{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 96.
دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا ﴿٩٦﴾
darajātim min-hu wa magfirataw wa raḥmah, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā
QS. An-Nisa [4] : 96
(yaitu) beberapa derajat daripada-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Ma-ha Pengampun, Maha Penyayang.
Pahala yang besar ini adalah kedudukan-kedudukan yang tinggi di surge dari Allah secara khusus bagi hamba-hamba-Nya yang berjihad di jalan-Nya, dan ampunan bagi dosa-dosa mereka, ditambah dengan rahmat yang luas dimana mereka bernikmat ria didalamnya. Allah Maha Pengampun dari orang-orang yang kembali dan bertaubat kepadaNya, Maha Penyayang kepada orang-orang yang menaati-Nya dan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya.
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan melalui Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus derajat (tingkatan) yang disediakan oleh Allah untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya, jarak antara tiap-tiap dua derajat sama dengan jarak antara langit dan bumi.
Al-A’masy meriwayatkannya dari Amr ibnu Murrah, dari Abu Ubaidah, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Barang siapa yang melepaskan anak panah (di jalan Allah), baginya pahala satu derajat. Seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah derajat itu?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Ingatlah, sesungguhnya derajat itu bukan tangga naik yang ada pada pintu rumah ibumu, jarak antara dua derajat adalah seratus tahun (perjalanan).
95-96. Maksudnya, tidaklah sama orang yang berjihad di antara kaum Mukminin dengan mempersembahkan diri dan hartanya dengan orang yang tidak keluar berjihad dan tidak berjuang melawan musuh-musuh Allah, hal ini merupakan anjuran untuk keluar berjihad dan dorongan kepada hal tersebut, juga ancaman dari bermalas-malasan dan tidak ikut serta tanpa ada alasan yang benar, adapun orang-orang yang memiliki udzur seperti orang sakit, orang buta, pincang dan yang tidak memiliki apa pun untuk mempersiapkan dirinya berperang, maka mereka itu tidaklah termasuk dari orang-orang yang ikut serta tanpa udzur, barangsiapa yang termasuk dalam kelompok orang yang tidak ikut serta tanpa udzur, dan barangsiapa yang termasuk dalam kelompok itu namun ia ridha dengan ketidakhadirannya dan tidak berniat ikut berjihad di jalan Allah, sekiranya tidak ada penghalang dan tidak pula ia berbisik kepada dirinya untuk berjihad, maka sesungguhnya ia termasuk dalam kelompok orang yang tidak ikut serta tanpa udzur, dan barangsiapa yang bertekad untuk ikut berjihad di jalan Allah sekiranya tidak ada penghalang dan ia berharap serta berbisik kepada dirinya untuk ikut serta, maka ia termasuk dalam kelompok orang yang ikut berjihad, karena niat yang kuat apabila diikuti oleh kondisi yang memungkinkan, baik perkataan maupun perbuatan orang itu, akan diposisikan dalam posisi orang yang berbuat.
Kemudian Allah tegaskan tentang keutamaan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang tidak ikut serta berjihad dengan suatu derajat, yaitu kemuliaan, dan keutamaan tersebut adalah dalam bentuk global, kemudian Allah menegaskan hal tersebut dalam bentuk yang lebih rinci, menjanjikan ampunan bagi mereka yang datang dari Rabb mereka dan rahmat yang meliputi segala kebaikan dan perlindungan dari segala keburukan, dan derajat yang dijelaskan oleh Nabi dalam hadits yang tsabit darinya dalam kitab shohihain “bahwasanya di surge itu ada 100 derajat, dan jarak setiap derajat itu adaah sejarak langit dan bumi, Allah menyiapkannya untuk para mujahid di jalan Allah”.
Ganjaran yang telah disiapkan oleh Allah tersebut untuk amal berjihad serupa dengan yang ada dalam surat ash-Shaf dalam FirmanNya,:
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (Ash-Shaf:10-14).
Perhatikanlah betapa indahnya perpindahan dari suatu kondisi kepada kondisi yang lebih tinggi darinya, sesungguhnya hal itu merupakan peniadaan akan persamaan, yang pertama anytara seorang mujahid dengan selainnya, kemudian Allah menegaskan keutamaan seorang mujahid atas seorang yang tidak ikut serta berperang dengan satu derajat, kemudian Allah berpindah kepada penyebutan akan keutamaannya dengan ampunan, rahmat, dan derajat. Perpindahan dari suatu kondisi kepada kondisi yang lebih tinggi ketika sedang mengutamakan dan memuji atau perpindahan dari suatu kondisi kepada kondisi yang lebih rendah darinya ketika sedang memberikan celaan dan hinaan adalah merupakan ungkapan yang paling indah dan paling menyentuh jiwa. Demikian pula apabila Allah mengutamakan sesuatu atas sesuatu yang lain, sementara setiap dari kedua hal tersebut memiliki keutamaan, maka Allah menjaganya dengan cara menyebut keutamaan yang mencakup bagi kedua perkara tersebut (untuk menjaga) agar tidak ada seorang pun mengira bahwa hal itu merupakan celaan terhadap hal yang tidak diutamakan (al-Mufadhal alaih), sebagaimana Allah berfirman disini, “Kepada masing-masing mereka, Allah menjanjikan pahala yang baik (surga).”
Dan sebagaimana Allah juga berfirman “dan beri kabar gembira orang-orang yang beriman”
Sebagaimana firman-Nya juga “tidak sama dianatar kalian orang yang berinfak sebelum fath mekah dan berperang” yakni dai orang yang tidak seperti itu. Kemudian Allah berfirman disini, “Kepada masing-masing mereka, Allah menjanjikan pahala yang baik (surga).” Oleh karena itu, seyogyanya orang yang mencari keutamaan di antara beberapa orang, kelompok dan pekerjaan agar memahami poin ini. Demikian juga seandainya ia berbicara tentang pencelaan terhadap beberapa orang atau terhadap ucapan-ucapan, ia menyebutkan suatu hal yang menunjukkan adanya kesamaan saat pengutamaan sebagian mereka atas sebagian yang lain, agar memperoleh kesempurnaan, sebagaimana jika dikatakan bahwa orang-orang Nasrani lebih baik dari orang-orang Majusi, sebaiknya ia juga berkata bahwa setiap dari kedua pihak itu adalah orang-orang kafir. Pembunuhan itu lebih keji daripada kemaksiatan yang besar yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya.
Tatkala Allah menjanjikan orang-orang yang berjihad dengan ampunan dan rahmat yang datang dari dua nama Allah yang mulia Yaitu Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Allah menutup ayat ini dengan kedua namaNya tersebut seraya berfirman, “Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Tidaklah sama derajat yang diperoleh antara orang beriman yang duduk, yakni yang tidak turut berperang tanpa mempunyai uzur atau halangan, yakni alasan yang dibenarkan agama, dan orang yang berjihad menegakkan agama-Nya di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orangorang yang duduk, tidak ikut berperang tanpa halangan yang dibenarkan agama dengan kelebihan satu derajat. Kepada masing-masing dari dua kelompok tadi, Allah menjanjikan pahala yang baik berupa surga, dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad, baik dengan harta atau dengan jiwa saja atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, yaitu beberapa derajat yang didapatnya daripada-Nya, serta ampunan atas dosa-dosa mereka dan rahmat yang selalu tercurah kepada mereka. Allah maha pengampun atas dosa-dosa mereka, maha penyayang dengan curahan rahmat-Nya kepada merekasesungguhnya orang-orang yang dimatikan atau dicabut nyawanya oleh malaikat maut setelah sampai ajal yang telah ditetapkan oleh Allah kepada mereka dalam kehidupan di dunia ini, sementara mereka sebelumnya berada dalam keadaan menzalimi diri mereka sendiri karena enggan melakukan tuntunan agama padahal mereka mempunyai kesanggupan, mereka, para malaikat pencabut nyawa mereka itu, bertanya kepada mereka, dalam keadaan bagaimana kamu dahulu ketika kalian hidup sehingga tidak melakukan tuntunan agama, tidak berjihad dan tidak pula berhijrah’ mereka menjawab, kami dulu adalah orang-orang yang tertindas dan tak berdaya di bumi mekah. Mereka, para malaikat, berkata untuk menolak alasan mereka, bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah atau berpindah di bumi itu dari daerah kufur ke daerah lain di mana kalian dapat melakukan tuntunan agama’ maka Allah menyatakan bahwa mereka yang dimatikan dalam keadaan menzalimi diri sendiri itu adalah orang-orang yang tempatnya di neraka jahanam dan mendapat siksaan yang amat pedih, dan jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.
An-Nisa Ayat 96 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 96, Makna An-Nisa Ayat 96, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 96, An-Nisa Ayat 96 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 96
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran