{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 46.
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَـٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٤٦﴾
minallażīna hādụ yuḥarrifụnal-kalima ‘am mawāḍi’ihī wa yaqụlụna sami’nā wa ‘aṣainā wasma’ gaira musma’iw wa rā’inā layyam bi`alsinatihim wa ṭa’nan fid-dīn, walau annahum qālụ sami’nā wa aṭa’nā wasma’ wanẓurnā lakāna khairal lahum wa aqwama wa lākil la’anahumullāhu bikufrihim fa lā yu`minụna illā qalīlā
QS. An-Nisa [4] : 46
(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), “Raa‘ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.
Di antara orang-orang Yahudi ada sekelompok orang yang selalu merubah kalam Allah dan menggantinya dari tempatnya yang benar dengan dasar berbuat dusta atas nama Allah. Mereka berkata kepada Rasulullah, “Kami mendengar perkataanmu namun kami mendurhakai perintahmu, dengarkanlah kami dan semoga kamu tidak didengarkan.” Mereka juga berkata, “Berikanlah pendengaranmu.” Yakni pahamilah kami dan buatlah kami paham. Mereka membelokkan lidah mereka dengannya, maksud mereka adalah mendoakan ru unah (kebodohan) atas Nabi menurut bahasa mereka dan mencela agama Islam. Sekiranya mereka mengucapkan, “Kami dengarkan dan kami taati, dan bukan kami durhakai.” Dengarkanlah, dan bukan semoga kamu tidak didengarkan, niscaya hal itu lebih baik bagi mereka di sisi Allah dan lebih lurus dari sisi perkataan. Akan tetapi Allah mengusir mereka dari rahmat-Nya disebabkan oleh kekufuran mereka dan pengingkaran mereka terhadap kenabian Muhammad. Mereka tidak membenarkan kebenaran kecuali hanya sedikit dan itu tidak bermanfaat bagi mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yaitu orang-orang Yahudi.
Min dalam ayat ini menunjukkan makna keterangan jenis. Seperti pengertian min yang terdapat di dalam firman lainnya, yaitu:
maka jauhilah perkara yang najis yaitu berhala-berhala tersebut. (Al Hajj:30)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.
Maksudnya, mereka menakwilkannya bukan dengan takwil yang sebenarnya, dan menafsirkannya bukan dengan tafsir yang dimaksud oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dengan sengaja mereka melakukannya sebagai kedustaan dari mereka sendiri.
Mereka mengatakan, “Kami mendengar.”
Yakni kami mendengar apa yang engkau katakan, hai Muhammad, dan kami tidak akan menaatimu. Demikianlah menurut apa yang ditafsirkan oleh Mujahid dan Ibnu Zaid mengenai makna yang dimaksud dari kalimah ini. Hal ini jelas menggambarkan kekufuran dan keingkaran mereka yang sangat keterlaluan. Sebenarnya mereka berpaling dari Kitabullah sesudah mereka memahaminya, padahal mereka mengetahui bahaya yang menimpa diri mereka akibat perbuatannya, yaitu berupa dosa dan siksaan yang akan menimpa diri mereka. Ucapan mereka yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan ucapan mereka, “Dengarlah,” semoga kamu tidak mendengar apa-apa. (An Nisaa:46)
Artinya, dengarkanlah apa yang kami katakan, mudah-mudahan kamu tidak mendengarnya. Demikianlah makna ayat menurut apa yang diriwayatkan oleh Ad-Dahhak dari Ibnu Abbas. Mujahid dan Al-Hasan mengatakan bahwa makna ayat ialah: “Dengarlah, mudah-mudahan kamu tidak mau menerimanya.”
Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang benar adalah makna yang pertama karena hal ini menunjukkan cemoohan dan ejekan mereka. Semoga laknat Allah selalu menimpa mereka.
Dan (mereka mengatakan pula), “Ra’ina,” dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama.
Ucapan mereka yang mengatakan, “Ra’ina” memberikan kesan bahwa seakan-akan mereka mengatakan, “Perhatikanlah kami dengan pendengaranmu.” Padahal sebenarnya mereka bermaksud mencaci Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melalui perkataan ini yang berakar dari kata ru’unah (cacian). Pembahasan mengenai tafsir ini telah kami kemukakan dalam tafsir firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian katakan (kepada Muhammad), “Ra’ina.” Tetapi katakanlah, “Unzurna.” (Al Baqarah:104)
Karena itulah- Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menyebutkan perihal orang-orang Yahudi yang selalu mengeluarkan ucapan-ucapan yang bertentangan dengan sikap lahiriahnya, yaitu:
dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama.
Karena mereka mencaci Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (An Nisaa:46)
Hati mereka dijauhkan dari kebaikan dan terusir dari kebaikan, sehingga iman tidak masuk dalam kalbu mereka barang sedikit pun yang dapat memberikan manfaat buat mereka. Mengenai firman-Nya:
Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
telah disebutkan dalam pembahasan yang jauh sebelum ini. Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka tidaklah beriman dengan keimanan yang bermanfaat buat diri mereka.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan tentang kesesatan dan kedurhakaan mereka, serta sikap mereka mendahulukan kebatilan daripada kebenaran dalam FirmanNya, مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا “Yaitu orang-orang Yahudi” di mana mereka itu adalah para ulama kesesatan dari kaum Yahudi, يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ “mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya,” dengan merubah lafazhnya atau maknanya atau merubah keduanya sekaligus. Dan di antara penyelewengan mereka adalah menempatkan sifat-sifat yang disebutkan dalam kitab-kitab mereka hanya sesuai bagi Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pada posisi bukan itu yang dimaksudkan (menurut anggapan mereka) dan bukan pula yang dikehendaki dari ayat-ayat itu, akan tetapi yang dimaksudkan olehnya adalah selain beliau dan mereka menyembunyikan hal tersebut. Inilah kondisi mereka dalam ilmu yang merupakan seburuk-buruk kondisi, mereka telah memutarbalikkan hakikat yang sebenarnya, dan menempatkan kebenaran pada kebatilan lalu mengingkari kebenaran tersebut.
