{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 77.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ ﴿٧٧﴾
qul yā ahlal-kitābi lā taglụ fī dīnikum gairal-ḥaqqi wa lā tattabi’ū ahwā`a qauming qad ḍallụ ming qablu wa aḍallụ kaṡīraw wa ḍallụ ‘an sawā`is-sabīl
QS. Al-Maidah [5] : 77
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.”
Katakan wahai Rasul kepada orang-orang Nasrani, “Jangan melampaui batas terkait dengan keyakinan kalian terhadap Al Masih. Jangan mengikuti hawa nafsu kalian sebagaimana orang-orang Yahudi mengikuti hawa nafsu mereka dalam perkara agama, sehingga mereka terjatuh ke dalam kesesatan.” Mereka juga membawa banyak manusia kufur kepada Allah dan meninggalkan jalan yang lurus kepada jalan kesesatan dan penyimpangan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah “Hai Ahli Kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agama kalian.”
Yakni janganlah kalian melampaui batas dalam mengikuti kebenaran, dan janganlah kalian menyanjung orang yang kalian diperintahkan untuk menghormatinya, lalu kalian melampaui batas dalam menyanjungnya hingga mengeluarkannya dari kedudukan kenabian sampai kepada kedudukan sebagai tuhan. Yaitu seperti yang kalian lakukan terhadap Al-Masih, padahal dia adalah salah seorang dari nabi-nabi Allah, tetapi kalian menjadikannya sebagai tuhan selain Allah. Hal ini tidak kalian lakukan melainkan hanya semata-mata kalian mengikuti guru-guru kalian, yaitu guru-guru sesat yang merupakan para pendahulu kalian dari kalangan orang-orang yang sesat di masa lalu.
dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.
Yakni mereka menyimpang dari jalan yang lurus dan benar, menuju kepada jalan kesesalan dan kesalahan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Abu Ja’far, dari ayahnya, dari Ar-Rabi’ ibnu Anas yang mengatakan bahwa dahulu ada seorang alim yang mengajarkan Al-Kitab dan Sunnah kepada banyak kaum selama suatu masa. Kemudian datanglah setan dan mengatakan (kepadanya), “Sesungguhnya yang kamu ajarkan hanyalah peninggalan atau perintah yang telah diamalkan sebelum kamu, maka kamu tidak beroleh pujian karenanya. Tetapi buatlah suatu perkara dari dirimu sendiri, lalu ajaklah manusia, dan paksa mereka mengamalkannya.” Kemudian orang itu melakukan hal tersebut, tetapi setelah lewat suatu masa ia sadar, Ia bermaksud bertobat dari perbuatannya itu, maka ia melucuti semua kekuasaan dan kerajaannya, dan ia bermaksud melakukan ibadah hingga akhir hayatnya agar semua dosanya terhapus. Setelah beberapa hari dalam ibadahnya, ia didatangi, lalu dikatakan kepadanya, “Sekiranya tobatmu menyangkut dosa antara kamu dengan Tuhanmu (hak Tuhan), maka ada kemungkinan tobatmu dapat diterima. Tetapi kamu harus ingat bahwa si anu dan si anu serta lain-lainnya telah sesat dalam membelamu, sedangkan mereka telah meninggal dunia dalam keadaan sesat. Maka mana mungkin kamu dapat memberikan petunjuk kepada mereka. Karena itu, tiada tobat bagimu selama- lamanya.”
Ar-Rabi’ ibnu Abas mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang seperti itu dan lain-lainnya yang serupa, menurut apa yang kami terima, yakni firman-Nya:
Hai Ahli Kitab Janganlah kalian berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agama kalian. Dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia) dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.
Tafsir Ayat:
Allah berfirman kepada NabiNya, قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُم غَيْرَ الْحَقِّ “Katakanlah, ‘Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu’.” Maksudnya, kamu jangan melampaui batas kebenaran kepada kebatilan. Hal itu seperti ucapan mereka tentang Isa al-Masih yang telah disebutkan di atas, juga seperti sikapmu yang berlebih-lebihan pada sebagian tetua (tokoh) demi mengikuti hawa nafsu قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ “orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad), artinya, kesesatan mereka memang telah ada sebelumnya, وَأَضَلُّوا كَثِيرًا “dan mereka telah menyesatkan kebanyakan” manusia dengan mengajak mereka kepada agama yang mereka anut. وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ “Dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” Artinya, jalan yang benar. Maka mereka mengumpulkan antara kesesatan dan menyesatkan (orang lain). Mereka itu adalah para imam kesesatan, di mana Allah memperingatkan kita dari mereka dan dari mengikuti hawa nafsu mereka yang sesat dan pandangan mereka yang menyimpang.
Selain mempersekutukan tuhan, ternyata sebagian dari ahli kitab juga sering bersikap melampaui batas. Oleh karena itu, Allah memerintah kepada rasulullah untuk mengingatkan mereka. Katakanlah, hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan atau melampaui batas dengan cara yang tidak benar dalam berkeyakinan dan melaksanakan ajaran agamamu. Selain itu, hendaknya kamu semua tidak bersikap taklid dan jangan pula kamu mengikuti keinginan atau hawa nafsu orang-orang yang telah tersesat sejak masa dahulu, yaitu sejak sebelum kedatanganku. Sebab pada hakikatnya, mereka itu merupakan orang yang sesat, dan mereka dengan perilaku dan keinginan itu juga telah menyesatkan banyak manusia. Dan ketahuilah bahwa mereka sendiri itu sungguh telah tersesat dari jalan yang lurus yang telah ditetapkan Allah. Bila pada ayat-ayat yang lalu diterangkan tentang penyimpangan umat nasrani, pada ayat-ayat berikut dijelaskan tentang kutukan Allah pada orang yahudi yang kafir. Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir dari bani israil, yaitu mereka yang selalu ingkar dan mengabaikan perjanjiannya dengan Allah, telah dilaknat melalui atau dengan perantaraan lisan nabi dawud dan isa putra maryam. Kutukan Allah yang demikian itu, disebabkan karena mereka durhaka dengan tidak menepati janji yang telah diikrarkan dan selalu melampaui batas dalam melaksanakan ajaran dan tuntunan agama, sehingga cenderung mengarah pada kesesatan.
Al-Maidah Ayat 77 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 77, Makna Al-Maidah Ayat 77, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 77, Al-Maidah Ayat 77 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 77
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)