{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 75.
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ﴿٧٥﴾
mal-masīḥubnu maryama illā rasụl, qad khalat ming qablihir-rusul, wa ummuhụ ṣiddīqah, kānā ya`kulāniṭ-ṭa’ām, unẓur kaifa nubayyinu lahumul-āyāti ṡummanẓur annā yu`fakụn
QS. Al-Maidah [5] : 75
Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).
Al Masih putra Maryam tidak lain kecuali hanya seorang rasul, sama dengan rasul-rasul yang telah hadir sebelumnya. Ibunya adalah wanita yang beriman dengan iman yang benar, iman yang mencakup ilmu dan amal. Keduanya sama dengan manusia yang lain, memerlukan makan. Dan siapa yang membutuhkan makan untuk bisa hidup tidak mungkin menjadi Tuhan. Maka perhatikanlah wahai Rasul, keadaan orang-orang kafir itu. Sungguh Kami telah menjelaskan bukti-bukti yang menetapkan keesaan Kami dan kebatilan apa yang mereka klaim terkait dengan nabi-nabi Allah. Di samping itu mereka tersesat dari kebenaran yang mana Kami membimbing mereka kepadanya. Lihatlah bagaimana mereka dipalingkan dari kebenaran setelah penjelasan ini?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul.
Yakni sama halnya seperti semua rasul yang mendahuluinya. Dengan kata lain, dia adalah salah seorang dari hamba-hamba Allah dan salah seorang dari rasul-rasul-Nya yang mulia. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain:
Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. (Az Zukhruf:59)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan ibunya seorang yang sangat benar.
Yaitu beriman kepada Isa dan membenarkannya. Hal ini merupakan kedudukan yang paling tinggi baginya, dan hal ini menunjukkan bahwa Maryam bukanlah seorang nabi perempuan, tidak seperti apa yang diduga oleh Ibnu Hazm dan lain-lainnya yang mengatakan bahwa ibu Nabi Ishaq (Sarah), ibu Nabi Musa, dan ibu Nabi Isa semuanya adalah nabi wanita.
Ibnu Hazm mengatakan demikian dengan berdalilkan bahwa para malaikat berbicara dengan Sarah dan Maryam, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susukanlah dia.” (Al Qashash:7)
Pengertian lafaz wa auhaina ini menunjukkan derajat kenabian.
Tetapi menurut pendapat jumhur ulama, Allah belum pernah mengutus seorang nabi melainkan dari kalangan kaum laki-laki. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. (Yusuf:109)
Syekh Abul Hasan Al-Asy’ari telah meriwayatkan adanya kesepakatan para ulama akan ketetapan ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…kedua-duanya biasa memakan makanan.
Yakni mereka memerlukan makanan dan mengeluarkan kotorannya, dan merupakan dua orang hamba, sama dengan manusia lainnya, sama sekali bukan tuhan, tidak seperti apa yang didakwakan oleh orang-orang Nasrani yang bodoh, semoga laknat Allah terus-menerus menimpa mereka sampai hari kiamat.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan Kami.
Yaitu ayat-ayat yang telah Kami jelaskan dan kami tampakkan kepada mereka.
…Kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).
Yakni kemudian perhatikanlah sesudah penjelasan dan keterangan itu, ke manakah mereka akan pergi, pendapat apakah yang mereka pegang, serta aliran sesat manakah yang mereka tempuh?
Kemudian Allah menjelaskan hakikat al-Masih dan ibunya yang merupakan kebenaran, Dia berfirman, مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ “Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul.” Maksudnya, ini adalah predikat dan kedudukannya yang paling tinggi, bahwa dia adalah di antara hamba-hamba Allah yang diutus, yang mana para rasul tersebut tidak memiliki wewenang dan hak peletakan syariat selain apa yang Allah mengutus mereka dengannya. Dia dan rasul-rasul sebelumnya adalah satu jenis, tidak ada keistimewaan baginya dibandingkan nabi-nabi yang lain sehingga ia keluar dari tingkat kemanusiaan menjadi tingkat ketuhanan.
وَأُمُّهُ “Dan ibunya,” Maryam adalah صِدِّيقَةٌ “seorang yang sangat benar.” Maksudnya, inilah kedudukan yang paling tinggi, yaitu dia termasuk shiddiqin (yang jujur dan benar dalam iman) yang merupakan derajat makhluk yang tertinggi sesudah para nabi. Dan sifat ash-shiddiq (jujur dan benar) adalah ilmu yang berguna yang membuahkan keyakinan dan amal shalih. Ini adalah bukti bahwa Maryam bukanlah seorang nabi. Akan tetapi derajat tertinggi adalah sebagai shiddiqah. Dan itu cukuplah sebagai keutamaan dan kemuliaan baginya. Begitu pula wanita-wanita yang lain. Tak satu pun dari mereka yang diangkat menjadi nabi, karena Allah menjadikan kenabian pada kelompok yang paling sempurna yaitu laki-laki, sebagaimana FirmanNya,
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُّوحِي إِلَيْهِمْ
“Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya.” (QS. Yusuf: 109).
Jika Isa termasuk ke dalam deretan para Nabi dan Rasul yang datang sebelumnya dan ibunya adalah shiddiqah, maka dengan da-sar apa orang-orang Nasrani menjadikan keduanya sebagai tuhan bersama Allah.
FirmanNya, كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ “Kedua-duanya biasa memakan makanan.” Ini adalah dalil yang jelas bahwa keduanya adalah hamba yang fakir, yang membutuhkan makanan dan minuman seperti Bani Adam yang lain. Seandainya keduanya adalah tuhan, niscaya keduanya tidak memerlukan apa pun, karena Tuhan itu Mahakaya dan Terpuji. Manakala Allah menjelaskan bukti, Dia berfirman, انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ “Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami),” yang menjelaskan kepada kebenaran, yang menyingkap keyakinan, walaupun begitu ia tidak berguna apa pun pada mereka, justru mereka tetap memegang kedustaan, kepalsuan, dan kebohongan. Hal itu adalah kezhaliman dan pengingkaran dari mereka.
Ketahuilah, wahai umat nasrani, sesungguhnya al-masih putra maryam itu hanyalah seorang rasul yang diutus Allah. Selain itu, perlu diketahui bahwa sesungguhnya telah berlalu pula sebelumnya beberapa rasul yang juga merupakan utusan-Nya, dan ibunya yang merupakan wanita pilihan adalah seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Kedua-duanya sebagaimana layaknya manusia biasa juga memakan makanan, meminum minuman, merasakan sakit, gembira, sedih, dan lainnya. Oleh karena itu, perhatikan bagaimana kami telah menurunkan wahyu dan mengutus rasul untuk menjelaskan kepada mereka, yaitu para ahli kitab, tentang tanda-tanda kekuasaan kami, kemudian sesudah itu perhatikan pula bagaimana mereka berpaling dari memperhatikan ayatayat kami yang merupakan tanda-tanda keesaan tuhan. Sebagai peringatan kepada umat nasrani tersebut, Allah memerintahkan kepada rasulullah sebagai berikut. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, mengapa kamu mengimani dan menyembah kepada tuhan yang selain Allah, padahal yang kamu yakini itu hanya sesuatu yang tidak akan dapat menimbulkan bencana apa pun kepadamu dan ia tidak pula dapat memberi manfaat apa-apa’ dan ketahuilah bahwa Allah maha mendengar semua yang kamu ucapkan lagi maha mengetahui semua yang kamu lakukan.
Al-Maidah Ayat 75 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 75, Makna Al-Maidah Ayat 75, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 75, Al-Maidah Ayat 75 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 75
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)