{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 77.
إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَـٰئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٧٧﴾
innallażīna yasytarụna bi’ahdillāhi wa aimānihim ṡamanang qalīlan ulā`ika lā khalāqa lahum fil-ākhirati wa lā yukallimuhumullāhu wa lā yanẓuru ilaihim yaumal-qiyāmati wa lā yuzakkīhim wa lahum ‘ażābun alīm
QS. Ali ‘Imran [3] : 77
Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.
Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji dan wasiat Allah yang Dia wasiatkan di dalam kitab-kitab yang Dia turunkan kepada nabi-nabi mereka dengan pengganti yang rendah berupa harta dunia dan kekayaannya, mereka tidak mendapatkan bagian dari pahala akhirat, Allah tidak mau berbicara kepada mereka dengan sesuatu yang membahagiakan mereka, tidak mau memandang kepada mereka dengan mata kasih sayang, tidak mau menyucikan mereka dari kotoran dosa dan kekufuran, dan bagi mereka siksa yang menyakitkan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman bahwa sesungguhnya orang-orang yang menukar apa yang telah mereka janjikan kepada Allah yaitu akan mengikuti Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan menceritakan sifat-sifatnya kepada orang-orang banyak serta menjelaskan perkaranya, dan menukar sumpah-sumpah mereka (yang pada hakikatnya adalah sumpah dusta lagi berdosa) dengan harga yang sedikit tak ada artinya. Yang dimaksud dengan harta yang sedikit ialah harta benda dalam kehidupan dunia yang fana ini lagi pasti akan lenyap.
…mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat.
Maksudnya, tiada suatu pahala pun yang mereka peroleh kelak di akhirat, dan akhirat adalah bukan milik mereka, mereka tidak mendapat bagian sama sekali.
dan Allah tidak akan berkata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat.
Yakni tidak mau melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka. Dengan kata lain, Allah tidak akan berbicara dengan mereka secara lemah-lembut dan tidak akan memandang mereka dengan pandangan yang mengandung rahmat.
…dan tidak (pula) akan menyucikan mereka.
Yaitu dari dosa-dosa dan kotoran-kotoran mereka, bahkan Allah memerintahkan agar mereka dicampakkan ke dalam neraka.
Bagi mereka azab yang pedih.
Sehubungan dengan hal ini, banyak hadis yang berkaitan dengan ayat ini akan kami kemukakan sebagian darinya yang mudah didapat.
Hadis pertama, diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, bahwa Ali ibnu Mudrik pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar hadis berikut dari Abu Zur’ah, dari Kharsyah ibnul Hur, dari Abu Zar, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: “Ada tiga macam orang yang Allah tidak akan berbicara dengan mereka, tidak akan melihat kepada mereka, dan tidak pula akan menyucikan mereka, serta bagi mereka azab yang pedih.” Aku (Abu Zar) bertanya, “Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah? Alangkah kecewa dan meruginya mereka.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengulangi sabdanya itu sebanyak tiga kali, lalu bersabda, “Yaitu orang yang memanjangkan kainnya (hingga ke tanah), orang yang melakukan dagangannya dengan sumpah dusta, dan orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya.”
Imam Muslim dan ahlus sunan meriwayatkannya pula melalui hadis Syu’bah dengan lafaz yang sama.
Hadis kedua, diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id, dari Jarir ibnu Hazim, telah menceritakan kepada kami Addi ibnu Addi, telah menceritakan kepadaku Raja ibnu Haiwah dan Al-Urs ibnu Umairah, dari ayahnya (yaitu Addi alias Ibnu Umairah Al-Kindi) yang menceritakan bahwa ada seorang lelaki dari Kindah yang dikenal dengan nama Umru-ul Qais ibnu Amir bersengketa dengan seorang lelaki dari Hadramaut di hadapan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengenai sebidang tanah. Akhirnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memutuskan terhadap orang Hadramaut itu untuk mengemukakan bukti, padahal ia tidak mempunyai bukti, dan beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memutuskan terhadap Umru-ul Qais untuk bersumpah. Maka orang Hadramaut itu berkata, “Wahai Rasulullah, engkau telah memberinya kesempatan kepadanya dengan melalui sumpah. Demi Tuhan Ka’bah, lenyaplah tanahku.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan sumpah dusta untuk mengambil harta orang lain dengan melalui sumpahnya itu, niscaya dia akan bersua dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sedangkan Allah dalam keadaan murka terhadapnya. Raja mengatakan bahwa setelah itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit.