Adapun kondisi mereka pada amal perbuatan dan ketundukan adalah, يَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا “mereka berkata, ‘Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya’,” maksudnya, kami telah mendengarkan perkataanmu (wahai Muhammad) dan kami tidak menuruti perintahmu, inilah puncak dari kekufuran, kedurhakaan dan keluar dari ketundukan. Demikian juga, mereka berdialog dengan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan seburuk-buruk dialog dan paling jauh dari tata krama yang baik, mereka berkata, اسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa,” maksud mereka adalah dengarkanlah dari kami sedang kamu tidak mendengar apa-apa yang kamu sukai, akan tetapi kamu mendengar apa yang kamu benci.
وَرَاعِنَا “Dan (mereka mengatakan), Ra’ina” maksud mereka dari hal itu adalah Ru’unah, yang berarti: kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan mereka mengira bahwa lafazh tersebut ketika maknanya memiliki kemungkinan berbeda dari apa yang mereka maksudkan, bahwasanya lafazh itu membuat samar (tidak jelas) bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ dan RasulNya, lalu mereka memanfaatkan lafazh itu di mana lisan-lisan mereka selalu mengucapkannya demi mencela agama dan menjatuhkan kehormatan Rasul, kemudian mereka mengutarakan hal tersebut secara terang-terangan di antara mereka, karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّيْنِ “Dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama.” Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ memberikan petunjuk kepada mereka menuju perkara yang mengandung kebaikan buat mereka daripada hal tersebut dengan berfirman, وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ “Sekiranya mereka mengatakan, ‘Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami’, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat,” hal itu karena apa yang dikandung oleh perkataan tersebut berupa dialog yang baik dan tata krama yang patut dalam berdialog dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan termasuk dalam ketaatan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, tunduk akan perintahNya, serta kesopanan yang baik dari mereka saat menuntut ilmu di mana mereka mengutarakan pertanyaan mereka dengan cara yang baik dan memperhatikan sikap mereka, inilah yang sepatutnya mereka tempuh, akan tetapi ketika tabiat dan karakter mereka tidaklah bersih, akhirnya mereka berpaling dari hal tersebut lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ mengusir mereka akibat dari kekufuran dan kedurhakaan mereka, oleh karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ إلَّا قَلِيْلًا “Akan tetapi Allah جَلَّ جَلالُهُ mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.”
Yaitu di antara orang yahudi, yang kebiasaan buruk mereka adalah mengubah perkataan dari tempat-tempatnya seperti menyangkut kenabian Muhammad. Dan mereka berkata, kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan juga mereka mengatakan pula, dengarlah, sedang engkau, nabi Muhammad, sebenarnya tidak mendengar apa pun apa yang mereka katakan. Dan selanjutnya mereka mengatakan pula, ra”ina dengan memutar-balikkan lidahnya dan dengan sengaja mencela ajaran agama. Sekiranya mereka mengatakan, kami mendengar dan patuh, sebagai ganti dari perkataan dan dengarlah, dan perhatikanlah kami, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, karena tidak menimbulkan kemungkinan keliru. Akan tetapi itu tidak mereka lakukan sehingga Allah melaknat mereka, karena kekafiran dan kedurhakaan mereka. Mereka tidak beriman kecuali hanya sedikit sekali. 46. Dan mereka, orang-orang yang rugi dan zalim itu, tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong dan menyelamatkan mereka dari azab di akhirat nanti selain Allah yang mahakuasa. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah akibat kesesatannya, tidak akan ada jalan keluar baginya untuk mendapat petunjuk. 46. Dan mereka, orang-orang yang rugi dan zalim itu, tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong dan menyelamatkan mereka dari azab di akhirat nanti selain Allah yang mahakuasa. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah akibat kesesatannya, tidak akan ada jalan keluar baginya untuk mendapat petunjuk. Usai melaknat orang-orang yahudi, pada ayat ini Allah menakutnakuti mereka dengan siksaan yang langsung dirasakan. Wahai orangorang yang telah diberi kitab secara utuh! berimanlah kamu kepada apa yang telah kami turunkan, yakni Al-Qur’an, yang kandungan pokoknya membenarkan kitab yang ada pada kamu yaitu taurat, yang disampaikan secara utuh kepada kalian oleh nabi musa. Oleh sebab itu, berimanlah kamu sebelum kami mengubah wajah-wajah-Mu, lalu kami putar ke belakang, atau kami kembalikan kamu ke jalan kesesatan, atau kami akan laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang yang berbuat maksiat pada hari sabat (sabtu) pada masa lampau. Dan ketetapan Allah itu pasti berlaku.
An-Nisa Ayat 46 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 46, Makna An-Nisa Ayat 46, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 46, An-Nisa Ayat 46 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 46
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)