{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 58.
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ ﴿٥٨﴾
wa iżā nādaitum ilaṣ-ṣalātittakhażụhā huzuwaw wa la’ibā, żālika bi`annahum qaumul lā ya’qilụn
QS. Al-Maidah [5] : 58
Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) shalat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.
Bila muadzin kalian wahai orang-orang mukmin mengumandangkan adzan untuk shalat, maka orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrikin mengejek dan memperolok-olok ajakan kalian kepadanya. Hal itu disebabkan kebodohan mereka kepada Rabb mereka, dan bahwa mereka tidak mengerti hakikat ibadah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apabila kalian menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) salat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan.
Yakni demikian pula jika kalian menyerukan azan untuk salat yang merupakan amal yang paling afdal bagi orang yang berpikir dan berpengetahuan dari kalangan orang-orang yang berakal, maka orang-orang kafir itu menjadikannya sebagai bahan ejekan dan permainan mereka.
Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.
Yakni tidak mengerti akan makna beribadah kepada Allah dan tidak memahami syariat-syariat-Nya. Yang demikian itu merupakan sifat para pengikut setan. Apabila mendengar azan, ia berlari menjauh seraya terkentut-kentut, hingga suara azan tidak terdengar lagi olehnya, apabila azan telah selesai, ia datang lagi.
Apabila salat diiqamahkan, ia berlari menjauh lagi, dan apabila iqamah sudah selesai, ia datang lagi dan memasukkan bisikannya ke dalam hati seseorang, lalu berkata, “Ingatlah ini dan itu,” yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh orang yang bersangkutan, sehingga orang yang bersangkutan tidak mengetahui lagi berapa rakaat salat yang telah dilakukannya. Apabila seseorang di antara kalian mengalami hal tersebut, hendaklah ia melakukan sujud sebanyak dua kali (sujud sahwi) sebelum salamnya. Demikianlah menurut makna hadis yang muitafaq ‘alaih.
Az-Zuhri mengatakan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menyebutkan masalah azan dalam Al-Qur’an, yaitu melalui firman-Nya: Dan apabila kalian menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) salat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (Al Maidah:58). Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Asbat telah meriwayatkan dari As-Saddi sehubungan dengan firman-Nya: Dan apabila kalian menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) salat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. (Al Maidah:58), Seorang lelaki dari kalangan Nasrani di Madinah, apabila mendengar seruan untuk salat yang mengatakan, “Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah,” ia berkata, “Semoga si pendusta itu terbakar.” Maka di suatu malam seorang pelayan wanitanya masuk ke dalam rumahnya dengan membawa api, saat itu ia sedang tidur,- begitu pula keluarganya. Lalu ada percikan api yang jatuh dari api yang dibawa di tangannya, kemudian rumahnya terbakar sehingga dia beserta keluarganya terbakar pula. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim.
Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar menyebutkan di dalam kitab Sirah-nya bahwa pada hari kemenangan atas kota Mekah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masuk ke dalam Ka’bah ditemani oleh sahabat Bilal. Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkannya untuk menyerukan azan, sedangkan saat itu terdapat Abu Sufyan ibnu Harb, Attab ibnu Usaid, dan Al-Haris ibnu Hisyam yang sedang duduk di halaman Ka’bah. Maka Attab ibnu Usaid berkata, “Sesungguhnya Allah telah memuliakan Usaid bila dia tidak mendengar seruan ini, karena dia akan mendengar hal yang membuatnya marah (tidak suka).” Al-Haris ibnu Hisyam berkata pula, “Ingatlah, demi Allah, seandainya aku mengetahui bahwa dia benar, niscaya aku benar-benar mengikutinya,” Sedangkan Abu Sufyan berkata, “Aku tidak akan mengatakan sesuatu pun. Seandainya aku berkata (berkomentar), niscaya batu-batu kerikil ini akan menceritakan apa yang kukatakan.” Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menemui Abu Sufyan Ibnu Harb dan bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang telah kalian katakan.” Kemudian Abu Sufyan menyampaikan hal itu kepada mereka berdua, lalu Al-Haris dan Attab berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah Rasul, tiada seorang pun yang bersama kita mengetahui pembicaraan ini, lalu dia menyampaikannya kepadamu.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Ubadah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abdul Malik ibnu Abu Mahzurah, bahwa Abdullah ibnu Muhairiz pernah menceritakan kepadanya hadis berikut, sedangkan dia dahulu adalah seorang yatim yang berada di dalam pemeliharaan Abu Mahzurah. Dia berkata, “Aku pernah berkata kepada Abu Mahzurah, ‘Hai paman, sesungguhnya aku akan berangkat ke negeri Syam, dan aku merasa enggan untuk bertanya kepadamu tentang peristiwa azan yang dilakukan olehmu’.” Abdullah ibnu Muhairiz melanjutkan kisahnya: Abu Mahzurah menjawabnya dengan jawaban yang positif, lalu ia menceritakan bahwa ia pernah mengadakan suatu perjalanan dengan sejumlah orang, dan ketika dia bersama teman-temannya berada di tengah jalan yang menuju ke Hunain, saat itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam perjalanan pulang dari Hunain. Kemudian kami (Abu Mahzurah dan kawan-kawannya) bersua dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di tengah jalan. Kemudian juru azan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyerukan azan untuk salat di dekat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dan kami mendengar suara azan itu saat kami mulai menjauh darinya, lalu kami berseru dengan suara keras meniru suara azan dengan maksud memper-olok-olokkan suara azan itu. Ternyata Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mendengar suara kami, lalu beliau mengirimkan seorang utusan kepada kami, dan akhirnya kami dihadapkan ke hadapannya. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Siapakah di antara kalian yang suaranya tadi terdengar keras olehku?” Maka kaum yang bersama Abu Mahzurah mengisyaratkan kepadanya dan mereka memang benar. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melepaskan semuanya, sedangkan Abu Mahzurah ditahannya, lalu beliau bersabda, “Berdirilah dan serukanlah azan!” Abu Mahzurah berkata, “Maka aku terpaksa berdiri. Saat itu tiada yang aku segani selain Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan apa yang beliau perintahkan kepadaku. Lalu aku berdiri di hadapan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sendiri mengajarkan kepadaku kalimat azan, yaitu: Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Aku bersaksi bahwa tidakada Tuhan selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah Marilah salat, marilah salat, marilah kepada keberuntungan, marilah kepada keberuntungan. Allah Mahabesar. Allah Mahabesar, tidak ada Tuhan selain Allah. Setelah aku selesai menyerukan azan, Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memanggilku dan memberiku sebuah kantong yang berisi sejumlah mata uang perak.” Kemudian beliau meletakkan tangannya ke atas ubun-ubun Abu Mahzurah, lalu mengusapkannya sampai ke wajahnya, lalu turun ke kedua sisi dadanya, ulu hatinya, hingga tangan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sampai kepada pusar Abu Mahzurah. Setelah itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Semoga Allah memberkati dirimu, dan semoga Allah memberkati perbuatanmu.” Lalu aku (Abu Mahzurah) berkata, “Wahai Rasulullah, perintahkanlah aku untuk menjadi juru azan di Mekah.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Aku telah perintahkan engkau untuk mengemban tugas ini.” Sejak saat itu lenyaplah semua kebenciannya terhadap Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan kejadian tersebut membuatnya menjadi berubah, seluruh jiwa raganya sangat mencintai Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Kemudian ia datang kepada Attab ibnu Usaid, Amil Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (di Mekah), lalu ia menjadi juru azan salat bersama Attab ibnu Usaid atas perintah dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Abdul Aziz ibnu Abdul Malik berkata, telah bercerita kepadanya hal yang sama.” Semua orang yang sempat aku jumpai dari keluargaku yang pernah menjumpai masa Abu Mahzurah menceritakan kisah yang sama seperti apa yang diceritakan oleh Abdullah ibnu Muhairiz kepadaku.”
Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad.
Imam Muslim di dalam kitab Sahihnya dan Ahlus Sunan yang empat orang telah meriwayatkannya melalui jalur Abdullah ibnu Muhairiz, dari Abu Mahzurah yang namanya adalah Samurah ibnu Mu’ir ibnu Luzan, salah seorang dari empat orang muazin Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dia adalah muazin Mekah dalam waktu yang cukup lama.
Begitu pula keadaan orang-orang kafir, orang-orang musyrik yang memusuhi kaum Muslimin; mereka mencaci agama Islam, menjadikannya sebagai bahan pelecehan dan permainan, penghinaan dan peremehan, khususnya shalat, yang merupakan syiar Islam paling jelas dan ibadah yang paling mulia. Jika mereka diajak shalat, mereka menjadikannya sebagai ejekan dan hinaan, hal itu karena mereka tidak memahami dan karena kebodohan besar mereka, kalau seandainya mereka mempunyai akal, niscaya mereka akan tunduk kepadanya, dan niscaya mereka mengetahui bahwa ia adalah lebih besar daripada seluruh keutamaan yang menjadi hiasan jiwa.
Jika kamu mengetahui -wahai orang-orang yang beriman- keadaan orang-orang kafir dan kerasnya permusuhan mereka kepadamu dan kepada agamamu, maka barangsiapa tidak memusuhi mereka, maka hal itu menunjukkan bahwa Islam baginya adalah murah, dia tidak peduli terhadap orang yang menghina agama atau melecehkannya dengan kekufuran dan kesesatan, dia tidak sedikit pun memiliki harga diri dan kemanusiaan.
Bagaimana kamu mengklaim agama yang lurus pada dirimu, dan bahwa ia adalah agama yang benar dan yang selainnya adalah batil, sementara kamu rela mengangkat orang yang menjadikan agama sebagai bahan ejekan dan cemoohan sebagai pemimpin, dan dia menggolongkan agama tersebut dan pengikutnya sebagai orang-orang yang bodoh dan dungu? Ini mengandung dorongan yang kuat untuk memusuhi mereka, hal ini diketahui oleh orang yang memiliki pemahaman yang paling ringan sekalipun.
Selain menjadikan ajaran agama sebagai ejekan, sikap buruk lain dari mereka dan yang sering dapat disaksikan adalah apabila kamu menyeru mereka dengan azan untuk melaksanakan salat, maka mereka akan menjadikannya sebagai bahan ejekan dan permainan. Perilaku mereka yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka merupakan orangorang yang tidak mengerti karena perilaku yang buruk itu, kemudian Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk memperingatkan mereka. Katakanlah, wahai ahli kitab! apakah kamu memandang kami salah dengan semua ajaran islam yang kami laksanakan, apakah kami juga keliru hanya karena kami beriman kepada Allah yang maha esa, percaya kepada apa yang diturunkan kepada kami, yaitu Al-Qur’an, dan juga beriman kepada apa yang diturunkan sebelumnya, yaitu taurat, zabur, dan injil’ bila tidak ada alasan yang kuat dari sikap-sikap tersebut, sungguh, kebanyakan dari kamu ternyata adalah orang-orang yang fasik.
Al-Maidah Ayat 58 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 58, Makna Al-Maidah Ayat 58, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 58, Al-Maidah Ayat 58 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 58
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)