{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 65.
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ ﴿٦٥﴾
qul huwal-qādiru ‘alā ay yab’aṡa ‘alaikum ‘ażābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiya’aw wa yużīqa ba’ḍakum ba`sa ba’ḍ, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti la’allahum yafqahụn
QS. Al-An’am [6] : 65
Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya).
Katakan wahai Rasul, “Hanya Allah yang berkuasa untuk mengirimkan azab dari atas kalian seperti angin topan, hujan batu dan sebagainya. Atau dari bawah kalian seperti gempa dan pembenaman. Atau mencampur-baurkan urusan kalian sehingga kalian terpecah belah menjadi beberapa aliran, sebagian membunuh sebagian yang lain.” Perhatikanlah wahai Rasul bagaimana Kami menghadirkan hujjah-hujjah Kami secara beragam kepada orang-orang musyrikin tersebut agar mereka memahami lalu mengambil pelajaran?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian,
Ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: kemudian kalian kembali mempersekutukan-Nya. (Al An’am:64) Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengiringinya dengan firman selanjutnya yang mengatakan: Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian.” (Al An’am:65) Yakni sesudah Dia menyelamatkan kalian.
Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam surat Al-Isra, yaitu,
Tuhan kalian adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untuk kalian, agar kalian mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadap kalian. Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kalian seru, kecuali Dia, maka tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian berpaling. Dan manusia itu selalu tidak berterima kasih. Maka apakah kalian merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkirbalikkan sebagian daratan bersama kalian atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? Dan kalian tidak akan mendapat seorang pelindung pun bagi kalian. Atau apakah kalian merasa aman dari dikembalikan-Nya kalian ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kalian angin topan (badai) dan ditenggelamkan-Nya kalian disebabkan kekafiran kalian. Dan kalian tidak akan mendapat seorang penolong pun dalam hal ini terhadap (siksaan) Kami. (Al Israa’:66-69)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, di dalam suatu riwayat dari Muslim ibnu Ibrahim telah disebutkan bahwa Harun Al-A’war telah menceritakan kepada kami, dari Ja’far ibnu Sulaiman, dari Al-Hasan sehubungan dengan firman-Nya: Katakanlah “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian.” (Al An’am:65) Bahwa hal ini ditujukan kepada orang-orang musyrik.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan firman-Nya: Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian.” (Al An’am:65) Ayat ini ditujukan kepada umat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, tetapi Allah memaafkan mereka.
Dalam pembahasan berikut kami ketengahkan beberapa hadis dan asar yang menerangkan masalah ini, hanya kepada Allah-lah kami memohon pertolongan, hanya kepada Dialah kami bertawakal, dan hanya kepada Dialah kami berpegang teguh.
Imam Bukhari rahimahullah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian dan dari bawah kaki kalian atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (nya). (Al An’am:65) Yalbisakum, mencampurkan kalian, berasal dari kata iltibas yang artinya campur aduk. Lafaz yalbasu artinya mereka bercampur. Syiya’an, golongan-golongan.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abun Nu’man, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Amr ibnu Dinar, dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan: Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian. (Al An’am:65) Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan, “Aku berlindung kepada Zat-Mu. atau dari bawah kaki kalian.” (Al An’am:65) Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan, “Aku berlindung kepada Zat-Mu. atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain. (Al An’am:65) Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata, “Ini adalah yang paling ringan —atau— paling mudah.”
Al-Humaidi di dalam kitab Musnad-nya telah meriwayatkannya dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Amr ibnu Dinar, bahwa ia pernah mendengar Jabir menceritakan hadis ini dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Ibnu Hibban di dalam kitab Sahih-nya telah meriwayatkannya dari Abu Ya’la Al-Mausuli, dari Abu Khaisamah, dari Sufyan ibnu Uyaynah dengan lafaz yang sama.
