{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 64.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا ﴿٦٤﴾
wa mā arsalnā mir rasụlin illā liyuṭā’a bi`iżnillāh, walau annahum iż ẓalamū anfusahum jā`ụka fastagfarullāha wastagfara lahumur-rasụlu lawajadullāha tawwābar raḥīmā
QS. An-Nisa [4] : 64
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Kami tidak mengutus seorang Rasul pun dari Rasul-rasul Kami, kecuali agar dakwahnya dijawab dengan perintah dan ketetapan dari Allah. Seandainya orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan melakukan keburukan-keburukan tersebut datang kepadamu wahai Rasul, saat kamu masih hidup, dalam keadaan bertaubat memohon kepada Allah agar mengampuni mereka dan kamu pun memohon ampun bagi mereka, niscaya mereka akan mengetahui bahwa Allah Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami ddak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati.
Artinya, kaum yang diutus kepada mereka seorang rasul diwajibkan taat kepadanya.
Mengenai firman-Nya:
…dengan seizin Allah.
Menurut pendapat Mujahid, makna yang dimaksud ialah tiada seorang pun yang taat kepadanya kecuali dengan seizin-Ku. Dengan kata lain, tiada seorang pun yang taat kepada rasul kecuali orang yang telah Aku berikan kepadanya taufik untuk itu. Perihalnya sama dengan pengertian yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan sesungguhnya Allah lelah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya.(Ali Imran:152)
Yakni atas perintah dari Allah dan berdasarkan takdir dan kehendak-Nya serta pemberian kekuasaan dari Allah kepada kalian untuk mengalahkan mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya., hingga akhir ayat.
Melalui firman-Nya ini Allah memberikan bimbingan kepada orangorang durhaka yang berdosa, bila mereka terjerumus ke dalam kesalahan dan kemaksiatan, hendaknya mereka datang menghadap Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu memohon ampun kepada Allah di hadapannya dan meminta kepadanya agar mau memohonkan ampun kepada Allah buat mereka. Karena sesungguhnya jikalau mereka melakukan hal tersebut, niscaya Allah menerima tobat mereka, merahmati mereka, dan memberikan ampunan bagi mereka. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
Sejumlah ulama —antara lain Syekh Abu Mansur As-Sabbag di dalam kitabnya Asy-Syamil— mengetengahkan kisah yang terkenal dari Al-Atabi yang menceritakan bahwa ketika ia sedang duduk di dekat kubur Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, datanglah seorang Arab Badui, lalu ia mengucapkan, “Assalamu’alaika, ya Rasulullah (semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai Rasulullah). Aku telah mendengar Allah berfirman:
Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka menjumpai Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang’
Sekarang aku datang kepadamu, memohon ampun bagi dosa-dosaku (kepada Allah) dan meminta syafaat kepadamu (agar engkau memohonkan ampunan bagiku) kepada Tuhanku.”
Kemudian lelaki Badui itu pergi, dan dengan serta-merta mataku terasa mengantuk sekali hingga tertidur. Dalam tidurku itu aku bermimpi bersua dengan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
“Hai Atabi, susullah orang Badui itu dan sampaikanlah berita gembira kepadanya bahwa Allah telah memberikan ampunan kepadanya!”
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang suatu berita di mana di antaranya mengandung perintah dan anjuran untuk taat kepada Rasul dan tunduk kepadanya, dan bahwa tujuan dari pengutusan para rasul adalah agar mereka ditaati dan dipatuhi oleh manusia yang mana para rasul tersebut diutus kepada mereka dalam segala perkara yang mereka diperintahkan kepadanya dan perkara yang mereka dilarang darinya, dan agar mereka dihormati dengan penghormatan seorang yang ditaati oleh orang yang menaati. Ayat ini mengandung penetapan akan keterpeliharaan para Rasul dari kesalahan dalam perkara yang mereka dakwahkan dari Allah جَلَّ جَلالُهُ dan pada apa yang mereka perintahkan kepadanya serta apa yang mereka larang darinya, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ telah memerintahkan untuk taat kepada mereka secara mutlak, dan sekiranya mereka tidak ma’shum, pastilah mereka tidak akan mensyariatkan apa yang salah, ketika Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan hal tersebut secara mutlak, dan FirmanNya, بِإِذْنِ اللَّهِ “Dengan izin Allah جَلَّ جَلالُهُ” maksudnya, ketaatan seorang yang taat adalah bersumber dari qadha` Allah جَلَّ جَلالُهُ tentang qadarNya, dalam ayat ini menyimpan dalil pengukuhan akan qadha` dan qadar, juga anjuran untuk memohon pertolongan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, dan penjelasan bahwa manusia tidaklah akan mampu melakukan ketaatan kepada Rasul apabila Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menolongnya.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang kemurahan hati beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang besar, kedermawanan dan dakwah beliau kepada orang yang telah berbuat kemaksiatan agar mengakui, bertaubat, dan memohon ampunan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam FirmanNya,وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوْكَ “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu” yakni dengan mengakui kesalahan-kesalahan mereka dan menyadarinyaفَاسْتَغْفَرُوْا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوْا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيْمًا “lalu memohon ampun kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah جَلَّ جَلالُهُ Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” maksudnya, pastilah Allah جَلَّ جَلالُهُ akan menerima taubat mereka dengan ampunanNya atas kezhaliman mereka dan Allah جَلَّ جَلالُهُ merahmati mereka dengan menerima taubat mereka dan memberikan taufik kepadanya serta balasan atas perbuatan itu. Dan menemui Rasul a seperti ini adalah khusus di saat beliau masih hidup, karena konteks ayat tersebut menunjukkan akan hal tersebut, karena permohonan ampunan Rasul untuk mereka tidaklah mungkin terjadi kecuali di saat beliau hidup, adapun setelah kematiannya, maka sesungguhnya tidaklah boleh meminta kepadanya sesuatu pun, bahkan hal itu adalah suatu kesyirikan.
Ayat ini menjelaskan kewajiban taat kepada Allah dan rasul sembari mencela perilaku orang-orang munafik yang mencari hakim terhadap thagut. Dan juga kami tidak mengutus seorang rasul dari semua rasul yang telah diutus, melainkan dengan membawa bukti-bukti untuk ditaati dengan izin dan perintah Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya dengan cara berhakim kepada thagut, lalu mereka datang kepadamu, Muhammad, lalu selanjutnya mereka memohon ampunan kepada Allah dengan sepenuh hati, dan rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka atas kesalahan yang telah mereka perbuat, niscaya mereka mendapati Allah maha penerima tobat atas kesalahan mereka, dan juga maha penyayang kepada orang-orang yang bertaubat setelah menjelaskan bahwa rasul diutus untuk ditaati dan tobat orang-orang munafik dapat diterima dengan syarat harus melalui permohonan nabi kepada Allah, ayat ini menjelaskan makna yang terdalam dari ketaatan kepada rasul. Maka demi tuhanmu yang maha pengasih lagi maha penyayang, mereka pada hakikatnya tidak beriman dengan iman yang sesungguhnya yang dapat diterima Allah, sebelum mereka menjadikan engkau, Muhammad, sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan atau dalam masalah yang tidak jelas dalam pandangan mereka, sehingga kemudian setelah tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dalam kedudukanmu sebagai hakim, dan mereka menerima keputusanmu dengan penerimaan yang sepenuhnya.
An-Nisa Ayat 64 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 64, Makna An-Nisa Ayat 64, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 64, An-Nisa Ayat 64 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 64
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)