{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 122.
إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١٢٢﴾
iż hammaṭ ṭā`ifatāni mingkum an tafsyalā wallāhu waliyyuhumā, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn
QS. Ali ‘Imran [3] : 122
Ketika dua golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.
Ingatlah wahai Nabi, perkara Bani Salimah dan Bani Haritsah saat mereka tergoda untuk kembali pulang bersama pemimpin munafik mereka yaitu Abdullah bin Ubay karena takut berperang melawan musuh, akan tetapi Allah tetap menjaga dan melindungi mereka. Selanjutnya mereka tetap bergerak bersamamu dengan penuh kepasrahan kepada Allah. Hanya kepada Allah semata hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…ketika dua golongan dari kalian ingin (mundur) karena takut.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan yang mengatakan, Umar pernah bercerita bahwa ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan sehubungan firman-Nya:
…ketika dua golongan dari kalian ingin (mundur) karena takut. , hingga akhir ayat.
Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan kami. Jabir ibnu Abdullah mengatakan, “Kamilah yang dimaksud dengan dua golongan tersebut, yaitu Bani Harisah dan Bani Salamah. Kami sama sekali tidak senang —terkadang Sufyan mengatakan— dan kami sama sekali tidak gembira bila ayat ini tidak diturunkan, karena pada firman selanjutnya disebutkan:
…padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah dengan lafaz yang sama. Demikian pula apa yang dikatakan oleh yang lainnya yang bukan hanya seorang, bahwa mereka yang dua golongan itu adalah Bani Harisah dan Bani Samalah.
إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا “Ketika dua golongan darimu ingin (mundur) karena takut,” mereka itu adalah Bani Salimah dan Bani Haritsah, akan tetapi Allah جَلَّ جَلالُهُ menolong mereka disebabkan kasih sayangNya, perlindunganNya, dan bimbinganNya. وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ “Oleh karena itu, hendaklah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ saja orang-orang Mukmin bertawakal”, karena bila mereka bertawakal kepadaNya, niscaya Allah جَلَّ جَلالُهُ akan mencukupi, menolong mereka, dan melindungi mereka dari tertimpa oleh sesuatu yang dapat memudaratkan bagi agama dan dunia mereka.
Dalam ayat ini dan yang semisalnya mengandung hukum kewajiban bertawakal dan bahwa sebesar keimanan seseorang maka sebesar itu pulalah tawakalnya. Dan tawakal itu adalah bersandarnya seorang hamba kepada Rabbnya dalam memperoleh manfaat dan menolak mudarat dari dirinya.
Dan tatkala Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan tentang keadaan mereka dalam perang Uhud dan apa yang terjadi pada mereka berupa musibah, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ juga menyebutkan pertolongan Allah جَلَّ جَلالُهُ dan nikmatNya atas mereka pada perang Badar, agar mereka bersyukur kepada Rabb mereka dan agar hal itu dapat meringankan kejadian pada perang Uhud tersebut. Lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
Ketika itu ada dua golongan dari pihak kamu, yakni bani salamah dari suku khazraj dan bani hariÅ¡ah dari suku aus, ingin mundur dan membatalkan niatnya untuk ikut berperang karena takut mati, setelah mengetahui orang-orang munafik yang dipimpin ‘abdulla’h bin ubay yang jumlahnya sepertiga dari pasukan islam telah batal berangkat berperang, padahal Allah adalah penolong mereka, yaitu kedua suku tersebut. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal, tidak mengandalkan jumlah prajurit dan perlengkapan perang. Kejadian dalam perang uhud membuat sebagian orang mukmin ragu akan kepastian pertolongan Allah, oleh karena itu Allah meyakinkan mereka dan menegaskan bahwasannya sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang badar yang terjadi pada tanggal 17 ramadan tahun kedua hijriah, padahal ketika itu kamu dalam keadaan lemah, karena jumlah kamu sedikit dan perlengkapan perang kamu sangat sederhana. Karena kamu meyakini datangnya pertolongan Allah, maka kamu mendapat kemenangan. Karena itu bertakwalah kepada Allah dalam segala urusan, agar dengannya kamu mensyukuri semua anugerah-Nya.
Ali ‘Imran Ayat 122 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 122, Makna Ali ‘Imran Ayat 122, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 122, Ali ‘Imran Ayat 122 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 122
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)