Jalur lain, Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab Tafsir-nya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Miqdam ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Luhai’ah, dari Khalid ibnu Yazid, dari Abuz Zubair, dari Jabir yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan: Katakanlah, uDialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian. (Al An’am:65) Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Aku berlindung kepada Allah dari hal tersebut.” atau dari bawah kaki kalian.” (Al An’am:65) Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata pula, “Aku berlindung kepada Allah dari hal tersebut.” atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang bertentangan). (Al An’am:65) Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Ini lebih mudah.”
Dengan kata lain, seandainya seseorang meminta perlindungan kepada Allah dari hal ini, niscaya Dia akan melindunginya.
Banyak hadis yang berkaitan dengan ayat ini, salah satunya ialah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ibnu Hambal di dalam kitab Musnad-nya,
Hadis lain. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya’la (yaitu Ibnu Ubaid), telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Hakim, dari Amir ibnu Sa’d ibnu Abu Waqqas, dari ayahnya yang menceritakan, “Kami berangkat bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hingga sampailah kami di masjid Bani Mu’awiyah. Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masuk dan salat dua rakaat, kami pun ikut salat bersamanya. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bermunajat kepada Tuhannya cukup lama, kemudian beliau bersabda: ‘Aku memohon kepada Tuhanku tiga perkara, yaitu aku memohon agar umatku tidak dibinasakan oleh tenggelam (banjir), maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku memohon kepada-Nya agar umatku tidak dibinasakan oleh paceklik, maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku memohon kepada-Nya agar Dia tidak menjadikan keganasan mereka ada di antara sesama mereka, tetapi Dia tidak mengabulkan permintaanku’.”
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim sendiri. Imam Muslim meriwayatkannya di dalam Kitabul Fitan, dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Muhammad ibnu Abdullah ibnu Numair, keduanya dari Abdullah ibnu Numair, dan dari Muhammad ibnu Yahya ibnu Amr, dari Marwan ibnu Mu’awiyah, keduanya dari Usman ibnu Hakim dengan sanad yang sama.
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa Imam Ahmad telah mengatakan bahwa ia telah membaca dari Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Malik, dari Abdullah ibnu Abdullah ibnu Jabir ibnu Atik, dari Jabir ibnu Atik yang mengatakan, “Pernah datang kepada kami Abdullah ibnu Umar di kampung Bani Mu’awiyah, yaitu suatu kampung di antara kampung-kampung orang-orang Ansar, lalu Ibnu Umar berkata, Tahukah kamu, di manakah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah salat di masjid kalian ini?’ Jabir ibnu Atik menjawab, ‘Ya,’ seraya mengisyaratkan ke arah suatu bagian dari masjid itu. Ibnu Umar bertanya lagi, ‘Tahukah kalian, tiga perkara apakah yang didoakan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di tempat itu?’ Aku (Jabir) menjawab, ‘Ya.’ Ibnu Umar berkata, ‘Kalau demikian, ceritakanlah ketiga hal itu kepadaku.’ Aku menjawab, ‘Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa agar mereka tidak dapat dikalahkan oleh musuh dari selain mereka sendiri, dan agar mereka jangan dibinasakan oleh paceklik, maka Allah memberikan keduanya itu kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa semoga jangan dijadikan keganasan mereka ada di antara sesama mereka, tetapi Allah tidak memperkenankannya.’ Ibnu Umar menjawab, ‘Kamu benar, dan masih terus-menerus akan terjadi fitnah sampai hari kiamat’.”
Tetapi hadis ini tidak terdapat di dalam suatu kitab hadis pun dari kitab Sittah, hanya sanadnya jayyid dan kuat.
Hadis yang lain, Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Hakim ibnu Hakim ibnu Abbad, dari Khasif, dari Ubadah ibnu Hanif, dari Ali ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepadaku Huzaifah ibnul Yaman, bahwa ia berangkat bersama dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menuju perkampungan Bani Mu’awiyah. Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Melakukan salat sebanyak delapan rakaat yang dilakukannya dalam waktu yang cukup lama. Setelah itu beliau berpaling ke arahku, lalu bersabda, “Aku telah menahanmu, hai Huzaifah.” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui (mengapa kami tertahan).” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya aku telah memohon tiga perkara kepada Allah maka Dia memberiku dua perkara dan mencegahku satu perkara lainnya. Aku memohon kepada-Nya agar umatku jangan dikuasai oleh musuh dari selain kalangan mereka sendiri, maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku meminta kepada-Nya agar janganlah mereka dibinasakan oleh tenggelam (banjir), maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku memohon kepada-Nya agar janganlah keganasan mereka dijadikan di antara sesama mereka, tetapi Dia menolak permintaanku ini.
