{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 66.
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِنْهُمْ ۖ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا ﴿٦٦﴾
walau annā katabnā ‘alaihim aniqtulū anfusakum awikhrujụ min diyārikum mā fa’alụhu illā qalīlum min-hum, walau annahum fa’alụ mā yụ’aẓụna bihī lakāna khairal lahum wa asyadda taṡbītā
QS. An-Nisa [4] : 66
Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
66-68. Seandainya Kami mewajibkan atas orang-orang munafik yang berhakim kepada thaghut tersebut agar sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lainnya, atau agar mereka keluar dari tempat tinggal mereka, niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sedikit orang dari mereka. Seandainya mereka menjawab apa yang dinasihatkan kepada mereka, niscaya hal itu bermanfaat bagi mereka, lebih menguatkan iman mereka dan Kami pun akan memberikan pahal yang besar dari sisi Kami kepada mereka di dunia dan di akhirat. Dan Kami juga akan membimbing dan memberi mereka taufik ke jalan Allah yang lurus.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal kebanyakan umat manusia, bahwa mereka itu seandainya diperintahkan mengerjakan hal-hal yang dilarang mereka melakukannya, niscaya mereka tidak akan melakukannya karena watak mereka yang buruk telah diciptakan dalam keadaan mempunyai naluri untuk menentang perintah. Hal ini merupakan bagian dari pengetahuan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى terhadap hal yang belum terjadi, atau hal yang telah terjadi, lalu bagaimana kelanjutannya di masa mendatang. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat ini berfirman:
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah diri kalian.’ hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepadaku Ishaq, telah menceritakan kepada kami Al-Azar, dari Ismail, dari Abu Ishaq As-Zubai’i sehubungan dengan firman-Nya:
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah diri kalian.'” , hingga akhir ayat. Bahwa tatkala ayat ini diturunkan, ada seorang lelaki mengatakan, “Sekiranya kita diperintahkan untuk itu, niscaya kami benar-benar akan melakukannya, tetapi segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kita dari perintah itu.” Ketika hal tersebut sampai kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya di antara umatku benar-benar terdapat banyak lelaki yang iman di dalam hati mereka lebih teguh lagi lebih kokoh daripada gunung-gunung yang terpancangkan dengan kokohnya.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula. Untuk itu ia mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Munir, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Al-Hasan berikut sanadnya, dari Al-A’masy yang mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah diri kalian!”. hingga akhir ayat. Ketika ayat ini diturunkan, ada segolongan orang dari sahabat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan, “Sekiranya kita diperintahkan oleh Tuhan kita untuk itu, niscaya kita benar-benar akan melakukannya.” Maka sampailah perkataan itu kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu beliau bersabda: Iman benar-benar lebih kokoh di dalam hati para pemiliknya daripada gunung-gunung yang dipancangkan dengan kokohnya.
As-Saddi mengatakan bahwa Sabit ibnu Qais ibnu Syammas saling berbangga diri dengan seorang lelaki Yahudi. Lelaki Yahudi itu mengatakan, “Allah telah memerintahkan kepada kami untuk bunuh diri, lalu kami bunuh diri kami (yakni di masa Nabi Musa a.s.).” Maka Sabit berkata, “Demi Allah, sekiranya Allah memerintahkan kepada kami untuk membunuh diri kami, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Bunuhlah diri kalian! niscaya kami benar-benar akan melakukannya.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan ayat ini.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnus Sirri, telah menceritakan kepada kami Mus’ab ibnu Sabit, dari pamannya (yaitu Amir ibnu Abdullah ibnuz Zubair) yang mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah diri kalian atau keluarlah kalian dari kampung kalian,” niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. (An Nisaa:66) Ketika ayat ini diturunkan, maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Seandainya perintah itu diturunkan. niscaya Ibnu Ummi Abdin termasuk dari mereka (yang menaati-Nya).
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ayyasy, dari Safwan ibnu Amr, dari Syuraih ibnu Ubaid yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah membaca ayat ini, yaitu firman-Nya:
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah diri kalian.'”, hingga akhir ayat. Maka beliau mengisyaratkan tangannya menunjukkan ke arah Abdullah ibnu Rawwahah, lalu bersabda: Seandainya Allah memerintahkan hal tersebut, niscaya orang ini termasuk dari mereka yang sedikit itu.
Yang dimaksud ialah Abdullah ibnu Rawwahah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka.
Sekiranya mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka dan meninggalkan apa yang dilarang mereka melakukannya.
tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka.
Yakni lebih baik daripada menentang perintah dan mengerjakan larangan-larangan.
dan lebih menguatkan (iman mereka).
Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah lebih percaya.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa seandainya Allah جَلَّ جَلالُهُ mewajibkan atas hamba-hambaNya perintah-perintah yang berat bagi jiwa berupa membunuh jiwa dan keluar dari negeri, niscaya tidak akan ada yang melaksanakannya kecuali hanya sedikit dari mereka dan jarang, karena itu hendaklah mereka memuji Rabb mereka dan bersyukur kepadaNya atas apa yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ mudahkan bagi mereka dalam perintah-perintahNya yang menjadi mudah bagi siapa saja dan tidak akan berat untuk dikerjakan, hal ini mengandung isyarat bahwa sepatutnya seorang hamba memperhatikan kebalikan dari apa yang ada padanya dari hal-hal yang dibenci, agar seluruh ibadah menjadi ringan baginya, dan bertambahlah pujian dan rasa syukur kepada Rabbnya.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa seandainya mereka, فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ “melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka” yaitu apa yang ditugaskan kepada mereka dalam setiap waktu yang sesuai dengan perhitungannya, lalu mereka mengerahkan segala semangat dan usaha keras mereka, mempersiapkan diri mereka untuk melaksanakannya dan menyempurnakannya, dan jiwa mereka tidak berhasrat terhadap apa yang mereka tidak akan sampai kepadanya, dan tidak juga mereka berada di hadapannya, maka inilah yang patut bagi seorang hamba untuk melihat kondisi yang mewajibkannya untuk melaksanakan perintah tersebut, lalu menyempurnakannya, kemudian ia melangkah setahap demi setahap, hingga ia sampai kepada apa yang ditentukan untuknya berupa ilmu dan amal dalam perkara agama maupun dunianya. Hal ini berbeda dengan seseorang yang jiwanya sangat menggebu terhadap suatu perkara yang ia tidak akan mencapainya dan ia pun tidak diperintahkan kepadanya, sesungguhnya ia hampir tidak akan sampai kepada hal itu disebabkan oleh tidak teraturnya tekad, terjadinya kemalasan, dan hilangnya semangat.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menyiapkan bagi apa yang mereka peroleh dari pelaksanaan apa-apa yang diajarkan kepada mereka, yaitu ada empat perkara;
Pertama, kebaikan, sebagaimana terdapat dalam FirmanNya, لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ “Tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka,” maksudnya, pastilah mereka itu menjadi bagian dari orang-orang yang terbaik yang memiliki sifat-sifat seperti sifat-sifat mereka berupa perbuatan baik di mana mereka diperintahkan kepadanya, yakni, akan hilang dari mereka sifat-sifat orang-orang jahat, karena adanya suatu hal berkonsekuensi tidak adanya hal yang berlawanan dengannya.
Kedua, akan memperoleh keteguhan dan kekuatan serta peningkatannya, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ akan meneguhkan (keyakinan) orang-orang yang beriman disebabkan oleh apa yang mereka tunaikan berupa keimanan yaitu menunaikan apa yang diajarkan kepada mereka. Allah جَلَّ جَلالُهُ meneguhkan mereka di kehidupan dunia ketika terjadinya fitnah dalam perkara yang berhubungan dengan perintah, larangan, dan musibah-musibah, hingga mereka memperoleh keteguhan di mana mereka diberi taufik untuk dapat melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan yang sangat ingin dilakukan oleh jiwa, dan juga ketika terjadinya cobaan-cobaan yang dibenci oleh seorang hamba, lalu ia dibimbing kepada keteguhan dengan taufik kepada kesabaran atau kepada keridhaan atau bahkan kepada kesyukuran, sehingga turunlah pertolongan Allah جَلَّ جَلالُهُ kepadanya agar ia mampu melaksanakannya, dan mereka juga akan memperoleh keteguhan di atas agama ketika menghadapi kematian dan juga di dalam kubur. Demikian juga, sesungguhnya seorang hamba yang melakukan apa yang diperintahkan kepadanya, ia selalu melatih diri menunaikan perintah-perintah syariat hingga ia terbiasa dengannya bahkan ia rindu kepadanya dan kepada hal-hal yang sepertinya, maka hal itu akan menjadi penolong baginya untuk tetap teguh dalam mengerjakan segala ketaatan.
Pada ayat-ayat yang lalu diperingatkan bahwa orang-orang munafik itu sebenarnya tidak mau menerima nabi sebagai hakim, walaupun ketentuan itu diwajibkan oleh Allah atas diri mereka. Pada ayat-ayat berikut digambarkan sikap mereka bahwa apa pun perintah tidak akan mereka lakukan disebabkan kemunafikan mereka. Dan sekalipun telah kami perintahkan kepada mereka, orang-orang munafik itu, bunuhlah dirimu, sebagaimana dulu pernah ditetapkan sanksi semacam ini terhadap orang-orang yahudi, atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muslim dulu dari mekah ke madinah, ternyata mereka, orang-orang munafik, tidak akan melakukannya karena lemahnya iman mereka, kecuali sebagian kecil saja dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah dan pengajaran yang diberikan oleh Allah dan rasul, niscaya itu lebih baik bagi mereka dari apa yang mereka lakukan selama ini, dan lebih menguatkan iman mereka yang selama ini terombang ambing dalam kemunafikanapabila mereka meksanakan perintah dan pengajaran yang diberikan oleh Allah dan rasul itu, dan dengan demikian, pasti kami berikan kepada mereka anugerah yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya, serta pahala yang besar dari sisi kami.
An-Nisa Ayat 66 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 66, Makna An-Nisa Ayat 66, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 66, An-Nisa Ayat 66 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 66
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)