{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 18.
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَىٰ نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ ۚ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ ۖ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ ۚ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ ﴿١٨﴾
wa qālatil-yahụdu wan-naṣārā naḥnu abnā`ullāhi wa aḥibbā`uh, qul fa lima yu’ażżibukum biżunụbikum, bal antum basyarum mim man khalaq, yagfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa ilaihil-maṣīr
QS. Al-Maidah [5] : 18
Orang Yahudi dan Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah, “Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan kepada-Nya semua akan kembali.”
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengaku bahwa diri mereka adalah anak-anak Allah dan orang-orang terkasih-Nya. Katakan kepada mereka wahai Rasul, “Lalu mengapa Allah menyiksa kalian karena dosa-dosa kalian? Kalau kalian adalah orang terkasih Allah niscaya Allah tidak akan menyiksa kalian. Allah tidak mencintai kecuali orang-orang yang menaati-Nya.” Katakan kepada mereka, “Kalian adalah manusia yang sama dengan Bani Adam lainnya. Bila kalian berbuat baik maka kalian akan mendapatkan balasan kebaikan, dan bila kalian berbuat sebaliknya maka kalian akan mendapatkan balasan yang sesuai.” Allah mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dia adalah pemilik kerajaan. Dia mengaturnya sekehendak-Nya, hanya kepada-Nya tempat kembali, lalu Dia akan menetapkan keputusan-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan apa yang menjadi hak mereka.
Maksudnya, kami adalah keturunan para nabi-Nya, sedangkan mereka adalah anak-anak-Nya. Dia memperhatikan mereka, karena itu Dia mencintai kami. Telah dinukil pula dari kitab mereka bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada hamba-Nya Israil (Nabi Ya’qub), “Kamu adalah anak pertama-Ku (yakni kesayangan-Ku).” Lalu mereka menakwilkan kalimat ini dengan pengertian yang tidak sebenarnya dan mereka mengubahnya. Mereka dibantah oleh bukan hanya seorang dari kalangan orang-orang pandai mereka yang telah masuk Islam, bahwa kalimat ini diucapkan di kalangan mereka untuk menunjukkan makna menghormat dan memuliakan (bukan seperti yang tertulis). Sama halnya dengan apa yang telah dinukil dari kitab orang-orang Nasrani, bahwa Isa berkata kepada mereka.”Sesungguhnya aku akan pergi menemui Ayahku dan Ayah kalian.” Makna yang dimaksud ialah pergi untuk menemui Tuhanku dan Tuhan kalian.
Tetapi kita maklumi semua bahwa orang-orang Yahudi itu tidaklah mendakwakan buat diri mereka status anak seperti yang didakwakan oleh orang-orang Nasrani kepada Isa a.s. Sesungguhnya yang mereka maksudkan dengan kata-kata tersebut hanyalah kehormatan dan kedudukan mereka di sisi-Nya. Karena itu, mereka mengatakan, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membantah mereka:
Katakanlah, “Maka mengapa Allah menyiksa kalian karena dosa-dosa kalian?”
Dengan kata lain, seandainya kalian seperti apa yang kalian dakwakan itu, yakni kalian adalah anak-anak-Nya dan kekasih-kekasih-Nya, mengapa Dia menyiapkan neraka Jahannam buat kalian atas kekufuran kalian dan kedustaan serta kebohongan kalian?
Salah seorang guru tasawwuf pernah mengajukan pertanyaan kepada seorang ulama fiqih, “Di manakah kamu jumpai di dalam Al-Qur’an bahwa seorang kekasih tidak akan menyiksa orang yang dikasihinya?” Ulama fiqih diam, tidak dapat menjawab. Akhirnya guru tasawwuf itu membacakan kepadanya firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Maka mengapa Allah menyiksa kalian karena dosa-dosa kalian?”
Apa yang dikatakan oleh guru tasawwuf ini cukup baik. Apa yang dikatakannya itu mempunyai syahid yang menguatkannya, yaitu di dalam kitab Musnad Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Addi, dari Humaid, dari Anas yang menceritakan bahwa pada suatu hari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ lewat bersama sejumlah sahabatnya, sedangkan saat itu ada anak kecil berada di tengah jalan. Ketika ibu si anak melihat kaum datang (yakni Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para sahabatnya), maka si ibu merasa khawatir anaknya akan terinjak oleh kaum. Maka ia lari dan berkata, “Anakku, anakku,” lalu ia mengambil anaknya. Maka kaum bertanya, “Wahai Rasulullah, ibu ini tidak akan mencampakkan anaknya ke dalam neraka.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menahan mereka, lalu bersabda: Tidak, demi Allah, Dia tidak akan mencampakkan kekasih-Nya ke dalam neraka.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
Kalian bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kalian adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya.
Dengan kata lain, kalian sama saja dengan anak Adam lainnya, dan Dialah Yang memberikan kcputusan atas semua hamba-Nya.
Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya.
Yakni Dia Maha Mengerjakan apa yang dikehendaki-Nya, tiada akibat bagi keputusan-Nya, dan Dia Mahacepat perhitungan-Nya.
Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta yang ada di antara keduanya.
Semuanya adalah milik Allah dan berada di bawah kekuasaan dan pengaruh-Nya.
Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).
Artinya, mereka semuanya akan kembali kepada-Nya dan Dia akan memberikan keputusan hukum terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan Dia Mahaadil yang selamanya tidak zalim.
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah kedatangan Nu’-man ibnu Asa. Bahr ibnu Amr, dan Syas ibnu Addi. Lalu mereka berbicara kepadanya dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berbicara kepada mereka, menyeru mereka kepada Allah dan memperingatkan mereka akan pembalasan-Nya. Mereka mengatakan, “Kamu sama sekali tidak dapat membuat kami takut, hai Muhammad, karena kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya,” sama halnya dengan perkataan orang-orang Nasrani. Allah menurunkan ayat berikut berkenaan dengan ucapan mereka itu, yakni firman-Nya:
Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani mengatakan, “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.”, hingga akhir ayat.
Demikianlah menurut riwayat Imam Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Keduanya telah meriwayatkan pula melalui jalur Asbat, dari As-Saddi sehubungan dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani mengatakan, “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.”
Mengenai perkataan mereka, “Kami adalah anak-anak Allah,” sesungguhnya mereka mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada Israil (yakni Nabi Ya’qub), ‘Engkau adalah anak pertama-Ku (kekasihku)’.” Maka Allah memasukkan orang-orang Yahudi ke dalam neraka, dan mereka tinggal di dalam neraka selama empat puluh hari untuk dibersihkan dan dihapuskan semua dosanya. Kemudian ada suara yang menyerukan, “Keluarkanlah dari neraka semua orang yang disunat dari kalangan anak-anak Israil!” Lalu mereka dikeluarkan dari neraka. Yang demikian itulah perkataan mereka, “Kami tidak akan dimasukkan ke dalam neraka kecuali hanya beberapa hari yang berbilang.”
Di antara ucapan-ucapan orang Yahudi dan Nasrani adalah bahwa masing-masing mengklaim sesuatu yang batil, dengannya mereka mentazkiyah (memuji) diri mereka, masing-masing mengatakan, نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.”
Anak menurut bahasa mereka adalah kekasih, mereka tidak bermaksud anak dalam arti sebenarnya, karena itu bukan keyakinan mereka, kecuali keyakinan orang-orang Nasrani pada al-Masih Isa bin Maryam. Allah membantah klaim tanpa bukti ini, قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ “Katakanlah, ‘Maka mengapa Allah menyiksamu karena dosa-dosamu.” Artinya, kalau seandainya kamu adalah kekasih-kekasihNya, niscaya Dia tidak mengazabmu, karena Allah tidak mencintai kecuali orang-orang yang melaksanakan apa-apa yang diridhaiNya. بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ “Tetapi kamu adalah manusia biasa di antara orang-orang yang diciptakanNya.” Hukum keadilan dan karunia berlaku atasmu, di mana يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ “Dia mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan menyiksa siapa yang dikehendakiNya,” jika mereka melakukan sebab-sebab ampunan dan sebab-sebab azab.
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ “Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, serta apa yang ada di antara keduanya. Dan kepada Allahlah (segala sesuatu) kembali.” Artinya, apa yang membuatmu mendapatkan keutamaan itu secara khusus sementara kamu hanyalah salah satu ciptaanNya dan salah satu dari apa-apa yang akan kembali kepadaNya di Hari Akhir lalu Dia membalasmu sesuai dengan perbuatanmu?
Kesesatan lainnya yang terjadi pada orang-orang yahudi dan nasrani adalah bahwa mereka menganggap dirinya sebagai anak dan sebagai kekasih Allah. Ayat ini meluruskan pandangan mereka. Orang yahudi dan nasrani, masing-masing dari mereka itu mempunyai keyakinan dan berkata, kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya, selain kami bukanlah anak-anak-Nya atau kekasih-Nya. Perkataan mereka itu tidak benar. Oleh karena itu, katakanlah, mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu’ jika benar kamu anak-anak Allah dan kekasihnya, niscaya dia tidak akan menyiksamu. Tidak, kamu bukanlah anak Allah dan bukan pula kekasih-Nya! kamu adalah manusia biasa di antara orang-orang yang dia ciptakan. Mereka akan disiksa apabila berdosa, dan diberi pahala apabila berbuat kebajikan. Dia mengampuni siapa yang dia kehendaki di antara para hamba-Nya itu, termasuk orang-orang yahudi dan nasrani, dan menyiksa siapa yang dia kehendaki dengan seadil-adilnya. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, semua berada di bawah kendali kekuasaan-Nya. Dan kepada-Nya, yakni kepada Allah semata-mata, semua akan kembali. Setelah meluruskan pandangan ahli kitab tentang tuhan, ayat ini menyatakan sekali lagi tentang kedatangan nabi Muhammad. Wahai ahli kitab, yakni orang-orang yahudi dan nasrani! sungguh, rasul kami, yaitu nabi Muhammad, telah datang kepadamu menjelaskan syariat kami kepadamu dan meluruskan apa yang keliru dari keyakinan dan perilaku kamu ketika terputus pengiriman rasul-rasul dalam masa yang sangat lama, lebih dari enam ratus tahun antara masa nabi isa dengan diutusnya nabi Muhammad, agar kamu tidak mengatakan, kelak ketika kamu mempertanggungjawabkan dosa dan kesalahan kamu, tidak ada yang datang kepada kami, baik seorang pembawa berita gembira yang memberitakan kepada kami ganjaran bagi orang yang berbuat kebajikan maupun seorang pemberi peringatan yang mengingatkan kami akan siksa bagi orang yang berbuat dosa. Sungguh, telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan Allah mahakuasa atas segala sesuatu.
Al-Maidah Ayat 18 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 18, Makna Al-Maidah Ayat 18, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 18, Al-Maidah Ayat 18 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 18
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)