{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 104.
قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا ۚ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ ﴿١٠٤﴾
qad jā`akum baṣā`iru mir rabbikum, fa man abṣara fa linafsih, wa man ‘amiya fa ‘alaihā, wa mā ana ‘alaikum biḥafīẓ
QS. Al-An’am [6] : 104
Sungguh, bukti-bukti yang nyata telah datang dari Tuhanmu. Barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka dialah yang rugi. Dan aku (Muhammad) bukanlah penjaga-(mu).
Katakan wahai Rasul kepada orang-orang musyrikin, “Telah datang kepada kalian bukti-bukti nyata yang dengannya kamu melihat hidayah dari kesesatan yang di kandung oleh Al Qur’an yang dibawa oleh Rasul. Barangsiapa yang mengetahui bukti-bukti tersebut dan beriman kepada petunjuknya, maka manfaatnya kembali kepada dirinya. Namun barangsiapa yang tidak melihat hidayah tersebut setelah hujjah tegak atasnya maka dia telah melakukan kejahatan atas dirinya sendiri. Aku bukan penanggung jawab dan penghitung atas amal-amal perbuatan kalian, akan tetapi aku hanya seorang penyampai. Alah membimbing siapa yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.”
Yang dimaksud dengan istilah basair ialah bukti-bukti dan hujah-hujah yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan semua yang disampaikan oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
…maka barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri
Ayat tersebut semakna dengan ayat lain, yaitu:
Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri, dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. (Al Israa’:15)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan:
…dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya.
Setelah disebutkan basair, yakni bukti-bukti dan hujah-hujah, lalu disebutkan:
…dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya.
Artinya, sesungguhnya akibat buruknya akan menimpa dirinya sendiri, sama halnya dengan yang disebutkan di dalam firman lain:
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (Al Hajj:46)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (kalian).
Yakni bukan sebagai pemelihara, bukan pula sebagai pengawas, melainkan semata-mata sebagai penyampai, dan Allah menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya.
(104) قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْۚ فَمَنْ اَبْصَرَ فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَاۗ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ “Sungguh bukti-bukti yang terang telah datang dari Rabbmu, maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri, dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemu-daratannya kembali kepadanya. Dan aku (maksudnya Muhammad) sekali-kali bukanlah pemeliharamu.” Manakala Allah menjelaskan ayat-ayat yang jelas dan bukti-bukti yang nyata yang menunjukkan kepada kebenaran dalam seluruh tuntutan dan tujuan, maka Dia mengingat-kan hamba-hambaNya terhadapnya dan Dia menyatakan bahwa petunjuk dan kesesatan mereka adalah untuk mereka sendiri. Dia berfirman, قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْ”Sungguh telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang.” Maksudnya, ayat-ayat yang menjelaskan kebenaran dan menjadikannya di dalam hati seperti matahari bagi mata karena sesuatu yang dikandungnya, berupa kefasihan dan kegamblangan ditambah dengan kesesuaiannya dengan makna-makna yang mulia dan hakikat-hakikat yang indah karena ia datang dari Tuhan yang mengatur makhluk dengan seluruh nikmatNya, lahir dan batin di mana yang paling utama dan paling berharga adalah penjelasan ayat-ayat dan keterangan tentang persoalan-persoalan yang dibutuhkan.
فَمَنْ اَبْصَرَ “Maka barangsiapa melihat (kebenaran itu),” maksud-nya dengan ayat-ayat itu tempat-tempat pelajaran dan beramal dengan sesuatu yang ditunjukkannya, فَلِنَفْسِهٖۚ “maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri.” Karena Allah adalah Dzat Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. Dan barangsiapa buta, dia ditunjukkan, akan tetapi ia tidak membuka matanya, diperingatkan tetapi tidak mengindah-kan, dijelaskan kebenaran kepadanya akan tetapi dia menolak tun-duk dan mengikutinya, maka mudarat kebutaan itu menimpa dirinya sendiri. Katakanlah wahai Rasul, وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ “Dan aku bukanlah,” yakni, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَفِيْظٍ “pemelihara(mu).” Maksudnya, memelihara dan mengawasi amalmu secara terus menerus. Akan tetapi tugasku hanyalah menyampaikan dengan jelas, dan aku telah melaksanakannya dan menyampaikan apa yang Allah turunkan kepadaku. Inilah tugasku dan selain itu bukanlah urusanku.
Kemampuan penglihatan manusia amat terbatas seperti diisyaratkan oleh ayat sebelum ini. Namun demikian, manusia dianugerahi oleh Allah dengan mata batin. Ayat ini menegaskan bahwa sungguh, bukti-bukti yang nyata dan sangat jelas telah datang dari tuhanmu yang disampaikan melalui wahyu. Barang siapa melihat kebenaran itu dengan mata hatinya, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri, bukan untuk orang lain, dan barang siapa buta mata batinnya dan tidak melihat kebenaran itu, maka dia sendiri-lah yang akan rugi, bukan orang lain. Dan aku, yakni nabi Muhammad, bukanlah penjaga-Mu, tetapi aku hanya sekadar menyampaikan nasihat. Setelah mengingatkan tugas nabi Muhammad, kelompok ayat ini ditutup dengan pernyataan Allah sebagai berikut. Dan demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat sebagai bukti-bukti kekuasaan kami, baik berupa fenomena yang tergelar di alam semesta maupun yang tertulis di dalam Al-Qur’an, agar orang beriman dapat meraih petunjuk. Hal tersebut mengakibatkan orang-orang musyrik mengatakan, engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari ahli kitab atau siapa pun. Dan hal itu juga bertujuan agar kami menjelaskan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui.
Al-An’am Ayat 104 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 104, Makna Al-An’am Ayat 104, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 104, Al-An’am Ayat 104 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 104
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)