{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 17.
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ۗ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٧﴾
laqad kafarallażīna qālū innallāha huwal-masīḥubnu maryam, qul fa may yamliku minallāhi syai`an in arāda ay yuhlikal-masīḥabna maryama wa ummahụ wa man fil-arḍi jamī’ā, wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, yakhluqu mā yasyā`, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr
QS. Al-Maidah [5] : 17
Sungguh, telah kafir orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?” Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Sungguh orang-orang Nasrani itu telah kafir karena mereka berkata bahwa Allah adalah Al Masih putra Maryam. Katakan kepada mereka, orang-orang Nasrani yang bodoh itu wahai Rasul, “Seandainya Al Masih adalah Tuhan -sebagaimana yang mereka klaim-, niscaya dia akan mampu menolak ketetapan Allah saat ia datang kepadanya yang akan membinasaknnya, membinasakan ibunya dan semua orang yang ada di bumi. Ibu Isa mati tanpa ia kuasa menolak kematiannya, Isa juga tidak kuasa menolak kematian dari dirinya, karena keduanya adalah dua orang hamba dari hamba-hamba Allah yang tidak kuasa menolak kebinasaan dari diri mereka.” Hal ini merupakan bukti bahwa keduanya adalah manusia sama dengan anak keturunan Adam yang lainnya. Semua yang ada di langit dan dibumi adalah milik Allah. Dia menciptakan dan mengadakan apa yang Dia kehendaki dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Hakikat Tauhid mengharuskan keesaan Allah dengan seluruh sifat rububiyah dan uluhiyah, tidak seorangpun dari makhlukNya yang berserikat dengan-Nya padanya. Manusia sering terjerumus kedalam kesyirikan dan kesesatan disebabkan oleh kultus terhadap para nabi dan orang-orang shalih, sebagaimana orang-orang Nasrani bersikap berlebih-lebihan terhadap al-Masih. Alam raya adalah milik Allah seluruhnya. Penciptaan hanya di tangan-Nya semata, dengan apa yang Nampak dari hal-hal luar biasa dan bukti-bukti, semua kembalinya kepada Allah, Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki dan melakukan apa yang Dia inginkan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal kekufuran orang-orang Nasrani karena mereka mendakwakan terhadap diri Al-Masih ibnu Maryam —yang sebenarnya adalah salah seorang dari hamba-hamba Allah dan salah satu dari makhluk yang diciptakan-Nya— sebagai tuhan. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan perihal kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, bahwa semuanya itu berada di bawah kekuasaan dan pengaruh-Nya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Katakanlah, “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang yang berada di bumi kesemuanya?”
Dengan kata lain, seandainya Allah menghendaki hal tersebut, siapakah yang dapat mencegah-Nya dari perbuatan itu, atau siapakah yang mampu memalingkan Allah dari hal tersebut?
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang terdapat di antara keduanya, Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
Semua yang ada ini adalah milik Allah dan makhluk-Nya. Dia Mahakuasa atas apa yang dikehendaki-Nya, tiada yang mempertanyakan apa yang dilakukan-Nya berkat kekuasaan, pengaruh, keadilan, dan kebesaran-Nya. Makna ayat ini mengandung bantahan terhadap orang-orang Nasrani, semoga laknat Allah yang berturut-turut sampai hari kiamat menimpa mereka. Selanjutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, membantah kedustaan dan kebohongan yang dibuat oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani dalam pengakuannya.
Tafsir Ayat:
Manakala Allah menyebutkan pengambilan janji atas orang-orang Yahudi dan Nasrani dan bahwa mereka tidak menunaikannya, justru mereka melanggarnya, maka Allah menyebutkan perkataan mereka yang buruk. Allah menyebutkan perkataan orang-orang Nasrani, perkataan yang tidak diucapkan oleh siapa pun selain mereka yaitu, bahwa Allah adalah al-Masih bin Maryam, dengan alasan karena dia dilahirkan tanpa bapak, maka mereka meyakini padanya dengan keyakinan yang batil ini, padahal Hawa sama dengannya, dia diciptakan tanpa ibu, bahkan Adam, dia lebih luar biasa, karena dia diciptakan tanpa bapak dan ibu. Mengapa mereka tidak menyematkan gelar ketuhanan kepada keduanya seperti yang mereka lakukan kepada al-Masih? Ini menunjukkan bahwa ucapan mereka itu hanyalah sekedar mengikuti hawa nafsu tanpa bukti dan argumen.
