{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 52.
وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ ﴿٥٢﴾
wa lā taṭrudillażīna yad’ụna rabbahum bil-gadāti wal-‘asyiyyi yurīdụna waj-hah, mā ‘alaika min ḥisābihim min syai`iw wa mā min ḥisābika ‘alaihim min syai`in fa taṭrudahum fa takụna minaẓ-ẓālimīn
QS. Al-An’am [6] : 52
Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari, mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan engkau (berhak) mengusir mereka, sehingga engkau termasuk orang-orang yang zalim.
Jangan mengusir wahai Nabi dari majlismu orang-orang muslim yang lemah yang menyembah Tuhan mereka di awal siang dan akhirnya. Mereka berharap wajah Allah dengan amal-amal shalih mereka. Kamu bukanlah petugas hisab atas mereka, karena hisab mereka ada di tangan Allah, dan bukan menjadi kewenanganmu sedikit pun. Bila kamu menjauhkan mereka maka kamu termasuk orang-orang yang melampaui batasan-batasan Allah, yang meletakkan suatu perkara bukan pada tempatnya.
Dengan kata lain, janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyandang predikat tersebut dari sisimu, melainkan jadikanlah mereka sebagai teman-teman dudukmu dan teman-teman dekatmu. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh ayat lain:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Al Kahfi:28)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…orang-orang yang menyeru Tuhannya.
Yakni menyembah-Nya dan memohon kepada-Nya.
…di pagi hari dan petang hari.
Menurut Sa’id ibnul Musayyab, Mujahid, dan Qatadah, makna yang dimaksud ialah salat fardu. Makna doa dalam ayat ini adalah seperti yang dianjurkan oleh firman-Nya:
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku (serulah Aku), niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian.”
Maksudnya, Aku menerima doa kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…sedangkan mereka menghendaki keridaan-Nya.
Yakni dengan amalnya itu mereka menghendaki rida Allah, mereka kerjakan semua ibadah dan amal ketaatan dengan hati yang ikhlas karena Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu.
Seperti yang dikatakan oleh Nabi Nuh a.s. dalam menjawab ucapan orang-orang yang mengatakan, “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?”
Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kalian menyadari. (Asy Syu’ara:112-113)
Dengan kata lain, sesungguhnya perhitungan amal perbuatan mereka hanyalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dan aku tidak memikul tanggung jawab hisab mereka barang sedikit pun, sebagaimana mereka pun tidak bertanggung jawab sedikit pun terhadap perhitungan amal perbuatanku.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Yakni jika kamu melakukan hal tersebut, akibatnya adalah seperti itu.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Asbat (yaitu Ibnu Muhammad), telah menceritakan kepadaku Asy’as, dari Kardus, dari Ibnu Mas’ud yang menceritakan bahwa ada segolongan pemuka Quraisy lewat di hadapan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Pada saat itu di sisi beliau terdapat Khabbab, Suhaib, Bilal, dan Ammar. Lalu mereka (para pemuka Quraisy) berkata, “Hai Muhammad, apakah kamu rela menjadi teman orang-orang itu (yakni yang ada di sisi Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)?” Maka turunlah ayat ini: Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya. (Al An’am:51) sampai dengan firman-Nya: Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)? (Al An’am:53)
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui jalur Asy’as, dari Kardus, dari Ibnu Mas’ud yang menceritakan bahwa segolongan pemuka Quraisy lewat di hadapan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang ketika itu sedang ditemani oleh Suhaib, Bilal, Ammar, Khabbab, dan lain-lainnya dari kalangan orang-orang muslim yang daif. Lalu para pemuka Quraisy itu berkata, “Hai Muhammad, apakah engkau rela orang-orang itu sebagai kaummu? Apakah mereka adalah orang-orang yang dianugerahi oleh Allah di antara kami? Apakah pantas kami akan mengikuti jejak orang-orang itu? Usirlah mereka! Barangkali jika engkau mengusir mereka, kami akan mengikutimu.” Maka turunlah firman-Nya: Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridaan-Nya. (Al An’am:52) Sampai dengan firman-Nya: Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian yang lain (orang-orang miskin). (Al An’am:53), hingga akhir ayat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Sa’id Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Muhammad Al-Anqazi, telah menceritakan kepada kami Asbat ibnu Nasr, dari As-Saddi, dari Abu Sa’id Al-Azdi —qari’ Al-Azdi—, dari Abul Kunud, dari Khabbab sehubungan dengan firman-Nya: Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari. (Al An’am:52) Bahwa Al-Aqra’ ibnu Habis At-Tamimi dan Uyaynah ibnu Hasan Al-Fazzari datang, lalu mereka menjumpai Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang pada saat itu sedang ditemani oleh Suhaib, Bilal, Ammar, dan Khabbab. Ketika itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang duduk di antara segolongan kaum mukmin yang duafa. Ketika mereka melihat orang-orang itu berada di sekitar Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, mereka menghina orang-orang duafa itu di hadapan teman-teman mereka. Lalu mereka datang kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan kaum duafa membiarkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menemui mereka. Lalu mereka berkata, “Sesungguhnya kami menginginkan agar engkau membuat suatu majelis khusus buat kami, mengingat semua orang Arab telah mengenal keutamaan kami. Karena delegasi-delegasi dari banyak kalangan orang-orang Arab sering datang kepadamu, maka kami akan merasa malu bila mereka melihat kami ada bersama para budak ini. Untuk itu apabila kami datang kepadamu, tolong usirlah mereka dari kami, dan jika kami telah selesai dengan urusan kami, silakan engkau duduk kembali bersama mereka jika engkau suka.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Baiklah.” Mereka berkata, “Kalau demikian, tentukanlah olehmu hari-harinya buat kami secara tertulis.” MakaNabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memanggil sahabat Ali dan meminta sebuah lembaran, kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan Ali untuk mencatat hal tersebut, sedangkan ketika itu kaum duafa berada di suatu sudut yang agak jauh dari mereka. Dan pada saat itu juga turunlah Malaikat Jibril seraya membawa firman-Nya: Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya (Al An’am:52), hingga akhir ayat. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melemparkan lembaran itu dari tangannya, kemudian beliau memanggil kami, maka kami pun datang kepadanya.
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui hadis Asbat dengan lafaz yang sama. Tetapi hadis ini garib, karena sesungguhnya ayat ini Makkiyyah, sedangkan Al-Aqra’ ibnu Habis dan Uyaynah baru masuk Islam hanya setelah hijrah selang beberapa tahun kemudian.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Al-Miqdam ibnu Syuraih, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Sa’d pernah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang sahabat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, antara lain Ibnu Mas’ud.
Sa’d melanjutkan kisahnya, “Kami selalu menemani Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan dekat dengannya untuk mendengar sabda-sabda beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka orang-orang Quraisy berkata, ‘Engkau selalu mendekati mereka dan menjauh dari kami’.” Maka turunlah ayat ini:
Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan di petang hari.
Imam Hakim meriwayatkannya dalam kitab Mustadrak melalui jalur Sufyan. Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sesuai dengan syarat Syaikhain. Ibnu Hibban di dalam kitab Sahih-nya telah mengetengahkan hadis ini melalui jalur Al-Miqdam ibnu Syuraih dengan lafaz yang sama.
(52) وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗ “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki WajahNya.” Janganlah kamu mengusir orang-orang ahli ibadah dan ikhlas dari dirimu dan dari teman bergaulmu karena kamu ingin bergaul dengan se-lain mereka. (Janganlah kamu mengusir) orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhan mereka dengan doa ibadah melalui dzikir, shalat, dan lain-lain serta doa permintaan di awal dan akhir siang, dan yang mereka cari adalah Wajhullah.
Mereka tidak mempunyai tujuan selain tujuan yang mulia ini, mereka tidak layak untuk diusir dan diacuhkan. Justru mereka berhak untuk diberikan loyalitas, dicintai, dibantu, dan didekati, karena mereka adalah manusia pilihan -walaupun mereka adalah orang-orang miskin- orang-orang mulia dalam arti sebenarnya, walaupun di mata manusia mereka diremehkan.
مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ “Kamu tidak memi-kul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu.” Maksudnya, masing-masing memiliki hisab dan amalnya yang baik dan yang buruk فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ “yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zhalim.” Rasulullah telah benar-benar menaati perintah ini, jika orang-orang Mukmin yang miskin duduk bersamanya, maka beliau menyabarkan dirinya terhadap mereka, bergaul baik dengan mereka, bersikap ramah, berperilaku baik, dan mendekatkan diri-nya kepada mereka, bahkan mereka adalah mayoritas ahli maje-lisnya.
Penyebab turunnya ayat-ayat ini adalah bahwa beberapa kalangan orang-orang Quraisy atau orang-orang Arab yang keras berkata kepada Nabi, “Jika kamu ingin kami beriman dan meng-ikutimu, maka usirlah fulan dan fulan -orang-orang fakir dari kalangan sahabat- karena kami malu jika orang-orang Arab meli-hat kami duduk dengan orang-orang miskin itu.” Karena begitu inginnya Nabi mengislamkan mereka, dan agar mereka meng-ikutinya, maka hatinya mempunyai kecenderungan ke sana, maka Allah memperingatkannya dengan ayat-ayat ini dan sejenisnya.
Ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa ketika nabi Muhammad sedang bersama para sahabat dari golongan kurang mampu seperti bilal bin rabah dan kawan-kawan, maka datang para tokoh musyrik yang katanya mau mendengar dakwah nabi dengan syarat beliau mengusir orang-orang miskin tersebut. Allah mengingatkan nabi untuk tidak melakukan itu. Janganlah engkau, wahai nabi, mengusir orang-orang miskin yang menyeru tuhannya, yaitu beribadah dengan sungguh-sungguh, pada pagi dan petang hari. Mereka hanya mengharapkan keridaan-Nya. Sedangkan atas para tokoh musyrik tersebut engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu. Karena itu, wahai nabi, engkau tidak perlu khawatir yang menyebabkan engkau mengusir mereka. Jika itu engkau lakukan, maka engkau termasuk orangorang yang zalim. Pelajaran utama ayat ini adalah dalam menyampaikan dakwah tidak boleh membeda-bedakan dan bersikap diskriminatif terhadap objek dakwah berdasarkan status sosialnya. Orang-orang musyrik menganggap bahwa kemuliaan hidup dinilai dari sisi materi, seperti dalam kasus yang menjadi sebab turunnya ayat 52 surah ini, maka ayat 53 ini menegaskan bahwa demikianlah kami telah menguji sebagian mereka, yaitu orang yang kaya dengan berbagai macam kesuksesannya, dengan sebagian yang lain, yaitu orang yang miskin dengan segala kekurangannya, sehingga mereka, orang yang kaya dan berkuasa itu, berkata dengan penuh kesombongan, orang-orang semacam inikah yang status sosialnya rendah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah, yaitu beriman dan mengikutimu’ Allah berfirman untuk meluruskan kekeliruan mereka, tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya’ benar adanya, bahwa Allah menganugerahkan berbagai nikmat kepada siapa yang dikehendakinya. Dengan demikian, kekayaan materi yang dianugerahkan kepada seseorang bukanlah pertanda Allah meridai-Nya.
Al-An’am Ayat 52 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 52, Makna Al-An’am Ayat 52, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 52, Al-An’am Ayat 52 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 52
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran