{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 187.
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ ﴿١٨٧﴾
wa iż akhażallāhu mīṡāqallażīna ụtul-kitāba latubayyinunnahụ lin-nāsi wa lā taktumụnahụ fa nabażụhu warā`a ẓuhụrihim wasytarau bihī ṡamanang qalīlā, fa bi`sa mā yasytarụn
QS. Ali ‘Imran [3] : 187
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu), “Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi Kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan.
Ingatlah wahai Rasul saat Allah mengambil perjanjian yang tegas atas orang-orang yang diberi kitab yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani; orang-orang Yahudi mendapatkan Taurat sedangkan orang-orang Nasrani mendapatkan Injil, agar mereka mengamalkannya dan menjelaskannya kepada umat manusia tanpa menyembunyikannya dan menyamarkannya di depan mereka. Lalu mereka mencampakkan perjanjian dan tidak memegangnya, mereka malah mengambil harta yang sedikit sebagai upah atas penyembunyian mereka terhadap kebenaran dan penyelewengan mereka terhadap kitab Allah. Seburuk-buruk jual beli adalah apa yang mereka kerjakan, menyia-nyiakan perjanjian Allah dan merubah isi kitab Allah.
Makna ayat ini mengandung celaan dan ancaman Allah terhadap kaum Ahli Kitab, yaitu mereka yang Allah telah mengambil janji dari mereka melalui lisan nabi-nabi-Nya, bahwa mereka bersedia beriman kepada Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan mau mempopulerkannya di kalangan manusia, sehingga mereka dalam keadaan siap dalam menyambut perkaranya. Apabila tiba saatnya Allah mengutus dia, maka mereka tinggal mengikutinya. Akan tetapi, mereka menyembunyikan hal tersebut dan menukar kebaikan di dunia dan akhirat yang telah dijanjikan kepada mereka dengan harga yang sedikit dan keberuntungan duniawi yang rendah. Maka seburuk-buruk transaksi adalah transaksi yang mereka lakukan, dan seburuk-buruk penukaran adalah jual beli yang mereka lakukan.
Di dalam ungkapan ini terkandung peringatan bagi para ulama agar mereka jangan menempuh jalan orang-orang yang bersifat “demikian, karena akibatnya mereka akan tertimpa bencana yang sama dan membuat mereka termasuk ke dalam golongannya.
Karena itu, sudah seharusnya bagi ulama menyiarkan ilmu yang bermanfaat yang ada di tangan mereka, yaitu ilmu yang menunjukkan kepada amal yang saleh, dan janganlah mereka menyembunyikan sesuatu pun darinya.
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disebutkan bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Barang siapa yang ditanya mengenai suatu ilmu, lalu ia menyembunyikannya, kelak ia akan disumbat pada hari kiamat dengan penyumbat dari api neraka.
Al-Mitsaq adalah sebuah janji yang berat lagi dikuatkan (dengan sesuatu). Janji tersebut diambil oleh Allah جَلَّ جَلالُهُdari setiap orang yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ berikan kepadanya kitab, dan telah Allah جَلَّ جَلالُهُ ajarkan kepadanya ilmu, yaitu agar dia menjelaskan apa yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ ajarkan itu kepada manusia apa yang mereka butuhkan dan tidak menyembunyikannya dan bakhil dengannya kepada mereka, khususnya bila mereka bertanya kepadanya atau terjadi suatu kondisi yang mengharuskan hal tersebut. Karena setiap orang yang memiliki ilmu, maka pada saat itu wajib atasnya menjelaskan dan menerangkan kebenaran dari kebatilan.
