{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 136.
وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَـٰذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَـٰذَا لِشُرَكَائِنَا ۖ فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَىٰ شُرَكَائِهِمْ ۗ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ ﴿١٣٦﴾
wa ja’alụ lillāhi mimmā żara`a minal-ḥarṡi wal-an’āmi naṣīban fa qālụ hāżā lillāhi biza’mihim wa hāżā lisyurakā`inā, fa mā kāna lisyurakā`ihim fa lā yaṣilu ilallāh, wa mā kāna lillāhi fa huwa yaṣilu ilā syurakā`ihim, sā`a mā yaḥkumụn
QS. Al-An’am [6] : 136
Dan mereka menyediakan sebagian hasil tanaman dan hewan (bagian) untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, dan bagian yang untuk Allah akan sampai kepada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu.
Orang-orang yang menyekutukan Allah itu menjadikan sebagian dari tanaman, buah-buahan, dan binatang ternak untuk menjamu para tamu dan orang-orang miskin, dan menjadikan sebagian yang lain untuk sekutu-sekutu mereka, yaitu patung-patung dan berhala-berhala. Padahal, apa yang mereka persembahkan untuk sekutu-sekutu itu hanya sampai kepada mereka (berhala-berhala itu) dan tidak sampai kepada Allah; dan apa yang mereka persembahkan kepada Allah sampai juga kepada sekutu-sekutu mereka. Betapa buruk hukum dan pembagian mereka itu.
Makna ayat ini mengandung celaan dan cemoohan Allah terhadap orang-orang musyrik yang telah banyak membuat-buat bid’ah, kekufuran, dan kemusyrikan. Yaitu mereka menjadikan bagi Allah sekutu dan bagian dari makhluk-Nya, padahal Dia adalah Pencipta segala sesuatu, Mahasuci Allah lagi Mahatinggi. Disebutkan melalui firman-Nya:
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah dari apa yang telah diciptakannya.
Yakni dari apa yang telah dijadikan dan diadakan oleh-Nya.
…berupa tanaman.
Maksudnya, dari hasil tanaman dan buah-buahan.
…dan ternak suatu bagian.
Yaitu suatu bagian tertentu.
…lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah, dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka
Ali ibnu Abu Talhah dan Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini sebagai berikut: Sesungguhnya musuh-musuh Allah apabila menanam tanaman, lalu mereka menghasilkan buahnya dari tanaman mereka itu, maka mereka menjadikan bagi Allah dari hasil itu suatu bagian tertentu dan bagi berhala sembahan mereka satu bagian lainnya. Kemudian hasil tanaman atau buah-buahan atau sesuatu lainnya yang menjadi bagian berhala-berhala mereka itu mereka simpan dan mereka hitung-hitung. Jika ada sesuatu darinya yang terjatuh, yang menurut peristilahan mereka disebut untuk samad, maka mereka mengembalikannya kepada bagian yang diperuntukkan bagi berhala. Apabila mereka kedahuluan oleh air yang sedianya mereka akan gunakan untuk mengairi bagian untuk berhala, lalu air itu mengairi sesuatu dari bagian yang diperuntukkan buat Allah, maka mereka menjadikannya untuk berhala. Jika ada sesuatu yang gugur dari hasil tanaman dan buah-buahan yang mereka jadikan untuk Allah, hingga bercampur baur dengan bagian yang diperuntukkan buat berhala, maka mereka mengatakan, “Ini miskin,” lalu mereka tidak mengembalikannya kepada bagian yang diperuntukkan buat Allah. Apabila mereka kedahuluan oleh air yang sedianya mereka akan menggunakannya buat mengairi bagian Allah, lalu air itu mengairi bagian yang diperuntukkan buat berhala, maka mereka membiarkannya untuk berhala mereka. Mereka mengharamkan sebagian dari harta (ternak) mereka yang disebutkan oleh peristilahan mereka dengan nama bahirah, saibah, wasilah, dan ham. Mereka memperuntukkan hal tersebut bagi berhala-berhala mereka, dengan dugaan bahwa mereka mengharamkannya sebagai amal pendekatan diri kepada Allah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah. (Al An’am:136), hingga akhir ayat.
Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini, bahwa segala sesuatu yang mereka peruntukkan bagi Allah berupa sembelihan yang mereka sembelih, mereka tidak memakannya selama-lamanya kecuali jika mereka menyebutkan beserta sebutan-Nya nama berhala-berhala mereka (saat menyembelihnya). Sedangkan hewan yang mereka sembelih untuk berhala-berhala mereka, mereka sama sekali tidak mau menyebut nama Allah bersama nama berhala mereka. Lalu Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam membacakan ayat ini sampai dengan firman-Nya:
Amatlah buruk ketetapan mereka.
Maksudnya, amat buruklah apa yang mereka bagikan itu, karena sesungguhnya mereka pada dasarnya telah membuat kekeliruan dalam pembagian. Karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalah Tuhan segala sesuatu dan Yang memilikinya serta Yang menciptakannya, hanya milik-Nyalah semuanya itu, Dialah Raja. Segala sesuatu berada dalam pengaturan-Nya dan tunduk pada kekuasaan serta kehendak-Nya, tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada Rabb (Pemilik) selain Dia. Dan manakala mereka melakukan pembagian, kerusakanlah yang dilakukannya, karena menurut hawa nafsu mereka sendiri mereka tidak adil, bahkan berbuat aniaya dan melampaui batas dalam pembagian tersebut. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah anak-anak perempuan. Mahasuci Allah, sedangkan untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai (yaitu anak laki-laki). (An Nahl:57)
Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Az Zukhruf:15)
Apakah (patut) untuk kalian (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? (An Najm:21) Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (An Najm:22)
Tafsir Ayat:
Allah menyampaikan kebodohan akal, kerancuan pemikiran dan kebodohan yang mendalam yang dimiliki oleh orang-orang musyrik yang mendustakan Nabi. Allah membongkar sedikit khurafat mereka untuk memperingatkan kesesatan mereka, dan agar ia diwaspadai, dan bahwa penentangan dari orang-orang semisal mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Rasul sama sekali tidak menodainya, karena mereka tidak layak untuk menghadapi kebenaran. Allah menjelaskan sebagian dari itu, bahwa mereka وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا “memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah.” Sementara sesembahan mereka juga mendapatkan satu bagian, padahal sebenarnya Allahlah yang menciptakan dan mengadakan rizki untuk hamba-hambaNya, maka mereka menggabung-kan antara dua perkara dosa yang dikhawatirkan bahkan tiga:
Pertama, jasa mereka kepada Allah dengan memberikan bagian untukNya meskipun mereka meyakini bahwa itu adalah sukarela dari mereka.
Kedua, menyamakan sesembahan itu dengan Allah padahal sesembahan itu tidak memberi mereka rizki dan tidak menciptakan sedikit pun darinya.
Ketiga, keputusan mereka yang tidak adil bahwa mereka tidak mempedulikan dan tidak memperhatikan sesuatu yang diberikan kepada Allah walaupun ia sampai kepada sesembahan-sesembahan mereka. Sebaliknya yang diberikan kepada sesembahan-sesembahan, maka mereka menjaga dan memperhatikannya, dan tidak sedikit pun yang sampai kepada Allah darinya. Hal itu jika mereka mendapatkan rizki dari tanaman, buah-buahan, dan ternak mereka, maka mereka membaginya menjadi dua bagian. Satu bagian mereka katakan, “Ini untuk Allah,” menurut klaim mereka, karena jika tidak, maka Allah tidak menerima kecuali apa yang diikhlaskan demi WajahNya. Dia tidak menerima amal orang yang menyekutukanNya, sedangkan bagian lain, maka mereka menjadikannya sebagai bagian untuk sesembahan-sesembahan mereka dalam bentuk berhala dan tandingan-tandingan. Mereka tidak mempedulikan jika sesuatu yang mereka peruntukkan bagi Allah sampai dan bercampur dengan sesuatu yang mereka peruntukkan untuk selainNya.
