{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 110.
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ ﴿١١٠﴾
wa nuqallibu af`idatahum wa abṣārahum kamā lam yu`minụ bihī awwala marratiw wa nażaruhum fī ṭugyānihim ya’mahụn
QS. Al-An’am [6] : 110
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan.
Kami membalik hati dan penglihatan mereka. Kami menghalangi mereka sehingga mereka tidak mampu mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah, sehingga mereka tidak beriman kepadanya, sebagaimana mereka tidak beriman kepada ayat-ayat Al Qur’an saat ia turun pertama kali. Kami membiarkan mereka dalam kebengalan mereka terhadap Allah dalam keadaan bingung, tidak menemukan jalan kepada hidayah dan kebenaran.
Firman Allah :
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada permulaannya.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan ayat ini, bahwa ketika orang-orang musyrik mengingkari Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah, maka hati mereka dijadikan tidak tetap atas sesuatu pun dan menolak setiap perintah.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka. (Al An’am:110) Yakni Kami halang-halangi antara mereka dan iman. Dan seandainya datang kepada mereka semua bukti (mukjizat), niscaya mereka tidak akan beriman, sebagaimana Kami halang-halangi mereka antara diri mereka dan iman seperti pada permulaannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah dan Abdur Rahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam.
Ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal apa yang akan dikatakan oleh hamba-hamba-Nya sebelum mereka mengatakannya, dan apa yang akan mereka lakukan sebelum mereka mengerjakannya. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu-sebagai yang diberitakan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fatir: 14)
supaya jangan ada orang yang mengatakan, “Amat besar penyesalan atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah. (Az Zumar:56)
sampai dengan firman-Nya:
Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Az Zumar:58)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan, “Seandainya mereka dikembalikan ke dunia lagi, pastilah mereka tidak akan mengikuti jalan petunjuk (sama dengan keadaan mereka semula),” seperti yang disebutkan oleh firman yang lain, yaitu:
Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Al An’am:28)
Dan dalam surat ini disebutkan:
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada permulaannya. (Al An’am:110)
Dengan kata lain, seandainya mereka dikembalikan ke dunia, niscaya akan dihalang-halangi antara mereka dan jalan hidayah, sebagaimana Kami menghalang-halangi antara mereka dan iman sejak permulaannya ketika mereka masih hidup di dunia.
Firman Allah :
…dan Kami biarkan mereka.
Yakni Kami tinggalkan mereka.
…dalam kesesatannya
Menurut Ibnu Abbas dan As-Saddi, makna tugyan dalam ayat ini ialah kekufuran. Sedangkan menurut Abul Aliyah, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan Qatadah ialah kesesatan.
bergelimang.
Menurut Al-A’masy artinya bermain-main. Sedangkan menurut Ibnu Abbas. Mujahid. Abul Aliyah, Ar-Rabi, dan Abu Malik serta lain-lainnya adalah bergelimang, yakni mereka bergelimang dalam kekafirannya.
#Tafsir Ibnul Qayyim (Tafsir Ayat-Ayat Pilihan)#
Ada perbedaan pendapat tentang firman Allah, “Seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya”.
Banyak mufasir yang berkata, “Artinya, Kami membatasi antara diri mereka dengan iman meskipun mukjizat itu datang kepada mereka, sebagaimana Kami telah membatasi antara diri mereka dengan iman pada permulaanya.
At-taqliib disini adalah membalikkan sesuatu dari satu sisi ke sisi lainnya.
Yang wajib dilakukan dengan turunnya ayat dan sampainya ayat itu kepada mereka, seperti yang mereka mintakan ialah hendaknya mereka beriman kepadanya. Jika mereka tidak mau beriman, maka itu merupakan taqliib bagi hati dan wajah mereka dari sisi yang semestinya harus berada.
(110) وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ࣖ Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka se-perti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur`an) pada permu-laannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” Kami menghukum mereka jika mereka tidak beriman pertama kali, pada saat itu penyeru mendatangi mereka dan hujjah pun telah tegak atas mereka dengan memalingkan hati mereka, menghalangi mereka dari keimanan, dan tidak memberi mereka taufik kepada jalan yang lurus. Ini adalah keadilan Allah dan hik-mahNya kepada hamba-hambaNya, karena merekalah yang mena-nam untuk diri mereka, pintu telah dibuka di depan mereka tetapi mereka tidak memasukinya. Jalan telah dijelaskan tetapi mereka tidak melewatinya. Jika setelah itu mereka gagal mendapatkan taufik, maka itu sudah sesuai dengan kondisi mereka.
Setelah pada ayat 108 dinyatakan bahwa Allah menjadikan setiap umat menganggap baik perbuatan mereka, maka pada ayat ini Allah menyatakan, dan begitu pula kami memalingkan hati dan penglihatan mereka kepada kebatilan jika mukjizat itu datang kepada mereka seperti keadaan mereka ketika pertama kali mendengar dan mengetahui mukjizat tersebut, mereka tidak beriman kepadanya, yakni Al-Qur’an, dan kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan karena keengganan mereka mengikuti petunjuk. Kaum musyrik berjanji akan beriman kepada Allah jika diturunkan kepada mereka tanda-tanda fisik yang mereka minta. Pada ayat ini dijelaskan bahwa janji tersebut hanya bohong belaka. Dan sekalipun kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka, sehingga mereka bisa melihat malaikat dalam wujudnya yang asli dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka menceritakan apa yang mereka rasakan di alam kubur dan kami kumpulkan pula di hadapan mereka segala sesuatu yang mereka inginkan, dan menjelaskan tentang sesuatu yang hak mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui arti kebenaran. Hati mereka tertutup oleh kekufuran, kesombongan, dan keangkuhan.
Al-An’am Ayat 110 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 110, Makna Al-An’am Ayat 110, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 110, Al-An’am Ayat 110 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 110
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)