{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 199.
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۗ أُولَـٰئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ﴿١٩٩﴾
wa inna min ahlil-kitābi lamay yu`minu billāhi wa mā unzila ilaikum wa mā unzila ilaihim khāsyi’īna lillāhi lā yasytarụna bi`āyātillāhi ṡamanang qalīlā, ulā`ika lahum ajruhum ‘inda rabbihim, innallāha sarī’ul-ḥisāb
QS. Ali ‘Imran [3] : 199
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Di antara ahli kitab ada sebagian orang yang membenarkan Allah sebagai Rabb yang Esa dan berhak disembah, membenarkan Al Qur’an yang Dia turunkan kepada kalian dan membenarkan Taurat dan Injil yang diturunkan kepada mereka dengan penuh ketundukan dan kerendahan kepada-Nya. Mereka tidak menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang murah berupa manfaat dunia, mereka juga tidak menyembunyikan apa yang diturunkan oleh Allah dan tidak menyelewengkan seperti ahli kitab yang lainnya. Mereka itu mendapatkan pahala besar di sisi Tuhan mereka di hari perjumpaan dengan-Nya, maka Dia memberikannya kepada mereka tanpa dikurangi. Sesungguhnya Allah Mahacepat hisab-Nya, tidak keteteran dalam menghitung amal pernuatan mereka dan menghisab mereka atasnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitakan perihal segolongan Ahli Kitab, bahwa mereka beriman kepada Allah dengan iman yang sebenarnya, beriman pula kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ serta kitab-kitab terdahulu yang ada di tangan mereka. Bahwa mereka selalu taat kepada Allah, tunduk patuh di hadapan-Nya, dan tidak pernah menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Yakni mereka tidak menyembunyikan berita gembira tentang Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang ada di dalam kitab-kitab mereka. Mereka menyebutkan sifat dan ciri khasnya, serta tempat beliau diutus dan sifat umatnya.
Mereka adalah orang-orang yang terpilih dari kalangan Ahli Kitab dan merupakan orang-orang paling baik di antara mereka, baik dari kalangan orang-orang Yahudi ataupun orang-orang Nasrani.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman di dalam surat Al-Qashash:
Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelumnya Al-Qur’an mereka beriman pula dengan Al-Qur’an itu. Dan apabila dibacakan (Al-Qur’an) itu pada mereka, mereka berkata, “Kami beriman kepadanya: sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami. sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya.” Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan. (Al Qashash:52-54)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman dalam ayat yang lain, yaitu:
Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. (Al Baqarah:121)
Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak, dan dengan hak itulah mereka menjalankan keadilan. (Al A’raf:159)
Mereka itu tidak sama, di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (salat). (Ali Imran:113)
Katakanlah, “Berimanlah kalian kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil sujud, dan mereka berkata, “Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (Al Israa’:107-109)
Sifat-sifat tersebut memang dijumpai di kalangan orang-orang Yahudi, tetapi sedikit. Seperti yang ada pada diri Abdullah ibnu Salam dan orang-orang Yahudi yang semisal dengannya dari kalangan rahib-rahib Yahudi yang beriman, tetapi jumlah mereka tidak sampai sepuluh orang.
Adapun di kalangan orang-orang Nasrani, sifat-sifat tersebut banyak dijumpai, di kalangan mereka banyak orang yang mendapat petunjuk dan mengikuti kebenaran. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatan dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata.”Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” (Al Maidah:82)
sampai dengan firman-Nya:
Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedangkan mereka kekal di dalamnya. (Al Maidah:85)
Demikian pula yang dikatakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam surat ini melalui firman-Nya:
Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. (Ali lmran: 199), hingga akhir ayat.
Di dalam sebuah hadis telah disebutkan bahwa ketika Ja’far ibnu Abu Talib r.a. membacakan surat kaf ha ya ‘ain sad di hadapan Raja Najasyi, Raja negeri Habsyah yang saat itu di hadapannya banyak terdapat para patrik dan pendeta, maka Raja Najasyi menangis, dan mereka ikut menangis pula bersamanya hingga air mata membasahi jenggot mereka.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan, ketika Raja Najasyi meninggal dunia, maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan belasungkawa kepada para sahabatnya, lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Sesungguhnya seorang saudara kalian di Habsyah telah meninggal dunia, maka salatkanlah ia oleh kalian.
Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menuju tanah lapang, lalu mengatur saf mereka (sahabat-sahabatnya) dan menyalatkan (jenazah)nya (secara gaib).
Ibnu Abu Hatim dan Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih meriwayatkan dari hadis Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Anas ibnu Malik yang menceritakan bahwa ketika Raja Najasyi meninggal dunia, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Mohonkanlah ampun buat saudara kalian! Maka sebagian orang ada yang mengatakan, “Apakah beliau memerintahkan kita agar memintakan ampun buat orang kafir yang mati di negeri Habsyah ini?” Maka turunlah firman-Nya: Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kalian dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka berendah hati kepada Allah. (Ali Imran:199), hingga akhir ayat.
Abdu ibnu Humaid dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui jalur lain dari Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Al-Hasan, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Kemudian Ibnu Murdawaih meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Humaid, dari Anas ibnu Malik semisal dengan hadis di atas.
Ibnu Jarir meriwayatkannya pula melalui hadis Abu Bakar Al-Huzali, dari Qatadah, dari Sa’id ibnul Musayyab, dari Jabir yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah berkata kepada kami ketika Raja Najasyi meninggal dunia: Sesungguhnya Ashamah Raja Najasyi saudara kalian telah meninggal dunia. Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar dan melakukan salat sebagaimana menyalatkan jenazah, yaitu dengan empat kali takbir. Orang-orang munafik berkata, “Apakah dia menyalatkan seorang kafir yang mati di negeri Habsyah?” Maka Allah menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah. (Ali Imran:199), hingga akhir ayat.
Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr Ar-Razi, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnul Fadl, dari Muhammad ibnu Ishaq, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Rauman, dari Urwah, dari Siti Aisyah r.a. yang mengatakan, “Ketika Raja Najasyi meninggal dunia, kami memperbincangkan bahwa di atas kubur Raja Najasyi terus-menerus masih kelihatan ada nurnya.
Al-Hafiz Abu Abdullah Al-Hakim meriwayatkan di dalam kitab Mustadrak-nya, telah menceritakan kepada kami Abul Abbas As-Sayyari di Marwin. teluh menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ali Al-Gazal, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Hasan ibnu Syaqiq, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Mus’ab ibnu Sabit, dari Amir ibnu Abdullah ibnuz Zubair. dari ayahnya yang menceritakan bahwa Raja Najasyi mendapat ancaman dari musuh dalam negerinya. Maka kaum Muhajirin datang menghadapnya dan berkata, “Sesungguhnya kami suka bila engkau keluar memerangi mereka hingga kami dapat berperang bersamamu untuk membantumu, dan kamu dapat melihat keberanian kami serta membalas budimu yang telah kamu berikan kepada kami.” Maka Raja Najasyi menjawab.”Sesungguhnya penyakit yang diakibatkan karena penolongan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalah lebih baik daripada obat karena pertolongan manusia.” Abdullah ibnuz Zubair mengatakan bahwa sehubungan dengan dialah ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang-orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kalian dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka berendah hati kepada Allah. (Ali Imran:199), hingga akhir ayat.
Selanjutnya Imam Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih, tetapi keduanya (Imam Bukhari dan Imam Muslim) tidak mengetengahkannya.
Ibnu Abu Nujaih meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab. (Ali Imran:199) Yakni orang-orang muslim dari kalangan Ahli Kitab.
Abbad ibnu Mansur mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Al-Hasan Al-Basri mengenai makna firman-Nya: Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah. (Ali Imran:199). hingga akhir ayat. Maka Al-Hasan Al-Basri menjawab bahwa mereka adalah Ahli Kitab yang telah ada sebelum Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Lalu mereka mengikuti Nabi Muhammad dan masuk Islam. Allah memberi mereka pahala dua kali lipat, yaitu pahala untuk iman mereka sebelum Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan pahala mereka mengikuti Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Abu Musa yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Ada tiga macam orang yang pahala mereka diberi dua kali. Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyebutkan salah satu di antara mereka, yaitu seorang lelaki dari kalangan Ahli Kitab yang beriman kepada nabinya, lalu ia beriman kepadaku.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit.
Mereka tidak menyembunyikan pengetahuan yang ada pada mereka. tidak seperti apa yang dilakukan oleh segolongan orang yang hina dari kalangan mereka, melainkan mereka memberikan ilmu itu dengan cuma-cuma, yakni secara suka rela. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan mereka di dalam firman berikutnya:
Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.
Mujahid mengatakan bahwa makna sari’ul hisab ialah amat cepat perhitungan-Nya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan lain-lainnya.
