{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 12.
۞ وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا ۖ وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ ۖ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ ﴿١٢﴾
wa laqad akhażallāhu mīṡāqa banī isrā`īl, wa ba’aṡnā min-humuṡnai ‘asyara naqībā, wa qālallāhu innī ma’akum, la`in aqamtumuṣ-ṣalāta wa ātaitumuz-zakāta wa āmantum birusulī wa ‘azzartumụhum wa aqraḍtumullāha qarḍan ḥasanal la`ukaffiranna ‘angkum sayyi`ātikum wa la`udkhilannakum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, fa mang kafara ba’da żālika mingkum fa qad ḍalla sawā`as-sabīl
QS. Al-Maidah [5] : 12
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”
Allah telah mengambil perjanjian yag tegas atas Bani Israil agar mereka mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata dan Allah telah memerintahkan Musa agar memilih dua belas pemuka sesuai dengan jumlah kabilah yang ada di kalangan mereka. Kedua belas pemuka tersebut mengambil sumpah setia dari kabilah masing-masing agar mendengar dan menaati Allah, Rasul-Nya dan kitab-Nya. Allah berfirman kepada Bani Israil: “Sesungguhnya Aku bersama kalian dengan penjagaan dan pertolongan-Ku. Bila kalian mendirikan shalat, membayar zakat yang wajib kepada pihak yang berhak menerimanya, membenarkan utusan-utusan-Ku dalam apa yang mereka kabarkan kepada kalian dan kalian berkenan mendukung mereka, serta kalian berinfak di jalan-Ku, niscaya Aku akan melebur kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir dibawah pohon dan istana-istananya sungai-sungai. Barangsiapa yang mengingkari perjanjian ini di antara kalian, maka dia telah menyimpang dari jalan kebenaran menuju jalan kesesatan.”
Setelah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk menunaikan janji Allah yang telah diambil-Nya atas diri mereka melalui lisan hamba dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dan setelah Allah memerintahkan kepada mereka untuk menegakkan perkara yang hak serta menjadi saksi dengan adil, setelah Allah mengingatkan kepada mereka akan nikmat-nikmat-Nya atas mereka —baik yang lahir maupun yang batin— yaitu Allah telah memberikan petunjuk perkara yang hak kepada mereka dan juga hidayah, maka dalam ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menerangkan kepada mereka perihal pengambilan janji-Nya atas orang-orang sebelum mereka dari kalangan Ahli Kitab, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Disebutkan bahwa setelah orang-orang Ahli Kitab itu melanggar janji Allah, maka hal tersebut membuat mereka dikutuk oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dijauhkan dari rahmat-Nya, dan hati mereka dikunci mati agar tidak dapat sampai kepada jalan hidayah dan agama yang hak, jalan menujunya adalah melalui ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin.
Yang dimaksud dengan naqib ialah pemimpin atas kabilahnya masing-masing untuk mengajak mereka berbaiat (berjanji setia) untuk tunduk dan taat kepada Allah, rasul, dan kitab-Nya.
Ibnu Abbas menceritakan dari Ibnu Ishaq dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang (dari kalangan bekas Ahli Kitab yang telah masuk Islam), bahwa hal ini terjadi ketika Nabi Musa a.s. berangkat memerangi orang-orang yang gagah perkasa. Maka Nabi Musa a.s. memerintahkan kepada kaum Bani Israil agar masing-masing kabilah mengangkat seorang naqib (pemimpin).
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, “Tersebutlah bahwa yang menjadi pemimpin kabilah Rubial adalah Syamun ibnu Rakun, kabilah Syam’un dipimpin oleh Syafat ibnu Hirri, kabilah Yahuza dipimpin oleh Kalib ibnu Yufana, kabilah Atyan dipimpin oleh Mikhail ibnu Yusuf, kabilah Yusuf (yakni keturunan Ifrayim) dipimpin oleh Yusya’ ibnu Nun, kabilah Bunyamin dipimpin oleh Faltam ibnu Dafun, kabilah Zabulun dipimpin oleh Jaddi ibnu Syura, kabilah Mansya ibnu Yusuf dipimpin oleh Jaddi ibnu Musa, kabilah Dan dipimpin oleh Khamla-il ibnu Haml, kabilah Asyar dipimpin oleh Satur ibnu Mulkil, kabilah Nafsali dipimpin oleh Bahr ibnu Waqsi, dan kabilah Yusakhir dipimpin oleh Layil ibnu Makyad.”
