Engkau dengan seseorang di antara hamba-hamba-Mu. Tolonglah kami terhadap mereka, dan jadikanlah akibat yang terpuji bagi kami atas mereka di dunia dan akhirat. Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Ya.” Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui Ibnu Abbas, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Telah Aku lakukan.”
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Musanna Ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Na’im, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, bahwa Mu’az r.a. apabila selesai dari bacaan surat ini yang diakhiri dengan fimnan-Nya: Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (Al Baqarah:286), maka ia selalu mengucapkan, “Amin.”
Asar ini diriwayatkan pula oleh Waki’, dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari seorang lelaki, dari Mu’az ibnu Jabal. Disebutkan bahwa sahabat Mu’az ibnu Jabal apabila mengkhatamkan surat Al-Baqarah selalu mengucapkan, “Amiin.”
285-286. Terdapat riwayat shahih dari Nabi bahwa siapa yang membaca dua ayat ini pada malam hari, maka itu cukuplah baginya, yakni dari segala kejahatan (keburukan). Hal itu karena kedua ayat ini meliputi ayat yang agung. Allah telah memerintahkan kepada manusia dalam awal ayat ini untuk beriman dengan segala pokok-pokok dalam firmanya, ”Katakanlah (hai orang-orang Mukmin), Kami berikan kepada Allah apa yang dia turunkan kepada kami.” Allah mengabarkan dalam ayat ini bahwasanya Rasululoh dan orang-orang yang bersamanya dari orang Mukmin telah beriman kepada pokok-pokok yang agung ini; kepada seluruh Rasul, dan seluruh kitab-kitab, dan mereka tidak melakukan perbuatan seperti orang-orang yang beriman dengan sebagian dan mengingkari sebagian lainya, seperti kondosi orang-orang yang menyimpang dari pemeluk-pemeluk agama lain yang tersesat. dirangkaiannya secara urut kaum Mukminin dengan Rasululoh dan disebutnya mereka sumua dengan satu kabar saja, merupakan kemuliaan yang besar bagi kaum Mukminin. Ayat ini juga menunjukan bahwa Rasululloh sama dengan umatnya dalam hal sebagai sasaran perintah syar’i, pelaksanaan beliau yang sempurna dan bahwasanya beliau itu lebih tinggi dari kaum Mukminin bahkan lebih tinggi dari seluruh Rasul dalam pelaksanaan keimanan dan hak-haknya. Dan firmanNya, ”Dan mereka megatakan, kami dengar dan taat,” Konsisiten kaum Mukminin ini adalah umum terhadap semua yang dibawa oleh nabi dari al-qur’an dan as-sunah. Dan bahwasanya mereka mendengar beliau dengan maksud penerimaan, ketundukan dan kepatuhan. Kandungan dari itu adalah penghambaan mereka terhadap Allah dalam rangka memohon pertolongan untuk melaksanakanya dan bahwasanya Allah mengampuni mereka atas kelalaian mereka dari kewajiban-kewajiban dan apa yang mereka kerjakan dari hal-hal yang di haramkan. Mereka juga menghambakan diri kepada Allah dalam doa-doa yang penuh manfaat tersebut, dan Allah telah memenuhi doa mereka melalui lisan Nabi mereka yang bersabda (dalam sebuah hadis Qudsi) “Sungguh aku telah melakukanya,” Doa-doa ini akan di terima dari seluruh kaum Mukminin secara pasti, dan juga dari pribadi-pribadi mereka tersebut. hal itu bahwa Allah menggugurkan siksaan mereka dari kesalahn dan kelupaan, dan bahwa Allah memudahkan syariat-syariatNya dengan sangat mudah, dimana Allah tidak memberatkan mereka dengan kesulitan, beban-beban, dan tambahan-tambahan seperti orang-orang sebelum mereka. Allah tidak memberatkan mereka melebihi kemampuan mereka. Allah juga telah mengampuni mereka, merahmati, dan membalas mereka dari orang-orang kafir. Maka kita memohon kepada Allah dengan nama-namaNya dan sipat-sipatNya dan dengan segala yang dikarunikannya kepada kita berupa sikap konsisten kita kepada agamanya agar dia merealisaikan hal itu buat kita agar Allah membuktikan kepada kita apa yang telah mereka janjikan kepada kita malewati lisan NabiNya, dan agar dia memperbaiki kaum Mukminin. Dalam hal ini dapat di ambil kaidah ”kemudahan dan tidak adanya rasa sungkan dalam seluruh perkara agama,” dan kaidah ”ampunan dari kesalahan dan kelupaan dalam perkara ibadah dan terhadap hak-hak Allah dan demikian juga terhadap hak-hak mahkluk dari segi menggugurkan dosa dan tidak mendapat celaan.” Adapun wajibnya menjamin kerusakan-kerusakan yang terjadi atas dasar ketidaksengajaan dan kelalaian terhadap jiwa dan harta, Maka sesungguhnya hal itu akibatkan tindakan pengrusakan tanpa hak, yang disengaja maupun tidak, atau di kerenakan kelalaian. Selesai tafsir surat Al-baqarah, segala puji dan sanjungan hanya bagi Allah, dan shlawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammmad.
Tidak ada yang berat dalam beragama, dan tidak perlu ada kekhawatiran tentang tanggung jawab atas bisikan-bisikan hati, sebab Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia, yakni setiap manusia, mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya walaupun baru dalam bentuk niat dan belum wujud dalam kenyataan, dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya dan wujud dalam bentuk nyata. Mereka berdoa, ya tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa dalam melaksanakan apa yang engkau perintahkan atau kami melakukan kesalahan karena suatu dan lain sebab. Ya tuhan kami, janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami seperti orang-orang yahudi yang mendapat tugas yang cukup sulit karena ulah mereka sendiri, misalnya untuk bertobat harus membunuh diri sendiri. Ya tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya, baik berupa ketentuan dalam beragama maupun musibah dalam hidup dan lainnya. Maafkanlah kami, yakni hapuslah dosa-dosa kami, ampunilah kami dengan menutupi aib kami dan tidak menghukum kami akibat pelanggaran, dan rahmatilah kami dengan sifat kasih dan rahmat-Mu yang luas, melebihi penghapusan dosa dan penutupan aib. Engkaulah pelindung kami, karena itu maka tolonglah kami dengan argumentasi dan kekuatan fisik dalam menghadapi orang-orang kafir. Alif laam miim. Huruf-huruf hijaiah ini juga menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an, sebab di situ terkandung tantangan kepada orangorang musyrik untuk mendatangkan yang serupa dengannya. Satu hal yang tidak pernah bisa mereka lakukan, dan tidak akan pernah ada seorang pun yang bisa melakukannya, padahal ayat Al-Qur’an terdiri atas rangkaian huruf-huruf yang biasa digunakan dalam bahasa arab, dan mereka yang hidup pada saat itu sedang berada pada puncak kemahiran berbahasa.
Al-Baqarah Ayat 286 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 286, Makna Al-Baqarah Ayat 286, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 286, Al-Baqarah Ayat 286 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 286
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)