Mereka berkata, “Allah tidak membutuhkannya.” Maka mereka tidak mengembalikannya (kepada Allah). Sebaliknya jika sesuatu yang mereka peruntukkan bagi sesembahan-sesembahan bercampur dengan sesuatu yang mereka peruntukkan bagi Allah, maka mereka memisahkannya dan mengembalikannya ke tempatnya, maka mereka berkata, “Ia miskin, bagiannya harus dikembalikan.” Adakah hukum yang lebih buruk dan lebih zhalim daripada ini, di mana mereka bersungguh-sungguh, menjaga dan mengikhlaskan diri untuk sesuatu yang diberikan kepada makhluk sementara sebaliknya pada hak Allah?
Ayat yang mulia ini bisa pula ditafsirkan dengan hadits yang ada dalam ash-Shahih dari Nabi bahwa Nabi bersabda,
قَالَ اللّٰهُ: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ أَشْرَكَ مَعِيْ شَيْئًا تَرَكْتُهُ وَشَرِيْكَهُ.
“Allah berfirman, ‘Aku adalah sekutu (maksudnya dalam anggapan mereka) yang tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa menyekutukanKu dengan sesuatu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya’.” (H.R. Muslim no. 2985)
Jadi makna ayat ini adalah, bahwa sesuatu yang mereka peruntukkan dan persembahkan untuk berhala-berhala adalah ibadah yang murni kepada selain Allah. Allah tidak mendapatkan sedikit pun darinya. Apa yang menurut klaim mereka diperuntukkan bagi Allah, maka ia tetap tidak sampai kepadaNya karena itu adalah kesyirikan. Ia adalah bagian bagi sesembahan-sesembahan dan tandingan-tandingan itu, karena Allah tidak memerlukannya, dan Dia tidak menerima amal yang padanya terdapat unsur syirik dengan salah satu makhlukNya.
Dan mereka menyediakan dan membagi apa yang mereka dapat dari hasil tanaman dan hewan ternak kepada dua bagian. Sebagian hasil tanaman dan hewan mereka persembahkan untuk Allah, yakni digunakan untuk memberi makan tamu-tamu, anak-anak, dan orang-orang miskin. Sementara bagian yang kedua diperuntukkan untuk berhala-berhala mereka sehingga dikuasai sepenuhnya untuk para penjaga dan pemelihara berhala tersebut. Mereka melakukan ini sambil berkata menurut persangkaan mereka, ini untuk Allah. Silakan dipergunakan untuk para fakir miskin, namun jika kami butuh, kami berhak menggunakannya untuk berhala kami juga. Dan bagian yang ini khusus untuk berhalaberhala kami. Tidak boleh seorang pun menyentuhnya kecuali para penjaga dan pemelihara, karena ini sebagai bentuk peribadatan kami kepada mereka. Bagian yang untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, dan bagian yang untuk Allah akan sampai kepada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu. Dan demikianlah berhala-berhala itu membuat sesat kaum musyrik. Selain kesyirikan, berhala-berhala mereka, yaitu setan, baik dari kalangan jin maupun golongan manusia, juga menjadikan terasa indah, maksudnya adalah menganggap baik, bagi banyak orang-orang musyrik membunuh anak-anak mereka dengan dalih berkurban sebagaimana yang telah dilakukan oleh ibrahim kepada ismail. Padahal, sesungguhnya alasan mereka yang sebenarnya hanyalah karena takut miskin. Hal ini mereka lakukan untuk membinasakan anak-anak mereka dan mengacaukan agama mereka sendiri. Dan kalau Allah menghendaki agar mereka tidak mengerjakan perbuatan itu, niscaya mereka tidak akan mengerjakannya. Namun kehendak, ketetapan, dan hikmah-Nya telah menjadikan mereka seba-gai contoh bagi setiap kaum yang memiliki pola pikir buruk seperti mereka. Biarkanlah mereka, wahai nabi Muhammad, bersama apa, yaitu kebohongan, yang mereka ada-adakan.
Al-An’am Ayat 136 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 136, Makna Al-An’am Ayat 136, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 136, Al-An’am Ayat 136 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 136
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)