{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 154.
ثُمَّ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ تَمَامًا عَلَى الَّذِي أَحْسَنَ وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ ﴿١٥٤﴾
ṡumma ātainā mụsal-kitāba tamāman ‘alallażī aḥsana wa tafṣīlal likulli syai`iw wa hudaw wa raḥmatal la’allahum biliqā`i rabbihim yu`minụn
QS. Al-An’am [6] : 154
Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya.
Kemudian, katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik itu, “Sesungguhnya Dia-lah Allah yang telah memberikan Taurat kepada Musa sebagai kesempurnaan bagi nikmat-Nya (yang dianugerahkan) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan dari pemeluk agamanya, sebagai penjelasan untuk semua permasalahan agama mereka, sebagai petunjuk menuju jalan yang lurus, dan sebagai rahmat bagi mereka agar mereka percaya akan ada hari kebangkitan sesudah kematian, hari perhitungan, dan hari pembalasan. Dan mereka mau beramal karenanya.”
Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa. (Al An’am:154) Bentuk lengkapnya ialah, “Kemudian katakanlah, hai Muhammad, sebagai penyampai berita dari Kami bahwa Kami telah memberikan kitab Taurat kepada Musa.” Ditafsirkan demikian karena berdasarkan hal yang ditunjukkan oleh firman-Nya: Katakanlah, “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kalian oleh Tuhan kalian.” (Al An’am:151)
Menurut kami, pendapat ini masih perlu diteliti, mengingat lafaz summa di sini hanyalah menunjukkan pengertian ‘ataf khabar sesudah khabar, bukan untuk menunjukkan makna tartib (urutan). Perihalnya sama dengan apa yang terdapat di dalam perkataan seorang penyair, yaitu:
Katakanlah kepada orang yang berkuasa, kemudian ayahnya berkuasa, kemudian sebelum itu kakeknya telah berkuasa pula.
Dalam ayat berikut ini ketika Allah memberitakan perihal Al-Qur’an melalui firman-Nya:
…dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia.
maka Allah meng-‘ataf-kannya dengan sanjungan yang ditujukan kepada kitab Taurat dan rasul yang membawanya melalui firman-Nya:
Kemudian Kami memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa.
Banyak sekali penyebutan Al-Qur’an diiringi dengan sebutan Taurat, seperti yang terdapat di dalam firman-Nya:
Dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab. (Al Ahqaaf:12)
Juga dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sebelum ayat ini, yaitu firman-Nya:
Katakanlah, “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kalian jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kalian perlihatkan (sebagiannya) dan kalian sembunyikan sebagian besarnya. (Al An’am:91), hingga akhir ayat.
Lalu sesudahnya, yaitu firman-Nya:
Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi. (Al An’am:92), hingga akhir ayat)
Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menceritakan perihal orang-orang musyrik:
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata.”Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?” (Al Qashash:48)
Kemudian dalam Firman selanjutnya disebutkan:
Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu? Mereka dahulu telah berkata, “Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu-membantu.” Dan mereka (juga) berkata, “Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu.” (Al Qashash:48)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menceritakan perihal jin, bahwa mereka mengatakan:
Mereka berkata, “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran. (Al Ahqaaf:30)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan dan untuk menjelaskan segala sesuatu.
Artinya Kami berikan kepadanya Al-Kitab yang Kami turunkan kepadanya dalam keadaan lengkap, sempurna, dan mencakup semua yang diperlukan di dalam syariatnya. Hal ini semakna dengan firman-Nya:
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa luh-luh (Taurat) segala sesuatu. (Al A’raf:145)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…kepada orang yang berbuat kebaikan.
Yakni sebagai balasan atas kebaikannya dalam beramal, menegakkan perintah-perintah Kami, dan taat kepada Kami. Perihalnya sama dengan makna firman-Nya:
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar Rahmaan:60)
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.”(Al Baqarah:124)
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As Sajdah:24)
Abu Ja’far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas sehubungan dengan firman-Nya:
Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan.
Yaitu berbuat baik terhadap apa yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Menurut Qatadah, orang yang berbuat kebaikan di dunia akan disempurnakan baginya pahala hal tersebut di hari akhirat nanti.
Tetapi Ibnu Jarir memilih makna yang menafsirkan firman-Nya:
Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan.
Yakni menyempurnakan kebaikannya. Maka seakan-akan lafaz Al-lazi yang sesudahnya dianggap sebagai masdar, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
dan kalian mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. (At Taubah:69)
Yaitu seperti percakapan mereka. Juga sama dengan pengertian yang terdapat di dalam perkataan Ibnu Rawwahah dalam salah satu bait syairnya berikut ini:
Semoga Allah menetapkan kebaikan yang telah diberikan-Nya kepada engkau di kalangan para rasul, juga kemenangan seperti kemenangan mereka.
Ulama lainnya mengatakan bahwa الَّذِي dalam ayat ini bermakna الَّذِينَ.
Ibnu Jarir mengatakan,telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa dia membacanya seperti bacaan berikut, yaitu:
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid bahwa makna {تَمَامًا عَلَى الَّذِي أَحْسَنَ} ialah untuk menyempurnakan nikmat Kami kepada orang-orang mukmin dan orang-orang yang berbuat baik.
