{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 154.
وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا ﴿١٥٤﴾
wa rafa’nā fauqahumuṭ-ṭụra bimīṡāqihim wa qulnā lahumudkhulul-bāba sujjadaw wa qulnā lahum lā ta’dụ fis-sabti wa akhażnā min-hum mīṡāqan galīẓā
QS. An-Nisa [4] : 154
Dan Kami angkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud,” dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka, “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabat.” Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh.
Kami mengangkat gunung Thur di atas kepala mereka saat mereka menolak berpegang kepada perjanjian yang tegas yang diambil dari mereka agar mereka mengamalkan Taurat. Kami memerintahkan mereka agar masuk gerbang Baitul Maqdis dalam keadaan sujud, namun mereka justru masuk dengan ngesot di atas pantat mereka, Kami memerintahkan mereka agar tidak melakukan pelanggaran dengan menjala ikan di hari Sabtu, namun mereka melanggarnya. Kami mengambil perjanjian yang kuat atas mereka namun mereka membatalkannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka Bukit Tursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka.
Demikian itu terjadi ketika mereka menolak untuk tetap berpegang kepada hukum-hukum Taurat, dan tampak dari mereka sikap membangkang terhadap apa yang didatangkan oleh Nabi Musa a.s. kepada mereka. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengangkat di atas kepala mereka sebuah bukit untuk memaksa mereka. Kemudian mereka diperintahkan agar tetap berpegang teguh kepada kitab Taurat, akhirnya mereka menyanggupinya dan bersujud seraya memandang ke atas kepala mereka karena khawatir bila bukit tersebut jatuh menimpa diri mereka. Hal ini disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka, seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka), “Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepada kalian.” (Al A’raf:171), hingga akhir ayat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud.”
Akan tetapi, mereka melanggar dalam semua apa yang diperintahkan kepada mereka, baik secara ucapan maupun perbuatannya. Karena sesungguhnya mereka diperintahkan agar memasuki pintu Baitul Maqdis seraya bersujud dan mengucapkan doa hittah yang artinya “Ya Allah, hapuslah dari diri kami dosa-dosa kami” karena kami tidak mau berjihad dan membangkang, tidak melakukannya, yang menyebabkan kami tersesat di padang sahara selama empat puluh tahun. Ternyata mereka memasukinya seraya merangkak dengan pantat mereka, dan ucapannya mereka ganti menjadi hintah fi sya’rah.
…dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka, “Janganlah kalian melanggar peraturan mengenai hari Sabtu.”
Maksudnya Kami perintahkan mereka untuk memelihara kesucian hari Sabtu dan berpegang teguh menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah atas mereka, selagi hal tersebut disyariatkan bagi mereka.
…dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.
Yaitu perjanjian yang berat. tetapi mereka melanggarnya dan berbuat durhaka serta menggunakan tipu muslihat (hailah) untuk melakukan hal yang diharamkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Seperti yang disebutkan kisahnya dalam surat Al-A’raf secara panjang lebar, yaitu pada firman-Nya:
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terlelak di dekat laut. (Al A’raf:163), hingga beberapa ayat berikutnya.
Dalam surat Al-Isra nanti akan disebutkan sebuah hadis yang diceritakan oleh Safwan ibnu Assal, yaitu pada tafsir firman-Nya:
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata. (Al Israa’:101)
Di dalam hadis tersebut antara lain disebutkan, “Dan khusus bagi kalian, orang-orang Yahudi, janganlah kalian melanggar peraturan mengenai hari Sabtu.”
153-158. Pertanyaan ini, yang bersumber dari Ahli Kitab yang dialamatkan kepada Rasulullah adalah bentuk kedurhakaan dan usulan, dan tindakan mereka menjadikan pertanyaan ini sebagai patokan hingga mereka percaya atau mendustakan, pertanyaan itu adalah bahwa mereka meminta kepada beliau agar seluruh al-Quran diturunkan secara langsung sekali turun saja sebagaimana Taurat dan Injil diturunkan. Ini adalah tindakan kezhaliman yang sangat jauh dari mereka (dan juga kebodohan), karena sesungguhnya Rasul itu adalah seorang manusia dan seorang hamba yang diatur, beliau tidak memiliki kuasa dalam hal itu sama sekali, akan tetapi perkara itu adalah milik Allah saja, Allah –lah yang mengutus dan menurunkan apa yang dikehendaki atas hamba-hambaNya, seperti Firman Allah tentang Rasul tatkala menyebutkan ayat-ayat yang menerangkan usulan orang-orang musyrik terhadap Muhammad, “katakanlah mahasuci tuhanku tidakla keadaanku kecuali seorang pemberi kabar gembira dan sebagai seorang utusan” (Al-Isra:93).
Demikian juga tindakan mereka menjadikan pembeda antara kebenaran dan kebatilan dengan hanya sebatas turunnya al-Kitab secara keseluruhan atau terpisah-pisah, hal itu adalah sebuah tuduhan yang tidak berdasarkan dalil sama sekali, tidak sesuai bahkan tidak ada syubhat. Lalu darimana datangnya dalil pada kenabian seorang nabi di antara nabi-nabi bahwa seorang rasul yang datang kepada kalian dengan membawa kitab yang turun secara terpisah-pisah, sehingga kalian tidak beriman kepadanya dan tidak mempercayainya? Akan tetapi turunnya al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kondisi, adalah menunjukkan akan keagungan Allah dan perhatianNya kepada orang yang kitab tersebut diturunkan kepadanya, sebagaimana Allah berfirman,
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (Al-Furqan: 32-33).
