{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 148.
سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّىٰ ذَاقُوا بَأْسَنَا ۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ ﴿١٤٨﴾
sayaqụlullażīna asyrakụ lau syā`allāhu mā asyraknā wa lā ābā`unā wa lā ḥarramnā min syaī`, każālika każżaballażīna ming qablihim ḥattā żāqụ ba`sanā, qul hal ‘indakum min ‘ilmin fa tukhrijụhu lanā, in tattabi’ụna illaẓ-ẓanna wa in antum illā takhruṣụn
QS. Al-An’am [6] : 148
Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Demikian pula orang-orang sebelum mereka yang telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira.”
Orang-orang musyrik itu akan berkata, “Jika Allah menghendaki kami dan bapak kami untuk tidak menyekutukan-Nya dan tidak mengharamkan apa pun, niscaya kami tidak akan melakukan hal itu.” Allah membalas mereka dengan menerangkan bahwa hal syubhat semacam itu pernah dilakukan oleh orang-orang kafir sebelum mereka. Dengan hal syubhat tersebut mereka mendustakan seruan rasul-rasul yang diutus kepada mereka dan mereka tetap melakukan hal seperti itu sampai Allah menurunkan siksa kepada mereka. Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka, “Apakah kalian memiliki pengetahuan yang benar atas apa yang kalian haramkan dari binatang ternak dan tanaman pangan serta pengakuan kalian bahwa Allah yang menghendaki kalian kufur, meridhai dan menyukainya bagi kalian. Apakah pengetahuan yang benar yang hendak kalian nampakkan kepada kami? Sesungguhnya kalian tidak akan mengikuti (syariat-syariat) agama ini, kecuali hanya prasangka dan berdusta belaka.”
Hal ini merupakan dialog yang dikisahkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan syubhat yang dilancarkan oleh kaum musyrik dalam kemusyrikan mereka, serta pengharaman mereka terhadap banyak hal yang mereka haramkan sendiri. Maka sesungguhnya Allah mengetahui kemusyrikan dan pengharaman yang mereka lakukan terhadap banyak hal yang mereka haramkan terhadap diri mereka sendiri. Allah mampu untuk mengubahnya dengan memberikan ilham kepada kita iman dan menghalang-halangi antara kita dan kekufuran, tetapi Allah Ternyata tidak mengubahnya. Maka hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan kehendak, keinginan, dan rida-Nyalah kita ditakdirkan demikian. Karena itulah mereka mengatakan seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya, dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apa pun.
Perihalnya sama dengan yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu oleh firman-Nya:
Dan mereka berkata, “Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki, tentulah kami tidak menyembah (mereka).” (Az Zukhruf:20), hingga akhir ayat.
Demikian pula ayat yang terdapat di dalam surat An-Nahl, semakna dengan ayat ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul).
Maksudnya, dengan kesyubhatan ini telah banyak orang yang sesat sebelum mereka. Alasan yang mereka kemukakan itu batil dan tidak benar, karena seandainya alasan mereka benar, niscaya Allah tidak akan menimpakan kepada mereka azab-Nya dan tidak akan membinasakan mereka serta tidak akan mengirimkan rasul-rasul-Nya kepada mereka secara silih berganti, dan tidak akan menimpakan siksa yang pedih terhadap mereka yang musyrik.
Katakanlah, Adakah kalian mempunyai sesuatu pengetahuan.”
Misalnya Allah rida kepada kalian sehubungan dengan perbuatan yang kalian lakukan itu.
…”sehingga dapat kalian mengemukakannya kepada Kami?”
Yakni kalian perlihatkan dan kalian jelaskan serta kalian kemukakan hal itu kepada kami.
Kalian tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka.
Yaitu dugaan dan ilusi belaka. Makna yang dimaksud zan dalam ayal ini ialah keyakinan yang tidak benar (rusak).
…dan kalian tidak lain hanya berdusta.