Maka Allah membantah mereka dengan dalil aqli (logika) yang jelas. Maka FirmanNya, قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا “Katakanlah, ‘Maka siapakah gerangan yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?'” Jika orang-orang yang disebutkan dalam ayat ini tidak memiliki kemampuan untuk melindungi diri seandainya Allah hendak membinasakan mereka, maka hal itu menunjukkan kebatilan ketuhanan orang yang tidak mampu menolak kebinasaan dan tidak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan diri darinya.
Di antara bukti-bukti lain adalah, bahwa وَلِلَّهِ “kepunyaan Allah,” semata مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ “kerajaan langit dan bumi.” Dia mengatur mereka dengan hukum alam, hukum syar’i dan hukuman balasan. Mereka adalah para makhluk yang dimiliki oleh Allah yang diatur. Apakah layak seorang hamba, makhluk yang miskin menjadi Tuhan Yang Mahakaya dari segala segi? Ini adalah kemustahilan paling besar. Dan tidak ada bukti dari kekaguman mereka dari penciptaan al-Masih putra Maryam tanpa bapak, karena Allah يخْلُقُ مَا يَشَاءُ ٌ “menciptakan apa yang dikehendakiNya.” Jika Dia berkehendak, maka Dia menciptakan dari bapak dan ibu seperti manusia pada umumnya, jika Dia berkehendak, maka dari bapak tanpa ibu seperti Hawa, dan jika Dia berkehendak, maka dari ibu tanpa bapak seperti Isa, serta jika Dia berkehendak, maka tanpa bapak dan ibu seperti Adam.
Allah menciptakan makhlukNya bermacam-macam dengan kehendakNya yang pasti terlaksana yang tiada sesuatu pun yang menghalang-halanginya. Oleh karena itu Dia berfirman, وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير “Dan Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
Setelah menjelaskan fungsi diutusnya para rasul dan kedatangan kitab suci sebagai petunjuk ke jalan keselamatan, ayat ini menjelaskan bahwa salah satu kegelapan yang menyelubungi jiwa dan pikiran ahli kitab adalah kepercayaan mereka tentang tuhan. Sungguh, telah kafir orang-orang, yakni segolongan orang-orang nasrani, yang berkata, sesungguhnya Allah itu dialah al-masih putra maryam, yakni bahwa isa al-masih adalah tuhan atau anak tuhan. Keyakinan mereka itu sungguh sesat. Untuk membuktikan kesesatan itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika dia hendak membinasakan al-masih putra maryam itu beserta ibunya dan seluruh manusia yang berada di bumi’ tentu tidak ada. Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Semuanya tunduk dan patuh kepada kehendak Allah. Dia menciptakan apa yang dia kehendaki sesuai dengan cara yang dipilih-Nya, di antaranya menciptakan seorang manusia tanpa ayah yaitu nabi isa. Dan Allah mahakuasa atas segala sesuatu kesesatan lainnya yang terjadi pada orang-orang yahudi dan nasrani adalah bahwa mereka menganggap dirinya sebagai anak dan sebagai kekasih Allah. Ayat ini meluruskan pandangan mereka. Orang yahudi dan nasrani, masing-masing dari mereka itu mempunyai keyakinan dan berkata, kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya, selain kami bukanlah anak-anak-Nya atau kekasih-Nya. Perkataan mereka itu tidak benar. Oleh karena itu, katakanlah, mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu’ jika benar kamu anak-anak Allah dan kekasihnya, niscaya dia tidak akan menyiksamu. Tidak, kamu bukanlah anak Allah dan bukan pula kekasih-Nya! kamu adalah manusia biasa di antara orang-orang yang dia ciptakan. Mereka akan disiksa apabila berdosa, dan diberi pahala apabila berbuat kebajikan. Dia mengampuni siapa yang dia kehendaki di antara para hamba-Nya itu, termasuk orang-orang yahudi dan nasrani, dan menyiksa siapa yang dia kehendaki dengan seadil-adilnya. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, semua berada di bawah kendali kekuasaan-Nya. Dan kepada-Nya, yakni kepada Allah semata-mata, semua akan kembali.
Al-Maidah Ayat 17 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 17, Makna Al-Maidah Ayat 17, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 17, Al-Maidah Ayat 17 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 17
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)