Ibnu Murdawaih meriwayatkannya melalui hadis Muhammad ibnu Ishaq.
Hadis yang lain, Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ubaidah ibnu Humaid, telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnul A’masy, dari Raja Al-Ansari, dari Abdullah ibnu Syaddad, dari Mu’az ibnu Jabal r.a. yang menceritakan, “Aku datang untuk menemui Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka dikatakan kepadaku bahwa beliau baru saja keluar. Tidak sekali-kali aku bersua dengan seseorang (dalam rangka menyusul beliau), melainkan dikatakan kepadaku bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ baru lewat. Hingga aku bersua dengannya dan kujumpai beliau sedang berdiri dalam salatnya. Maka aku datang dan berdiri di belakangnya (bermakmum), dan ternyata Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ lama dalam melakukan salatnya. Setelah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyelesaikan salatnya, aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, engkau telah mengerjakan salat yang cukup lama.’ Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: ‘Sesungguhnya aku telah mengerjakan salat dengan penuh rasa harap dan takut (kepada-Nya). Sesungguhnya aku meminta kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tiga perkara, maka Dia memberiku dua perkara dan mencegahku dari yang satunya lagi. Aku memohon kepada-Nya agar umatku jangan dibinasakan oleh banjir, dan Dia memberiku. Dan aku memohon kepada-Nya agar mereka tidak dikuasai oleh musuh selain dari kalangan mereka, maka Dia memberiku. Dan aku memohon kepada-Nya agar janganlah keganasan mereka dijadikan di antara sesama mereka, tetapi Dia menolak permintaanku yang ini’.”
Hadis yang lain, Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Ma’ruf, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Amr ibnul Haris, dari Bukair ibnul Asyaj, bahwa Ad-Dahhak ibnu Abdullah Al-Qurasyi pernah menceritakan kepadanya dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa ia pernah melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam suatu perjalanan melakukan salat duha sebanyak delapan rakaat. Setelah selesai dari salatnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya aku telah mengerjakan salat ragbah dan rahbab (dengan penuh rasa harap dan takut kepada-Nya), dan aku memohon kepada Tuhanku tiga perkara, maka Dia memberiku dua perkara dan mencegahku dari satu perkara lainnya. Aku memohon kepada-Nya agar umatku jangan diuji dengan paceklik, maka Dia memperkenankannya. Dan aku memohon kepada-Nya agar mereka jangan dikuasai oleh musuh mereka, maka Dia memperkenankannya. Dan aku memohon kepada-Nya agar mereka jangan berpecah-belah menjadi berbagai golongan yang bersengketa, maka Dia tidak memperkenankannya bagiku.
Hadis yang lain, Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu’aib ibnu Abu Hamzah yang mengatakan bahwa Az-Zuhri pernah berkata, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Abdullah ibnul Haris ibnu Naufal, dari Abdullah ibnu Khabbab, dari ayahnya — yaitu Khabbab ibnul Art maula Bani Zuhrah— yang pernah ikut dalam perang Badar bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Khabbab ibnul Art mengatakan bahwa dia menjumpai Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di suatu malam, pada malam itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menghabiskan waktunya dengan salat hingga dekat waktu subuh. Setelah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ selesai dari salatnya, maka ia menemuinya dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mengerjakan suatu salat pada malam ini yang belum pernah aku melihatmu melakukan hal yang semisal sebelumnya.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab melalui sabdanya: Memang benar, sesungguhnya salat yang baru kulakukan itu adalah salat yang penuh dengan harap dan rasa takut kepada Allah. Aku telah memohon tiga perkara kepada Tuhanku dalam salat tersebut. Maka Dia hanya memberiku dua perkara, sedangkan yang satunya lagi tidak diberikan kepadaku. Aku memohon kepada-Nya agar janganlah Dia membinasakan kita dengan azab yang pernah ditimpakan kepada umat-umat sebelum kita, maka Dia memperkenankannya bagiku. Dan aku memohon kepada-Nya agar janganlah kita dikalahkan oleh musuh dari luar golongan kita, maka Dia memperkenankannya bagiku. Dan aku memohon kepada-Nya agar janganlah Dia mencampurkan kami dalam golongan-golongan yang saling bertentangan, maka Dia tidak memperkenankannya bagiku.
Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Syu’aib ibnu Abu Hamzah dengan lafaz yang sama, dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui jalur yang lainnya lagi, demikian pula Ibnu Hibban di dalam kitab Sahihnya berikut kedua sanadnya dari Saleh ibnu Kaisan. Imam Turmuzi meriwayatkannya di dalam Bab “Fitan” melalui hadis An-Nu’man ibnu Rasyid, keduanya dari Az-Zuhri dengan lafaz yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Hadis yang lain. Abu Ja’far ibnu Jarir di dalam kitab Tafsir-nya mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ziyad ibnu Abdullah Al-Muzanni, telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu Mu’awiyah Al-Fazzari, telah menceritakan kepada kami Abu Malik, telah menceritakan kepadaku Nafi’ ibnu Khalid Al-Khuza’i dari ayahnya, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah melakukan suatu salat yang ringan dengan rukuk dan sujud yang sempurna. Kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya salat tadi adalah salat yang penuh dengan rasa harap dan takut kepada-Nya. Aku memohon tiga perkara kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam salat itu. Dia memberiku dua perkara dan mencegahku dari satu perkara. Aku memohon kepada Allah agar kalian jangan ditimpa oleh azab seperti azab yang telah menimpa orang-orang sebelum kalian, maka Dia memperkenankannya bagiku Dan aku memohon kepada Allah agar janganlah kalian dikuasai oleh musuh yang menghalalkan kehormatan kalian, maka Dia memperkenankannya bagiku. Dan aku memohon kepada Allah agar janganlah kalian dijadikan berbagai golongan yang saling bertentangan, sebagian dari kalian merasakan keganasan sebagian yang lain, maka Dia tidak memperkenankannya bagiku.
Abu Malik mengatakan bahwa lalu ia bertanya kepada Nafi’ ibnu Khalid Al-Khuza’i, “Apakah ayahmu benar-benar mendengarnya langsung dari mulut (lisan) Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ?” Ia menjawab, “Ya, aku mendengar ayahku menceritakan hadis ini, bahwa dia mendengarnya langsung dari lisan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”
Hadis yang lain. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, bahwa Ma’mar mengatakan, “Telah menceritakan kepadaku Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Al-Asy’as As-San’ani, dari Abu Asma Ar-Rahbi, dari Syaddad ibnu Aus, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah melipatkan bumi untukku sehingga aku dapat melihat belahan timur dan belahan baratnya, dan sesungguhnya kerajaan umatku kelak akan mencapai sejauh apa yang dilipatkan darinya untukku. Dan sesungguhnya aku dianugerahi dua buah perbendaharaan, yaitu yang putih dan yang merah. Dan sesungguhnya aku memohon kepada Tuhanku agar janganlah umatku dibinasakan oleh paceklik yang umum, janganlah mereka dikuasai oleh musuh sehingga mereka semua dibinasakan secara menyeluruh, janganlah mereka berpecah-belah menjadi berbagai golongan yang bertentangan, dan jangan (pula) sebagian dari mereka merasakan keganasan sebagian yang lain. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya Aku apabila telah memutuskan suatu keputusan, maka keputusan-Ku itu tidak dapat dicabut lagi. Dan sesungguhnya Aku memberimu untuk umatmu bahwa sama sekali Aku tidak akan membinasakan mereka dengan paceklik yang menyeluruh, dan Aku tidak akan membiarkan mereka dikuasai oleh musuh dari selain kalangan mereka sendiri yang akibatnya mereka akan dibinasakan oleh musuhnya secara menyeluruh, sehingga sebagian dari mereka membinasakan sebagian yang lain, dan sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain, dan sebagian dari mereka menahan sebagian yang lain.” Syaddad ibnu Aus melanjutkan kisahnya, “Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya aku tidak merasa khawatir terhadap umatku kecuali adanya imam-imam yang menyesatkan, karena apabila pedang (jihad) telah ditetapkan di antara umatku, maka ia tidak akan dihapuskan dari mereka sampai hari kiamat.
Hadis ini tidak terdapat di dalam suatu kitab Sittah pun, tetapi sanadnya jayyid dan kuat.
Hadis yang lain diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar Ibnu Murdawaih, disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Isma’il ibnu Ibrahim Al-Hasyimi dan Maimun ibnu Ishaq ibnul Hasan Al-Hanafi. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Jabbar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, dari Abu Malik Al-Asyja’i, dari Nafi’ ibnu Khalid Al-Khuza’i, dari ayahnya yang berpredikat sebagai salah seorang sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan termasuk salah seorang sahabat yang ikut dalam baiat di bawah pohon. Ia menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ apabila melakukan salat, sedangkan orang-orang berada di sekitarnya, maka beliau lakukan salatnya secara ringan dengan rukuk dan sujud yang sempurna. Maka pada suatu hari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ duduk (dalam salatnya) dalam waktu yang cukup lama sehingga sebagian dari para sahabat berisyarat kepada sebagian yang lain bahwa sebaiknya kita diam, karena sesungguhnya sedang turun suatu wahyu kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Setelah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyelesaikannya, maka seseorang dari kaum yang hadir berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lama sekali dalam dudukmu, sehingga sebagian dari kami berisyarat kepada sebagian yang lain bahwa sesungguhnya sedang turun suatu wahyu kepadamu.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Tidak, tetapi salat yang baru kulakukan itu adalah salat ragbah dan rahbah, aku telah memohon kepada Allah dalam salatku itu tiga perkara, maka Dia memberiku dua perkara dan tidak memberiku yang satunya lagi. Aku telah meminta kepada Allah agar Dia jangan mengazab kalian dengan suatu azab yang pernah Dia timpakan kepada orang-orang sebelum kalian, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada Allah agar janganlah Dia menguasakan umatku kepada musuh yang berbuat seenak hatinya kepada mereka, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada-Nya janganlah Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan yang saling bertentangan, dan janganlah Dia merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain, tetapi Dia tidak memberikannya kepadaku.
Perawi (Abu Malik Al-Asyja’i) berkata kepada Nafi’ ibnu Khalid, “Apakah ayahmu memang mendengarnya dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ?” Nafi’ menjawab, “Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa dia mendengarnya dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebanyak bilangan jari-jemariku yang sepuluh ini.”
Hadis yang lain, Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Yunus (yaitu Ibnu Muhammad Al-Muaddib), telah menceritakan kepada kami Lais (yaitu Ibnu Sa’d), dari Abu Wahb Al-Khaulani, dari seorang lelaki yang ia sebutkan namanya, dari Abu Basrah Al-Gifari, seorang sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Aku pernah memohon kepada Tuhanku empat perkara, maka Dia memberiku tiga perkara dan mencegahku dari satu perkara lainnya. Aku memohon kepada Allah hendaknya Dia jangan menghimpunkan umatku dalam suatu kesesatan, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada Allah agar janganlah Dia menguasakan mereka kepada musuh selain dari kalangan mereka sendiri, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada Allah hendaknya Dia jangan membinasakan mereka dengan paceklik sebagaimana Dia telah membinasakan umat-umat sebelum mereka, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى hendaknya Dia jangan menjadikan mereka berpecah-belah menjadi berbagai golongan, dan janganlah Dia menimpakan keganasan sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain, tetapi Dia tidak memberikannya kepadaku.
Hadis ini tidak diketengahkan oleh seorang pun dari kalangan pemilik kitab sunnah yang enam.