Kalian hanya berdusta belaka terhadap Allah dalam apa yang kalian persangkakan itu.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak mempersekutukan-Nya.
dan firman-Nya:
Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul).
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-(Nya).
Karena sesungguhnya mereka mengatakan bahwa penyembahan mereka kepada sembahan-sembahan mereka dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Maka Allah memberitahukan kepada mereka bahwa perbuatan itu sama sekali tidak mendekatkan mereka kepada Allah. Dan Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-(Nya). (Al An’am:107) Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman bahwa seandainya Dia menghendaki, niscaya Dia dapat menghimpun mereka semua ke dalam jalan petunjuk.
Tafsir Ayat:
Ini adalah pemberitahuan dari Allah bahwa orang-orang musyrik akan berdalil kepada Qadha` dan Qadar atas kesyirikan mereka dan pengharaman mereka terhadap sesuatu yang dihalalkan oleh Allah, mereka menjadikan kehendak Allah yang meliputi segala sesuatu, baik yang baik maupun yang buruk sebagai dalil bagi mereka untuk menepis celaan yang mengarah kepada mereka, mereka telah mengatakan sesuatu yang Allah nyatakan bahwa mereka akan mengatakannya sebagaimana FirmanNya dalam ayat lain,
وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ
“Dan berkatalah orang-orang musyrik, ‘Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia…'” (QS. An-Nahl: 35).
Allah memberitahukan bahwa dalil ini selalu digunakan oleh umat-umat yang mendustakan para Rasul untuk menolak dakwah mereka, padahal dalil ini sama sekali tidak menolong dan membantu mereka. Begitulah mereka, sampai akhirnya Allah membinasakan mereka dan menimpakan azabNya. Seandainya ia merupakan dalil yang benar, niscaya dalil itu melindungi mereka dari azab, dan niscaya Allah tidak menurunkan azabNya, karena azabNya hanya akan menimpa orang-orang yang berhak menerimanya. Dari sini diketahui bahwa berdalil kepada Qadha` dan Qadar atas kekufuran dan kemaksiatan adalah dalil yang rusak dan syubhat yang tidak laku ditinjau dari berbagai segi.
Di antaranya: Allah telah menyatakan bahwa azab telah menimpa mereka, seandainya ia adalah dalil yang benar, maka hal itu tidak akan terjadi.
Di antaranya: Dalil itu haruslah dalil yang berpijak kepada ilmu dan bukti. Adapun jika ia hanya berpijak kepada dugaan dan prasangka belaka yang tidak berguna sedikit pun di hadapan kebenaran, maka ia adalah dalil yang batil. Oleh karenanya, Dia berfirman, هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا “Adakah kamu memiliki suatu pengetahuan sehingga kamu dapat mengemukakannya kepada kami.” Jika mereka memiliki ilmu -sementara mereka adalah musuh yang keras- niscaya mereka akan mengeluarkannya. Kenyataannya mereka tidak mengeluarkannya. Ini menunjukkan bahwa mereka memang tidak memiliki ilmu. إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ “Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta.” Siapa yang melandaskan dalil-dalilnya di atas dugaan dan prasangka, maka dia adalah orang yang mengada-ada lagi merugi. Bagaimana jika dia melandaskannya kepada kedengkian, kebencian, pengingkaran, dan kerusakan?
Orang-orang musyrik akan berkata kepada nabi Muhammad, jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya dengan yang lain, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun yang dihalalkan Allah untuk kami. Demikian pula orang-orang sebelum mereka yang telah mendustakan para rasul dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah sampai mereka merasakan azab kami. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami’ yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira. Katakanlah kepada mereka wahai nabi Muhammad, alasan yang kuat hanya pada Allah, yaitu alasan yang dapat mematahkan sangkaansangkaan buruk kalian. Dia-lah yang berhak memberi petunjuk bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Maka kalau dia menghendaki, niscaya kamu semua mendapat petunjuk.
Al-An’am Ayat 148 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 148, Makna Al-An’am Ayat 148, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 148, Al-An’am Ayat 148 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 148
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)