Maka Umru-ul Qais bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang akan diperoleh bagi orang yang membiarkannya (merelakan tanah itu)!” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Surga.” Lalu Umru-ul Qais berkata, “Maka saksikanlah bahwa aku membiarkan tanah itu untuk dia semua.”
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Nasai melalui hadis Addi ibnu Addi dengan lafaz yang sama.
Hadis ketiga, diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Syaqiq, dari Abdullah yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Barang siapa yang melakukan suatu sumpah, sedangkan dalam sumpahnya itu ia berdusta demi mengambil (merampas) sejumlah harta milik orang muslim, niscaya ia bersua dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى nanti, sedangkan Allah dalam keadaan murka terhadapnya. Kemudian Al-Asy’as berkata bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi berkenaan dengan dirinya. Dahulu pernah antara dia dan seorang Yahudi suatu persengketaan mengenai sebidang tanah, lalu orang Yahudi itu mengklaim tanahnya, lalu ia ajukan perkaranya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya (kepada Asy’as), “Apakah engkau mempunyai bukti?” Aku (Asy’as) menjawab, “Tidak.” Kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada orang Yahudi, “Bersumpahlah kamu.” Maka aku (Asy’as) berkata, “Kalau demikian dia pasti bersumpah dan lenyaplah hartaku.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit., hingga akhir ayat.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan melalui hadis Al-A’masy.
Jalur lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Adam, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Syaqiq ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Barang siapa yang merampas harta seorang muslim tanpa alasan yang dibenarkan, maka dia akan menjumpai Allah nanti, sedangkan Allah dalam keadaan murka terhadapnya. Imam Ahmad melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu datanglah Al-Asy’as ibnu Qais, lalu berkata, “Apakah yang telah diceritakan Abu Abdur Rahman kepada kalian?” Maka kami menceritakan hadis ini kepadanya, lalu ia berkata, “Sesungguhnya hadis ini berkenaan dengan peristiwa yang ku alami.” Al-Asy’as menceritakan bahwa ia pernah bersengketa dengan anak lelaki pamannya mengenai sebuah sumur di hadapan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Sumur itu adalah miliknya, tetapi anak pamannya mengklaimnya. Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Tunjukkanlah buktimu bahwa itu adalah sumurmu. Jika tidak, maka yang didengar adalah sumpahnya.” Al-Asy’as melanjutkan kisahnya, bahwa maka aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai bukti, jika engkau jadikan sumurku ini bergantung kepada sumpahnya, niscaya akan lenyaplah sumurku. Sesungguhnya lawanku ini adalah seorang yang dusta.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Barang siapa yang merampas harta seorang muslim tanpa alasan yang dibenarkan, niscaya ia akan menjumpai Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى nanti, sedangkan Allah dalam keadaan murka terhadapnya. Al-Asy’as melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan ayat berikut, yaitu firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit., hingga akhir ayat.
Hadis keempat, diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Rasyidin, dari Zaban, dari Sahl ibnu Mu’az ibnu Anas, dari ayahnya, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang Dia tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat nanti, dan tidak akan menyucikan mereka serta tidak akan melihat kepada mereka. Ketika ditanyakan kepada beliau, “Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?” Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab melalui sabdanya: “Orang yang berlepas diri (melalui sumpahnya) dari kedua orang tuanya karena benci terhadap keduanya, orang yang berlepas diri dari anaknya, dan seorang lelaki yang pernah diberi kenikmatan oleh suatu kaum, lalu ia mengingkari nikmat mereka dan berlepas diri dari mereka.
