{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 152.
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ ۚ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۖ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ ﴿١٥٢﴾
wa laqad ṣadaqakumullāhu wa’dahū iż taḥussụnahum bi`iżnih, ḥattā iżā fasyiltum wa tanāza’tum fil-amri wa ‘aṣaitum mim ba’di mā arākum mā tuḥibbụn, mingkum may yurīdud-dun-yā wa mingkum may yurīdul-ākhirah, ṡumma ṣarafakum ‘an-hum liyabtaliyakum, wa laqad ‘afā ‘angkum, wallāhu żụ faḍlin ‘alal-mu`minīn
QS. Ali ‘Imran [3] : 152
Dan sungguh, Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin.
Sungguh Allah telah mewujudkan kemenangan yang Dia janjikan kepada kalian, saat kalian membunuh orang-orang kafir di perang Uhud dengan izin Allah, sampai kalian merasa gentar, kalian melemah dan berselisih, apakah kalian tetap berada di tempat kalian atau meninggalkannya untuk mengumpulkan harta rampasan perang bersama orang-orang yang mengumpulkannya? Kalian telah menyelisihi perintah Rasul kalian yang memerintahkan kalian agar tidak meninggalkan pos-pos kalian dalam keadaan apa pun, kalian akhirnya ditimpa kekalahan setelah sebelumnya Allah memperlihatkan kemenangan di depan mata kalian. Terbuktilah bahwa di antara kalian ada yang hanya menginginkan harta rampasan perang dan di antara kalian ada yang menginginkan akhirat dan pahalanya, kemudian Allah memalingkan wajah-wajah kalian dari musuh-musuh kalian untuk menguji kalian. Alllah mengetahui bahwa kalian sangat menyesal dan meminta ampun kepada-Nya maka Diapun mengampuni kalian, dan Allah adalah pemilik karunia yang besar atas orang-orang mukmin.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah telah menjanjikan kepada kaum mukmin akan beroleh kemenangan. Menurut salah satu di antara dua pendapat yang disebut di muka, firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
(Ingatlah) ketika kamu mengatakan kepada orang-orang mukmin, “Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. (Ali Imran:124-125)
menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi dalam Perang Uhud. Karena jumlah pasukan musuh mereka terdiri atas tiga ribu personel. Ketika pasukan kaum muslim menghadapi mereka, maka kemenangan dan keberuntungan berada di pihak pasukan Islam pada permulaan siang harinya. Tetapi setelah terjadi pelanggaran perintah yang dilakukan oleh pasukan pemanah kaum muslim dan sebagian pasukan kaum muslim merasa frustasi, maka janji ini ditangguhkan, karena syarat dari janji ini ialah hendaknya mereka sabar dalam menghadapi musuh dan taat kepada pimpinan (Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Karena itu, dalam ayat ini disebutkan:
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kalian.
Yakni pada permulaan siang hari.
Ketika kalian membunuh mereka dengan izin-Nya.
Yaitu kalian dapat membunuh mereka dengan kekuasaan Allah yang diberikan kepada kalian terhadap mereka.
…sampai pada saat kalian lemah.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa menurut Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan al-fasyl ialah frustasi atau menjadi pengecut.
…dan kalian berselisih dalam urusan itu dan kalian mendurhakai perintah (Rasul). Seperti yang terjadi pada pasukan pemanah kaum muslim.
…sesudah Allah memperlihatkan kepada kalian apa yang kalian sukai.
Yakni kemenangan yang kalian raih atas mereka.
Di antara kalian ada orang yang menghendaki dunia.
Mereka adalah orang-orang yang menginginkan dapat ganimah setelah melihat pasukan musuh terpukul mundur.
dan di antara kalian ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kalian dari mereka untuk menguji kalian. (Ali Imran:152)
Kemudian Allah memberikan kesempatan menang kepada mereka atas kalian untuk menguji dan mencoba kalian.
…dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kalian.
Yakni mengampuni kalian atas perbuatan kalian yang demikian itu, karena —hanya Allah Yang lebih mengetahui— jumlah personel pasukan musuh dan peralatan mereka lebih banyak, sedangkan pasukan kaum muslim dan peralatannya sedikit.
Ibnu Juraij mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kalian.
Yaitu dengan tidak memusnahkan kalian. Hal yang sama dikatakan pula oleh Muhammad ibnu Ishaq, kedua riwayat ini diceritakan oleh Ibnu Jarir.
Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Barra yang menceritakan bahwa pada hari itu kami bersua dengan pasukan kaum musyrik, lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menempatkan sepasukan pemanah (pada posisi yang strategis), dan mengangkat Abdullah ibnu Jubair sebagai pemimpin (komandan) mereka, lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Janganlah kalian tinggalkan posisi ini, jika kalian melihat kami memperoleh kemenangan atas mereka (musuh), kalian telap jangan meninggalkan ternpat ini. Dan juga jika kalian melihat mereka beroleh kemenangan atas kami, janganlah kalian membantu kami. Ketika kami bertempur dengan mereka dan mereka lari hingga aku melihat kaum wanita (musyrik) menaiki bukit seraya mengangkat kain mereka hingga gelang kaki mereka kelihatan. Maka pasukan kaum muslim berseru, “Ganimah, ganimah!” Abdullah ibnu Jubair berkata, “Ingatlah kalian kepada pesan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, jangan sekali-kali kalian meninggalkan posisi ini!” Tetapi mereka menolak (dan tetap turun merebut ganimah). Setelah mereka membangkang, perhatian mereka berpaling (ke arah ganimah), akibatnya tujuh puluh orang dari pasukan kaum muslim gugur di medan perang. Lalu muncullah Abu Sufyan dan berkata, “Apakah di antara kaum ada Muhammad?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Jangan kalian jawab dia.” Abu Sufyan berkata lagi, “Apakah di antara kaum ada Abu Quhafah?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Jangan kalian jawab dia.” Abu Sufyan berseru lagi, “Apakah di antara kaum ada Ibnul Khattab?” Karena tidak ada yang menjawab, akhirnya Abu Sufyan mengatakan, “Sesungguhnya mereka telah terbunuh. Seandainya mereka masih hidup, niscaya mereka akan menjawab seruanku ini.” Tetapi Umar tidak dapat menahan dirinya, maka ia berkata kepada Abu Sufyan, “Engkau dusta, hai musuh Allah! Semoga Allah mengekalkan apa yang menyusahkanmu.” Abu Sufyan berkata, “Tinggilah Hubal.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Jawablah dia.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Apa yang harus kami katakan?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Katakanlah oleh kalian bahwa Allah Mahatinggi lagi Mahaagung.” Abu Sufyan berkata, “Kami mempunyai Uzza (kejayaan), sedangkan kalian tidak mempunyai Uzza” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Jawablah dia.” Mereka bertanya, “Apa yang harus kami katakan?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Katakanlah oleh kalian bahwa Allah adalah Penolong kami, sedangkan kalian tidak mempunyai penolong. Abu Sufyan berkata, “Perang hari ini pembalasan Perang Badar. peperangan itu silih berganti, dan kalian akan menjumpai orang yang tercincang, tetapi aku tidak memerintahkannya dan tidak pula membuatku sedih (susah).”
Dari segi ini hadis hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari sendiri. Kemudian Imam Bukhari meriwayatkannya melalui Amr ibnu Khalid, dari Zuhair ibnu Mu’awiyah ibnu Abu Ishaq, dari Al-Barra dengan lafaz yang semisal. Nanti akan disebutkan hal yang lebih panjang lebar dari pembahasan ini.
Imam Bukhari mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Hisyam ibnu Urwah, dari ayahnya, dari Siti Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa dalam peperangan Uhud ketika pasukan kaum musyrik terpukul mundur, iblis berseru, “Hai hamba-hamba Allah, mundurlah kalian ke belakang!” Maka pasukan yang terdepan mundur ke belakang hingga bertubrukan dengan pasukan yang berada di belakang (terlibat dalam pertempuran di antara sesama kawan). Dalam pertempuran itu tiba-tiba Huzaifah melihat ayahnya, yaitu Al-Yaman. Maka ia berseru, “Hai hamba-hamba Allah, dia adalah ayahku, dia adalah ayahku!” Akan tetapi, demi Allah, mereka tidak mempedulikannya hingga membunuhnya. Maka Huzaifah berkata, “Semoga Allah mengampuni kalian.” Urwah mengatakan, “Demi Allah, di dalam diri Huzaifah masih ada lebihan kebaikan hingga ia bersua dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah ibnuz Zubair, dari kakeknya, bahwa Az-Zubair ibnul Awwam pernah menceritakan kisah berikut.”Demi Allah, aku melihat pelayan-pelayan Hindun dan semua teman wanitanya lari terbirit-birit seraya menyingsingkan kain mereka dengan meninggalkan semua barang bawaan mereka, baik yang banyak maupun yang sedikit. Kemudian pasukan pemanah menyerbu ke arah medan perang di saat kami mencegah mereka supaya jangan meninggalkan tempat mereka. Tetapi mereka tidak mengindahkan cegahanku demi merebut ganimah. dan mereka membiarkan kami pasukan kaum muslim tidak terlindungi dari arah belakang dari pasukan berkuda kaum musyrik. Kami diserang oleh pasukan berkuda dari arah belakang, ada seseorang yang menyerukan bahwa Muhammad telah terbunuh. Kami mundur, dan semua kaum pun (pasukan kaum muslim) mundur, padahal sebelumnya kami banyak membunuh para pemegang panji pasukan kaum musyrik, hingga tidak ada seorang pun dari mereka yang berani mendekat kepadanya.” Muhammad ibnu Ishaq melanjutkan kisahnya, bahwa pemegang panji pasukan kaum musyrik satu demi satu mati terbunuh hingga panji mereka dipegang oleh Amrah binti Alqamah Al-Harisiyyah, lalu ia menyerahkan panji itu kepada kabilah Quraisy, dan mereka langsung melipatnya.
As-Saddi meriwayatkan dari Abdu Khair, dari Ali ibnu Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa ia sama sekali belum pernah berpendapat bahwa ada seseorang di antara sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang menghendaki duniawi sebelum diturunkan kepada kami apa yang diturunkan oleh Allah dalam Perang Uhud, yaitu firman-Nya:
Di antara kalian ada orang yang menghendaki dunia. dan di antara kalian ada orang yang menghendaki akhirat.
Hadis ini diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Ibnu Mas’ud. Hal yang sama diriwayatkan dari Abdur Rahman ibnu Auf dan Abu Talhah. Ibnu Murdawaih meriwayatkannya di dalam kitab tafsirnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kemudian Allah memalingkan kalian dari mereka untuk menguji kalian.
Ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Qasim ibnu Abdur Rahman ibnu Rafi’ —salah seorang dari Bani Addi ibnun Najjar— yang menceritakan hadis berikut, bahwa Anas ibnu Nadr (paman Anas ibnu Malik) sampai kepada Umar ibnul Khattab dan Talhah ibnu Ubaidillah yang berada di tengah-tengah kaum Muhajirin dan Ansar, mereka menjatuhkan semua senjata yang ada di tangan mereka. Anas ibnun Nadr bertanya, “Apakah yang menyebabkan kalian melepas senjata kalian?” Mereka menjawab, “Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah gugur.” Anas Ibnun Nadr berkata, “Lalu apakah yang akan kalian lakukan dalam kehidupan sesudah peristiwa ini? Ayo bangkitlah, dan majulah sampai titik darah penghabisan untuk membela apa yang telah dibela beliau.” Kemudian Anas ibnun Nadr menghadapi pasukan musuh dan bertempur sendirian dengan gigihnya hingga gugur. Semoga Allah melimpahkan keridaan-Nya kepadanya.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Hassan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Talhah, telah menceritakan kepada kami Humaid, dari Anas ibnu Malik, bahwa pamannya (yaitu Anas ibnun Nadr) tidak ikut dalam Perang Badar, lalu ia mengatakan, “Aku tidak ikut dalam permulaan peperangan yang dilakukan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (yakni Perang Badar). Sekiranya Allah memperkenankan aku ikut perang bersama Rasulullah-Saw. di masa datang, sungguh Allah akan menyaksikan apa yang akan aku lakukan.” Lalu ia ikut dalam Perang Uhud. Ketika orang-orang (pasukan kaum muslim) terpukul mundur, ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta maaf kepada-Mu atas apa yang telah dilakukan mereka (pasukan kaum muslim yang mundur), dan aku nyatakan kepada-Mu berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik.” Kemudian ia maju dengan senjata pedangnya. Ketika bersua dengan Sa’d ibnu Mu’az, ia bertanya, “Hendak ke manakah engkau, hai Sa’d? Sesungguhnya aku menjumpai bau surga dari arah Uhud ini.” Lalu ia maju dan berperang dengan sengitnya hingga gugur. Tiada yang mengenalnya, hanya saudara perempuannya sendiri yang mengenalnya melalui tahi lalatnya atau jari jemarinya, sedangkan pada tubuhnya terdapat delapan puluh luka lebih akibat sabetan pedang, tusukan tombak, dan lemparan panah.
Demikianlah menurut lafaz hadis yang diketengahkan oleh Imam Bukhari.
Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Sabit ibnu Anas dengan lafaz yang semisal.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdan, telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah. dari Usman ibnu Mauhib yang mengatakan bahwa seorang lelaki datang melakukan ibadah haji, lalu ia melihat suatu kaum yang sedang duduk, maka ia bertanya, “Siapakah mereka yang sedang duduk itu?” Orang-orang menjawab, “Mereka adalah orang-orang Quraisy.” Lelaki itu bertanya, “Siapakah guru mengaji mereka?” Orang-orang menjawab, “Sahabat Ibnu Umar.” Lalu ia mendatanginya dan bertanya, “Sesungguhnya aku mau bertanya kepadamu tentang sesuatu, maka aku memohon sudilah engkau menjawabnya.” Ibnu Umar berkata, “Bertanyalah.” Ia berkata.”Aku bertanya kepadamu demi kesucian Baitullah ini, tahukah engkau bahwa Usman ibnu Affan lari dalam Perang Uhud?” Ibnu Umar menjawab, “Ya.” Ia bertanya lagi, “Kalau demikian, berarti engkau mengetahui pula bahwa dia absen dalam Perang Badar dan tidak (mengikuti)nya?” Ibnu Umar menjawab, “Ya.” Ia berkata lagi, “Dan engkau pun pasti tahu pula bahwa dia absen pula dalam Bai’atur Ridwan dan tidak menyaksikan (mengikuti)nya.” Ibnu Umar menjawab, “Ya.” Lalu ia bertakbir. Maka Ibnu Umar berkata: Kemarilah, aku akan menceritakan kepadamu dan menjelaskan kepadamu hal-hal yang engkau tanyakan kepadaku tadi. Adapun mengenai dia (Usman) lari dalam Perang Uhud, maka aku bersaksi bahwa Allah telah memaafkannya. Adapun mengenai ketidakhadirannya dalam Perang Badar, karena sesungguhnya dia sedang merawat putri Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang menjadi istrinya yang saat itu sedang sakit. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepadanya, “Sesungguhnya engkau beroleh pahala seorang lelaki yang ikut dalam Perang Badar dan juga bagian (ganimah)nya.” Adapun mengenai ketidakhadirannya dalam Bai’at Ridwan, kisahnya adalah seperti berikut. Seandainya ada seseorang yang lebih dihormati di lembah Mekah daripada Usman, niscaya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ akan mengutusnya sebagai delegasi menjadi ganti Usman. Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengutus Usman, lalu terjadilah Bai’at Ridwan sesudah keberangkatan Usman ke Mekah. Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda seraya mengisyaratkan dengan tangan kanannya, “Inilah tangan Usman,” lalu beliau menepukkan tangan kanannya itu ke tangan kirinya seraya bersabda, “Ini adalah tangan Usman, sekarang pergilah engkau bersamanya!”
Kemudian Imam Bukhari meriwayatkannya melalui jalur lain dari Abu Uwwanah, dari Usman ibnu Abdullah ibnu Mauhib.
Maksudnya, وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ “Dan sungguh Allah جَلَّ جَلالُهُ telah memenuhi janjiNya kepadamu” dengan pertolongan lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ menolong kalian atas ancaman mereka hingga membuat kalian dapat menguasai mereka dan mampu membunuh mereka, tapi akhirnya kalian menjadi penyebab kehancuran bagi diri kalian sendiri dan penolong bagi musuh kalian atas keburukan diri kalian, dan ketika kalian menderita kegagalan, yaitu kelemahan dan lesu, وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ “dan berselisih dalam urusan itu”, yang di dalam perkara tersebut terdapat suatu tindakan meninggalkan perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ untuk bersatu dan tidak berselisih; namun kalian berselisih. Ada yang berkata agar kita tetap pada posisi kita yang telah ditetapkan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk kita, ada juga yang berkata kita tidak perlu tetap di sana, karena musuh telah kalah dan tidak ada lagi yang dikhawatirkan, maka kalian bermaksiat kepada Rasul dengan meninggalkan perintahnya setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ memperlihatkan kepada kalian sesuatu yang kalian sukai, yaitu terhinanya musuh kalian. Karena kewajiban atas orang yang telah diberikan nikmat oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan sesuatu yang dicintainya adalah lebih besar daripada selainnya. Maka yang wajib dalam kondisi seperti ini secara khusus, dan pada kondisi lainnya secara umum adalah melaksanakan perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ dan RasulNya.
مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا “Di antara kalian ada orang yang menghendaki dunia,” mereka itu adalah orang-orang yang dipalingkan (oleh harta rampasan) dari posisi yang diwajibkan atas mereka, وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَة “dan di antara kalian ada orang yang menghendaki akhirat,” mereka itu adalah orang-orang yang tetap melaksanakan perintah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan tegar menurut apa yang diperintahkan kepada mereka. ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ “Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ memalingkan kalian dari mereka”, maksudnya setelah terjadinya perkara tersebut dari kalian, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ memalingkan wajah kalian dari mereka, hingga keunggulan menjadi milik musuh kalian sebagai ujian dan cobaan dari Allah جَلَّ جَلالُهُ bagi kalian, agar jelas orang Mukmin dari orang kafir, orang yang taat dari orang yang durhaka, dan agar Allah جَلَّ جَلالُهُ menggugurkan dari kalian (dengan musibah ini) dosa yang telah kalian perbuat.
Karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ “dan sungguh Allah جَلَّ جَلالُهُ telah memaafkan kalian. Dan Allah جَلَّ جَلالُهُ mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.” Maksudnya Dia memiliki karunia yang besar terhadap mereka, di mana Allah جَلَّ جَلالُهُ telah memberikan karuniaNya atas mereka dengan Islam, menunjukkan mereka kepada syariatNya, mengampuni keburukan-keburukan mereka, dan memberikan ganjaran atas musibah-musibah mereka.
Dan di antara karuniaNya atas kaum Mukminin adalah bahwa tidaklah Allah جَلَّ جَلالُهُ menetapkan untuk mereka suatu kebaikan maupun musibah melainkan pasti hal itu adalah kebaikan bagi mereka. Apabila mereka tertimpa hal-hal yang menyenangkan lalu mereka mensyukurinya, niscaya Allah جَلَّ جَلالُهُ membalasnya dengan balasan orang-orang yang bersyukur, dan apabila mereka tertimpa hal-hal yang menyakitkan lalu mereka bersabar, niscaya Allah جَلَّ جَلالُهُ membalas mereka dengan balasan orang-orang yang bersabar.
Setelah rasulullah dan para sahabat kembali dari perang uhud, timbul pertanyaan antara mereka mengenai sebab kegagalan dalam perang uhud, padahal Allah sudah menjanjikan kemenangan. Dan sungguh, Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu sebagaimana yang terjadi pada saat awal perang uhud, yaitu ketika kamu membunuh pemegang panji mereka, orang kafir dan tujuh orang lainnya dengan izin-Nya, sampai pada saat kamu lemah, dan takut karena ada sebagian pasukan yang lari dari medan perang, sehingga mendahulukan meraih harta rampasan perang atas ketaatan kepada rasulullah Muhammad dan berselisih dalam urusan berebut harta rampasan perang itu dan mengabaikan perintah rasul agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditetapkan, walau dalam situasi bagaimanapun. Peristiwa tersebut terjadi setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai, yaitu kemenangan dan harta rampasan perang. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia berupa harta rampasan perang dan di antara kamu ada pula orang yang menghendaki akhirat dengan menaati perintah rasulullah, seperti komandan pasukan pemanah, yaitu abdullah bin jubair. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka dengan menggagalkan kemenangan yang sudah hampir diraih untuk mengujimu siapa yang kuat imannya dan siapa yang lemah. Tetapi ketahuilah dia benar-benar telah memaafkan kesalahan kamu dalam perang uhud. Dan Allah mempunyai karunia yang banyak yang diberikan kepada orang-orang mukmin yang beriman dengan sebenar-benarnya setelah dijelaskan bahwa Allah memaafkan kesalahan mereka dalam perang uhud, lalu disebutkan kesalahan yang dimaksud. Ingatlah ketika sebagian kamu lari meninggalkan pertempuran dan tidak menoleh kepada siapa pun akibat rasa takut yang berlebihan, sedang rasul yang berada di antara kawan-kawan-Mu yang lain bertahan di medan perang memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan demi kesedihan, yaitu kabar wafatnya rasulullah, luka kamu, gugurnya sahabat-sahabat kamu, dan kegagalan meraih kemenangan dalam perang, agar kamu tidak bersedih hati lagi terhadap apa yang luput dari kamu, yaitu kemenangan dan harta rampasan perang, dan terhadap apa yang menimpamu, yakni luka kamu dan gugurnya sahabat-sahabat kamu. Dan Allah mahateliti atas apa yang kamu kerjakan.
Ali ‘Imran Ayat 152 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 152, Makna Ali ‘Imran Ayat 152, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 152, Ali ‘Imran Ayat 152 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 152
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)