{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 93.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ ﴿٩٣﴾
wa man aẓlamu mim maniftarā ‘alallāhi każiban au qāla ụḥiya ilayya wa lam yụḥa ilaihi syai`uw wa mang qāla sa`unzilu miṡla mā anzalallāh, walau tarā iżiẓ-ẓālimụna fī gamarātil-mauti wal-malā`ikatu bāsiṭū aidīhim, akhrijū anfusakum, al-yauma tujzauna ‘ażābal-hụni bimā kuntum taqụlụna ‘alallāhi gairal-ḥaqqi wa kuntum ‘an āyātihī tastakbirụn
QS. Al-An’am [6] : 93
Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” (Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Siapa yang lebih besar kezalimannya daripada orang yang membuat kedustaan atas nama Allah, lalu dia mengaku bahwa Alah tidak mengutus manusia sebagai Rasul. Atau dia mengklaim secara dusta bahwa Allah telah mewahyukan sesuatu kepadanya padahal Allah tidak mewahyukan kepadanya. Atau dia mengaku mampu menurunkan yang semisal Al Qur’an yang telah diturunkan oleh Allah? Bila kamu wahai Rasul melihat orang-orang yang melanggar batasan-batasan Allah saat kematian menjemput mereka, niscaya kamu akan melihat sesuatu yang menakutkan. Para malaikat yang mencabut nyawa mereka mengulurkan tangan-tangan mereka dengan azab, seraya berkata kepada mereka: “Keluarlah jiwa kalian. Pada hari itu mereka dibalas dengan balasan yang sangat menghinakan, sebagaimana dulu kalian berdusta atas nama Allah dan menyombongkan diri sehingga menolak untuk patuh kepada ayat-ayat-Nya dan tunduk kepada utusan-utusan-Nya.”
Firman Allah :
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah.
Artinya, tidak ada seorang pun yang lebih zalim (aniaya) daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, lalu ia menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya, atau anak, atau mengaku-ngaku bahwa dirinya telah diutus oleh Allah kepada manusia, padahal Allah tidak mengutusnya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
…atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepada saya, “padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya.
Ikrimah dan Qatadah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Musailamah Al-Kazzab.
…dan orang yang berkata, “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah ”
Maksudnya orang yang mendakwakan dirinya mampu menandingi wahyu yang diturunkan dari sisi Allah melalui perkataan yang dibuat-buatnya, seperti yang dikisahkan dalam ayat yang lain:
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini). Kalau kami menghendaki, niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini.” (Al Anfaal:31), hingga akhir ayat.
Firman Allah :
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut. (Al An’am:93)
Yakni sedang berada dalam sakaratul maut, kesakitannya dan penderitaannya.
…sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya.
Yaitu memukulinya, sama halnya dengan pengertian yang terdapat di dalam ayat lain:
Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku. (Al Maidah:28), hingga akhir ayat.
dan niscaya mereka melepaskan tangan dan lidah mereka kepada kalian dengan menyakiti (kalian). (Al Mumtahanah:2), hingga akhir ayat.
Ad-Dahhak dan Abu Saleh mengatakan bahwa basitu aidiyahum artinya memukulkan tangan mereka, yakni menimpakan siksaan. Sama dengan pengertian yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu:
Kalau kamu melihat ketika para malaikat itu mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka. (Al Anfaal:50)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya:
…sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya.
Yakni memukulinya sehingga rohnya keluar dari jasadnya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
(sambil berkata), “Keluarkanlah nyawa kalian.”
Orang kafir apabila mengalami sakaratul maut, para malaikat datang kepadanya membawa azab, pembalasan, rantai, belenggu, api, dan air mendidih serta murka dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Akan tetapi, rohnya bercerai-berai ke dalam seluruh tubuhnya dan membangkang, tidak mau keluar. Maka para malaikat memukulinya hingga rohnya keluar dari jasadnya, seraya berkata:
Keluarkanlah nyawa kalian! Di hari ini kalian dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kalian selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar., hingga akhir ayat.
Artinya, pada hari ini kalian benar-benar akan dihinakan dengan sehina-hinanya, sebagai balasan dari kedustaan kalian terhadap Allah, sikap sombong kalian yang tidak mau mengikuti ayat-ayat-Nya, dan tidak mau taat kepada rasul-rasul-Nya.
Hadis-hadis yang mutawatir banyak yang menceritakan perihal sakaratul maut yang dialami oleh orang mukmin dan orang kafir. Hal ini akan diterangkan dalam tafsir firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. (Ibrahim:27)
Sehubungan dengan bab ini Ibnu Murdawaih menuturkan sebuah hadis yang sangat panjang melalui jalur yang garib, dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas secara marfu’.
(93) Allah menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang kezhaliman dan kejahatannya lebih besar daripada orang yang berdusta atas Nama Allah dengan menisbatkan ucapan atau hukum kepada Allah padahal Allah terbebas darinya. Orang ini adalah orang terzhalim, karena perbuatannya mengandung kedustaan, dia mengubah agama, furu’ dan ushulnya, dan menisbatkannya kepada Allah, dan ini adalah kerusakan terbesar. Termasuk dalam hal ini adalah klaim kenabian, bahwa Allah mewahyukan kepada-nya, padahal dalam hal tersebut dia dusta. Di samping dia telah berdusta atas Nama Allah dan kelancangannya terhadap kebesaran dan kekuasaanNya, dia juga telah mewajibkan manusia untuk meng-ikutinya, dan berjihad melawan mereka di atas dasar itu (jika tidak mau mengikutinya) serta menghalalkan darah dan harta orang-orang yang menyelisihinya.
Termasuk di dalam ayat ini adalah setiap orang yang mengaku sebagai nabi seperti Musailamah al-Kadzdzab, al-Aswad al-Ansi, al-Mukhtar, dan lain-lain yang mengikuti sifat ini.
سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗ “Dan orang yang berkata, ‘Saya akan menu-runkan seperti apa yang diturunkan Allah’.” Maksudnya, siapa yang lebih zhalim daripada orang yang mengklaim bahwa dirinya mampu melakukan apa yang dilakukan oleh Allah, menandingi hukum-hukumNya, dan membuat syariat seperti Allah? Termasuk di da-lamnya semua orang yang mengklaim bahwa dia mampu menan-tang al-Qur`an, bahwa dia mampu menghadirkan yang sepertinya. Kezhaliman mana yang lebih besar daripada klaim orang miskin lagi lemah lagi kurang dari berbagai segi bahwa dirinya mampu menandingi Yang Mahakuat, Mahakaya, pemilik kesempurnaan yang mutlak dari berbagai segi, pada dzat, nama, dan sifatNya?
Manakala Allah mencela orang-orang zhalim, maka Dia me-nyebutkan siksa yang Dia siapkan untuk mereka pada waktu mereka hadir di Hari Kiamat. Dia berfirman, ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut.” Maksudnya, berada dalam kesulitan dan sekarat yang menyakitkan dan pende-ritaannya yang berat, niscaya kamu akan melihat perkara yang menakutkan dan keadaan yang sulit untuk digambarkan. وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ “Sedang para malaikat memukul dengan tangannya,” kepada orang-orang zhalim yang kematiannya diiringi oleh pukulan dan siksaan. Para malaikat itu berkata kepada mereka pada waktu me-narik ruhnya dan (sulitnya ia) keluar dari badannya, اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ “Keluarkan nyawamu.” Di hari ini kamu dibalas de-ngan siksaan yang sangat menghinakan.” Maksudnya, azab yang keras yang menghinakanmu. Dan balasan itu dari jenis perbuatan itu sendiri, karena azab ini بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ “disebabkan kamu se-lalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar.” Karena Kedustaanmu atasnya dan penolakanmu terhadap kebenaran yang dibawa oleh para Rasul. وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ “Dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” Maksudnya, kamu tidak mau tunduk dan berserah diri kepada hukum-hukumNya.
Ini mengandung dalil atas azab dan nikmat kubur. Pembica-raan dan azab yang diarahkan kepada mereka ini terjadi pada waktu hadirnya kematian, sebelum dan sesudahnya. Ini juga menunjuk-kan bahwa ruh adalah materi, ia keluar dan masuk, diajak bicara, tinggal di dalam tubuh dan meninggalkannya.
Ayat sebelumnya menguraikan bahwa Al-Qur’an bersumber dari Allah. Ayat ini mengecam orang-orang yang mengaku-ngaku mendapat wahyu dari Allah. Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah seperti halnya orang-orang yahudi, atau siapa yang lebih zalim daripada orang yang berkata, telah diwahyukan kepadaku oleh Allah, padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa pula yang lebih zalim dari orang yang berkata, aku akan menurunkan, yaitu menyampaikan, seperti apa yang diturunkan Allah yaitu Al-Qur’an yang dipercayai oleh kaum muslim’ tidak ada yang lebih zalim kecuali tiga macam manusia tersebut, maka wajar kalau mereka mendapat siksa. Alangkah ngerinya sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim yang sudah mencapai puncak kezalimannya berada dalam kesakitan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya sambil berkata, keluarkanlah nyawamu! pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya yakni enggan menerimanya bahkan melecehkannya. Setelah menjelaskan keadaan para pendurhaka ketika menghadapi tekanan sakratulmaut, ayat ini menjelaskan tentang keadaan mereka setelah roh terpisah dari jasad mereka. Dan kamu, setelah dicabut rohmu dan sekian lama menunggu di alam barzakh, akan benar-benar datang sendiri-sendiri kepada kami sebagaimana kami ciptakan kamu pada mulanya, yakni ketika lahir ke dunia, dan apa yang telah kami karuniakan kepadamu seperti harta benda, anak, kerabat, dan lainnya, kamu tinggalkan di belakangmu di dunia. Kami tidak melihat pemberi syafaat, yakni pertolongan, besertamu yang dulu kamu sembah dan yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu bagi Allah. Sungguh, telah terputuslah semua pertalian antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu Allah.
Al-An’am Ayat 93 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 93, Makna Al-An’am Ayat 93, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 93, Al-An’am Ayat 93 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 93
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)