{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 72.
وَإِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيدًا ﴿٧٢﴾
wa inna mingkum lamal layubaṭṭi`ann, fa in aṣābatkum muṣībatung qāla qad an’amallāhu ‘alayya iż lam akum ma’ahum syahīdā
QS. An-Nisa [4] : 72
Dan sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan (ke medan pertempuran). Lalu jika kamu ditimpa musibah dia berkata, “Sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka.”
Sesungguhnya di antara kalian ada beberapa orang yang bermalas-malasan untuk berangkat menyongsong musuh dan menggembosi kawan-kawannya dengan sengaja dan terus menerus. Bila takdir baik tidak memihak kalian dan kalian kalah atau gugur, maka mereka berkata dengan penuh kegembiraan, “Allah telah menjagaku saat aku tidak hadir bersama orang-orang yang menjerumuskan diri ke dalam perkara yang aku tidak menyukainya untuk diriku sendiri.” Mereka senang karena tidak ikut berperang bersama kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya di antara kalian ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran).
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah bukan hanya seorang, ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang munafik.
Menurut Muqatil ibnu Hayyan, makna firman-Nya:
…benar-benar ia berlambat-lambat (ke medan pertempuran).
Yakni dia tidak ikut berjihad.
Tetapi dapat pula diinterpretasikan bahwa makna yang dimaksud ialah dia memang bersikap lamban dalam menanggapi anjuran berjihad. Dengan kata lain, enggan melakukan jihad dan menganjurkan orang lain untuk enggan berjihad. Seperti yang dilakukan oleh Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, semoga Allah mengutuk perbuatannya, dia tidak mau ikut jihad, bahkan menghalang-halangi orang lain untuk ikut berjihad. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir.
Sikap orang munafik tersebut digambarkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Maka jika kalian ditimpa musibah.
Yakni ada yang gugur dan mati syahid serta musuh dapat mengalahkan kalian, karena ada hikmah Allah dalam hal tersebut yang hanya diketahui oleh Dia.
ia berkata, “Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama-sama mereka.”
Yakni karena aku tidak ikut bersama mereka dalam pertempuran, dia menganggap bahwa hal tersebut merupakan nikmat Allah kepadanya. Padahal ia tidak mengetahui pahala yang terlewatkan olehnya, yaitu pahala bersabar dalam peperangan atau mati syahid jika gugur.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang orang-orang yang lemah imannya lagi malas berjihad dengan berfirman وَإِنَّ مِنْكُمْ “Dan sesungguhnya di antara kamu” wahai orang-orang yang beriman, لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ “ada orang yang sangat berlambat-lambat (kemedan pertempuran)” yaitu merasa berat dari berjihad di jalan Allah جَلَّ جَلالُهُ karena lemah, lesu, dan pengecut, dan inilah yang shahih, dan pendapat lain berkata, artinya adalah bahwa mereka memperlambat orang lain, yaitu membuatnya tidak butuh terhadap peperangan, dan mereka ini adalah orang-orang munafik, akan tetapi pendapat yang pertama adalah lebih utama dari dua segi; pertama FirmanNya, مِنْكُمْ “Di antara kalian” dan percakapan itu ditujukan kepada kaum Mukminin.
Dan kedua; Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ pada akhir ayat, كَأَنْ لَمْ تَكُنْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ “Seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia,” karena sesungguhnya kaum kafir dari orang-orang musyrik dan orang-orang munafik telah Allah جَلَّ جَلالُهُ putus kasih sayang antara mereka dengan kaum Mukminin.
Dan juga bahwasanya hal ini adalah suatu kenyataan yang terjadi, sesungguhnya kaum Mukminin terbagi dua bagian; orang-orang yang benar dalam keimanan mereka yang membawa mereka kepada kesempurnaan keyakinan dan jihad, dan orang-orang yang lemah, mereka masuk Islam lalu keimanan mereka menjadi lemah hingga akhirnya mereka tidak mampu ikut berjihad, sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُوْلُوْا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيْمَانُ فِي قُلُوْبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوْا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Orang-orang Arab Baduwi itu berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dan RasulNya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 14).
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan tentang tujuan orang-orang yang merasa keberatan dan akhir dari maksud-maksud mereka, bahwa sebagian besar maksud dan tujuan mereka adalah dunia dan perhiasannya, Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيْبَةٌ “Maka jika kamu ditimpa musibah” yaitu kekalahan dan pembunuhan, serta kemenangan musuh atas kalian pada beberapa kondisi di mana di balik semua itu tersimpan hikmah Allah جَلَّ جَلالُهُ, قَالَ “dia berkata,” yakni orang yang tidak ikut perang tersebut, قَدْ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيْدًا “Sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.” Ia memandang dengan kelemahan akal dan keimanannya bahwasanya berdiam diri dari berjihad yang terdapat musibah di dalamnya adalah sebuah nikmat, dan ia tidak tahu bahwa kenikmatan yang sebenarnya adalah adanya taufik kepada ketaatan yang agung tersebut yang menjadi pendorong kuatnya iman dan selamatnya seorang hamba dari hukuman dan kerugian, dan ia akan memperoleh padanya pahala yang besar dan keridhaan Yang Mahamulia lagi Maha Memberi. Adapun berdiam diri (tidak ikut perang), maka sesungguhnya walaupun terlihat menikmati istirahat sebentar namun mengakibatkan kelelahan yang panjang dan kesakitan yang tiada terperi, dan kehilangan apa yang akan diperoleh oleh orang-orang yang berjihad.
Dan sesungguhnya ingatlah, wahai orang-orang beriman, di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan dan sangat berat hati bila diajak ke medan pertempuran. Lalu jika kamu ditimpa musibah, yakni kamu mengalami kekalahan di medan perang yang mereka tidak ikut itu, dia berkata, sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena tidak menjadi korban dalam peperangan itu karena aku memang tidak ikut berperang bersama mereka. Dan sungguh, jika kamu mendapat karunia dari Allah berupa kemenangan dalam perang dan memperoleh ganimah tentulah dia mengatakan dengan sangat menyesal bercampur keinginan mendapatkan ganimah, seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu, kaum muslim, dengan dia, orang munafik, wahai, sekiranya aku bersama mereka ikut dalam peperangan, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung pula, yakni bangga sebagai pemenang perang dan memperoleh harta rampasan perang.
An-Nisa Ayat 72 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 72, Makna An-Nisa Ayat 72, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 72, An-Nisa Ayat 72 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 72
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)