{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 53.
وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا أَهَـٰؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ ۙ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ ۚ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُوا خَاسِرِينَ ﴿٥٣﴾
wa yaqụlullażīna āmanū a hā`ulā`illażīna aqsamụ billāhi jahda aimānihim innahum lama’akum, ḥabiṭat a’māluhum fa aṣbaḥụ khāsirīn
QS. Al-Maidah [5] : 53
Dan orang-orang yang beriman akan berkata, “Inikah orang yang bersumpah secara sungguh-sungguh dengan (nama) Allah, bahwa mereka benar-benar beserta kamu?” Segala amal mereka menjadi sia-sia, sehingga mereka menjadi orang yang rugi.
Pada saat itu, sebagian orang-orang mukmin akan berkata kepada sebagian yang lain dengan penuh keheranan terhadap keadaan orang-orang munafik saat keadaan mereka yang sebenarnya terungkap, “Begitukah orang-orang yang telah bersumpah dengan sumpah-sumpah yang kuat bahwa mereka akan terus bersama kami?” Amal perbuatan orang-orang munafik yang mereka kerjakan di dunia telah batal. Mereka tidak mendapatkan pahala atasnya karena mereka melakukannya tanpa dasar iman. Akibatnya mereka merugi di dunia dan di akhirat.
Para ahli qiraah berbeda pendapat sehubungan dengan huruf wawu dari ayat ini. Jumhur ulama menetapkan huruf wawu dalam firman-Nya:
Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan
Kemudian sebagian dari mereka ada yang membaca rafa’ dan mengatakan sebagai ibtida (permulaan kalimat). Sebagian dari mereka ada yang me-nasab-kannya karena di-‘ataf-kan kepada firman-Nya:
Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.
Dengan demikian, berarti bentuk lengkapnya ialah an-yaqula (dan mudah-mudahan orang-orang yang beriman mengatakan).
Tetapi ulama Madinah membacanya dengan bacaan berikut:
Orang-orang yang beriman akan mengatakan.
Yakni tanpa memakai huruf wawu. demikian pula yang tertera di dalam mushaf mereka, menurut Ibnu Jarir.
Ibnu Juraij mengatakan dari Mujahid sehubungan dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan kepada (RasulNya), atau sesuatu keputusdan dari Sisi-Nya. (Al Maidah:52) Sebagai konsekuensinya disebutkan dalam firman-Nya: Orang-orang yang beriman akan mengatakan, “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kalian?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi. (Al Maidah:53).
Yakni tanpa memakai wawu. Demikianlah menurut salinan yang ada di tangan kami. Tetapi barangkali ada kalimat yang digugurkan padanya, karena menurut ungkapan Tafsir Ruhul Ma’ani disebutkan bahwa Ibnu Kasir, Nafi’, dan Ibnu Amir membaca yaaulu tanpa memakai wawu dengan interpretasi sebagai isti-naf bayani. Seakan-akan dikatakan bahwa “lalu apakah yang dikatakan oleh orang-orang mukmin saat itu?”.
Para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai penyebab yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat yang mulia ini. As-Saddi menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan dua orang lelaki. Salah seorang dari keduanya berkata kepada lainnya sesudah Perang Uhud, “Adapun saya, sesungguhnya saya akan pergi kepada si Yahudi itu, lalu saya berlindung padanya dan ikut masuk agama Yahudi bersamanya, barangkali ia berguna bagiku jika terjadi suatu perkara atau suatu hal.”Sedangkan yang lainnya menyatakan, “Adapun saya, sesungguhnya saya akan pergi kepada si Fulan yang beragama Nasrani di negeri Syam, lalu saya berlindung padanya dan ikut masuk Nasrani bersamanya.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian). (Al Maidah:51). hingga beberapa ayat berikutnya.
