{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 158.
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ ﴿١٥٨﴾
hal yanẓurụna illā an ta`tiyahumul-malā`ikatu au ya`tiya rabbuka au ya`tiya ba’ḍu āyāti rabbik, yauma ya`tī ba’ḍu āyāti rabbika lā yanfa’u nafsan īmānuhā lam takun āmanat ming qablu au kasabat fī īmānihā khairā, qulintaẓirū innā muntaẓirụn
QS. Al-An’am [6] : 158
Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kami pun menunggu.”
Orang-orang yang berpaling (dari Allah) dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, mereka itu tidak sedang menunggu, kecuali datangnya malaikat maut dan para pengiringnya untuk mencabut nyawa mereka, atau menunggu Rabb-mu (wahai Rasul) datang kepada mereka untuk memutuskan hukum kepada hamba-hamba-Nya pada hari Kiamat, atau datang kepada mereka sebagian tanda-tanda hari Kiamat dan bukti-buktinya yang menunjukkan bahwa hari Kiamat akan datang, yaitu terbitnya matahari dari Barat? Pada saat itu, keimanan seseorang tidak lagi berguna, jika dia tidak beriman sebelumnya, dan amal kebajikan seseorang yang beriman tidak akan diterima jika seelumnya dia tidak pernah mengerjakannya. Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka, “Tunggulah datangnya hal itu agar kalian mengetahui siapakah orang yang berbuat benar dan berbuat salah, berbuat jahat dan berbuat kebajikan? Sesungguhnya kami juga akan menunggu.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, mengancam orang-orang kafir yang menentang rasul-rasul-Nya, mendustakan ayat-ayat-Nya, dan menghalang-halangi manusia dari jalan-Nya:
Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan (siksa) Tuhanmu.
Hal ini pasti terjadi pada hari kiamat nanti.
atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya beberapa ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri. (Al An’am:158)
Demikian itu terjadi sebelum hari kiamat dan termasuk salah satu alamat bagi kedatangan hari kiamat, yaitu di saat mereka menyaksikan sesuatu dari tanda-tanda kiamat tersebut.
Imam Bukhari sehubungan dengan tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid, telah menceritakan kepada kami Imarah, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila manusia melihat matahari terbit dari arah barat, maka berimanlah semua orang yang ada di bumi. Yang demikian itu terjadi ketika: tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu.
Telah menceritakan kepada kami lshaq, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Hammam ibnu Munabbih, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila matahari terbit dari arah barat dan manusia melihatnya, maka mereka semuanya beriman. Yang demikian itu terjadi di saat iman seseorang tidak bermanfaat bagi dirinya jika ia tidak beriman sebelum (peristiwa itu). Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan ayat ini.
Hal yang sama telah diriwayatkan melalui dua arah: Arah yang pertama diketengahkan oleh Jamaah lainnya di dalam kitab masing-masing, kecuali Imam Turmuzi, melalui berbagai jalur dari Imarah ibnul Qa’qa’ ibnu Syubramah, dari Abu Zar’ah ibnu Amr ibnu Jarir, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama. Adapun arah yang kedua diriwayatkan dari Ishaq tanpa dinisbatkan kepada orang tuanya, menurut suatu pendapat Ibnu Mansur Al-Kausaj, dan menurut pendapat yang lainnya disebutkan Ishaq ibnu Nasr.
Imam Muslim meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Rafi’ Al-Jandisaburi, keduanya (Ishaq dan Muhammad ibnu Rafi’) dari Abdur Razaq.
Hadis ini memang telah disebutkan melalui berbagai jalur dari Abu Hurairah, sebagaimana Imam Muslim pun meriwayatkannya secara munfarid melalui hadis Al-A’la ibnu Abdur Rahman ibnu Ya’qub maula Al-Hirqah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari ayahnya, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Ada tiga perkara, apabila telah muncul, maka tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya bila sebelum itu ia tidak beriman, atau (telah beriman), tetapi tidak pernah melakukan suatu kebaikan pun dalam imannya, yaitu: Terbitnya matahari dari arah barat, Dajjal, dan dabbah (hewan dari) bumi.
Imam Ahmad meriwayatkannya dari Waki’, dari Fudail ibnu Gazwan, dari Abu Hazim Salman, dari Abu Hurairah,di dalam lafaznya disebutkan ‘Dukhan’ (Asap).
Imam Muslim meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah dan Zuhair ibnu Harb. dari Waki’.
Imam Muslim telah meriwayatkannya pula, begitu juga Imam Turmuzi melalui bukan hanya satu jalur, dari Fudail ibnu Gazwan dengan lafaz yang sama.
Ishaq ibnu Abdullah Al-Qurawi telah meriwayatkannya dari Malik, dari Abuz Zanad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah. Tetapi tidak ada seorang pun dari pemilik kitab hadis yang meriwayatkannya dari jalur ini karena ke-daif-an (kelemahan) yang ada pada Al-Qurawi.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi’ ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Syu’aib ibnul Lais, dari ayahnya, dari Ja’far ibnu Rabi’ah, dari Abdur Rahman ibnu Hurmuz Al-A’raj, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah baratnya. Apabila matahari terbit dari arah baratnya, maka semua manusia beriman. Yang demikian itu terjadi di saat iman seseorang tidak bermanfaat bagi dirinya jika ia tidak beriman sebelumnya.
Ibnu Lahi’ah meriwayatkannya dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama. Waki’ meriwayatkannya dari Fudail ibnu Gazwan, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama. Semua jalur di atas diketengahkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab tafsirnya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, bahwa telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Ayyub, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Barang siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari arah baratnya, maka tobatnya diterima.