Maksudnya, وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ “Dan sesungguhnya di antara ahli Kitab”, ada suatu kelompok yang dibimbing kepada kebaikan, mereka beriman kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dan beriman kepada sesuatu وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ “yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan kepada mereka.” Keimanan yang berguna ini tidaklah seperti orang yang beriman kepada sebagian rasul dan kitab, dan kafir kepada sebagian lainnya. Oleh karena itu, ketika keimanan mereka menyeluruh dan bersifat hakiki, maka menjadi sesuatu yang berguna hingga menimbulkan rasa takut (khasyyah) bagi mereka kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dan ketundukan mereka di bawah kemuliaanNya yang mengharuskan ketundukan kepada perintah dan laranganNya, serta tidak melampaui batasan-batasanNya. Mereka itulah ahli Kitab dan ahli ilmu dalam makna hakiki, sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama.” (Fathir: 28).
Dan termasuk kesempurnaan rasa takut mereka kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ adalah bahwa mereka لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا “tidak menukarkan ayat-ayat Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan harga yang sedikit.” Mereka tidak mendahulukan dunia daripada agama sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang menyimpang, yang menyembunyikan apa yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ turunkan dan mereka tukarkan dengan harga yang sedikit.
Mereka sangat mengetahui suatu perkara secara hakiki dan mereka paham benar bahwa sebesar-besar kerugian adalah rela dengan dunia yang hina daripada agama, mengikuti hawa nafsu yang rendah dan meninggalkan kebenaran yang merupakan sebaik-baik keberuntungan dan kemenangan di dunia dan akhirat. Lalu mereka mendahulukan kebenaran, menerangkannya dan menyeru kepadanya, mereka mengingatkan dari kebatilan, lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ memberikan pahala atas hal itu kepada mereka, yaitu dengan menjanjikan mereka pahala yang melimpah dan ganjaran yang baik, dan Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan kepada mereka akan kedekatanNya, dan bahwa Allah جَلَّ جَلالُهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ “amat cepat perhitunganNya.” Mereka tidak akan dapat memperlambat apa yang dijanjikan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ bagi mereka, karena apa yang akan datang pasti terbukti terjadi dan itu sangat dekat.
Setelah menjelaskan w yang diberikan Allah kepada orang-orang mukmin, kemudian Allah menjelaskan golongan mukmin lain-Nya yang mendapat imbalan yang sama. Dan sesungguhnya di antara ahli kitab dari golongan yahudi dan nasrani ada kelompok orang-orang yang beriman kepada Allah dengan tulus, dan beriman kepada apa yang diturunkan kepada kamu yaitu kitab suci Al-Qur’an dan beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka, yaitu kitab taurat dan injil. Mereka menghimpun antara keimanan kepada nabi-nabi mereka sendiri dan keimanan kepada nabi Muhammad serta ajaran-ajaran yang dibawa para nabi dalam keadaan berendah hati kepada Allah dengan tunduk dan patuh mengamalkan syariat-Nya, dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah, demi meraih kekayaan materi dan kemewahan, serta kedudukan yang sifatnya sementara. Mereka yang tunduk dan patuh mengamalkan syariat-Nya kelak akan memperoleh pahala di sisi tuhannya sebagai imbalan atas amal perbuatan yang telah mereka lakukan dengan tulus di dunia. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya, mampu menghitung jumlah yang banyak dalam waktu singkatwahai orang-orang yang beriman! bersabarlah kamu semua dalam taat kepada Allah dengan meninggalkan perbuatan maksiat dan segala larangan dengan cara menjauhinya serta bertobatlah, dan kuatkanlah kesabaranmu terhadap musibah yang menimpamu maupun tingkah laku orang yang mungkin terasa menyakitkan. Dan tetaplah bersiap siaga dalam menghadapi musuh-Musuh di perbatasan negerimu dengan selalu komitmen di jalan Allah, dan bertakwalah kepada Allah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar kamu termasuk orang-orang yang beruntung, yakni mendapatkan imbalan yang besar dan abadi, atas ketaatan dan kesabaran kalian. Pada akhir ayat ini Allah memperingatkan orang mukmin dengan empat perintah, yaitu bersabar, memperteguh kesabaran, komitmen di jalan Allah, dan bertakwa. Empat hal ini akan mengantarkan seseorang memperoleh keberuntungan.
Ali ‘Imran Ayat 199 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 199, Makna Ali ‘Imran Ayat 199, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 199, Ali ‘Imran Ayat 199 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 199
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran