{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 41.
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَـٰؤُلَاءِ شَهِيدًا ﴿٤١﴾
fa kaifa iżā ji`nā ming kulli ummatim bisyahīdiw wa ji`nā bika ‘alā hā`ulā`i syahīdā
QS. An-Nisa [4] : 41
Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka.
Bagaimana keadaan manusia di hari Kiamat manakala Allah mengumpulkan semua umat dengan Rasul-Nya agar dia bersaksi atasnya dengan apa yang diperbuat, dan Allah menghadirkanmu wahai Rasul agar kamu menjadi saksi atas mereka dan atas umatnya, bahwa kamu telah menyampaikan risalah Tuhanmu kepada mereka?
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan kengerian yang terjadi pada hari kiamat dan perkara serta keadaannya yang sangat keras, maka bagaimanakah perkara dan keadaan hari kiamat nanti ketika didatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat, yang dimaksud ialah para nabi. Seperti pengertian yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya, dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi. (Az Zumar:69), hingga akhir ayat.
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri. (An Nahl:89), hingga akhir ayat.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A’masy, dari Ibrahim, dari Ubaidah, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepadanya: “Bacakanlah (Al-Qur’an) untukku!” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, apakah aku membacakan Al-Qur’an untukmu. padahal Al-Qur’an diturunkan kepadamu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya, sesungguhnya aku- suka bila mendengarnya dari orang lain.” Lalu aku membaca surat An-Nisa. Ketika bacaanku sampai kepada firman-Nya:
Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).
Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Cukuplah sekarang! Ternyata kedua mata beliau berlinangan air mata.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abdullah Az-Zuhri, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-Mas’udi, dari Ja’far ibnu Amr ibnu Harb, dari ayahnya, dari Abdullah (yaitu Ibnu Mas’ud) sehubungan dengan ayat ini. ia menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Aku orang yang menyaksikan lagi mengetahui selagi aku berada di antara mereka, tetapi apabila Engkau mewafatkan diriku, maka hanya Engkaulah yang mengawasi mereka.
Adapun mengenai apa yang diceritakan oleh Abu Abdullah Al-Qurtubi di dalam kitab Tazkirah, ia mengatakan dalam bab “Hal yang Menyebutkan Kesaksian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ atas Umatnya”, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami seorang lelaki dari kalangan Ansar, dari Al-Minhal ibnu Amr, bahwa ia pernah mendengar Sa’id ibnul Musayyab mengatakan, “Tiada suatu hari pun yang terlewatkan melainkan ditampilkan kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ perihal umatnya di pagi dan sore harinya. Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengenal nama dan amal perbuatan mereka. Karena itulah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mempersaksikan atas perbuatan mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).
Maka sesungguhnya hal ini adalah asar (bukan hadis), di dalam sanadnya terdapat inqita’. Di dalam sanadnya terdapat seseorang yang tidak dikenal lagi tidak disebutkan namanya. Hal ini merupakan periwayatan Sa’id ibnul Musayyab sendiri, dan dia tidak me-rafa’-kannya (sampai kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
Ternyata Al-Qurtubi menerima kenyataan ini. Lalu sesudah mengetengahkan asar ini ia mengatakan dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan bahwa semua amal perbuatan dilaporkan kepada Allah pada tiap hari Senin dan Kamis, kepada para nabi, para ayah, dan para ibu pada hari Jumat. Al-Qurtubi mengatakan, tidak ada pertentangan mengingat barangkali hal ini khusus bagi Nabi kita saja, sehingga ditampilkan kepadanya semua amal perbuatan setiap hari, juga pada hari Jumat yang bersama-sama para nabi lainnya.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيْدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيْدًا “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” maksudnya, bagaimanakah kondisi kala itu? Dan bagaimana terjadinya hukum yang agung tersebut yang menyatukan antara Dzat yang memutuskan ketetapan itu adalah Dzat yang memiliki kesempurnaan ilmu, keadilan yang tidak bercacat dan kebijaksanaan yang agung dengan kesaksian makhluk yang paling suci –yaitu para Rasul– atas umat-umat mereka bersamaan dengan pengakuan secara sadar dari mereka yang menjadi terdakwa? Yang demikian itu demi Allah جَلَّ جَلالُهُ, adalah hukum yang paling umum dan menyeluruh, yang paling adil dan paling agung, kemudian tinggAllah جَلَّ جَلالُهُ mereka (pihak yang terhukum atau terdakwa) mengakui akan kesempurnaan karunia, keadilan, pujian dan sanjunganNya, ada golongan yang berbahagia dengan mendapatkan keberuntungan, keberhasilan, kemuliaan dan kesuksesan, dan ada golongan yang sengsara dengan kehinaan, keterpurukan, dan siksa yang menghinakan.
Setelah menggambarkan perilaku orang-orang yang sombong dan membanggakan diri yang dikategorikan sebagai orang-orang kafir itu, ayat berikut menghadapkan kenyataan itu terhadap orang beriman untuk ditarik pelajaran. Maka jadikanlah bahan renungan tentang bagaimanakah kelak keadaan orang kafir itu, jika kami pada hari itu mendatangkan seorang saksi, yakni rasul, dari setiap umat, dan kami mendatangkan engkau, wahai Muhammad, sebagai saksi atas mereka, orangorang sombong dan membanggakan diri itu. Karena pada hari ketika mereka dibangkitkan itu, orang yang kafir yang sombong dan membanggakan diri dan orang yang mendurhakai rasul, nabi Muhammad, berharap sekiranya mereka diratakan dengan tanah, hancur luluh menjadi tanah sehingga tidak ada yang tersisa sedikit pun dari jasmani mereka, dengan demikian mereka merasa tidak diadili lagi, padahal mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian apa pun dari Allah dari apa yang mereka perbuat. Sungguh hal ini menjadi pelajaran bagi orang-orang beriman
An-Nisa Ayat 41 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 41, Makna An-Nisa Ayat 41, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 41, An-Nisa Ayat 41 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 41
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)