Tetapi aku (penulis) melihat di dalam bagian yang keempat dari kitab Taurat terdapat bilangan para naqib Bani Israil dan nama-namanya berbeda dengan apa yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq.
Di dalamnya disebutkan bahwa pemimpin Bani Rubial adalah Al-Yasur ibnu Sadun, pemimpin Bani Syam’un adalah Syamuel ibnu Sur Syaki, pernimpin Bani Yahuza adalah Al-Hasyun ibnu Amyazab, pemimpin Bani Yusakhir adalah Syal ibnu Sa’un, pemimpin Bani Zabulun adalah Al-Yab ibnu Halub, pemimpin Bani Ifrayim adalah Mansya ibnu Amanhur, pemimpin Bani Mansya adalah Hamlayail ibnu Yarsun, pemimpin Bani Bunyamin adalah Abyadan ibnu Jad’un, pemimpin Bani Dan adalah Ju’aizar ibnu Amyasyza, pemimpin Bani Asyar adalah Nahalil ibnu Ajran, pemimpin Bani Kan adalah As-Saif ibnu Da’awayil, dan pemimpin Bani Naftali adalah Ajza’ ibnu Amyanan.
Demikian pula halnya ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaiat orang-orang Ansar di malam Al-Aqabah. Jumlah mereka adalah dua belas orang pemimpin: Tiga orang dari kabilah Aus, mereka adalah Usaid ibnul Hudair, Sa’d ibnu Khaisamah, dan Rifa’ah ibnu Abdul Munzir, yang menurut suatu pendapat diganti oleh Abul Haisam ibnut Taihan r.a. Sembilan orang dari kalangan kabilah Khazraj, mereka adalah Abu Umamah As’ad ibnu Zurarah, Sa’d ibnur Rabi’, Abdullah ibnu Rawwahah, Rafi’ ibnu Malik ibnul Ajian, Al-Barra ibnu Ma’rur, Ubadah ibnus Samit, Sa’d ibnu Ubadah, Abdullah ibnu Amr ibnu Haram, dan Al-Munzir ibnu Umar ibnu Hunaisy radiyallahu anhum.
Jumlah mereka disebutkan oleh Ka’b ibnu Malik dalam syair yang dibuatnya, sebagaimana Ibnu Ishaq pun menyebutkan mereka di dalam syairnya. Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka adalah juru penerang atas kabilahnya masing-masing pada malam itu yang menyampaikan perintah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada mereka mengenai hal tersebut. Merekalah yang menangani perjanjian dan baiat kaumnya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk bersedia tunduk dan taat kepadanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Mujalid, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq yang menceritakan, “Ketika kami sedang duduk mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh Abdullah ibnu Mas’ud, tiba-tiba ada seorang lelaki mengajukan pertanyaan kepadanya, ‘Wahai Abu Abdur Rahman, apakah kalian pernah bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berapa khalifahkah yang dirniliki oleh umat ini?’ Abdullah berkata, ‘Belum pernah ada orang yang menanyakan kepadaku masalah itu sejak aku tiba di Irak, selain kamu.’ Kemudian Abdullah ibnu Mas’ud berkata, ‘Ya, sesungguhnya kami pernah menanyakannya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Ada dua belas naqib sama dengan para naqib kaum Bani Israil’.”
Hadis ini garib bila ditinjau dari segi konteksnya. Asal hadis ini disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Jabir ibnu Samurah yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Urusan manusia masih tetap lancar selagi mereka diperintah oleh dua belas orang lelaki.
Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan suatu kalimat yang tidak dapat kudengar dengan baik, lalu aku menanyakan (kepada orang lain) tentang apa yang dikatakan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka ia menjawab bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Mereka semuanya dari kabilah Quraisy.
Demikianlah menurut lafaz yang ada pada Imam Muslim.
Makna hadis ini mengandung berita gembira yang menyatakan bahwa kelak akan ada dua belas orang khalifah saleh yang menegakkan perkara hak dan bersikap adil di kalangan mereka.
Hal ini tidak memastikan berurutannya mereka, yakni masa-masa pemerintahan mereka. Bahkan terdapat empat orang dari mereka yang berurutan masa pemerintahannya, seperti empat orang Khalifah Rasyidin, yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali radiyallahu anhum. Di antara mereka ialah Umar ibnu Abdul Aziz, tanpa diragukan lagi menurut para imam, dan sebagian khalifah dari kalangan Banil Abbas. Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum mereka semuanya memerintah, sebagai suatu kepastian.
Menurut lahiriahnya salah seorang dari mereka adalah Imam Mahdi yang diberitakan melalui banyak hadis yang menyebutkan berita gembira kedatangannya. Disebutkan bahwa nama imam ini sama dengan nama Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan nama ayah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu ia memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kearifan, seperti halnya bumi dipenuhi oleh kezaliman dan keangkara-murkaan sebelumnya.
Akan tetapi, Imam Mahdi ini bukanlah imam yang ditunggu-tunggu kedatangannya —menurut dugaan orang-orang Rafidah, dia akan muncul dari bungker-bungker kota Samara— karena sesungguhnya hal tersebut tidak ada kenyataannya dan tidak ada sama sekali. Bahkan hal tersebut hanyalah merupakan igauan akal-akal yang rendah dan ilusi dari akal yang lemah.
Bukanlah yang dimaksud dengan dua belas orang itu adalah para imam yang jumlahnya dua belas orang menurut keyakinan orang-orang Rafidah (sekte dari Syi’ah). Mereka mengatakan demikian karena kebodohan dan kekurang-akalan mereka.
Di dalam kitab Taurat disebutkan berita gembira mengenai kedatangan Ismail a.s. Allah akan melahirkan dari tulang sulbinya dua belas orang pembesar (pemimpin). Mereka adalah para khalifah yang jumlahnya dua belas orang yang disebutkan di dalam hadis Ibnu Mas’ud dan Jabir ibnu Samurah.
Sebagian orang Yahudi yang telah masuk Islam yang kurang akalnya dan terpengaruh oleh sebagian golongan Syi’ah menduga bahwa mereka adalah para imam yang dua belas orang itu (yang di kalangan Syi’ah lazim disebut “Isna “Asy-ariyah”), sehingga akibatnya banyak dari kalangan mereka yang masuk Syi’ah karena kebodohan dan kedunguan mereka, juga karena minimnya ilmu mereka serta ilmu orang-orang yang mengajari mereka akan hal tersebut tentang sunnah-sunnah yang telah terbukti bersumber dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku beserta kalian.”
Yakni pemeliharaan-Ku, perlindungan-Ku, dan pertolongan-Ku selalu menyertai kalian.
sesungguhnya jika kalian mendirikan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku.
Yaitu kalian percaya kepada mereka dalam semua wahyu yang disampaikan oleh mereka kepada kalian.
dan kalian bantu mereka.
Maksudnya, kalian tolong dan kalian dukung mereka dalam membela perkara yang hak.
dan kalian pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik.
Makna yang dimaksud ialah menginfakkan harta di jalan Allah dan jalan yang diridai-Nya.
…sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosa kalian.
Yaitu dosa-dosa kalian Kuhapuskan dan Kututupi, Aku tidak akan menghukum kalian karenanya.
Dan sesungguhnya kalian akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Artinya, Aku akan menolak dari kalian larangan dan menuntun kalian untuk mencapai apa yang kalian maksudkan.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ memberitakan bahwa Dia telah mengambil perjanjian yang berat dan tegas atas Bani Israil, dan Dia menyebutkan kriteria perjanjian itu dan pahala mereka jika mereka melaksa-nakannya dan dosa mereka jika mereka tidak melaksanakannya. Kemudian Allah menyatakan bahwa mereka tidak melakukannya, sekaligus menyebutkan dengan apa Dia menghukum mereka.
FirmanNya, وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ “Dan sungguh Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil,” yakni, perjanjian mereka yang berat lagi tegas.
وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا “Dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin,” maksudnya, kepala dan pembesar bagi yang lainnya agar dia berfungsi sebagai pengawas, dan pendorong mereka untuk menunaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan sebagai penyeru yang mengajak mereka.
Allah berfirman kepada para pemimpin yang memikul tugas dan tanggung jawab, إِنِّي مَعَكُمْ “Sesungguhnya Aku beserta kamu,” yaitu dengan bantuan dan pertolongan, karena pertolongan tergantung kepada beratnya beban.
