{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 166.
لَـٰكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ ۖ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُونَ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا ﴿١٦٦﴾
lākinillāhu yasy-hadu bimā anzala ilaika anzalahụ bi’ilmih, wal-malā`ikatu yasy-hadụn, wa kafā billāhi syahīdā
QS. An-Nisa [4] : 166
Tetapi Allah menjadi saksi atas (Al-Qur’an) yang diturunkan-Nya kepadamu (Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya, dan para malaikat pun menyaksikan. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.
Bila orang-orang Yahudi dan lainnya kafir kepadamu wahai Rasul, maka Allah bersaksi untukmu bahwa kamu adalah utusan Allah yang telah menurunkan Al Qur’an yang agung kepadanya. Dia menurunkannya dengan dasar ilmu-Nya. Demikian pula para malaikat, mereka bersaksi atas kebenaran apa yang diturunkan kepadamu, sekalipun sebenarnya kesaksian Allah semata sudah cukup.
Mengingat firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu.
Sampai dengan konteks ini hadis menetapkan kenabian Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan membantah orang-orang yang ingkar kepada kenabiannya dari kalangan kaum musyrik dan Ahli Kitab. Maka dalam ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Tetapi Allah mengakui Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. (An Nisaa:166)
Yakni sekalipun orang-orang yang kafir kepada Al-Qur’an mengingkarinya, mereka dari kalangan orang-orang yang mendustakanmu dan menentangmu. Maka Allah tetap mengakui bahwa engkau adalah utusan-Nya yang diturunkan kepadanya Al-Kilab, yakni Al-Our’an yang agung.
Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan, baik aari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. (Al Fushilat:42)
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.
Dengan pengetahuan-Nya yang hendak memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya akan Al-Qur’an yang di dalamnya terkandung keterangan-keterangan, hidayah, pemisah antara yang hak dan yang batil, hal-hal yang disukai dan diridai Allah, dan hal-hal yang dibenci dan ditolak-Nya. Di dalam Al-Qur’an terkandung ilmu tentang hal-hal yang gaib menyangkut masalah yang terjadi di masa silam dan masa mendatang. Di dalamnya disebutkan juga sifat-sifat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Yang Mahasuci yang tidak diketahui oleh nabi yang diutus, tidak pula oleh malaikat terdekat, kecuali bila diberi tahu oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sendiri. Seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (Al Baqarah:255)
Dan dalam ayat yang lainnya, yaitu firman-Nya:
sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. (Thaahaa:110)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Suhail Al-Ja’fari dan Abdullah ibnul Mubarak, keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Imran ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus Saib yang mengatakan bahwa Abu Abdur Rahman As-Sulami membacakan Al-Qur’an kepadanya. Tersebutlah bahwa apabila seseorang di antara kami membacakan Al-Qur’an kepadanya, ia (Ata ibnus Saib) selalu mengatakan, “Sesungguhnya kamu telah mengambil ilmu Allah, maka pada hari ini tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kamu kecuali dengan amal perbuatan.” Kemudian ia membacakan firman-Nya:
Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya, dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah menjadi saksi.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula).
Yaitu atas kebenaran apa yang disampaikan olehmu dan apa yang diwahyukan kepadamu serta kitab yang diturunkan kepadamu disertai dengan pengakuan Allah atas hal tersebut.
Cukuplah Allah menjadi saksi.
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’id ibnu Jubair, dari ibnu Abbas yang menceritakan bahwa segolongan orang-orang Yahudi masuk menemui Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada mereka: Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui, demi Allah, sesungguhnya kalian ini benar-benar mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah. Maka mereka menjawab, “Kami tidak mengetahui hal tersebut.” Kemudian Allah menurunkan firman-Nya: Tetapi Allah mengakui Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya. (An Nisaa:166), hingga akhir ayat.
Tafsir Ayat:
Tatkala disebutkan bahwa Allah menurunkan wahyu kepada RasulNya Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebagaimana Allah juga menurunkan wahyuNya kepada saudara-saudaranya para rasul sebelumnya, kemudian Allah mengabarkan tentang kesaksianNya جَلَّ جَلالُهُ atas kerasulan Muhammad dan kebenaran dakwah yang dibawa olehnya, dan bahwasanya Dia (Allah) أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ “menurunkannya dengan ilmuNya,” indikasi maknanya adalah, Allah menurunkannya dengan memuat ilmuNya. Artinya, al-Qur`an itu mengandung ilmu-ilmu dari Allah, hukum-hukum syariat dan berita-berita ghaib yang merupakan di antara ilmu Allah جَلَّ جَلالُهُ yang diajarkannya kepada hamba-hambaNya. Kemungkinan lain maksud ayat ini adalah, Allah menurunkannya dengan bersumber dari ilmuNya. Maka atas dasar ini, ayat tersebut menjadi isyarat dan perhatian kepada kesaksian Allah, dan bahwa maknanya adalah, Allah جَلَّ جَلالُهُ menurunkan al-Qur`an ini yang mengandung perintah dan larangan, sedang Allah mengetahui itu semua, mengetahui kondisi orang yang diturunkan kepadanya, dan mengetahui bahwa ia akan menyeru manusia dengannya, maka barangsiapa yang menerima dan mempercayainya, niscaya ia menjadi walinya dan barangsiapa yang mendustai dan memusuhinya, maka ia adalah musuhnya, dan ia telah menghalalkan darah dan hartanya.
Allah جَلَّ جَلالُهُ menguatkannya, menjamin pembelaannya, memenuhi permohonan-permohonannya, menghinakan musuh-musuhnya dan menolong wali-walinya. Maka apakah ada kesaksian yang lebih agung dan lebih besar dari kesaksian ini? Tidaklah mungkin bisa mencela kesaksian tersebut kecuali dengan mencela ilmu Allah, kuasaNya dan HikmahNya. Sedang pemberitaan Allah جَلَّ جَلالُهُ tentang kesaksian malaikat atas apa yang diturunkan kepada RasulNya, disebabkan oleh kesempurnaan iman mereka dan kemuliaan perkara yang disaksikan tersebut, dan sesungguhnya perkara yang agung itu tidaklah disaksikan kecuali oleh orang-orang yang khusus, sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman tentang kesaksian atas tauhid,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ali Imran: 18) dan
وَكَفى بِاللَّهِ شَهِيداً
“Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al-Fath: 28).
Tetapi, ketahuilah bahwa Allah menjadi saksi atas kebenaran alqur’an, kitab suci yang diturunkan-Nya kepadamu, wahai Muhammad. Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya yang amat sempurna, dan demikian pula para malaikat pun menyaksikan kebenaran Al-Qur’an itu. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi, sebab dia yang mengutusmu dan mewahyukan Al-Qur’an kepadamu. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, tidak percaya kepada Allah dan kepada kebenaran Al-Qur’an, dan menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya, dari jalan yang benar disebabkan oleh kekafirannya itu.
An-Nisa Ayat 166 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 166, Makna An-Nisa Ayat 166, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 166, An-Nisa Ayat 166 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 166
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)