Hadis yang lain, Imam Tabrani mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjab ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Abu Huzaifah As-Sa’labi, dari Ziyad ibnu Ilaqah, dari Jabir ibnu Samurah As-Sawaf, dari Ali, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Aku pernah memohon kepada Tuhanku tiga perkara, maka Dia memberiku dua di antaranya dan mencegahku dari yang satunya lagi. Aku berdoa, “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau binasakan umatku dengan kelaparan.” Maka Dia menjawab, “Ini Kuberikan kepadamu.” Aku berdoa, “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau kuasakan mereka kepada musuh selain dari mereka sendiri —yakni orang-orang musyrik—yang akibatnya mereka akan dibinasakan sampai ke akar-akarnya.”Dia menjawab, “Kuberikan hal itu kepadamu ” Aku berdoa, “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau jadikan keganasan mereka ada di antara sesama mereka.” Tetapi Dia tidak memberikan yang ini kepadaku.
Hadis yang lain, Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim,dari Ahmad ibnu Muhammad ibnu Asim, telah menceritakan kepada kami Abud Darda Al-Marwazi, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Abdullah ibnu Kaisan, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Aku pernah berdoa memohon kepada Tuhanku agar Dia menghapuskan dari umatku empat perkara, maka Allah menghapuskan dari mereka dua perkara dan menolak permintaanku yang duanya lagi, Dia tidak mau menghapuskan dari mereka kedua hal itu. Aku berdoa kepada Tuhanku, semoga Dia menghapuskan azab hujan batu dari langit, kebanjiran dari bumi, janganlah Dia menjadikan mereka (umatku) berpecah-belah menjadi banyak golongan, dan janganlah Dia menimpakan keganasan sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain. Maka Allah menghapuskan dari mereka azab hujan batu dari langit dan kebanjiran dari bumi. Tetapi menolak tidak mau menghapuskan dua perkara lainnya, yaitu pembunuhan dan fitnah
Jalur yang lain dari Ibnu Abbas pula. Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad ibnu Yazid, telah menceritakan kepadaku Al-Walid ibnu Aban, telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Munir, telah menceritakan kepada kami Abu Badar (yaitu Syuja’ ibnul Walid), telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Qais, dari seorang lelaki, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa ketika firman-Nya ini diturunkan: Katakanlah “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain.” (Al An’am:65) Ibnu Abbas mengatakan, “Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bangkit dan berwudu, kemudian berdoa: Ya Allah, janganlah Engkau timpakan kepada umatku suatu azab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka, janganlah Engkau mencampurkan mereka dalam golongan-golongan (yang bertentangan), dan janganlah Engkau merasakan kepada sebagian mereka keganasan sebagian yang lain.” Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, “Lalu datanglah Malaikat Jibril kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu berkata, ‘Hai Muhammad, sesungguhnya Allah telah melindungi umatmu, Dia tidak akan mengirimkan kepada mereka azab dari atas mereka atau dari bawah kaki mereka.’
Hadis yang lain, Ibnu Murdawaih mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad ibnu Abdullah Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad ibnu Yahya ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Muhammad Al-Anqazi, telah menceritakan kepada kami Asbat, dari As-Saddi, dari Abul Minhal, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Aku pernah meminta kepada Tuhanku untuk umatku empat perkara, maka Dia memberiku tiga perkara darinya dan mencegahku dari yang satunya. Aku memohon kepada-Nya, semoga umatku tidak dilenyapkan oleh sekali azab, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada-Nya semoga Dia tidak mengazab mereka dengan azab yang pernah Dia timpakan kepada umat-umat sebelum mereka, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada-Nya hendaknya Dia tidak menguasakan mereka kepada musuh yang selain dari kalangan mereka, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada-Nya hendaknya Dia tidak menjadikan keganasan mereka berada di antara sesama mereka, tetapi Dia tidak memberikannya kepadaku.
