{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 166.
وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿١٦٦﴾
wa mā aṣābakum yaumaltaqal-jam’āni fa bi`iżnillāhi wa liya’lamal-mu`minīn
QS. Ali ‘Imran [3] : 166
Dan apa yang menimpa kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu adalah dengan izin Allah, dan agar Allah menguji siapa orang (yang benar-benar) beriman.
Luka-luka dan kematian yang terjadi di perang Uhud saat kelompok orang-orang beriman beradu dengan kelompok orang-orang musyrik, lalu kemenangan pertama kali di pihak orang-orang mukmin dan selanjutnya berbalik menjadi milik orang-orang musyrik. Semua itu adalah dengan qadha dan qadar Allah, agar apa yang telah Allah ketahui di azali terlihat, dan untuk memilah orang-orang mukmin yang imannya benar di antara kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apa yang menimpa kalian pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah.
Yaitu kalian lari meninggalkan musuh kalian, hingga mereka dapat membunuh sejumlah orang dari pasukan kalian dan sebagian yang lain dari kalian sempat mereka lukai. Hal tersebut terjadi atas dasar ketetapan dan takdir Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang di dalamnya terkandung hikmah.
…dan agar Allah menyatakan siapa orang-orang yang beriman.
Yakni siapa orang-orang yang sabar dan teguh serta tidak terguncangkan.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُmengabarkan bahwasanya yang menimpa mereka saat bertemunya kedua pasukan; pasukan kaum Muslimin dan pasukan kaum musyrikin di Uhud berupa kematian dan kekalahan, adalah dengan izinNya, Qadha` dan QadarNya; tidak ada tempat pelarian baginya, dan itu pasti terjadi. Perkara takdir apabila telah terlaksana, maka tidak ada lagi cara kecuali (hanya) menerimanya dan bahwa Allah جَلَّ جَلالُهُ menetapkan hal itu atas dasar hikmah yang agung dan faidah yang besar, dan bahwa dengan hal itu akan jelas orang Mukmin dari orang munafik, yaitu orang-orang yang bila diperintah untuk ikut berperang, وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ “dan kepada mereka dikatakan, ‘Marilah berperang di jalan Allah جَلَّ جَلالُهُ’,” yaitu, demi membela agama Allah جَلَّ جَلالُهُ dan melindunginya serta mengharap keridhaan Allah جَلَّ جَلالُهُ, أَوِ ادْفَعُوا “atau pertahankanlah (dirimu),” kehormatan dan negeri kalian apabila kalian tidak memiliki niat yang shalih, maka mereka enggan ikut berperang dan membuat alasan.
قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَاتَّبَعْنَاكُمْ “Mereka berkata, ‘Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikutimu’,” maksudnya, sekiranya kami mengetahui bahwasanya akan terjadi peperangan antara kalian dan mereka, niscaya kami akan mengikuti kalian berperang. Tetapi sebenarnya mereka pendusta dalam hal itu. Sungguh mereka telah yakin dan paham, dan setiap orang mengetahui bahwa kaum musyrikin telah dipenuhi oleh dengki dan kebencian terhadap kaum Muslimin karena apa yang telah mereka derita disebabkan kaum Muslimin, dan bahwa mereka telah mengerahkan harta benda mereka, dan mereka telah mengumpulkan pasukan sekuat tenaga untuk menghancurkan kaum Muslimin di negeri mereka dengan semangat yang menyalanyala untuk memerangi mereka. Barangsiapa yang kondisinya seperti ini, bagaimana bisa tidak tergambar bahwa tidak akan terjadi perang antara mereka dengan kaum Muslimin?
Khususnya (alasan) bahwa kaum Muslimin telah (terlanjur) keluar dari Madinah (meninggalkan mereka), dan menghadapi mereka (kafir Quraisy). Ini merupakan suatu alasan yang mustahil, akan tetapi orang-orang munafik menyangka bahwa alasan tersebut melegakan kaum Mukminin. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ “Mereka pada hari itu kepada kekafiran” yaitu pada saat mereka tidak berjihad bersama kaum Mukminin, أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْوَاهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ “lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka me
ngatakan dengan mulut mereka perkataan yang tidak terkandung dalam hati mereka.”
Ini adalah ciri khas orang-orang munafik, mereka tampakkan pada lisan dan perbuatan mereka apa yang bertentangan dengan yang ada dalam hati dan dada mereka. Di antaranya adalah perkataan mereka, لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَاتَّبَعْنَاكُمْ “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu.” Sesungguhnya mereka sebenarnya telah mengetahui akan terjadinya peperangan.
Ayat ini menjadi dalil atas sebuah kaidah “melakukan kemudaratan yang lebih kecil dari dua kemudaratan,” untuk menolak kemudaratan yang lebih besar dan melakukan kemaslahatan yang lebih kecil dari dua kemaslahatan karena ketidakmampuan mela-kukan kemaslahatan yang lebih besar, karena kaum munafik itu telah diperintahkan untuk berperang demi agama, dan bila mereka tidak melakukannya maka diperintahkan untuk mempertahankan keluarga dan negeri.
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ “Dan Allah جَلَّ جَلالُهُ lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan,” maka Allah جَلَّ جَلالُهُ tampakkan semua itu bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ menghukum mereka atas hal tersebut.
Selain kelalaian yang membuat umat islam terpukul mundur pada perang uhud, masih ada faktor lain yang menyebabkannya. Dan apa yang menimpa kamu berupa kekalahan ketika terjadi pertemuan antara dua pasukan yaitu kaum muslim dengan kaum musyrik pada perang uhud, semua itu adalah dengan izin atau takdir Allah, sebagai ujian bagi umat islam dan agar Allah menguji siapa orang yang benar-benar beriman dan tulus dalam berjuang di jalan Allah, dan siapa di antara mereka yang tidak tulus dalam berjuang. Dan panggilan untuk berjuang itu selain untuk menguji keimanan umat islam, juga untuk menguji orang-orang yang munafik sehingga dapat diketahui kemunafikannya dengan nyata. Kepada mereka dikatakan, marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah dirimu, keluargamu, dan harta kekayaanmu serta negerimu. Mereka berkata dengan nada mengejek nabi dan orang-orang mukmin yang ikut berjuang, sekiranya kami mengetahui bagaimana cara berperang menghadapi musuh yang cukup banyak dengan pasukan yang banyak pula, sehingga dengan jumlah itu kita dapat mengalahkan mereka, tentulah kami mengikuti kamu. Tetapi jika jumlah kita lebih sedikit, itu berarti kita membinasakan diri sendiri, karena itu sebaiknya kita mundur. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan karena tujuan mereka berperang semata-mata hanya ingin mendapatkan ganimah, bukan untuk mengharap imbalan dari Allah. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka secara rinci dan detail tentang kemunafikan mereka.
Ali ‘Imran Ayat 166 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 166, Makna Ali ‘Imran Ayat 166, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 166, Ali ‘Imran Ayat 166 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 166
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)