{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 144.
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ ﴿١٤٤﴾
wa mā muḥammadun illā rasụl, qad khalat ming qablihir-rusul, a fa im māta au qutilangqalabtum ‘alā a’qābikum, wa may yangqalib ‘alā ‘aqibaihi fa lay yaḍurrallāha syai`ā, wa sayajzillāhusy-syākirīn
QS. Ali ‘Imran [3] : 144
Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.
Muhammad tidak lain kecuali seorang rasul sama dengan rasul-rasul sebelumnya, dia menyampaikan risalah Tuhannya. Apakah kalau dia wafat karena ajalnya telah usai atau dia dibunuh seperti yang dihembuskan oleh para musuh, kalian akan kembali kepada agama lama kalian dan meninggalkan apa yang dibawa oleh nabi kalian? Barangsiapa di antara kalian yang meninggalkan agamanya, maka dia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Sebaliknya dia justru merugikan dirinya sendiri dengan kerugian yang sangat besar. Adapun siapa yang tetap teguh di atas iman dan bersyukur kepada Tuhannya atas nikmat Islam, maka Allah akan membalasnya dengan balasan terbaik.
Setelah kaum muslim mengalami kekalahan dan terpukul mundur dalam perang uhud serta banyak yang gugur diantara mereka, maka setan berseru, “Ingatlah, sesungguhnya Muhammad telah terbunuh!”
Ibnu Qumaiah kembali kepada pasukan kaum musyrik, lalu berkata kepada mereka, “Aku telah membunuh Muhammad.” Padahal sesungguhnya dia hanya memukul Rasulullah saw dan melukai kepala beliau. Tetapi seruan tersebut memang mempengaruhi sebagian besar pasukan kaum muslim sehingga mereka menyangka bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ benar-benar telah terbunuh (gugur), dan mereka berkeyakinan bahwa terbunuh adalah suatu hal yang mungkin terjadi pada diri Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Seperti yang dikisahkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى perihal nasib yang dialami oleh banyak nabi terdahulu. Maka mereka menjadi kendur semangatnya dan lemah serta mundur dari medan perang, sehubungan dengan peristiwa inilah diturunkan firman-Nya:
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. (Ali Imran:144), hingga akhir ayat.
Yakni dia mempunyai teladan pada mereka dalam hal kerasulan, juga dalam hal dapat terbunuh (sebagaimana banyak dari kalangan mereka yang dibunuh oleh kaumnya).
Ibnu Abu Nujaih meriwayatkan dari ayahnya, bahwa seorang lelaki dari kalangan Muhajirin bersua dengan seorang lelaki dari kalangan Ansar (dalam medan perang), sedangkan orang Ansar itu tubuhnya dipenuhi oleh darah (dari lukanya). Lalu lelaki Muhajirin berkata kepadanya, “Hai Fulan, tahukah kamu bahwa Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah terbunuh?” Maka lelaki Ansar itu menjawab, “Jika Muhammad telah terbunuh, berarti beliau telah menyampaikan risalahnya. Karena itu, berperanglah kalian untuk membela agama kalian.” Lalu turunlah firman-Nya:
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi meriwayatkannya di dalam kitab Dalailun Nubuwwah, kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini berpredikat munkar mengingat ada di antara perawinya yang daif.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kalian berbalik ke belakang?
Yakni kalian mundur ke belakang.
Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang bersyukur’ ialah mereka yang menjalankan ketaatan kepada-Nya, berperang membela agama-Nya, dan mengikuti Rasul-Nya, baik sewaktu beliau masih hidup ataupun sudah wafat.
Demikian pula telah ditetapkan di dalam kitab-kitab sahih serta kitab-kitab musnad, juga kitab-kitab sunnah serta kitab-kitab Islam lainnya sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur yang memberikan pengertian adanya suatu kepastian. Kami mengetengahkan hal tersebut di dalam kedua kitab Musnad Syaikhain, yaitu Abu Bakar dan Umar radiyallahu anhuma. Disebutkan bahwa ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ wafat, Abu Bakar As-Siddiq r.a. membacakan ayat ini.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Aqil, dari Ibnu Syihab, telah menceritakan kepadaku Abu Salamah, bahwa Siti Aisyah menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar r.a. (di hari wafatnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) tiba memakai kendaraan kuda dari tempat tinggalnya yang terletak di As-Sanah, lalu ia turun dan masuk ke dalam Masjid (Nabawi). Orang-orang tidak ada yang berbicara, hingga Abu Bakar masuk menemui Siti Aisyah. Lalu menuju ke arah jenazah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang saat itu telah diselimuti dengan kain hibarah (kain yang bersalur). Kemudian ia Membuka penutup wajah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu menangkupinya dan menciuminya seraya menangis. Setelah itu Abu Bakar berkata: Demi Ayah dan Ibuku menjadi tebusanmu. Demi Allah, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan atas dirimu sekarang telah engkau laksanakan,
Az-Zuhri mengatakan telah menceritakan kepadaku Abu Salamah, dari Ibnu Abbas bahwa ketika Umar sedang berbicara dengan orang-orang, Abu Bakar keluar, lalu berkata, “Duduklah kamu, hai Umar.” Lalu Abu Bakar berkata: Amma ba’du Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah hidup kekal dan tidak akan mati.
Kemudian Ia membacakan firman-Nya: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul Sampai dengan firman-Nya:
…dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan, “Demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak menyadari bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menurunkan ayat ini sebelum Abu Bakar membacakannya kepada mereka. Maka semua orang ikut membacakannya bersama bacaan Abu Bakar dan tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan ia ikut membacanya.”
