{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 68.
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ﴿٦٨﴾
wa iżā ra`aitallażīna yakhụḍụna fī āyātinā fa a’riḍ ‘an-hum ḥattā yakhụḍụ fī ḥadīṡin gairih, wa immā yunsiyannakasy-syaiṭānu fa lā taq’ud ba’daż-żikrā ma’al-qaumiẓ-ẓālimīn
QS. Al-An’am [6] : 68
Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa (akan larangan ini), setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim.
Bila kamu wahai Rasul melihat orang-orang musyrikin berbicara tentang ayat-ayat Allah dengan kebatilan dan penghinaan, maka menjauhlah dari mereka sehingga mereka berbicara pada tema yang lain. Bila setan membuatmu lupa terhadap hal ini, maka setelah kamu ingat jangan duduk bersama orang-orang yang zalim yang berbicara kebatilan terhadap ayat-ayat Allah.
Firman Allah :
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami.
Yakni mendustakan dan memperolok-olokkannya.
…maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain.
Yakni sehingga pembicaraan mereka beralih kepada hal yang lain yang bukan kedustaan mereka.
Dan jika setan menjadikan kamu lupa.
Makna yang dimaksud ialah tiap-tiap orang dari kalangan umat ini dilarang duduk dengan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, yaitu mereka yang mengubah ayat-ayat Allah dan menakwiIkannya bukan dengan takwil yang semestinya. Jika seseorang duduk bersama mereka karena lupa:
…maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat.
Maksudnya, sesudah kamu ingat akan larangan ini. Karena itu, di dalam sebuah hadis disebutkan:
Dimaafkan dari umatku (perbuatan) keliru, lupa, dan hal yang dipaksakan kepada mereka.
As-Saddi telah meriwayatkan dari Abu Malik dan Sa’id ibnu Jubair sehubungan dengan firman-Nya: Dan jika setan menjadikan kamu lupa. (Al An’am:68) Artinya, apabila kamu lupa, lalu kamu ingat. maka janganlah kamu duduk (Al An’am:68) Yakni bersama mereka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Muqatil ibnu Hayyan.
Ayat inilah yang diisyaratkan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al-Qur’an bahwa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka. (An Nisaa:140), hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, jika kalian tetap duduk bersama mereka dan kalian setuju akan pembicaraan tersebut, berarti kalian sama dengan mereka dalam perbuatannya.
(68) Yang dimaksud dengan memperolok-olok ayat Allah adalah berbicara dengan berdasarkan sesuatu yang menyelisihi kebenaran, mempercantik ucapan-ucapan yang batil, menyerukan kepadanya, memuji para pengusungnya, berpaling dari kebenaran, mencelanya dan mencela para pengikutnya; maka Allah memerin-tahkan RasulNya sebagai teladan dan umatnya sebagai pengikut bahwa jika mereka melihat orang-orang yang demikian agar ber-paling dari mereka dengan tidak menghadiri majelis-majelis mereka yang batil dan terus menerus bersikap demikian sampai inti pem-bicaraan dan pembahasan mereka berpindah topik. Jika berpindah topik, maka larangan itu pun terangkat, dan jika mengandung ke-maslahatan, maka ia diperintahkan. Jika selain itu maka ia tidak bermanfaat dan tidak diperintahkan. Larangan berbicara dengan batil mengandung anjuran untuk belajar dan mengkaji serta ber-dialog dalam kebenaran.
Kemudian Dia berfirman, وَاِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطٰنُ “Dan jika setan men-jadikan kamu lupa (akan larangan ini).” Yakni kamu duduk bersama mereka karena lupa dan lalai, فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرٰى مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ “maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah ter-ingat (akan larangan itu),” meliputi orang-orang yang menenggelam-kan diri dengan kebatilan, dan semua orang yang berbicara dengan yang diharamkan atau melakukan perbuatan yang diharamkan. Haram hukumnya duduk dan hadir pada kemungkaran yang mana dia tidak mampu mengingkarinya. Larangan dan pengharaman ini adalah bagi orang yang duduk bersama mereka dan dia tidak menggunakan takwa kepada Allah, (dalam menjalani kehidupan) yang mana dia mengikuti mereka dalam ucapan dan perbuatan yang haram atau mendiamkan mereka dan mendiamkan kemungkaran. Jika dia menggunakan takwa kepada Allah dengan memerintahkan kebaikan kepada mereka dan melarang mereka dari keburukan serta pembicaraan berasal dari mereka, sehingga hilanglah atau menipislah keburukan, maka tidak mengapa dan tidak ada dosa bagi orang ini. Oleh karena itu Dia berfirman.
Apa yang disampaikan oleh nabi Muhammad tidak selalu mendapat respons yang baik dari kaumnya seperti yang disebut pada ayatayat sebelumnya. Oleh karena itu, ayat ini memerintahkan kepada nabi agar meninggalkan mereka yang memperolok-olokkan agama. Apabila engkau, nabi Muhammad, melihat orang-orang membicarakan ayat-ayat kami dengan maksud untuk memperolok-olok, maka tinggalkanlah mereka dengan cara apa pun agar engkau tidak terlibat, hingga mereka beralih ke topik pembicaraan lain. Dan jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa akan larangan ini, setelah ingat kembali maka janganlah engkau duduk dalam satu majelis bersama orang-orang yang memperolokkan ayat-ayat kami, karena mereka adalah orang-orang yang zalim. Orang-orang yang bertakwa, yaitu yang berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa-dosa mereka, yakni para pendurhaka, baik akibat melecehkan agama maupun dosa lainnya, tetapi kaum muslim berkewajiban mengingatkan mereka tersebut agar bertakwa.
Al-An’am Ayat 68 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 68, Makna Al-An’am Ayat 68, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 68, Al-An’am Ayat 68 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 68
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)