{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 172.
لَنْ يَسْتَنْكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلَا الْمَلَائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ ۚ وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا ﴿١٧٢﴾
lay yastangkifal-masīḥu ay yakụna ‘abdal lillāhi wa lal-malā`ikatul-muqarrabụn, wa may yastangkif ‘an ‘ibādatihī wa yastakbir fa sayaḥsyuruhum ilaihi jamī’ā
QS. An-Nisa [4] : 172
Al-Masih sama sekali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan begitu pula para malaikat yang terdekat (kepada Allah). Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
Al Masih tidak akan pernah menolak atau merasa enggan untuk menjadi hamba Allah, demikian pula para malaikat yang dekat kepada Allah, mereka tidak menolak untuk mengakui penghambaan kepada-Nya. Barangsiapa enggan tunduk dan patuh, sebaliknya dia malah menyombongkan diri, maka mereka semuanya akan Allah kumpulkan kepada-Nya di hari Kiamat, lalu Dia akan menetapkan keputusan-Nya dengan adil dan membalas masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
…tidak sekali-kali enggan.
Makna yang dimaksud ialah tidak menyombongkan diri, sedangkan menurut Qatadah artinya tidak enggan atau tidak segan-segan.
Al-Masih menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).
Sebagian ulama mengatakan bahwa malaikat lebih utama dari manusia berdasarkan ayat ini, karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan tidak pula enggan malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).
Padahal mereka tidak mempunyai dalil dari ayat ini, karena sesungguhnya lafaz ul-mala-ikah di-‘ataf-kan kepada al-masih tiada lain karena pengertian istinkaf adalah enggan atau menolak, sedangkan para malaikat lebih mampu daripada Al-Masih untuk melakukan hal tersebut. Untuk itu disebutkan:
…dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)
Padahal tidak mesti bila keadaan mereka lebih kuat dan lebih mampu daripada Al-Masih untuk melakukan hal tersebut, lalu dikatakan bahwa mereka lebih utama daripada dia.
Menurut pendapat yang lain, sesungguhnya para malaikat disebutkan dalam ayat ini tiada lain karena mereka dijadikan sebagai tuhan-tuhan selain Allah, sebagaimana Al-Masih dijadikan tuhan. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan bahwa mereka semuanya adalah hamba-hamba-Nya dan makhluk-Nya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak,” Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. (Al Anbiyaa:26)
hingga beberapa ayat selanjutnya.
Karena itu. dalam firman selanjutnya dari ayat ini disebutkan:
Barang siapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
Yaitu kelak Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengumpulkan semuanya di hari kiamat, dan Dia akan memutuskan di antara mereka dengan hukum-Nya yang adil lagi tidak aniaya dan tidak ada penyimpangan (berat sebelah).
Tafsir Ayat:
Ketika Allah menyebutkan tentang perbuatan melampaui batas kaum Nasrani terhadap Isa ‘alaihissalam, Allah menyebutkan juga bahwa Isa itu adalah hamba dan RasulNya, lalu Allah menyebutkan dalam ayat ini bahwa Isa tidaklah enggan beribadah kepada Tuhannya, artinya ia tidak menolak beribadah karena membenci-nya, tidak dirinya وَلا الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ “dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).” Allah menyucikan mereka dari sikap keengganan, dan membersihkan mereka dari kesombongan adalah lebih pasti. Meniadakan suatu hal padanya adalah penetapan akan hal yang berlawanan dengannya. Artinya, sesung-guhnya Isa dan para malaikat yang dekat kepada Allah menyukai beribadah kepada Tuhan mereka, bahkan mencintai ibadah itu dan mereka berusaha melaksanakannya dengan sebaik-baiknya menurut kondisi mereka masing-masing. Maka Allah mewajibkan kemuliaan yang besar dan kemenangan yang agung itu untuk mereka, mereka tidaklah enggan menjadi hamba untuk rububiyah dan uluhiyahNya, bahkan mereka memandang bahwa hal itu sangat mereka butuhkan dengan kebutuhan yang luar biasa.
Dan janganlah diperkirakan bahwa mengangkat Isa ‘alaihissalam atau selainnya dari makhluk lebih tinggi dari derajatnya yang seharus-nya yang diberikan oleh Allah untuknya dan ditinggikan dari statusnya sebagai hamba adalah suatu kesempurnaan, akan tetapi itu justru kekurangan yang sebenarnya, dan itu akan menjadi sasaran celaan dan hukuman. Karena itulah Allah berfirman, وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا “Barangsiapa yang enggan dari menyembahNya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepadaNya.” Artinya, Allah mengumpulkan seluruh makhluk kepadaNya, orang-orang yang enggan dan sombong dan juga hamba-hambaNya yang beriman, lalu Allah menegakkan pengadilan antara mereka semua dengan ketetapan-Nya yang adil dan balasanNya yang patut.
Ayat selanjutnya menyatakan bahwa nabi isa bukan tuhan dan bukan pula pelindung atau juru selamat bagi umat manusia, melainkan seorang hamba Allah. Ayat ini menyatakan bahwa al-masih yang dipertuhankan oleh orang-orang nasrani sama sekali tidak enggan, tidak malu, menjadi hamba Allah yang tunduk dan taat kepada-Nya, dan begitu pula para malaikat yang terdekat kepada Allah, yakni malaikatmalaikat yang didekatkan kedudukannya di sisi Allah seperti malaikat jibril, mikail, dan israfil. Dan barang siapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, serta tidak taat kepada perintah-Nya, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua, baik yang enggan maupun yang menyombongkan diri, kepada-Nya, kelak di hari kemudian. Setelah dijelaskan bahwa semua orang yang beriman akan dikumpulkan Allah kelak di hari kiamat, pada ayat ini dikemukakan balasan yang dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan siksaan yang pedih bagi orang yang enggan, sombong, dan tidak mau beribadah kepada-Nya. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sebagai bukti bahwa mereka tidak enggan menjadi hamba Allah, maka Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka di akhirat kelak dan menambah sebagian dari karunia-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Sedangkan orang-orang yang enggan menyembah Allah, tidak taat kepada perintah-Nya, dan menyombongkan diri dengan mengingkari perintahnya itu, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih disebabkan kedurhakaan mereka. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong yang dapat meringankan siksa atas mereka selain Allah yang mereka enggan menyembah dan taat kepada-Nya.
An-Nisa Ayat 172 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 172, Makna An-Nisa Ayat 172, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 172, An-Nisa Ayat 172 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 172
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)