Jalur yang lain, Ibnu Murdawaih mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepada kami Kasir ibnu Zaid Al-Laisi Al-Madani, telah menceritakan kepadaku Al-Walid ibnu Rabah maula keluarga Abu Ziab yang telah mendengar dari Abu Hurairah yang pernah mengatakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Aku pernah memohon kepada Tuhanku tiga perkara, maka Dia memberiku dua perkara dan mencegahku dari yang satunya lagi. Aku memohon kepada-Nya, hendaknya Dia jangan menguasakan musuh atas umatku yang bukan dari kalangan mereka, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada-Nya, hendaknya Dia tidak membinasakan umatku dengan paceklik, maka Dia memberikannya kepadaku. Dan aku memohon kepada-Nya, hendaknya Dia jangan menjadikan mereka berpecah-belah menjadi berbagai golongan, dan janganlah Dia merasakan kepada sebagian mereka keganasan sebagian yang lain, tetapi Dia tidak memberikannya kepadaku.
Asar yang lain, Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka’b yang mengatakan bahwa pada umat ini telah terjadi empat perkara, dua telah terjadi dan masih ada dua perkara lagi yang belum terjadi, yaitu yang disebutkan di dalam firman-Nya: Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian dari atas kalian. (Al An’am:65) Yakni berupa rajam atau hujan batu (dari langit). atau dari bawah kaki kalian.” (Al An’am:65) Maksudnya, ditelan oleh bumi. atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain. (Al An’am:65) Menurut Sufyan As-Sauri, makna yang dimaksud ialah hujan batu dan ditelan oleh bumi.
Abu Ja’far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka’b sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain.” (Al An’am:65) Bahwa hal tersebut adalah empat perkara, dua di antaranya terjadi setelah selang dua puluh lima tahun sesudah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ wafat. Mereka berpecah-belah menjadi berbagai golongan, sebagian dari mereka merasakan keganasan sebagian yang lain. Sedangkan yang dua perkara lagi pasti akan terjadi, yaitu hujan batu dan ditelan oleh bumi.
Ahmad meriwayatkannya dari Waki’, dari Abu Ja’far, dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Munzir ibnu Syazan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Abul Asyhab, dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan., hingga akhir ayat. Siksaan atau azab itu telah diperhitungkan sesuai dengan dosa yang dilakukan. Apabila dosanya telah dilakukan, barulah dikirimkan siksaan yang setimpal dengannya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, Abu Malik, As-Saddi, dan Ibnu Zaid serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. azab dari atas kalian. (Al An’am:65) Yakni berupa rajam atau hujan batu. atau dari bawah kaki kalian.” (Al-An’am, 65) Artinya, ditelan oleh bumi.
Pendapat inilah yang dipilih oleh Imam Ibnu Jarir. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan makna firman-Nya:
Katakanlah “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian.”
Bahwa dahulu Abdullah ibnu Mas’ud (ketika membaca ayat ini) menjerit, sedangkan ia berada di dalam masjid atau di atas mimbar, lalu ia berkata, “Ingatlah, hai manusia, sesungguhnya azab itu telah diturunkan atas kalian,” karena sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman: Katakanlah “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian. Seandainya diturunkan azab dari langit kepada kalian, niscaya tidak akan tersisa seorang manusia pun dari kalian. atau dari bawah kaki kalian. Seandainya bumi menelan kalian, niscaya binasalah kalian, dan tidak ada seorang pun dari kalian yang tersisa. atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain. Ingatlah, sesungguhnya telah diturunkan kepada kalian azab yang paling buruk di antara ketiganya.
Pendapat yang kedua. Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, ia telah mendengar Khallad ibnu Sulaiman mengatakan bahwa ia pernah mendengar Amir ibnu Abdur Rahman mengatakan, sesungguhnya Ibnu Abbas pernah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya
Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan kepada kalian azab dari atas kalian.
Yakni pemimpin-pemimpin yang jahat. atau dari bawah kaki kalian.” Yakni pembantu-pembantu yang jahat.