Kemudian Allah menyebutkan perjanjianNya kepada mereka, dengan FirmanNya, لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلاةَ “Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat,” secara lahir dan batin, dengan melakukan apa yang lazim dan semestinya dilakukan secara terus-menerus, وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ “dan menunaikan zakat,” (dengan memberikannya) kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي “Serta beriman kepada Rasul-rasulKu,” seluruhnya di mana yang paling utama dan paling sempurna di antara mereka adalah Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
وَعَزَّرْتُمُوهُمْ “Dan kamu membantu mereka,” artinya, kalian mengagungkan, menghormati, dan menaati mereka sebagaimana mestinya.
وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا “Dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,” yaitu, sedekah dan berbuat baik yang bersumber dari kejujuran, keikhlasan, dan hasil usaha yang baik.
Jika kalian melakukan itu, maka لأكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلأدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ “sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” Allah mengumpulkan untuk mereka (dua hal): Meraih apa yang dicintai yaitu surga dengan kenikmatan di dalamnya dengan ditolaknya sesuatu yang tidak diinginkan dengan dileburkannya dosa-dosa dan diangkatnya hukuman yang merupakan akibat darinya.
فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ “Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu,” yaitu sesudah perjanjian yang ditegaskan dengan sumpah dan kewajiban-kewajiban yang diiringi dengan dorongan dengan menyebutkan pahalanya, فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ “maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” Maksudnya, tersesat dengan sengaja dan tahu, maka dia berhak mendapatkan hukuman dan tidak mendapatkan pahala yang mana hal itu memang berhak diraih oleh orang-orang yang sesat.
Setelah mengingatkan orang-orang yang beriman agar senantiasa melaksanakan kewajiban dan mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah kepada mereka, pada ayat ini diingatkan sikap dan perilaku ahli kitab terhadap perjanjian-perjanjian mereka dengan Allah, agar orang-orang yang beriman tidak mengalami apa yang menimpa ahli kitab itu. Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari bani israil, sebagaimana kami telah mengambil perjanjian pula dari kamu, wahai kaum muslim, dan kami telah mengangkat dengan mengutus nabi musa untuk memilih dua belas orang pemimpin di antara mereka yang bertugas membimbing mereka. Jumlah itu ditentukan sesuai dengan jumlah suku-suku bani israil pada masa itu. Dan Allah berfirman kepada bani israil, aku bersamamu, senantiasa melindungi dan menolong kamu, jika kamu memenuhi perjanjianmu dengan-ku. Bagian selanjutnya dari ayat ini menyebutkan sebagian dari tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka. Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dengan baik dan benar sesuai dengan syarat-syarat dan rukunnya, dan menunaikan dengan sempurna kewajiban zakat serta beriman kepada rasul-rasul-ku seluruhnya, dan kamu bantu mereka, kamu dukung dengan dukungan yang kuat dari gangguan orang-orang yang memusuhinya, dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik dengan bersedekah dan berinfak di jalan Allah, pasti akan aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barang siapa kafir di antaramu dengan melanggar perjanjian dengan-ku setelah itu, yakni setelah diikatnya perjanjian itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. Tetapi, karena mereka melanggar janjinya dengan mengingkarinya bahkan membunuh rasul-rasul Allah, maka kami melaknat mereka, mereka kami jauhkan dari rahmat kami, dan kami jadikan hati mereka keras membatu, tidak dapat menerima ajakan beriman dan berbuat kebajikan, sebagaimana sesuatu yang keras membatu tidak dapat dibentuk lagi. Mereka suka mengubah firman Allah dari tempatnya, di antaranya keterangan-keterangan dalam kitab taurat tentang kedatangan nabi Muhammad dan sifat-sifatnya, dan mereka dengan sengaja melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka, di antaranya agar mereka beriman kepada nabi Muhammad. Engkau, wahai nabi Muhammad, senantiasa akan melihat dan mendengar, baik secara langsung maupun tidak langsung, pengkhianatan dari mereka terhadap dirimu, yakni pengkhianatan orang-orang yang menyatakan janji beriman kepada nabi Muhammad, kecuali sekelompok kecil di antara mereka yang tidak berkhianat, maka maafkanlah mereka atas kesalahan yang mereka perbuat, dan biarkan mereka, yakni jangan hiraukan mereka. Dengan demikian, engkau telah berbuat baik dengan membalas keburukan dengan kebaikan. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Al-Maidah Ayat 12 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 12, Makna Al-Maidah Ayat 12, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 12, Al-Maidah Ayat 12 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 12
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)