Telah menceritakan kepadaku Sa’id ibnul Musayab bahwa sahabat Umar r.a. pernah mengatakan, “Demi Allah aku masih dalam keadaan belum sadar kecuali setelah aku mendengar Abu Bakar rnembacakannya, maka tubuhku penuh dengan keringat hingga kedua kakiku tidak dapat menopang diriku lagi karena lemas, hingga aku terjatuh ke tanah.”
Abul Qasim At-Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Hammad ibnu Talhah Al-Qainad. telah menceritakan kepada kami Asbat ibnu Nasr dari samak ibnu Harb. dari ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa sahabat ali —-semasa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masih hidup— pernah membacakan firman-Nya:
Apakah jika dia wafat atau terbunuh kalian berbalik ke belakang?, hingga akhir ayat.
Lalu ia berkata: “Demi Allah. kami tidak akan berbalik mundur ke belakang setelah Allah memberi kami petunjuk. Demi Allah, sekiranya beliau wafat atau terbunuh, sungguh aku akan tetap bertempur meneruskan perjuangannya hingga tetes darah penghabisan. Demi Allah, sesungguhnya aku adalah saudaranya, walinya anak paman-nya, dan ahli warisnya. siapakah orangnya yang lebih berhak terhadap beliau selain daripada diriku sendiri.”
Allah جَلَّ جَلالُهُberfirman, وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.” Maksudnya, beliau bukan rasul yang pertama, bahkan beliau adalah termasuk jenis para rasul yang (telah ada) sebelum beliau, di mana tugas mereka adalah menyampaikan misi Rabb mereka dan melaksanakan perintah-perintahNya, dan mereka itu tidaklah kekal. Kekekalan mereka bukanlah suatu syarat dari penaatan pada perintah-perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ. Yang wajib atas seluruh umat adalah beribadah kepada Rabb mereka pada setiap waktu dan kondisi. Karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ “Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)” dengan meninggalkan sesuatu yang telah datang kepada kalian berupa keimanan, (syariat) jihad, atau selainnya?
Allah جَلَّ جَلالُهُberfirman, وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا “Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ sedikit pun,” dia hanya akan mendatangkan mudarat kepada dirinya sendiri, dan sekiranya tidak demikian, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak butuh kepadanya, dan Allah جَلَّ جَلالُهُ pasti akan menegakkan agamaNya serta memuliakan hamba-hambaNya yang beriman.
Ketika Allah جَلَّ جَلالُهُ mencela orang-orang yang berbalik arah ke belakang (murtad), maka Allah جَلَّ جَلالُهُ memuji orang-orang yang tegar bersama RasulNya dan menaati perintah Tuhannya seraya berfirman, وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ “Dan Allah جَلَّ جَلالُهُ akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” Bersyukur itu tidaklah ada kecuali dengan menegakkan penghambaan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam segala kondisi.
Di dalam ayat yang mulia ini terkandung petunjuk dari Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada hamba-hambaNya agar senantiasa kondisinya tidak tergoyahkan dalam keimanan mereka atau dalam hal-hal yang berkaitan dengannya yaitu kehilangan pemimpin mereka, walaupun itu berat.
Hal itu tidak akan terwujud kecuali dengan mempersiapkan segala hal dalam setiap urusan agama dengan mempersiapkan beberapa orang yang mumpuni dalam hal itu. Apabila salah seorang meninggal, maka digantikan oleh lainnya, dan agar seluruh kaum Mukminin bertujuan untuk menegakkan agama Allah جَلَّ جَلالُهُ dan berjihad menurut kemampuannya, dan agar jangan sampai mereka memiliki tujuan bersama suatu pemimpin tanpa pemimpin lainnya, maka dengan kondisi ini niscaya urusan mereka akan lancar dan berjalan baik.
Di dalam ayat ini juga terkandung sebuah dalil yang agung atas keutamaan ash-Shiddiq Abu Bakar radhiallahu ‘anhu dan orang-orang yang ikut bersamanya dalam memerangi orang-orang yang murtad setelah wafatnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, karena mereka itu adalah pemimpin orang-orang yang bersyukur.
Ketika beredar berita bahwa nabi gugur dalam perang uhud, pasukan muslim yang imannya lemah meninggalkan medan perang bahkan ada yang kembali kafir dan minta perlindungan abu sufya’n, pemimpin pasukan kafir. Allah kemudian mengingatkan bahwa nabi Muhammad hanyalah seorang rasul yang suatu saat pasti akan meninggal dunia sebagaimana sebelumnya telah berlalu, yakni telah meninggal dunia, beberapa rasul baik karena terbunuh atau sakit biasa. Apakah jika dia wafat atau dibunuh lalu kamu berbalik ke belakang meninggalkan islam dan menjadi murtad’ barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun, tetapi ia sendiri yang akan rugi dan celaka karena kembali kepada kesesatan. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur, yang tetap mempertahankan iman dan melaksanakan tugas dengan baik dalam situasi terancam sekalipun. Sebagian pasukan muslim lari dari medan perang uhud karena takut mati. Mereka lupa bahwa setiap yang bernyawa tidak akan mati dengan sebab apa pun kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya sehingga tidak bisa disegerakan dengan tetap bertahan dalam medan pertempuran atau ditunda dengan meninggalkan medan perang. Barang siapa berperang dan berusaha karena menghendaki pahala dunia, niscaya kami berikan kepadanya sebagian pahala dunia itu bagi siapa yang kami kehendaki, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, kami berikan pula kepadanya pahala akhirat itu sebagai anugerah kami atas syukur mereka yang telah menggunakan nikmat kami sebagaimana seharusnya, dan pasti kami akan memberi balasan kebaikan kepada orang-orang yang bersyukur (lihat: surah al-isra”/17: 18-19).
Ali ‘Imran Ayat 144 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 144, Makna Ali ‘Imran Ayat 144, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 144, Ali ‘Imran Ayat 144 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 144
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran