{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 82.
۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ﴿٨٢﴾
latajidanna asyaddan-nāsi ‘adāwatal lillażīna āmanul-yahụda wallażīna asyrakụ, wa latajidanna aqrabahum mawaddatal lillażīna āmanullażīna qālū innā naṣārā, żālika bi`anna min-hum qissīsīna wa ruhbānaw wa annahum lā yastakbirụn
QS. Al-Maidah [5] : 82
Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri.
Kamu wahai Rasul akan menemukan manusia yang paling kuat permusuhannya kepada orang-orang yang membenarkanmu, beriman dan mengikutimu, mereka adalah orang-orang Yahudi, karena mereka mengingkari dan tidak mau mengakui serta menutup mata dari kebenaran dan orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan selain-Nya, seperti para penyembah berhala dan lainnya. Dan kamu akan menemukan orang-orang yang lebih dekat kecintaannya kepada kaum muslimin, yaitu orang-orang yang berkata, “Kami adalah orang-orang Nasrani.” Hal itu karena di antara mereka terdapat para ulama di bidang agama mereka, ahli zuhud dan ahli ibadah dalam tempat-tempat ibadah mereka, bahwa mereka adalah orang-orang yang rendah hati dan tidak menyombongkan diri untuk menerima kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang menerima risalah Muhammad dan beriman kepadanya.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan An-Najasyi dan teman-temannya, yaitu ketika Ja’far ibnu Abu Talib membacakan Al-Qur’an kepada mereka di negeri Habsyah (Etiopia), maka mereka menangis karena mendengarnya hingga membasahi janggut mereka. Akan tetapi pendapat ini masih perlu dipertimbangkan, mengingat ayat ini Madaniyah, sedangkan kisah Ja’far ibnu Abu Talib terjadi sebelum hijrah (yakni dalam masa Makkiyyah).
Said ibnu Jubair dan As-Saddi serta selain keduanya mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan delegasi Raja Najasyi yang diutus kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk mendengarkan ucapan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan melihat sifat-sifatnya. Tatkala mereka melihat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan Al-Qur’an kepada mereka, maka mereka masuk Islam seraya menangis dan dengan penuh rasa khusyuk (tunduk patuh). Sesudah itu mereka pulang dengan Raja Najasyi dan menceritakan apa yang mereka alami kepadanya.
Menurut As-Saddi, Raja Najasyi berangkat berhijrah (bergabung dengan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di Madinah), tetapi ia meninggal dunia di tengah perjalanan. Hal ini merupakan riwayat yang hanya dikemukakan oleh As-Saddi sendiri, karena sesungguhnya Raja Najasyi meninggal dunia dalam keadaan sebagai Raja Habsyah. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ beserta para sahabatnya menyalatkannya di hari kewafatannya, dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memberitahukan bahwa Raja Najasyi meninggal dunia di tanah Habsyah.
Para ulama berbeda pendapat mengenai bilangan delegasi Raja Najasyi. Menurut suatu pendapat, jumlah mereka ada dua belas orang, tujuh orang di antara mereka adalah pendeta, sedangkan yang lima orang lainnya adalah rahib. Tetapi pendapat yang lain mengatakan sebaliknya. Menurut pendapat lain, jumlah mereka ada lima puluh orang, dikatakan pula ada enam puluh orang lebih, dan dikatakan lagi ada tujuh puluh orang laki-laki.
Ata ibnu Abu Rabah mengatakan bahwa mereka adalah suatu kaum dari negeri Habsyah, mereka masuk Islam setelah kaum muslim yang berhijrah tiba di negeri Habsyah.
Qatadah mengatakan bahwa mereka adalah suatu kaum yang memeluk agama Isa ibnu Maryam. Ketika mereka melihat kaum muslim dan mendengarkan Al-Qur’an, maka dengan spontan mereka masuk Islam tanpa ditangguh-tangguhkan lagi.
