{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 185.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾
kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa ‘anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr
QS. Ali ‘Imran [3] : 185
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.
Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian, dengan itu seluruh makhluk akan kembali kepada Allah untuk menghadapi hisab. Pahala atas amal perbuatan kalian akan diberikan sempurna tidak dikurangi di hari kiamat. Barangsiapa yang dimuliakan oleh Tuhannya dan diselamatkan oleh-Nya dari api neraka dan dimasukkan oleh-Nya ke dalam surga, maka dia telah meraih apa yang diinginkannya. Kehidupan dunia ini tidak lain kecuali kenikmatan sesaat, maka jangan terkecoh olehnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan kepada semua makhluknya secara umum. bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Perihalnya Sama dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Tetap kekal Zat Tuhan-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Ar Rahmaan:26-27)
Hanya Dia sendirilah yang Hidup Kekal dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia semuanya mati, begitu pula para malaikat umumnya dan para malaikat pemangku Arasy. Hanya Allah sematalah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa Yang Kekal Abadi. Dengan demikian, berarti Allah Yang Mahaakhir, sebagaimana Dia Maha Pertama (Akhirnya Allah tidak ada kesudahannya dan Permulaan Allah tidak ada awal-nya, pent.).
Ayat ini merupakan belasungkawa kepada semua manusia, karena sesungguhnya tidak ada seorang pun di muka bumi ini melainkan pasti mati. Apabila masa telah habis dan nutfah yang telah ditakdirkan oleh Allah keberadaannya dari sulbi Adam telah habis. serta semua makhluk habis, maka Allah melakukan hari kiamat dan membalas semua makhluk sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing, yang besar, yang kecil, yang banyak, yang sedikit.serta yang tua dan yang muda, semuanya mendapat balasannya. Tiada seorang pun yang jianiaya barang sedikit pun dalam penerimaan pembalasannya. Karena itulah maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz Al-Uwaisi, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abu Ali Al-Hasyimi, dari Ja’far ibnu Muhammad Ali ibnul Husain, dari ayah-nya, dari.Ali ibnu Abu Thalib r.a. yang menceritakan bahwa ketika Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ wafat, dan belasungkawa berdatangan, maka datanglah kepada mereka seseorang yang mereka rasakan keberadaannya, tetapi mereka tidak dapat melihat ujudnya. Orang tersebut mengatakan: Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian, hai Ahlul Bait. Begitu pula rahmat Allah dan berkahnya, tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Sesungguhnya belasungkawa dari setiap musibah itu hanyalah kepada Allah, dan hanya kepada-Nya memohon ganti dari setiap yang telah binasa, dan hanya kepada-Nya meminta disusulkan dari setiap yang terlewatkan. Karena itu, hanya kepada Allah-lah kalian percaya, dan hanya kepada-Nyalah kalian berharap, karena sesungguhnya orang yang tertimpa musibah itu ialah orang yang terhalang tidak mendapat pahala. Dan semoga keselamatan terlimpah kepada kalian. begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Ja’far ibnu Muhammad mengatakan, telah menceritakan kepadaku ayahku, bahwa Ali Abu Talib berkata.”Tahukah kalian, siapakah orang ini?” Ali mengatakan pula, “Dia adalah Al-Khidir a.s.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Artinya, barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan selamat darinya serta dimasukkan ke dalam surga, berarti ia sang at beruntung.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah Al-Ansari, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr ibnu Alqamah, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tempat sebuah cemeti di dalam surga lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya. Bacalah oleh kalian jika kalian suka, yaitu firman-Nya, “Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguhlah ia telah beruntung” (Ali Imran:186).
Hadis ini ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui jalur lain tanpa memakai tambahan ayat.
Telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim serta Ibnu Hibban di dalam kitab Sahih-nya dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya tanpa memakai tambahan ini melalui hadis Muhammad ibnu Amr.
Telah diriwayatkan pula dengan memakai tambahan ini oleh Ibnu Murdawaih melalui jalur yang lain. Untuk itu Ibnu Murdawaih mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yahya. telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu Mas’adah, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, dari Abu Hazim, dari Sahl ibnu Sa’d yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: sesungguhnya tempat sebuah cemeti seseorang di antara kalian di dalam surga lebih baik daripada dunia ini dan semua yang ada di dalamnya. Sahl ibnu Sa’d melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya:
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,maka sungguh ia telah beruntung.
