{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 50.
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ ﴿٥٠﴾
qul lā aqụlu lakum ‘indī khazā`inullāhi wa lā a’lamul-gaiba wa lā aqụlu lakum innī malak, in attabi’u illā mā yụḥā ilayy, qul hal yastawil-a’mā wal-baṣīr, a fa lā tatafakkarụn
QS. Al-An’am [6] : 50
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”
Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin, “Aku tidak pernah mengaku bahwa aku menguasai perbendaharaan langit dan bumi lalu aku mengaturnya. Aku juga tidak mengaku mengetahui ilmu ghaib. Aku tidak mengaku bahwa aku adalah malaikat. Akan tetapi aku adalah seorang utusan dari Allah. Aku mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan menyampaikannya kepada manusia.” Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin, “Apakah sama antara orang kafir yang buta terhadap ayat-ayat Allah dan dia tidak beriman kepadanya, dengan orang mukmin yang menyaksikan ayat-ayat Allah lalu dia beriman kepadanya? Apakah kalian tidak memikirkan ayat-ayat Allah sehingga kalian bisa melihat kebenaran dan beriman kepadanya?”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Rasul-Nya:
Katakanlah, “Aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku.”
Dengan kata lain, aku tidak memilikinya dan tidak pula mengaturnya.
dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib.
Yakni aku pun tidak mengatakan kepada kalian bahwa sesungguhnya aku mengetahui perkara yang gaib, karena sesungguhnya hal yang gaib itu hanya diketahui oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى saja, dan aku tidak dapat mengetahuinya kecuali sebatas apa yang telah diperlihatkan oleh Allah kepadaku.
dan tidak (pula) aku mengatakan kepada kalian bahwa aku adalah malaikat.
Artinya, aku tidak mendakwakan diri bahwa diriku adalah malaikat, melainkan hanyalah seorang manusia yang diberi wahyu oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memuliakan diriku dengan wahyu itu dan mengaruniaiku dengannya sebagai nikmat dari-Nya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Yakni aku tidak pernah menyimpang darinya barang sejengkal pun, tidak pula kurang dari itu.
Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dan orang yang melihat?”
Maksudnya, apakah orang yang mengikuti kebenaran dan mendapat petunjuk kepada perkara yang benar sama dengan orang yang sesat darinya dan tidak mau mengikutinya?
Maka apakah kalian tidak memikirkannya)
Ayat ini semakna dengan ayat lain yang menyebutkan melalui firman-Nya:
Adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Ar Ra’du:19)
(50) Allah berfirman kepada NabiNya agar berkata kepada orang-orang yang mengusulkan turunnya ayat-ayat Allah atau kepada orang-orang yang berkata kepadanya bahwa kamu hanya mengajak kami untuk menyekutukan Allah dengan sesuatu, قُلْ لَّآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaha-raan Allah ada padaku.” Maksudnya, kunci-kunci rizki dan rahmat-Nya. وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ “Dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib.” Karena semua itu hanyalah hak Allah, Dia-lah yang membuka rahmatNya kepada manusia, maka tidak ada yang bisa mengha-langi, dan apa yang dihalangi oleh Allah, maka tidak ada yang mampu melepaskannya sesudahnya. Hanya Dia yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata. Dia tidak menunjukkan ghaibNya ke-pada seorang pun kecuali RasulNya yang diridhaiNya.
وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ اِنِّيْ مَلَكٌۚ “Dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat.” Sehingga aku menjadi pelaksana per-buatan yang kuat. Aku tidak mengklaim mempunyai kedudukan tinggi daripada kedudukan lebih yang Allah berikan kepadaku. اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّۗ “Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Ini adalah tujuanku, ujung dan akhir perkaraku, aku hanya sekedar mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Aku mengamalkannya untuk diriku sendiri dan mengajak seluruh manusia kepadanya.
Jika kedudukanku telah diketahui, maka untuk apa orang masih mencari-cari atau menuntut sesuatu dariku yang tidak aku klaim? Apakah seseorang diharuskan memikul sesuatu yang bukan kewajibanNya? Untuk apa -apabila aku mendakwahimu dengan ayat yang diwahyukan kepadaku- kamu menuduhku telah meng-klaim kedudukan tinggi yang bukan milikku? Bukankah itu hanya kezhaliman, pengingkaran, dan kebengalan darimu? Katakanlah kepada mereka tentang perbedaan antara orang yang menerima dakwahku, tunduk kepada apa yang diwahyukan kepadaku de-ngan orang yang tidak demikian, قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ “Katakanlah, ‘Apakah sama orang yang buta dengan orang yang meli-hat?’ Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” Lalu kamu mendu-dukkan perkaranya di tempat yang semestinya, dan kamu memi-lih yang lebih baik dan lebih layak untuk dipilih.
Ayat ini menguatkan bahwa rasul hanyalah menyampaikan apa yang berasal dari Allah. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, aku tidak mengatakan kepadamu, hai orang-orang kafir, bahwa perbendaharaan Allah, yaitu aneka kekayaan dan kemewahan yang sering kalian jadikan ukuran kemuliaan hidup, ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib tanpa bantuan dari Allah , dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat yang tidak makan, tidak minum, dan tidak memiliki kebutuhan biologis. Aku hanyalah manusia seperti kamu. Yang membedakan kita adalah bahwa aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku, di antaranya berupa Al-Qur’an. Para pendurhaka menolak ajaran Allah, maka nabi Muhammad diperintahkan untuk mengajukan pertanyaan yang mengandung kecaman. Katakanlah, wahai Muhammad, apakah sama orang yang buta, terutama buta mata hatinya, dengan orang yang melihat’ orang yang normal pasti akan menjawab berbeda. Maka, apakah kamu tidak pernah memikirkan-Nya’ setelah pada ayat sebelumnya Allah mengecam orang-orang yang enggan menggunakan akal pikirannya secara benar, kini pembicaraan beralih kepada kelompok orang yang berpikir positif agar disampaikan pesan Allah. Peringatkanlah, wahai nabi Muhammad, dengannya, yakni dengan Al-Qur’an itu, kepada orang yang takut akan dikumpulkan menghadap tuhannya untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya pada hari kiamat, dan mereka menyadari bahwa pada hari itu tidak ada bagi mereka pelindung dari segala yang mereka takuti dan tidak juga ada pemberi syafaat atau pertolongan selain dari Allah. Yang demikian itu agar mereka selalu bertakwa.
Al-An’am Ayat 50 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 50, Makna Al-An’am Ayat 50, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 50, Al-An’am Ayat 50 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 50
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)