{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 137.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًا ﴿١٣٧﴾
innallażīna āmanụ ṡumma kafarụ ṡumma āmanụ ṡumma kafarụ ṡummazdādụ kufral lam yakunillāhu liyagfira lahum wa lā liyahdiyahum sabīlā
QS. An-Nisa [4] : 137
Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).
Sesungguhnya orang-orang yang masuk ke dalam iman kemudian meninggalkannya kepada kekufuran, kemudian kembali lagi kepada iman, kemudian sekali lagi dia kembali kepada kekufuran kemudian bersikukuh di atas kekufurannya dan bertahan diatasnya, maka Allah tidak berkenan mengampuni mereka dan tidak pula membimbingnya ke jalan petunjuk yang bisa menyelamatkan mereka dari akibat buruk.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal orang yang beriman, lalu ia kafir, kemudian kembali beriman lagi, dan terakhir ia kafir, lalu berkelanjutan dalam kesesatannya dan makin bertambah hingga mati. Maka sesungguhnya tiada tobat baginya sesudah mati, dan Allah tidak akan memberikan ampunan baginya, juga tidak akan menjadikan baginya sesuatu yang dapat menuntunnya ke arah hidayah. Karena itulah disebutkan melalui firman-Nya:
maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdah, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Jami’, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
kemudian bertambah kekafirannya. Bahwa makna yang dimaksud ialah mereka berkepanjangan di dalam kekafirannya hingga mati. Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui jalur Jabir Al-Ma’la, dari Amir Asy-Sya’bi, dari Ali r.a., bahwa ia pernah mengatakan, “Orang yang murtad disuruh bertobat sebanyak tiga kali.” Kemudian ia membacakan firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
Maksudnya, barangsiapa yang berulang kali terjadi kekufuran pada dirinya setelah keimanan; di mana dia mendapat petunjuk masuk Islam kemudian tersesat, melihat (kebenaran) kemudian buta, beriman kemudian kafir, dan berlanjut di atas kekufurannya bahkan kekufurannya bertambah, maka sesungguhnya ia telah jauh dari taufik dan petunjuk kepada jalan yang lurus, juga jauh dari ampunan karena ia telah melakukan perkara yang merupakan penghalang terbesar yang merintanginya dalam memperoleh ampunan tersebut, sesungguhnya kekufurannya itu menjadi hukuman untuknya dan menjadi tabiat yang tidak akan lenyap darinya, sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah جَلَّ جَلالُهُ memalingkan hati mereka.” (Ash-Shaff: 5) dan
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ
“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur`an) pada permulaannya.” (Al-An’am: 110).
Ayat ini menunjukkan bahwa bila kekufuran mereka tidak bertambah akan tetapi mereka kembali kepada keimanan dan meninggalkan keyakinan mereka berupa kekufuran tersebut, maka sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ mengampuni mereka, walaupun mereka telah berulang kali keluar dari Islam, lalu bila ketetapan tersebut dibuat untuk tindakan kekufuran, maka selain dari kekufuran seperti kemaksiatan yang tidak menyebabkan kekufuran adalah lebih utama dan lebih patut, bahwa seorang hamba bila berulang-ulang melakukan kemaksiatan kemudian ia kembali kepada taubat, niscaya Allah جَلَّ جَلالُهُ akan kembali juga mengampuninya.
Ayat ini secara khusus menerangkan keadaan orang-orang munafik. Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman lagi, kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya selamanya hingga mati dalam kekafiran, maka Allah tidak akan mengampuni mereka setelah mereka mati, dan tidak pula menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus, yaitu jalan menuju surga. Sampaikanlah berita gembira sebagai ejekan dan kecaman kepada orang-orang munafik, wahai nabi Muhammad, bahwa bagi mereka di akhirat kelak siksaan yang pedih, dan bahkan mereka akan berada pada tingkat yang paling rendah, buruk, dan berat dari neraka jahanam sebagai balasan dari perbuatan mereka.
An-Nisa Ayat 137 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 137, Makna An-Nisa Ayat 137, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 137, An-Nisa Ayat 137 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 137
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)