{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 113.
وَلِتَصْغَىٰ إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ ﴿١١٣﴾
wa litaṣgā ilaihi af`idatullażīna lā yu`minụna bil-ākhirati wa liyarḍauhu wa liyaqtarifụ mā hum muqtarifụn
QS. Al-An’am [6] : 113
Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, tertarik kepada bisikan itu, dan menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka lakukan.
(Demikian itu) agar hati orang-orang kafir yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat dan tidak berbuat untuk kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan-bisikan itu, menykainya, dan mengerjakan perbuatan-perbuatan jahat yang mereka kerjakan. Ini adalah ancaman yang besar bagi mereka.
Firman Allah :
Dan (juga) agar mau mendengarnya.
Yakni cenderung kepadanya. Demikianlah menurut Ibnu Abbas.
…hati orang-orang yang tidak beriman kepada adanya hari kemudian.
Yaitu hati, akal, dan pendengaran mereka. Menurut pendapat As-Saddi, makna yang dimaksud ialah hati orang-orang kafir.
…dan supaya mereka menyenanginya.
Maksudnya, menyukai dan menghendakinya. Sesungguhnya orang-orang yang mau memperkenankan hal tersebut hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Maka sesungguhnya kalian dan apa-apa yang kalian sembah itu, sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala-nyala. (Ash Shaaffat:161-163)
Sesungguhnya kalian benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur’an) orang yang dipalingkan. (Adz Dzaariyaat:8-9)
Firman Allah :
…dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (setan) kerjakan.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah supaya mereka menghasilkan apa yang telah dihasilkan oleh setan-setan itu. Sedangkan menurut As-Saddi dan Ibnu Zaid ialah agar mereka mengerjakan apa yang dikerjakan oleh setan-setan itu.
Oleh karena itu, Allah berfirman, وَلِتَصْغَى “Agar cenderung kepada bisikan itu,” maksudnya, condong kepada ucapan yang indah tersebut أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ “hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat.” Karena ketidakimanan mereka kepada Hari Akhir dan ketiadaan akal mereka yang berguna yang telah membawa mereka kepada hal tersebut.
وَلِيَرْضَوْهُ “Agar mereka merasa senang kepadanya,” setelah mereka cenderung kepadanya. Mereka cenderung kepadanya lebih dahulu, lalu apabila mereka condong kepadanya dan melihat kata-kata indah itu, maka mereka rela menerimanya, dan ia dihiasi dengan kesesatan di dalam hati mereka lalu menjadi keyakinan yang terpatri dan sifat yang tidak terpisahkan, kemudian akibat dari itu adalah munculnya perbuatan-perbuatan dan perkataan yang telah diperbuat oleh setan yakni mereka mendatangkan ucapan dan perbuatan dusta yang merupakan konsekuensi dari keyakinan-keyakinan buruk itu. Inilah keadaan orang-orang yang berdusta, setan-setan manusia dan jin yang menjawab ajakan mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepada Hari Akhir, para pemilik akal yang sempurna, dan pemikiran yang terukur, maka mereka tidak tertipu oleh kata-kata tersebut, mereka tidak terjerat oleh jebakan-jebakan tersebut, justru semangat mereka diarahkan untuk menge-tahui hakikat-hakikat (keimanan kepada Hari Akhir), mereka menelaah makna-makna yang dilontarkan oleh para penyeru, jika benar maka mereka menerimanya dan tunduk kepadanya meskipun ia dibungkus dengan kata-kata yang kurang dan ungkapan-ungkapan yang tidak memadai, dan jika ia batil maka mereka mengembalikannya kepada pengusungnya, siapa pun dia, meskipun ia dibungkus dengan kata-kata yang indah yang lebih lembut dari sutra.
Di antara hikmah Allah menjadikan musuh-musuh bagi para nabi dan penyokong bagi kebatilan yang menyerukan kepada kebatilan adalah sebagai realisasi ujian kepada manusia agar orang yang benar dengan orang yang dusta, orang yang berakal dengan orang bodoh, orang yang melihat dengan orang yang buta menjadi terbedakan. Dan di antara hikmahNya adalah bahwa hal itu mengandung penjelasan dan keterangan terhadap kebenaran, karena kebenaran menjadi bercahaya dan bersinar jika kebatilan berdiri melawan dan memusuhinya, dalam kondisi itu dalil-dalil dan bukti-bukti kebenaran menjadi nyata yang menunjukkan kepada kebenaran dan hakikatnya, begitu pula kerusakan dan keburukan kebatilan akan terlihat secara nyata yang mana itu termasuk target besar, yang dicari-cari oleh orang-orang yang berlomba-lomba mencarinya.
Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, tertarik kepada bisikan itu, karena kerapuhan iman mereka, dan bukan cuma tertarik, tetapi juga menyenanginya, mereka rela dan senang terhadap apa yang mereka dengar, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka lakukan. Keimanan kepada hari akhir adalah benteng yang bisa menjaga manusia dari godaan setan. Jika tidak, manusia bisa melakukan apa saja, mengikuti hawa nafsunya sendiri. Dia tidak merasa harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya itu di akhirat kelakkemudian nabi Muhammad diperintahkan untuk berkata kepada kaum musyrik tentang siapa yang pantas untuk menjadi hakim yang menentukan benar atau salahnya suatu persoalan. Pantaskah aku mencari hakim selain Allah untuk memutuskan siapa di antara kita yang benar, padahal dialah yang menurunkan kitab Al-Qur’an kepadamu secara rinci tentang sesuatu yang hak dan yang batil, yang bagus dan yang buruk, yang halal dan yang haram’ orang-orang yang telah kami beri kitab seperti orang yahudi dan nasrani mengetahui benar melalui kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka dan apa yang diceritakan oleh nabi-nabi mereka, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari tuhanmu dengan benar. Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu terhadap apa yang diwahyukan Allah kepadamu, wahai rasul. Ungkapan ini ditujukan kepada pengikutnya, karena sesungguhnya rasulullah sama sekali tidak ragu terhadap wahyu Allah dan kebenaran agama islam.
Al-An’am Ayat 113 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 113, Makna Al-An’am Ayat 113, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 113, Al-An’am Ayat 113 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 113
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)