Hal yang sama dikatakan oleh Abu Ubaidah.
Al-Bagawi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang berbuat baik ialah para nabi dan orang-orang mukmin. Dengan kata lain, Kami tampakkan keutamaan Musa atas mereka.
Pendapat ini semakna dengan pengertian yang terdapat di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Allah berfirman, “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih kamu lebih dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku.” (Al A’raf:144)
Tetapi bukan berarti terpilihnya Musa berada di atas Nabi Muhammad —penutup para nabi— dan Nabi Ibrahim Al-Khalil karena ada dalil-dalil lain yang menyanggahnya.
Ibnu Jarir mengatakan, Abu Amr ibnul Ala telah meriwayatkan dari Yahya ibnu Ya’mur bahwa Yahya ibnu Ya’mur membaca ayat ini dengan bacaan berikut: Tamaman ‘alal lazi ahsanu, dengan bacaan rafa’ yang takwil-nya ialah bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Kemudian Ibnu Jarir mengatakan bahwa bacaan ini tidak boleh dipakai, sekalipun menurut penilaian bahasa Arab dapat dibenarkan.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah sebagai karunia Allah untuk menambahkan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir dan Al-Bagawi, tidak ada pertentangan antara pendapat ini dengan pendapat yang pertama. Kedua pengertian tersebut digabungkan oleh Ibnu Jarir, seperti yang telah kami sebutkan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat.
Di dalam makna ayat ini terkandung pujian kepada Al-Kitab yang diturunkan oleh Allah kepada mereka.
Tafsir Ayat:
ثُمَّ “Kemudian” di sini tidak menunjukkan urutan waktu, karena waktu Musa mendahului waktu pembacaan Rasulullah, Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ terhadap kitab ini, akan tetapi yang dimaksud adalah urutan pemberitahuan. Allah memberitahukan bahwa Dia telah memberi آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ “Al-Kitab kepada Musa,” yaitu Taurat, تَمَامًا “untuk menyempurnakan” nikmatNya dan pelengkap kebaikanNya عَلَى الَّذِي أَحْسَنَ “kepada orang-orang yang berbuat kebaikan,” dari kalangan umat Musa. Karena Allah telah memberi nikmat kepada orang-orang yang berbuat baik di antara mereka dengan nikmat-nikmat yang tidak terhitung, di mana salah satu dari kesempurnaannya adalah diturunkannya Taurat kepada mereka, maka sempurnalah nikmat Allah kepada mereka dan mereka wajib mensyukurinya. وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ “Dan untuk menjelaskan segala sesuatu,” berupa halal, haram, perintah, larangan, akidah dan lain-lain, yang perinciannya diperlukan oleh mereka, وَهُدًى “dan sebagai petunjuk.” Maksudnya, memberi mereka petunjuk kepada kebaikan dan mengenalkan keburukan kepada mereka dalam perkara-perkara dasar dan cabang. وَرَحْمَةً “Dan sebagai rahmat,” dengannya mereka mendapatkan kebahagiaan, rahmat dan kebaikan yang banyak. لَعَلَّهُمْ “Agar mereka,” dengan diturunkannya kitab dan penjelasan kepada mereka, بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ “beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.” Karena ia meliputi dalil-dalil yang pasti tentang balasan amal dan kebangkitan, yang mengharuskan mereka beriman kepada pertemuan dengan Allah dan bersiap diri karenanya.
Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa islam sebagai jalan kebenaran yang harus diikuti bukanlah sesuatu yang baru, tetapi telah dibawa oleh para nabi terdahulu, antara lain adalah nabi musa. Kemudian kami telah memberikan kepada nabi musa kitab taurat sebagai anugerah dari Allah. Manusia tanpa wahyu pasti akan sesat karena mereka akan memilih jalan sendiri-sendiri atas dasar kepentingan masing-masing. Pemberian kitab suci itu adalah untuk menyempurnakan nikmat kami kepada orang yang berbuat kebaikan karena ketaatannya kepada Allah dalam menyampaikan pesan-pesan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbuat baik karena Allah akan diberi tambahan nikmat-Nya untuk menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kaumnya, baik urusan agama maupun urusan dunia. Dan juga sebagai petunjuk ke jalan yang benar dan sebagai rahmat bagi mereka yang mengamalkannya agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan tuhannya untuk mendapatkan balasan dari semua amal yang dilakukan di dunia. Keimanan terhadap hari akhir menjadikan manusia lebih berhati-hati dalam bertindak dan banyak melakukan amal saleh. Ayat ini menjelaskan peranan Al-Qur’an bagi manusia. Dan ini adalah kitab Al-Qur’an yang kami turunkan melalui malaikat jibril dengan penuh berkah, yakni segala macam kebaikan, baik lahir maupun batin, yang sangat berguna bagi kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat. Ikutilah apa yang ada di dalamnya, amalkanlah isinya, dan bertakwalah, jagalah dirimu dari api neraka, waspadalah, dan taatilah ketentuan yang ada di dalam kitab itu. Itu semua agar kamu mendapat rahmat kasih sayang dari Allah. Orang yang diberi kasih sayang dari Allah akan men-dapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Al-An’am Ayat 154 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 154, Makna Al-An’am Ayat 154, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 154, Al-An’am Ayat 154 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 154
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)