Hadis kelima, diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Al-Awwam (yakni Ibnu Hausyab), dari Ibrahim ibnu Abdur Rahman (yakni As-Saksiki), dari Abdullah ibnu Abu Aufa, bahwa ada seorang lelaki menggelarkan barang dagangannya di pasar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa dirinya belum pernah menjual barangnya semurah ini, dengan tujuan untuk menjebak seorang lelaki dari kalangan kaum muslim agar membelinya. Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit., hingga akhir ayat.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Al-Awwam.
Hadis keenam, diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Al-A’masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Ada tiga macam orang yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka di hari kiamat, dan tidak akan melihat kepada mereka serta tidak akan menyucikan mereka, dan bagi mereka siksa yang pedih. (Yaitu) seorang lelaki yang melarang ibnu sabil lebihin air yang ada padanya, seorang lelaki yang bersumpah atas jualannya sesudah Asar, yakni dengan sumpah dusta, dan seorang lelaki yang mengucapkan baiat (janji setia) kepada seorang imam, tetapi jika imam memberinya, maka ia menunaikan kesetiaannya, dan jika imam tidak memberinya, maka ia tidak menunaikan kesetiaannya.
Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkan melalui hadis Waki’, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
(77) Maksudnya, sesungguhnya orang-orang yang menu-kar Agama dengan dunia lalu mereka lebih memilih kenikmatan yang sedikit dari dunia dan mereka memakai cara dalam menda-patkannya dengan sumpah-sumpah dan janji-janji palsu yang tidak mereka penuhi, maka mereka itu adalah orang-orang yang mana وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللّٰهُ وَلَا يَنْظُرُ اِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ “Allah tidak akan berbicara kepada mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka, serta bagi mereka azab yang pedih.” Artinya, mereka telah berhak mendapatkan murka Allah dan menjalani siksa dariNya, jauh dari pahalaNya, terhalang dari penyucian yaitu pembersihan diri, bahkan mereka pada Hari Kiamat kelak akan bangkit dengan bergelimang kejahatan dan dikotori oleh dosa-dosa besar.
Ayat ini mengancam kepada siapa saja yang berkhianat, dan menukarnya dengan hal-hal yang bersifat duniawi yang tidak ada nilainya di hadapan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan atau menukar janji yang dikuatkan dengan nama Allah untuk ditepati, dan sumpah-sumpah mereka dengan hal-hal yang bersifat duniawi; itu sama saja mereka menukarnya dengan harga murah atau nilai yang rendah dibanding balasan yang kelak diterimanya di akhirat jika mereka jujur, mereka justru tidak memperoleh bagian sama sekali di akhirat. Bukan itu saja, Allah juga tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka dengan pandangan rahmat pada hari kiamat, dan tidak akan menyucikan atau mengampuni dosa-dosa mereka. Bagi mereka azab yang pedih di neraka, dan mereka kekal di dalamnya ayat ini bahkan secara khusus menerangkan perilaku buruk kaum yahudi, terutama tokoh-tokohnya. Sungguh, di antara mereka ada segolongan, di antaranya ada tokoh-tokoh agama, yang memutarbalikkan lidahnya membaca kitab taurat, yakni dengan cara menyembunyikan informasi yang benar, mengubah maksud yang sebenarnya, atau menggantinya dengan redaksi lain lalu membacanya layaknya mereka membaca taurat, agar kalian menyangka yang mereka baca itu benarbenar sebagian dari kitab taurat, padahal itu bukan dari kitab taurat, tetapi rekayasa semata. Dan untuk menguatkan kebohongannya mereka berkata, itu dari Allah, padahal itu bukan dari Allah. Mereka benarbenar tidak punya rasa malu bahkan berani mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui secara pasti kalau hal itu dusta. Ayat ini juga menjadi bukti adanya tahrif (perubahan) dalam kitab taurat.
Ali ‘Imran Ayat 77 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 77, Makna Ali ‘Imran Ayat 77, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 77, Ali ‘Imran Ayat 77 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 77
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)