{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 64.
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا ۘ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا ۚ وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۚ كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ ۚ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا ۚ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ﴿٦٤﴾
wa qālatil-yahụdu yadullāhi maglụlah, gullat aidīhim wa lu’inụ bimā qālụ, bal yadāhu mabsụṭatāni yunfiqu kaifa yasyā`, wa layazīdanna kaṡīram min-hum mā unzila ilaika mir rabbika ṭugyānaw wa kufrā, wa alqainā bainahumul-‘adāwata wal-bagḍā`a ilā yaumil-qiyāmah, kullamā auqadụ nāral lil-ḥarbi aṭfa`ahallāhu wa yas’auna fil-arḍi fasādā, wallāhu lā yuḥibbul-mufsidīn
QS. Al-Maidah [5] : 64
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka; Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. Dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Allah membuka untuk Nabi-Nya sebagian dosa-dosa orang Yahudi (dimana hal itu mereka rahasiakan di antara mereka), bahwa mereka berkata, “Tangan Allah tertahan sehingga tidak bisa melakukan kebaikan, Allah kikir kepada kami sehingga Dia tidak mau melapangkan rizki kepada kami.” Mereka mengucapkannya saat mereka ditimpa kesulitan dan kekeringan. Tidak demikian, justru tangan merekalah yang tertahan, yakni tertahan sehingga mereka tidak bisa melakukan kebaikan-kebaikan dan Allah mengusir mereka dari rahmat-Nya disebabkan oleh ucapan mereka. Perkaranya tidak sebagaimana yang mereka katakan secara dusta atas Rabb mereka. Akan tetapi kedua tangan Allah terbuka dan tidak ada yang bisa menghalang-halangi-Nya, tidak ada pencegah yang bisa menghalangi-Nya untuk memberi. Karena Allah Maha Pemurah lagi Maha Pemberi, memberi sesuai dengan hikmah dan kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Ayat ini menetapkan sifat al-Yadain (dua tangan) bagi Allah sesuai dengan kebesaran-Nya tanpa tasybih (menyerupakan) dan takyif (membagaikannya dengan makhluk). Kekufuran dan pelanggaran orang-orang Yahudi tersebut semakin meningkat disebabkan oleh kedengkian dan hasad mereka, karena Allah telah mengangkatmu sebagai Rasul-Nya. Allah mengabarkan bahwa beberapa orang Yahudi akan terus bermusuhan di antara mereka sampai hari Kiamat, sebagian membelakangi sebagian yang lain. Sebagaimana mereka tidak pernah mau berhenti menyusun rencana jahat terhadap kaum muslimin dengan menyulut fitnah, menyalakan api peperangan dan Allah akan membatalkan rencana jahat mereka dan mencerai-beraikan persatuan mereka. Orang-orang Yahudi tersebut terus bermaksiat kepada Allah yang menimbulkan kerusakan dan kekacauan di muka bumi. Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal orang-orang Yahudi —semoga laknat Allah menimpa mereka secara berturut-turut sampai hari kiamat—bahwa melalui lisannya mereka menyifati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sifat yang sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar dari apa yang mereka sifatkan itu, bahwa Allah itu kikir. Mereka pun menyifati-Nya miskin, sedangkan mereka sendiri kaya. Mereka ungkapkan sifat kikir ini melalui ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:
Tangan (kekuasaan) Allah terbelenggu (tergenggam alias kikir).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Umar Al-Adani, telah menceritakan kepada kami Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa menurut Ibnu Abbas yang dimaksud dengan maglulah ialah kikir.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Orang-orang Yahudi berkata, “Tangan (kekuasaan) Allah terbelenggu’.’ (Al Maidah:64) Bahwa mereka tidak bermaksud mengatakan tangan Allah terikat. Yang mereka maksudkan ialah Allah itu kikir. Dengan kata lain, Allah menggenggam apa yang ada di sisi-Nya karena kikir. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan itu dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Qatadah. As-Saddi, dan Ad-Dahhak, dan dibacakan firman-Nya:
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (Al-Isra:29), Yakni Allah melarang bersifat kikir dan berfoya-foya yang artinya membelanjakan harta bukan pada tempatnya dalam jumlah yang berlebihan.
Dan Allah mengungkapkan sifat kikir dengan ungkapan seperti yang disebutkan firman-Nya: Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu.(Al-Isra:29)
Pengertian inilah yang dimaksudkan oleh orang-orang Yahudi yang terkutuk itu.
