{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 113.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ أَنْ يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ ۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِنْ شَيْءٍ ۚ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا ﴿١١٣﴾
walau lā faḍlullāhi ‘alaika wa raḥmatuhụ lahammaṭ ṭā`ifatum min-hum ay yuḍillụk, wa mā yuḍillụna illā anfusahum wa mā yaḍurrụnaka min syaī`, wa anzalallāhu ‘alaikal-kitāba wal-ḥikmata wa ‘allamaka mā lam takun ta’lam, wa kāna faḍlullāhi ‘alaika ‘aẓīmā
QS. An-Nisa [4] : 113
Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Muhammad), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.
Kalau Allah tidak melimpahkan nikmat-Nya kepadamu wahai Rasul dan merahmatimu dengan nikmat kenabian, lalu Dia menjagamu dari dosa dengan taufik-Nya kepada apa yang Dia wahyukan kepadamu, niscaya sekelompok orang dari kalangan orang-orang yang mengkhianati diri mereka bertekad bulat untuk memalingkanmu dari jalan kebenaran. Padahal mereka tidak menyelewengkan dengan itu kecuali diri mereka sendiri. Mereka tidak akan mampu mengganggumu karena Allah telah menjagamu. Allah menurunkan kepadamu Al Qur’an dan sunnah yang menjelaskannya, membimbingmu kepada ilmu yang sebelumnya kamu tidak mengetahuinya. Apa yang Allah berikan kepadamu secara khusus berupa karunia merupakan sesuatu yang agung.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka telah bermaksud untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat memberi mudarat sedikit pun kepadamu.
Imam Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim Al-Harrani dalam surat yang ditujukannya kepadaku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salamah, dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Asim ibnu Umar ibnu Qatadah Al-Ansari, dari ayahnya, dari kakeknya Qatadah ibnun Nu’man, lalu ia menyebutkan kisah Bani Ubairiq, dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
…tentulah segolongan dari mereka telah bermaksud untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat memberi mudarat sedikit pun kepadamu.
Yang dimaksud dengan ‘mereka’ adalah Usaid ibnu Urwah dan kawan-kawannya.
Dengan kata lain, ketika Usaid ibnu Urwah dan kawan-kawannya memuji tindakan Bani Ubairiq dan mencela Qatadah ibnu Nu’man karena ia menuduh mereka yang mereka anggap sebagai orang baik-baik dan tidak bersalah, padahal duduk perkaranya tidaklah seperti apa yang mereka sampaikan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Karena itulah maka Allah menurunkan penyelesaian masalah tersebut dan membukakannya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Kemudian Allah menganugerahkan kepadanya dukungan-Nya dalam semua keadaan dan memelihara dirinya. Allah menganugerahkan pula kepadanya Al-Qur’an dan hikmah, yakni sunnah.
Dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.
Yakni sebelum hal tersebut diturunkan kepadamu. Perihalnya sama dengan makna yang terkandung dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) itu? (Asy Syuura:52), hingga akhir ayat.
Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Qur’an diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu. (Al-Qasas: 86)
Karena itu dalam ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan karuniaNya atas RasulNya dengan menjaga dan melindunginya dari orang yang hendak menyesatkannya dengan berfirman,وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ أَنْ يُضِلُّوْكَ “Sekiranya bukan karena karunia Allah جَلَّ جَلالُهُ dan rahmatNya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu,” yang demikian itu adalah bahwa ayat-ayat yang mulia ini telah disebutkan oleh para ahli tafsir tentang sebab turunnya, yaitu bahwa sebuah keluarga telah mencuri di Madinah, dan ketika pencurian mereka hendak diperiksa, mereka khawatir aib dan cela mereka terbongkar lalu mereka mengambil barang curian itu dan meletakkannya di rumah orang yang tidak bersalah, lalu pelaku pencurian itu meminta bantuan kepada kaumnya untuk datang kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan memohon kepada beliau agar membebaskan tuduhan percurian dari teman mereka tersebut di tengah-tengah masyarakat, dan mereka berkata, bahwa ia tidaklah mencuri, namun yang mencuri itu adalah orang yang didapatkan pada rumahnya barang curian, padahal dia tidak melakukannya, lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hendak membebaskan tuduhan dari teman mereka itu, namun Allah جَلَّ جَلالُهُ segera menurunkan ayat-ayat ini kepada beliau sebagai peringatan dan penjelasan akan kejadian tersebut serta ancaman buat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ karena membela orang-orang yang berkhianat, dan berseteru demi membela orang yang salah merupakan kesesatan, karena sesungguhnya kesesatan itu ada dua macam: kesesatan dalam pengetahuan yaitu tidak mengetahui kebenaran, dan kesesatan dalam perbuatan yaitu melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan, karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ telah memelihara RasulNya dari bentuk yang pertama sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ juga menjaga beliau dari kesesatan dalam perbuatan.
Lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa tipu daya dan makar mereka akan kembali kepada diri mereka sendiri seperti halnya setiap pelaku tipu daya, yaitu FirmanNya, وَمَا يُضِلُّوْنَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ “Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri,” karena tipu daya dan siasat mereka itu tidaklah mampu memenuhi apa yang mereka inginkan dan tidak memberikan mereka kecuali hanya kegagalan, kefakiran, dosa, dan kerugian. Hal ini adalah sebuah nikmat yang besar atas Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, yang meliputi nikmat dengan perbuatan yaitu bimbingan untuk melakukan apa yang harus dilakukan dan perlindungan dari hal-hal yang diharamkan, kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan nikmatNya kepadanya dengan ilmu seraya berfirman, وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ “Dan (juga karena) Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu” yaitu Allah جَلَّ جَلالُهُ menurunkan kepadamu al-Qur`an yang agung dan penuh hikmah yang mengandung penjelasan akan segala sesuatu dan pengetahuan tentang orang dahulu maupun yang akan datang.
Adapun hikmah yang berarti sunnah adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh para ulama salaf, “Sesungguhnya sunnah itu diturunkan juga kepadanya sebagaimana al-Qur`an diturunkan,” atau pengetahuan akan rahasia-rahasia syariat di luar dari pengetahuan hukum-hukumnya, menempatkan sesuatu pada tempatnya dan mengatur segala perkara menurut yang semestinya, وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ “dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui,” hal ini mencakup segala hal yang diajarkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada beliau, dan sesungguhnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebagaimana yang Allah جَلَّ جَلالُهُ gambarkan tentang beliau, sebelum kerasulan beliau,
مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتَابُ وَلا الإِيْمَانُ
“Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (al-Qur`an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu.” (Asy-Syura’: 52).
Dan FirmanNya,
وَوَجَدَكَ ضَالًا فَهَدَى
“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.” (Adh-Dhuha: 7),
kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ tetap selalu memberikan wahyu kepadanya, mengajarkannya dan menyempurnakannya hingga beliau meningkat kepada kedudukan yang tinggi berupa ilmu yang tidak akan mampu dicapai oleh orang-orang terdahulu maupun yang akan datang, maka beliau adalah manusia yang paling berilmu secara mutlak, manusia yang paling banyak sifat-sifat kesempurnaannya dan paling sempurna dalam hal tersebut, karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيْمًا “Dan karunia Allah جَلَّ جَلالُهُ sangat besar atasmu,” karunia Allah جَلَّ جَلالُهُ terhadap Rasulullah Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah lebih agung daripada karuniaNya terhadap setiap makhluk (selainnya), bentuk karunia yang diberikan Allah جَلَّ جَلالُهُ kepadanya tidaklah mungkin dapat diteliti dan tidak mudah untuk dihitung.
Ayat ini menggambarkan begitu banyak nikmat dan rahmat yang Allah anugerahkan kepada nabi Muhammad, termasuk nikmat melindungi beliau dari segala upaya orang-orang munafik untuk menyesatkan beliau. Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya yang beraneka ragam yang dianugerahkan kepadamu, wahai nabi Muhammad, termasuk memelihara kamu dari kesalahan, tentulah segolongan dari mereka, orang-orang munafik, berkeinginan keras dan berusaha untuk menyesatkanmu dan memalingkan kamu dari kebenaran. Tetapi apa yang mereka inginkan dan usahakan itu hanya menyesatkan diri mereka sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun, kapan dan di mana pun. Dan juga karena Allah telah menurunkan kitab, yaitu alqur’an yang amat sempurna dengan petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya, yang dengannya engkau dapat mengambil keputusan yang benar dan menjadi petunjuk bagi umatmu dan juga memberikan hikmah kepadamu, yaitu pemahaman dan pengamalan melalui sunahsunahmu yang dapat diteladani, dijadikan pedoman, dan diikuti oleh umatmu dan dia juga telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui, yaitu hal-hal yang belum disampaikan Allah di dalam Al-Qur’an maupun hikmah. Demikianlah karunia-karunia Allah yang dianugerahkan kepadamu dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar sama sekali tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia atau bisikan-bisikan yang mereka lakukan, tetapi yang baik itu adalah orang yang menyuruh untuk bersedekah, atau berbuat makruf, yaitu perbuatan kebajikan yang sesuai dengan tuntunan agama dan sudah dikenal oleh masyarakat sebagai sesuatu yang baik, atau mengadakan perdamaian di antara manusia yang berselisih dan bertikai. Barang siapa berbuat demikian, yaitu perbuatan-perbuatan yang disebutkan di atas karena niat mencari keridaan Allah, maka kelak kami akan memberinya pa-hala yang besar, banyak dan berlipat ganda.
An-Nisa Ayat 113 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 113, Makna An-Nisa Ayat 113, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 113, An-Nisa Ayat 113 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 113
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)