Ali ibnu Abu Talhah menceritakan, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:azab dari atas kalian. Yakni para amir (penguasa kalian). atau dari bawah kaki kalian. Yaitu datang dari budak-budak dan bawahan-bawahan kalian.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari Abu Sinan dan Amr ibnu Hani’ hal yang semisal. Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat ini, sekalipun mempunyai segi yang sahih, tetapi pendapat yang pertama jauh lebih unggul dan lebih kuat, dan memang kenyataannya adalah seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir. Kebenaran pendapatnya itu dibuktikan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit, bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kalian, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Atau apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit, bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu? Maka kelak kalian akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku. (Al Mulk:16-17)
Di dalam sebuah hadis disebutkan:
Sesungguhnya benar-benar akan ada pada umat ini (azab berupa) hujan batu, gempa bumi, dan kutukan.
Hadis ini disebutkan di antara hal-hal yang semisal mengenai pertanda dekatnya hari kiamat, persyaratannya, dan munculnya tanda-tanda yang mengawali hari kiamat, semuanya akan diterangkan pada bagian tersendiri, Insya Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan yang bertentangan. (Al An’am:65)
Maksudnya, Dia akan menjadikan kalian berpecah-belah menjadi berbagai golongan yang saling bertentangan.
Al-Walibi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah mempunyai berbagai macam kecenderungan yang berbeda-beda. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disebutkan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
(65) Allah جَلَّ جَلالُهُ mampu mengirimkan azab kepadamu dari segala penjuru, مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ “dari atasmu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Maksudnya, memasuk-kanmu dalam fitnah, sebagian darimu membunuh sebagian yang lain. Dia berkuasa atas semua itu, maka waspadalah jika kamu bermaksiat, karena dengan itu kamu tertimpa siksa yang meng-hancurkan dan membinasakanmu. Walaupun demikian, Dia tetap menyampaikan, bahwa Dia mampu melakukannya, akan tetapi Dia mengangkat azab dari umat ini dari atasnya disebabkan rah-matNya dalam bentuk hujan batu dan sejenisnya, dan dari bawah kaki mereka dalam bentuk penenggelaman, akan tetapi Dia meng-hukum orang yang menganiaya orang lain, dengan cara menimpa-kan penindasan sebagian orang kepada sebagian yang lain, dan sebagian menghancurkan sebagian yang lain sebagai hukuman yang disegerakan di mana orang-orang yang mengambil pelajaran dapat melihatnya dan orang-orang yang melakukannya merasa-kannya.
اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ “Perhatikanlah, bagaimana Kami mendatang-kan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti.” Maksudnya, Kami mendatangkannya dalam berbagai jenis dan menghadirkannya dalam bermacam-macam bentuk, seluruhnya menunjukkan kebe-naran. لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ “Agar mereka memahami(nya).” Yakni mema-hami sesuatu yang mana mereka diciptakan karenanya dan mema-hami hakikat-hakikat syariat dan tuntutan-tuntutan ilahi.
Sebagaimana Allah mahakuasa menyelamatkan manusia dari bencana, Allah pun mahakuasa menimpakan bencana kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, wahai para pendurhaka, jangan kalian merasa aman dari siksa Allah, karena dialah yang berkuasa mengirimkan azab yang amat pedih kepadamu. Azab itu bisa datang dari atas seperti badai topan, kilat yang menyambar, atau dari bawah kakimu seperti gempa dan banjir bandang, atau dapat juga berupa dia mencampurkan kamu yakni memecah belah masyarakat kamu ke dalam golongan-golongan yang saling bertentangan dan saling bermusuhan sehingga merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain. Maka perhatikanlah, bagaimana kami menjelaskan dengan berbagai cara dan juga secara berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan kami agar mereka memahami-Nya. Dan ternyata kaummu, wahai nabi Muhammad, baik yang hidup pada masamu maupun sesudahnya, mendustakannya, yakni mendustakan azab, padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, hai nabi Muhammad, kalau kalian memang tetap durhaka kepada Allah, ketahuilah bahwa aku ini bukanlah penanggung jawab kamu yang dapat membela kamu ketika azab itu datang
Al-An’am Ayat 65 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 65, Makna Al-An’am Ayat 65, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 65, Al-An’am Ayat 65 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 65
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)