Dalam pembahasan yang lalu sehubungan dengan firman-Nya:
dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran:102)
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Waki’ ibnul Jarrah di dalam kitab tafsimya, dari Al-A’masy ibnu Zaid ibnu Wahb, dari Abdur Rahman ibnu Abdu Rabbil Ka’bah, dari Abdullah ibnu Amr ibnul As yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah ia mati sedang ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dan hendaklah ia memberikan kepada orang-orang apa yang ia suka bila diberikan kepada dirinya sendiri.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Makna ayat ini mengecilkan perkara duniawi dan meremehkan urusannya. Bahwa masalah duniawi itu adalah masalah yang rendah, pasti lenyap, sedikit, dan pasti rusak. Seperti yang diungkapkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Al-A’la: 16-17)
Dan apa saja yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya, sedangkan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. (Al Qashash:60)
Dan dalam sebuah hadis disebutkan:
Demi Allah, tiadalah dunia ini dalam kehidupan di akhirat, melainkan sebagaimana seseorang di antara kalian mencelupkan jari telunjuknya ke dalam laut, maka hendaklah ia melihat apa yang didapat olehnya dari laut itu.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali Imran:185) Bahwa kehidupan duniawi itu merupakan kesenangan yang akan ditinggalkan, tidak lama kemudian, demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, pasti menyurut dan hilang dari pemiliknya. Karena itu, ambillah dari kehidupan ini sebagai sarana untuk taat kepada Allah, jika kalian mampu dan tidak ada kekuatan (untuk melakukan ketaatan) kecuali berkat pertolongan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Ayat yang mulia ini mengandung penjelasan tentang zuhud dari dunia karena bersifat fana dan tidak kekal, dan bahwa dunia itu adalah perhiasan yang menipu, membuat fitnah dengan keindahannya, menipu dengan kecantikan dan kemolekannya. Kemudian dunia itu akan berpindah dan ditinggalkan menuju negeri yang abadi, di mana jiwa-jiwa manusia akan diberikan balasan amal yang telah diperbuatnya di dunia ini berupa kebaikan maupun kejelekan. فَمَنْ زُحْزِحَ “Maka barangsiapa dijauhkan,” maksudnya, dikeluarkan عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ “dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung” maksudnya, dia memperoleh kemenangan yang besar dengan selamat dari siksa yang pedih dan sampai kepada surga yang penuh nikmat, yang berisikan segala keindahan yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas pada benak dan hati seseorang.
Pemahaman terbalik ayat ini, adalah bahwa barangsiapa yang tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak masuk dalam surga, maka dia tidaklah beruntung, bahkan dia celaka dengan kesengsaraan yang abadi dan disiksa dengan hukuman yang kekal.
Ayat ini mengandung isyarat akan adanya kenikmatan alam barzakh maupun siksaannya, dan bahwa orang-orang yang beramal akan diberikan balasan di dalamnya dengan beberapa balasan dari amal yang telah mereka lakukan, dan disuguhkan kepada mereka beberapa contoh dari orang-orang yang mendahuluinya. Ini dapat dipahami dari FirmanNya, وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Dan sesungguhnya pada Hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu,” maksudnya, penyempurnaan balasan perbuatan secara total hanya terjadi pada Hari Kiamat, sedangkan selain itu maka terjadi di alam barzakh, bahkan bIsaadi dapat terjadi sebelum itu (di dunia), seperti Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ
“Dan sungguh Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat).” (As-Sajdah: 21).
Pada ayat lalu dijelaskan sikap orang-orang munafik yang menduga bahwa mereka dapat menghindar dari kematian. Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa kematian dialami oleh setiap makhluk dan bisa terjadi kapan saja. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati tanpa terkecuali. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasan kamu dari amal perbuatan baik dan buruk yang kamu lakukan selama di dunia. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kebahagiaan hakiki bukanlah berupa kedudukan dan pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, rumah dan istana yang mewah. Semua itu akan musnah. Karena itu, jangan jadikan seluruh perhatian kamu pada kehidupan kini dan sekarang, karena kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya setiap orang yang hanya mementingkan kebahagiaan sementarakamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu dengan berbagai cobaan, ujian, dan musibah seperti kekurangan harta, malapetaka, dan lain-lain. Karena itu Allah menguji siapa pun di antara mereka yang tetap sabar dan istikamah dalam menjalankan perintah Allah, dan mereka yang tidak menerima dengan hati lapang dan sabar. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik berupa ejekan, pendustaan, penghalangan dalam beragama, perlawanan, dan pengkhianatan. Jika kamu bersabar dan bertakwa dalam menghadapi tindakan-tindakan mereka dan tetap teguh melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Hal itu karena orang-orang yang sabar, bertakwa, dan berbesar hati menerima setiap takdir yang berlaku akan meraih kemenangan yang gemilang atas tipu daya musuh.
Ali ‘Imran Ayat 185 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 185, Makna Ali ‘Imran Ayat 185, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 185, Ali ‘Imran Ayat 185 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 185
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)