Ikrimah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lubabah ibnu Abdul Munzir ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengutusnya kepada Bani Quraizah, lalu mereka bertanya kepadanya, “Apakah yang akan dilakukan olehnya terhadap kami?” Maka Abu Lubabah mengisyaratkan dengan tangannya ke arah tenggorokannya, yang maksudnya bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ akan menyembelih mereka. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Menurut pendapat yang lain. ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, seperti apa yang telah disebutkan oleh Ibnu Jarir:
bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis berikut dari Atiyyah ibnu Sa’d, bahwa Ubadah ibnus Samit dari Banil Haris ibnul Khazraj datang kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai teman-teman setia dari kalangan orang-orang Yahudi yang jumlah mereka cukup banyak. Dan sesungguhnya saya sekarang menyatakan berlepas diri kepada Allah dan Rasul-Nya dari mengambil orang-orang Yahudi sebagai teman setia saya, dan sekarang saya berpihak kepada Allah dan Rasul-Nya.” Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul berkata, “Sesungguhnya aku adalah seseorang yang takut akan mendapat bencana. Karenanya aku tidak mau berlepas diri dari mereka yang telah menjadi teman-teman setiaku.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada Abdullah ibnu Ubay, “Hai Abul Hubab, apa yang engkau pikirkan, yaitu tidak mau melepaskan diri dari berteman setia dengan orang-orang Yahudi, tidak seperti apa yang dilakukan oleh Ubadah ibnus Samit. Maka hal itu hanyalah untukmu, bukan untuk Ubadah.” Abdullah ibnu Ubay berkata, “Saya terima.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian). (Al Maidah:51), hingga dua ayat berikutnya.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abdur Rahman, dari Az-Zuhri yang menceritakan bahwa ketika kaum musyrik mengalami kekalahan dalam Perang Badar, kaum muslim berkata kepada teman-teman mereka yang dari kalangan orang-orang Yahudi, “Masuk Islamlah kalian sebelum Allah menimpakan kepada kalian suatu bencana seperti yang terjadi dalam Perang Badar.” Malik ibnus Saif berkata, “Kalian telah teperdaya dengan kemenangan kalian atas segolongan orang-orang Quraisy yang tidak mempunyai pengalaman dalam peperangan. Jika kami bertekad menghimpun kekuatan untuk menyerang kalian, maka kalian tidak akan berdaya untuk memerangi kami.” Maka Ubadah ibnus Samit berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya teman-teman sejawatku dari kalangan orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang berjiwa keras, banyak memiliki senjata, dan kekuatan mereka cukup tangguh. Sesungguhnya aku sekarang berlepas diri kepada Allah dan Rasul-Nya dari berteman dengan orang-orang Yahudi. Sekarang bagiku tidak ada pemimpin lagi kecuali Allah dan Rasul-Nya.” Tetapi Abdullah ibnu Ubay berkata, “Tetapi aku tidak mau berlepas diri dari berteman sejawat dengan orang-orang Yahudi. Sesungguhnya aku adalah orang yang bergantung kepada mereka.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Hai Abul Hubab, bagaimanakah jika apa yang kamu sayangkan, yaitu berteman sejawat dengan orang-orang Yahudi terhadap Ubadah ibnus Samit, hal itu hanyalah untukmu, bukan untuk dia?” Abdullah ibnu Ubay menjawab, “Kalau begitu, aku bersedia menerimanya.” Maka Allah menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian). (Al Maidah:51) sampai dengan firman-Nya: Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. (Al Maidah:67)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, kabilah Yahudi yang mula-mula berani melanggar perjanjian antara mereka dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah Bani Qainuqa.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadanya Asim ibnu Umar ibnu Qatadah yang mengatakan bahwa lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengepung mereka hingga mereka menyerah dan mau tunduk di bawah hukumnya. Lalu bangkitlah Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul kepada Rasulullah, setelah Allah memberikan kemenangan kepadanya atas mereka. Kemudian Abdullah Ibnu Ubay ibnu Salul berkata, “Hai Muhammad, perlakukanlah teman-teman sejawatku itu dengan baik, karena mereka adalah teman-teman sepakta orang-orang Khazraj.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak melayaninya, dan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul berkata lagi, “Hai Muhammad, perlakukanlah teman-teman sejawatku ini dengan baik. Tetapi Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak mempedulikannya. Kemudian Abdullah ibnu Ubay memasukkan tangannya ke dalam kantong baju jubah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepadanya.”Lepaskanlah aku!” Bahkan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ marah sehingga kelihatan roman muka beliau memerah, kemudian bersabda lagi, “Celakalah kamu, lepaskan aku. Abdullah ibnu Ubay berkata, “Tidak, demi Allah, sebelum engkau bersedia akan memperlakukan teman-teman sejawatku dengan perlakuan yang baik. Mereka terdiri atas empat ratus orang yang tidak memakai baju besi dan tiga ratus orang memakai baju besi, dahulu mereka membelaku dari ancaman orang-orang yang berkulit merah dan berkulit hitam yang selalu mengancamku, sesungguhnya aku adalah orang yang takut akan tertimpa bencana.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Mereka kuserahkan kepadamu.”
Muhammad ibnu Ishaq berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Ishaq ibnu Yasar, dari Ubadah ibnul Walid ibnu Ubadah ibnus Samit yang mengatakan bahwa ketika Bani Qainuqa’ memerangi Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, Abdullah ibnu Ubay berpihak dan membela mereka, sedangkan Ubadah ibnus Samit berpihak kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dia adalah salah seorang dari kalangan Bani Auf ibnul Khazraj yang juga merupakan teman sepakta Bani Qainuqa’, sama dengan Abdullah ibnu Ubay. Ubadah ibnus Samit menyerahkan perkara mereka kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan berlepas diri kepada Allah dan Rasul-Nya dari berteman dengan mereka. Lalu ia mengatakan, “Wahai Rasulullah, saya berlepas diri kepada Allah dan Rasul-Nya dari berteman dengan mereka, dan sekarang saya berpihak kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin, saya pun menyatakan lepas dari perjanjian saya dengan orang-orang kafir dan tidak mau lagi berteman dengan mereka.” Berkenaan dengan dia dan Abdullah ibnu Ubay ayat-ayat ini diturunkan,- yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang ada di dalam surat Al-Maidah: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian), sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. (Al Maidah:51) sampai dengan firman-Nya: Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. (Al Maidah:56)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Zakaria ibnu Abu Zaidah, dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Usamah ibnu Zaid yang menceritakan bahwa ia pernah bersama dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjenguk Abdullah ibnu Ubay yang sedang sakit. Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepadanya: Aku pernah melarangmu jangan berteman dengan orang-orang Yahudi. Tetapi Abdullah ibnu Ubay menjawab, “As’ad ibnu Zararah pernah membenci mereka, dan ternyata dia mati.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Daud melalui hadis Muhammad ibnu Ishaq.
Tafsir Ayat:
وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا “Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan,” dengan penuh keheranan terhadap keadaan orang-orang yang di hatinya terdapat penyakit, أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan Nama Allah bahwasanya mereka benar-benar bersamamu?” Maksudnya, mereka bersumpah, mempertegas, dan memperkuat sumpah dengan ber-bagai penguat bahwa mereka bersamamu dalam iman dan konsekuensinya: Pertolongan, kecintaan, dan loyalitas. Telah nampak apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka. Telah jelas apa yang mereka rahasiakan. Makar yang mereka susun, prasangka yang mereka tujukan kepada Islam dan pengikutnya telah menjadi batal, maka batallah makar mereka dan batal pula حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ “segala amal mereka” di dunia. فَأَصْبَحُوا خَاسِرِينَ “Lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi,” yang mana mereka tidak mendapatkan apa yang mereka cari sementara yang datang justru kesengsaraan dan azab.
Melihat keadaan orang-orang munafik itu, umat islam heran dengan kondisi mereka, dan selanjutnya orang-orang yang beriman itu akan berkata, inikah orang yang telah bersumpah setia secara sungguhsungguh dengan nama Allah, bahwa mereka benar-benar beserta kamu dan siap untuk menjalin kerja sama dalam menegakkan kedamaian’ ketahuilah bahwa sesungguhnya segala amal dan kegiatan yang mereka kerjakan akan menjadi sia-sia, sehingga sebagai akibatnya mereka betulbetul akan menjadi orang yang rugi. Bila sebelumnya dijelaskan tentang larangan untuk tidak menjadikan orang yahudi dan nasrani sebagai teman setia serta tentang buruknya sikap kaum munafik, maka ayat-ayat berikut berbicara tentang orang mukmin. Wahai orang-orang yang beriman! barang siapa di antara kamu yang murtad atau keluar dari agamanya, maka ketahuilah bahwa kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang benar-benar beriman untuk menggantikanmu. Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya dengan segenap keikhlasannya, dan mereka juga selalu bersikap lemah lembut terhadap sesama orang-orang yang beriman, tetapi sebaliknya, mereka akan bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Selain itu, mereka juga merupakan umat yang selalu siap untuk berjihad di jalan Allah, dan mereka juga termasuk orang-orang yang tidak takut kepada celaan orang yang dengki dan tidak senang yang suka mencela. Itulah salah satu bentuk karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dari makhluk-Nya. Karena itu ketahui dan pahami bahwa Allah itu mahaluas pemberian-Nya, lagi maha mengetahui.
Al-Maidah Ayat 53 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 53, Makna Al-Maidah Ayat 53, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 53, Al-Maidah Ayat 53 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 53
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)