Ketika Allah menyebutkan keberatan mereka yang batil, Allah mengabarkan bahwa perbuatan mereka yang seperti itu bukanlah suatu yang aneh bahkan telah ada sikap-sikap sebelumnya dari mereka yang jelek yang lebih buruk yang mereka tempuh bersama Rasul yang mereka klaim bahwa mereka beriman kepadanya, yaitu permohonan mereka kepada beliau agar dapat melihat Allah secara nyata, tindakan mereka menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan yang mereka sembah, setelah mereka menyaksikan bukti-bukti nyata kekuasaan Allah dengan mata kepala mereka, dan penolakan mereka untuk meneriman hukum-hukum dari kitab mereka yaitu Taurat, hingga Allah mengangkat bukit Thur di atas kepala-kepala mereka, dan mereka di ancam bahwasannya bila mereka tidak beriman, niscaya Allah akan menjatuhkan bukit itu kepada mereka. Lalu mereka meneriman hal itu dengan mata tertunduk dan keimanan palsu yang menyerepaui iman asasi. Dan juga berupa penolakan mereka untuk memasuki pintu-pintu negeri dimana mereka di perintahkan untuk memasukinya sebagai orang-orang yang bersujud dan memohon ampun, tetapi mereka menyali perintah dan perbutan yang di wajibkan. Juga tindakan melampui batas di antara mereka terhadap hari Sabtu, sehingga Allah menghukum mereka dengan hukuman yang keji tersebut, dan diambilnya perjanjian yang kuat atas mereka namun mereka melemparnya di belakang punggung mereka dan mereka kufur kepada ayat-ayat Allah, mereka membunuh rasul-rasul tanpa haq.
Dan diantara perkataan mereka adalah; sesunguhnya mereka membunuh Al-masih isa dan menyalibnya, padahal kenyataannya mereka tidaklah membunuh Al- Masih dan tidak pula menyalibnya, akan tetapi orang lain diserupakan dengannya hingga mereka membunuh orang lain tersebut dan menyalibnya.
Dan perngakuan mereka bahwa hati mereka tertutup, tidak memahami apa yang dikatakan dan tidak mengerti. Mereka juga menghalangi manusia dari jalan Allah hingga mereka mengalangi manusia dari kebenaran, mengajak manusia kepada apa yang mereka yakini berupa kesesatan dan penyimpangan, dan mereka juga mengambil riba dari harta-harta yang di larang, padahal Allah melarang mereka daripadanya dan telah menegaskannya. Maka orang yang malakukan perbuatan ini tidaklah aneh bila keluar dari mereka permintaan Rasul Muhammad untuk menunjukan kitab berbentuk buku kepada mereka dari langit.
Jalan ini adalah sebaik-baik jalan dalam berdebat dengan lawan yang kafir, yaitu bila terjadi sanggahan yang bathil yang membuatnya jadi syubhat baginya dan bagi orang lain dalam menolak kebenaran, agar ia menjelaskan kondisinya yang licik dan perbuatan-perbuatan mereka yang keji yang merupakan perkara yang paling jelek darinya. Agar setiap orang mengetahui bahwasanya sanggahan itu berasal dari lembah yang berbahaya, dan sungguh sebelum itu ada hal-hal yang lain yang dijadikan sanggahan. Demikian juga setiap sanggahan yang mereka utarakan atas kenabian Muhammad, mungkin dapat di lawan dengan yang sama dengannya atau dengan yang lebih kuat darinya pada kenabian orang yang mereka akui beriman kepadanya, agar kejahatan mereka selesai dengan hal tersebut dan kebathilan mereka terputus. Dan setiap hujjah yang mereka tempuh untuk menetapkan kenabian orang yang mereka Imani, dan serupa dengannya atau yang lebih kuat darinya adalah menunjukan dan menetapkan kanabian Muhammad.
Dan tatkala maksud dari penyebutan kejelekan-kejelekan mereka oleh Allah itu adalah bantahan, Allah tidak meluaskan penjelasan pada bagian ini, akan tetapi Allah mengisyaratkan tentangnya dan mengindikasikan tempat-tempatnya (dalam al-Quran), dan sesungguhnya Allah telah meluaskan penjelasannya pada tempat lain yang sesuai untuk diperluas.
Dan kami angkat gunung, yaitu gunung sinai, sehingga tampak seperti awan di atas kepala mereka untuk menguatkan agar mereka menepati perjanjian mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka, masukilah pintu gerbang baitulmakdis itu sambil bersujud, dan kami perintahkan pula kepada mereka, janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari sabat, yaitu menjadikan hari sabat untuk beribadah kepada Allah dan tidak memancing pada hari itu. Akan tetapi, mereka mengabaikan perintah itu. Dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh, yaitu perjanjian bahwa mereka akan menaati hukum Allah yang termaktub di dalam kitab tauratmaka kami hukum mereka karena mereka melanggar perjanjian itu, yaitu mereka mengabaikan perintah Allah yang termaktub di dalam kitab taurat, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah yang disampaikan oleh para utusan Allah, serta karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa hak, tanpa alasan yang benar. Mereka membunuh nabi zakaria, nabi yahya dan lain-lainnya. Dan karena mereka mengatakan, hati kami tertutup. Maksudnya hati mereka ditutup oleh Allah, sehingga mereka merasa tidak berdosa disebabkan perbuatan itu. Ucapan yang demikian itu hanya dijadikan alasan oleh mereka. Sebenarnya, Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya, karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman kepada Allah dan kepada para rasul-Nya tanpa membedakan rasul yang satu dengan lainnya.
An-Nisa Ayat 154 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 154, Makna An-Nisa Ayat 154, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 154, An-Nisa Ayat 154 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 154
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)