Ikrimah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Fanhas seorang Yahudi, semoga Allah melaknatnya. Dalam pembahasan yang terdahulu telah disebutkan bahwa Fanhaslah yang mengatakan:
Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya (Ali Imran:181), Lalu ia dipukul oleh sahabat Abu Bakar As-Siddiq r.a.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Sa’id atau Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa lelaki dari kalangan orang-orang Yahudi yang dikenal dengan nama Syas ibnu Qais telah mengatakan (kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), “Sesungguhnya Tuhanmu kikir, tidak mau berinfak.” Maka Allah menurunkan firman-Nya: Orang-orang Yahudi berkata, “Tangan (kekuasaan) Allah terbelenggu, “sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan (kekuasaan) Allah terbuka, Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. (Al Maidah:64)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawab perkataan mereka dan membuka kedok sandiwara mereka serta semua kedustaan dan buat-buatan mereka. Untuk itu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
…sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.
Dan memang demikianlah yang terjadi pada mereka, sesungguhnya kekikiran, kedengkian, dan kelicikan serta kehinaan yang ada pada mereka sangat besar. Seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia, ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah Allah berikan kepada manusia itu? (An Nisaa:53-54), hingga akhir ayat.
Lalu ditimpakan kepada mereka nista. (Al Baqarah:61), hingga akhir ayat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…(Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka, Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.
Yakni tidaklah demikian, bahkan Dia Mahaluas karunia-Nya lagi berlimpah pemberian-Nya. Sebenarnya tiada sesuatu pun kecuali perbendaharaan-Nya ada di sisi-Nya. Dialah yang memberikan nikmat kepada semua makhluk-Nya, hanya Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan Dialah yang mencintakan semua apa yang kita perlukan di malam hari, di siang hari, di perjalanan kita, di tempat menetap kita, dan di semua keadaan kita. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh ayat lain melalui firman-Nya:
Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari segala apa yang kalian mohonkan kepadanya. Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghitungnya Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. (Ibrahim:34)
Ayat-ayat yang mengatakan demikian cukup banyak jumlahnya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Hammam ibnu Munabbih yang mengatakan, “Inilah apa yang telah diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya tangan kanan (kekuasaan) Allah sangat penuh, tidak akan kosong karena dibelanjakan dengan berlimpah sepanjang siang dan malam. Tidakkah kalian perhatikan apa yang telah Dia belanjakan sejak menciptakan langit dan bumi. Karena sesungguhnya tidak akan kering apa yang ada di tangan kanan (kekuasaan)-Nya. Selanjutnya disebutkan bahwa ‘Arasy-Nya berada di atas air, sedangkan di tangan (kekuasaan) lainnya terdapat al-faid atau al-qabdu yang dengan tangan kekuasaan ini Allah meninggikan dan merendahkan. Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Berinfaklah, maka Aku akan membalas infakmu.
Hadis ini diketengahkan oleh Syaikhain di dalam kitab Sahihain, Imam Bukhari di dalam Bab “Tauhid”, dari Ali ibnul Madini, sedangkan Imam Muslim dari Muhammad ibnu Rafi’. Keduanya (Ali ibnul Madini dan Muhammad ibnu Rafi’) dari Abdur Razzaq dengan sanad yang sama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka.
Yakni apa (Al-Qur’an) yang diturunkan oleh Allah kepadamu sebagai nikmat justru menjadi kebalikannya menurut tanggapan musuh-musuhmu dari kalangan orang-orang Yahudi dan semua orang yang menyerupai mereka. Hal itu pun menambah percaya kaum mukmin dan menambah amal saleh serta ilmu yang bermanfaat bagi mereka, maka hal itu menambah kedengkian dan iri hati orang-orang kafir terhadapmu dan umatmu.
Tugyan artinya berlebihan dan melampaui batas dalam segala sesuatu. Yang dimaksud dengan kufran dalam ayat ini ialah kedustaan.
Perihalnya sama dengan makna yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Katakanlah, “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (Al Fushilat:44)
Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian (Al Isra : 82)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami telah timpakan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat.
Maksudnya adalah hati mereka tidak akan bersatu, bahkan permusuhan selalu terjadi di kalangan sekte-sekte mereka, sebagian dari mereka memusuhi sebagian yang lain selama-lamanya. Demikian itu karena mereka tidak pernah sepakat dalam perkara yang hak, dan mereka telah menentang dan mendustakanmu.
Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, makna yang dimaksud dari firman-Nya, “Dan Kami telah timpakan permusuhan dan kebencian di antara mereka,” ialah permusuhan dan perdebatan dalam masalah agamanya. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya (Al Maidah:64)
Yaitu setiap kali mereka merencanakan berbagai perangkap untuk menjebakmu dan setiap kali mereka mengadakan kesepakatan di antara sesamanya untuk memerangimu, maka Allah membatalkannya dan membalikkan tipu muslihat itu terhadap diri mereka sendiri menjadi ‘senjata makan tuan’, sebagaimana mereka membuat lubang, maka mereka sendirilah yang terjerumus ke dalamnya.
…dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.
Yakni termasuk watak mereka ialah selalu berjalan di muka bumi seraya menimbulkan kerusakan padanya, sedangkan Allah tidak menyukai orang yang bersifat demikian.
Tafsir Ayat:
Allah memberitakan tentang ucapan orang-orang Yahudi yang buruk dan akidah mereka yang busuk. Dia berfirman, وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ “Orang-orang Yahudi berkata, ‘Tangan Allah terbelenggu,” yaitu, dari kebaikan dan berbuat baik. غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا “Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.” Ini adalah doa musibah atas mereka, persis sama dengan ucapan mereka sendiri, karena ucapan mereka mengandung tuduhan kepada Allah dengan kekikiran dan tidak berbuat baik, maka Allah membalas mereka dengan menyatakan bahwa sifat itu justru tepat untuk mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang paling bakhil, paling sedikit berbuat baik, paling buruk prasangkanya kepada Allah, dan paling jauh dari rahmatNya yang meliputi segala sesuatu dan memenuhi penjuru alam, atas dan bawah.
Oleh karena itu Allah berfirman, بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ “Tetapi kedua Tangan Allah terbuka, Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki,” tanpa ada penghalang dan tanpa ada seorang pun yang melarangnya melakukan apa yang dikehendakiNya. Allah جَلَّ جَلالُهُ telah membentangkan karunia dan kebaikanNya, baik yang berkaitan dengan agama ataupun dunia, dan Dia memerintahkan hamba-hambaNya agar mencari pintu-pintu kemurahanNya agar mereka tidak menutup diri mereka dari pintu-pintu kebaikanNya dengan kemaksiatan kepadaNya. TanganNya selalu memberi siang dan malam, kebaikanNya tercurah di segala waktu. Dia memudahkan kesulitan, menghilangkan kesedihan, mencukupkan orang miskin, membebaskan tawanan, membantu orang yang perlu dibantu, menjawab peminta, memberi kepada orang miskin yang membutuhkan, menjawab doa orang-orang yang dalam kesulitan, mengabulkan doa orang-orang yang meminta kepadaNya, bahkan memberi nikmat kepada yang tidak meminta kepadaNya, serta memberi keselamatan kepada yang meminta keselamatan kepadaNya.
Pelaku kemaksiatan tetap mendapatkan kebaikanNya. Lebih dari itu kebaikanNya dinikmati oleh orang baik dan orang fajir. Dia memberikan taufik kepada orang-orang yang dicintaiNya untuk beramal shalih, kemudian memuji mereka karenanya dan menisbatkannya kepada mereka padahal itu berasal dari kemurahanNya, membalas mereka karenanya dengan pahala dunia dan akhirat yang tidak bisa dijelaskan dan tidak terlintas di benak seorang hamba. Dia lembut kepada mereka dalam segala urusan mereka, menyampaikan kebaikanNya kepada mereka, menolak bala` dari mereka sementara mereka tidak mengetahui yang lebih banyak darinya. Mahasuci Dzat yang mana seluruh nikmat yang dirasakan oleh manusia adalah dariNya. KepadaNya mereka mengadu untuk menolak perkara-perkara yang dibenci. Mahasuci Allah yang mana tak seorang pun bisa menghitung pujian kepada-Nya; Dia adalah seperti Dia memuji DiriNya sendiri.
Mahatinggi Dzat yang mana tidak sekejap pun manusia yang lepas dari nikmatNya, bahkan keberadaan dan kehidupan mereka tidak akan ada kecuali dengan keberadaan dan kehidupanNya. Semoga Allah memperburuk orang yang karena kebodohannya tidak memerlukan Tuhannya dan menisbatkan Tuhannya kepada apa yang tidak layak dengan kemahaagunganNya. Bahkan seandainya Allah memperlakukan orang-orang Yahudi yang mengucapkan ucapan itu dan yang sepertinya dari kalangan orang-orang yang keadaannya seperti mereka dengan perlakuan yang sesuai dengan sebagian yang mereka ucapkan, niscaya mereka akan binasa dan sengsara di dunia. Akan tetapi sekalipun mereka mengatakan semua itu, Allah bersikap lapang, memberi kelonggaran dan tangguh waktu, tetapi tidak melalaikan mereka.
FirmanNya, وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا “Dan al-Qur`an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka.” Ini adalah hukuman terbesar atas seorang hamba; di mana al-Qur`an yang Allah turunkan kepada RasulNya, yang padanya terdapat kehidupan hati dan rohani, kebahagiaan dan keberuntungan dunia dan akhirat, yang merupakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hambaNya, yang mewajibkan mereka bersegera menerimanya, menyerahkan diri kepada Allah karenanya dan bersyukur kepadaNya karenanya, tetapi ini justru menambah kesesatan di atas kesesatannya, kedurhakaan di atas kedurhakaannya dan kekufuran di atas kekufurannya. Hal itu disebut karena dia berpaling darinya, menolaknya, memusuhinya, dan menentangnya dengan syubhat-syubhat yang batil.
وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ “Dan Kami telah timbulkan perusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat.” Maka mereka tidak saling mengasihi, tidak saling mendukung, dan tidak bersepakat di atas keadaan yang mengandung kebaikan bagi mereka. Justru mereka senantiasa saling membenci dalam hati mereka, saling bermusuhan dalam perbuatan mereka sampai Hari Kiamat. كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ “Setiap mereka menyalakan api peperangan” untuk melawan Islam dan kaum Muslimin, di mana mereka menampak-kan, mengulang, menyiapkan pasukan berkuda dan pejalan kaki, أَطْفَأَهَا اللَّهُ “Allah memadamkannya” dengan menghinakan mereka, mengobrak-abrik tentara mereka, dan memenangkan kaum Muslimin atas mereka.
وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا “Dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi,” maksudnya, mereka berusaha dengan sekuat tenaga demi membuat kerusakan di muka bumi; dengan melakukan kemaksiatan, berdakwah kepada agama mereka yang batil dan menghalang-halangi manusia masuk Islam. وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ “Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan,” bahkan Allah sangat memurkaiNya dan akan membalas mereka karena itu.
Ayat-ayat yang lalu menjelaskan perilaku dan sikap buruk dari orang-orang yahudi, selanjutnya ayat-ayat berikut menerangkan tentang perbuatan mereka yang lebih buruk lagi. Sikap yang sangat tidak baik ini diawali ketika mereka berkata, tangan Allah terbelenggu, yang maksudnya adalah kikir atau tidak mau melimpahkan rahmat-Nya. Padahal sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu sehingga mereka dikenal sebagai orang yang bakhil dan karenanya merekalah yang akan dilaknat yang disebabkan oleh apa yang telah mereka katakan itu. Padahal dengan memperhatikan apa saja yang terjadi di sekitarnya, mereka sesungguhnya mengetahui bahwa kedua tangan Allah selalu terbuka untuk semua makhluk-Nya; dia memberi rezeki kepada siapa saja sebagaimana dia kehendaki. Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu, hai Muhammad, dari tuhanmu itu pasti juga akan menambah kedurhakaan yang telah mendarah daging dan kekafiran yang sudah menjadi kebiasaan bagi kebanyakan mereka. Sebagai akibat dari kedua sikap buruk itu, kami timbulkan permusuhan yang terus menerus dan kebencian yang mendalam di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap saat mereka menyalakan api peperangan pada siapa saja, Allah pasti akan memadamkannya. Selain melakukan penyimpangan dan keingkaran, mereka juga selalu berusaha untuk menimbulkan kerusakan di muka bumi. Dan sesungguhnya Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Ayat ini menerangkan balasan bagi umat yang sering mengingkari ajaran Allah. Dan sekiranya ahli kitab itu, yaitu orang yahudi dan nasrani, beriman kepada Allah dan meyakini bahwa nabi Muhammad itu nabi terakhir, dan bertakwa dengan selalu mematuhi perintah Allah serta menjauhi semua larangan-Nya, niscaya kami hapus atau ampuni kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan selama ini, dan sebagai balasan atas ketaatan itu, mereka semua tentu akan kami masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan, sehingga mereka akan dapat merasakan balasan dari kepatuhan dan ketakwaan mereka.
Al-Maidah Ayat 64 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 64, Makna Al-Maidah Ayat 64, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 64, Al-Maidah Ayat 64 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 64
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)