Sedangkan Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan banyak kaum yang mempunyai ciri khas dan sifat tersebut, baik mereka dari kalangan bangsa Habsyah ataupun dari bangsa lainnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Hal itu tiada lain karena kekufuran orang-orang Yahudi didasari oleh pembangkangan, keingkaran, dan kesombongannya terhadap perkara yang benar serta meremehkan orang lain dan merendahkan kedudukan para penyanggah ilmu. Karena itulah mereka banyak membunuh nabi-nabi mereka, sehingga Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tak luput dari percobaan pembunuhan yang direncanakan oleh mereka berkali-kali. Mereka meracuni Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan menyihirnya, dan mereka mendapat dukungan dari orang-orang musyrik yang sependapat dengan mereka, semoga laknat Allah terus-menerus menimpa mereka sampai hari kiamat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.”
Yakni orang-orang yang mengakui dirinya sebagai orang-orang Nasrani, yaitu pengikut Al-Masih dan berpegang kepada kitab Injilnya. Di kalangan mereka secara globalnya terdapat rasa persahabatan kepada Islam dan para pemeluknya. Hal itu tiada lain karena apa yang telah tertanam di hati mereka, mengingat mereka pemeluk agama Al-Masih yang mengajarkan kepada lemah lembut dan kasih sayang, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang serta rahbaniyah. (Al Hadiid:27)
Di dalam kitab mereka tertera bahwa barang siapa yang memukul pipi kananmu, maka berikanlah kepadanya pipi kirimu, dan perang tidak disyariatkan di dalam agama mereka. Karena itulah disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
Yakni didapati di kalangan mereka para pendeta, yaitu juru khotbah dan ulama mereka, bentuk tunggalnya adalah qasisun dan qissun, adakalanya dijamakkan dalam bentuk qususun. Ar-rauhban adalah bentuk jamak dari rahib yang artinya ahli ibadah, diambil dari akar kata rahbah yang artinya takut, se-wazan dengan lafaz rahib yang jamaknya rukban, dan lafaz faris yang jamaknya fursan. Ibnu Jarir mengatakan, adakalanya lafaz ruhban ini merupakan bentuk tunggal, sedangkan bentuk jamaknya adalah rahabin, semisal dengan lafaz qurban yang bentuk jamaknya qarabin, dan lafaz jar’zan (tikus) yang_bentuk jamaknya jarazin. Adakalanya dijamakkan dalam bentuk rahabinah. Termasuk dalil yang menunjukkan bahwa lafaz rahban bermakna tunggal di kalangan orang-orang Arab ialah perkataan seorang penyair mereka yang mengatakan:
Seandainya aku saksikan ada rahib gereja di puncak itu, niscaya rahib itu akan keluar dan berjalan menuruni (puncak tersebut).
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Adam, telah menceritakan kepada kami Nasir ibnu Abul Asy’as, telah menceritakan kepadaku As-Sak Ad-Dahhan, dari Jasiman ibnu Riab yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya kepada Salman mengenai firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib
Maka Salman berkata, “Biarkanlah para pendeta itu tinggal di dalam gereja-gereja dan reruntuhannya, karena Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepadaku bahwa yang demikian itu disebabkan di antara mereka (orang-orang Nasrani) itu terdapat orang-orang yang percaya dan rahib-rahib.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih melalui jalur Yahya ibnu Abdul Hamid Al-Hammani, dari Nadir ibnu Ziyad At-Ta-i, dari Silt Ad-Dahhan, dari Jasimah ibnu Ri-ab, dari Salman dengan lafaz yang semisal.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, ayahnya pernah menceritakan bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdul Hamid Al-Khani, telah menceritakan kepada kami Nadir ibnu Ziyad At-Ta-i, telah menceritakan kepada kami Silt Ad-Dahhan, dari Jasimah ibnu Ri-ab yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar sahabat Salman ditanya mengenai firman-Nya: Yang demikian itu disebabkan di antara mereka (orang-orang Nasrani) itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rdhib. (Al Maidah:82) Maka Salman berkata bahwa mereka adalah para rahib yang tinggal di dalam gereja-gereja dan bekas-bekas peninggalan di masa lalu, biarkanlah mereka tinggal di dalamnya. Salman mengatakan, dia pernah membacakan kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ firman-Nya:
Yang demikian itu disebabkan di antara mereka (orang-orang Nasrani) itu terdapat pendeta-pendeta.
Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakannya kepadaku dengan qiraah seperti berikut:
Yang demikian itu karena di antara mereka (orang-orang Nasrani) itu terdapat orang-orang yang percaya (kepada Allah) dan rahib-rahib.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yang demikian itu karena di antara mereka (orang-orang Nasrani) itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib. (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
Ayat ini mengandung penjelasan mengenai sifat mereka, bahwa di kalangan mereka terdapat ilmu, dan mereka adalah ahli ibadah serta orang-orang yang rendah diri.
(82) Allah berfirman menjelaskan kelompok terdekat dari dua kelompok kepada kaum Muslimin dan kepada perwalian dan kecintaan mereka dan yang paling jauh dari itu, لَتَجِدَنَّ اَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الْيَهُوْدَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْاۚ “Sungguh kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” Kedua kelompok ini secara mutlak adalah orang-orang yang paling keras memusuhi Islam dan kaum Muslimin, paling giat berusaha untuk merugikan kaum Muslimin. Hal itu karena kebencian mereka yang besar yang didasari oleh sikap kesewenang-wenangan, kedengkian, penolak-an, dan kekufuran.
وَلَتَجِدَنَّ اَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّا نَصٰرٰىۗ “Dan sungguh kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani’.” Allah menyebutkan beberapa sebab:
Di antaranya adalah bahwa di antara mereka ذٰلِكَ بِاَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيْسِيْنَ وَرُهْبَانًا “terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib,” yaitu para ulama yang zuhud dan ahli ibadah yang beribadah di tempat-tempat ibadah mereka. Ilmu yang dibarengi zuhud begitu juga ibadah, termasuk yang melembutkan dan melunakkan hati, menghilangkan kekeras-an dan kekasaran yang ada padanya. Oleh karena itu dalam diri mereka tidak terdapat sifat keras orang Yahudi dan sikap kasar orang musyrik.
Di antaranya adalah bahwa وَّاَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ ۔ “mereka tidak menyombongkan diri,” yakni pada diri mereka tidak terdapat kesom-bongan dan penolakan untuk mengikuti kebenaran. Hal itu menja-dikan mereka lebih dekat dan lebih mencintai kaum Muslimin. Orang yang rendah hati lebih dekat kepada kebenaran daripada orang yang sombong.
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan tentang kutukan Allah terhadap orang yahudi, selanjutnya pada ayat ini dijelaskan bagaimana sikap para ahli kitab terhadap orang mukmin. Allah memberikan informasi kepada nabi Muhammad, pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman (umat islam), ialah orang-orang yahudi dan orang-orang musyrik, yang memang merasa tidak senang dan selalu memusuhi rasulullah dan umat islam. Dan di samping itu, pasti akan kamu dapati juga orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, sesungguhnya kami adalah orang nasrani, yaitu yang tekun melaksanakan ajaran agamanya. Yang sedemikian itu karena di antara mereka, orang-orang nasrani, terdapat para pendeta dan rahib yang saleh dan selalu melaksanakan tuntunan agamanya dengan benar, selain itu juga karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri dengan segala kesalehan dan ketekunan dalam beribadah. Setelah pada ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan tentang ahli kitab yang paling memusuhi kaum muslim, yaitu kaum yahudi, dan ahli kitab yang merasa paling dekat dengan kaum muslim, yaitu kaum nasrani; pada ayat ini Allah menjelaskan mengenai sebagian kaum nasrani yang beriman kepada Al-Qur’an. Dan apabila mereka, sebagian ahli kitab seperti utusan kaum nasrani dari ethiopia, mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul, yaitu Al-Qur’an, kamu, wahai nabi Muhammad, akan melihat mata mereka mencucurkan air mata, karena ayat-ayat Al-Qur’an itu meresap ke dalam kalbu mereka secara mendalam, disebabkan mereka telah mengetahui kebenaran Al-Qur’an dari kitab-kitab mereka sendiri, seraya berkata dengan tulus, ya tuhan kami, kami telah beriman kepada Al-Qur’an, maka catatlah kami menjadi bagian yang tidak terpisahkan bersama orang-orang yang menjadi saksi atas kebenaran Al-Qur’an dan kerasulan nabi Muhammad.
Al-Maidah Ayat 82 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 82, Makna Al-Maidah Ayat 82, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 82, Al-Maidah Ayat 82 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 82
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)