Orang-orang yang diberi taufik oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ, niscaya mereka akan menunaikan dan menyempurnakan kewajiban tersebut dan mereka mengajarkan manusia apa yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ ajarkan kepadanya dengan maksud memperoleh keridhaan Rabb mereka dan sebagai rasa kasih terhadap makhluk serta rasa takut dari dosa menyembunyikan ilmu. Sedangkan orang-orang yang telah diberikan kepada mereka al-Kitab dari kaum Yahudi dan Nasrani dan orang-orang yang seperti mereka, maka mereka telah melemparkan perjanjian dan ikatan-ikatan tersebut di belakang punggung mereka dan mereka tidak mempedulikannya. Mereka menyembunyikan kebenaran dan menampakkan kebatilan sebagai sikap lancang terhadap hal-hal yang diharamkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ serta meremehkan hak-hak Allah جَلَّ جَلالُهُdan hak-hak makhluk. Dan dengan penyembunyian itu mereka menukarnya ثَمَنًا قَلِيلًا “dengan harga yang sedikit,” yaitu sesuatu yang mereka dapatkan jika mendapatkannya berupa sedikit kedudukan, harta yang hina dari orang-orang yang rendah, yang mengikuti hawa nafsu mereka dan mendahulukan syahwat mereka daripada kebenaran.
فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ “Amatlah buruk tukaran yang mereka terima” karena hal itu adalah imbalan yang paling rendah. Sedangkan sesuatu yang mereka benci, yaitu menjelaskan kebenaran yang mengandung kebahagiaan yang abadi dan manfaat agama maupun dunia adalah harapan dan cita-cita yang paling tinggi dan paling mulia; dan tidaklah mereka memilih yang rendah lagi hina dan meninggalkan yang tinggi lagi mahal, melainkan karena buruknya bagian mereka, kehinaan mereka dan kondisi mereka yang tidak baik bagi selain tujuan untuk apa mereka diciptakan. Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُberfirman,
Pada ayat lalu dijelaskan gangguan dan tipu daya orang-orang yahudi terhadap nabi, pada ayat ini Allah menjelaskan kelengahan dan pengabaian mereka terhadap ajaran taurat. Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji yang kuat berupa aturan-aturan dari orang-orang yahudi dan nasrani yang telah diberi kitab, berupa perintah, hendaklah kamu benar-benar menerangkannya, yakni isi kitab itu, kepada manusia, tentang amar makruf nahi mungkar, halal dan haram sebagaimana termaktub dalam kitab suci yang diturunkan dari Allah. Dan diperintahkan pula janganlah kamu menyembunyikannya, yakni isi kandungan kitab suci tersebut, seperti berita kedatangan nabi Muhammad, dan hukum-hukum syariat tentang halal dan haram. Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dengan tidak mengindahkan perintahperintah Allah serta mengabaikan aturan-aturan yang telah ditetapkan dan bahkan mereka menjualnya dengan harga murah. Mereka mengubah ketentuan hukum yang telah ditetapkan Allah untuk kepentingan sekelompok orang berpengaruh demi mendapatkan imbalan duniawi. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan karena mereka rela menukar kemuliaan ilmu, agama, pujian di sisi Allah serta mahluk-Nya, dan kekekalan di surga yang penuh nikmat, dengan kesenangan duniawi yang fana jangan sekali-kali kamu, wahai rasulullah, meyakini dan mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan meskipun yang mereka lakukan itu perbuatan dosa atau maksiat sekali pun dan mereka suka dipuji dengan membanggakan diri atas perbuatan yang tidak mereka lakukan. Mereka, yakni orang-orang yahudi, menutupi berita yang disampaikan nabi, kemudian mereka menyampaikan berita itu kepada orang lain dengan mengatasnamakan dirinya, sehingga di mata orang lain merekalah yang paling paham tentang isi kitab suci. Apa yang mereka lakukan tersebut adalah demi mengharapkan pangkat dan kedudukan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, jangan sekalikali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab lantaran Allah telah menghapus pahala dari hasil usahanya dan membatalkan amalnya, karena mereka telah berbuat bohong. Mereka akan mendapat azab yang pedih akibat perbuatan dosa yang mereka lakukan.
Ali ‘Imran Ayat 187 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 187, Makna Ali ‘Imran Ayat 187, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 187, Ali ‘Imran Ayat 187 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 187
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)