Tetapi tidak ada seorang pun dari pemilik kitab yang sittah (enam orang) yang mengetengahkannya.
Hadis lain dari Abu Zar Al-Gifari di dalam kitab Sahihain dan lain-lainnya melalui berbagai jalur:
dari Ibrahim ibnu Yazid ibnu Syarik At-Taimi, dari ayahnya, dari Abu Zar (yaitu Jundub ibnu Junadah r.a.) yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: “Tahukah kamu, ke manakah matahari itu pergi apabila tenggelam?” Saya (Abu Zar) menjawab, “Saya tidak tahu.” Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Sesungguhnya matahari itu (apabila tenggelam) sampai ke bagian bawah Arasy, lalu menyungkur bersujud (kepada Allah), kemudian bangkit dan dikatakan kepadanya, “Kembalilah kamu, ” maka sudah dekat masanya, hai Abu Zar, akan dikatakan kepada matahari, ‘Kembalilah kamu dari tempat kamu datang.’ Yang demikian itu terjadi di saat, ‘Tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya selagi ia tidak beriman sebelumnya’
Hadis yang lain dari Huzaifah ibnu Usaid ibnu Abu Syarihah Al-Gifari r.a.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Furat, dari Abut Tufail, dari Huzaifah ibnu Usaid Al-Gifari yang menceritakan, “Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menghampiri kami dari kamarnya, saat itu kami sedang berbincang-bincang mengenai perkara hari kiamat. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda-tandanya, yaitu terbitnya matahari dari arah baratnya, (keluarnya) asap, dabbah (hewan), munculnya ya-juj dan ma-juj, keluarnya Nabi Isa ibnu Maryam, munculnya Dajjal, terjadinya tiga gempa (gempa besar di timur, gempa besar di barat, dan gempa besar di Jazirah Arabia) serta munculnya api dari pedalaman ‘Adh, api itu menggiring atau menghimpunkan manusia, ia menginap bersama mereka di mana pun mereka menginap dan istirahat siang hari bersama mereka di mana pun mereka beristirahat siang hari’.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahlus Sunan yang empat orang melalui hadis Furat Al-Qazzaz, dari Abut Tufail (yaitu Amir ibnu Wasilah), dari Huzaifah ibnu Usaid dengan lafaz yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Hadis yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri yang nama aslinya ialah Sa’d ibnu Malik ibnu Sinan r.a.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Laila, dari Atiyyah Al-Aufi, dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sehubungan dengan firman-Nya: Pada hari datangnya beberapa ayat Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri. (Al An’am:158) Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Terbitnya matahari dari arah baratnya.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Sufyan ibnu Waki’, dari ayahnya dengan lafaz yang sama, lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib. Sebagian dari mereka meriwayatkannya tanpa me-rafa’-kannya (menyampaikan sanadnya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
Di dalam hadis Talut ibnu Abbad. dari Fudal ibnu Jubair, dari Abu Umamah Sada ibnu Ajlan disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya mula-mula pertanda kiamat ialah terbitnya matahari dari arah baratnya.
Di dalam hadis Asim ibnu Abun Nujud, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Safwan ibnu Assal dikatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Sesungguhnya Allah membuka sebuah pintu di arah barat yang lebarnya perjalanan tujuh puluh tahun untuk pintu tobat, pintu itu tidak akan ditutup hingga matahari terbit darinya.
Hadis yang lain dari Abdullah ibnu Amr.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Hayyan, dari Abu Zar’ah, dari Amr ibnu Jarir yang mengatakan bahwa ada tiga orang dari kalangan kaum muslim duduk di dalam majelis Marwan di Madinah, lalu mereka mendengarnya menceritakan perihal tanda-tanda hari kiamat, antara lain ia mengatakan bahwa mula-mula tandanya adalah muncul Dajjal. Amr ibnu Jarir melanjutkan kisahnya bahwa lalu ketiga orang itu menuju ke tempat Abdullah ibnu Amr dan menceritakan apa yang baru mereka dengar dari Marwan tentang tanda-tanda hari kiamat. Maka Abdullah ibnu Amr berkata, “Marwan tidak mengatakan sesuatu pun (yang benar). Saya hafal hadis dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan: ‘Sesungguhnya mula-mula pertanda hari kiamat yang muncul ialah terbitnya matahari dari arah baratnya, munculnya dabbah (hewan) Duha. Maka mana saja di antara keduanya yang muncul, pasti akan diiringi oleh lainnya’. Kemudian Abdullah berkata —dia adalah orang yang suka membaca kitab-kitab terdahulu— bahwa menurut dugaannya pertanda kiamat yang paling pertama munculnya ialah terbitnya matahari dari arah baratnya. Demikian itu karena setiap kali matahari tenggelam, matahari datang ke Arasy dan bersujud (kepada Allah), lalu meminta izin untuk kembali, maka diizinkan baginya untuk kembali. Hingga apabila Allah berkehendak menerbitkan matahari dari arah baratnya, maka saat matahari melakukan seperti kebiasaannya dan datang ke bawah Arasy, lalu bersujud dan meminta izin untuk kembali terbit, maka tidak dijawab dengan suatu jawaban pun. Kemudian matahari meminta izin untuk kembali, tetapi tidak dijawab dengan suatu jawaban pun, hingga berlalulah sebagian dari malam hari menurut apa yang dikehendaki Allah, sedangkan matahari mengetahui jika ia diizinkan kembali, pasti ia tidak dapat mengejar arah timur, lalu ia berkata, “Wahai Tuhanku, alangkah jauhnya arah timur, siapakah yang menggantikan ku untuk manusia?” Ketika cakrawala telah menjadi seperti kalungan bunga, matahari diizinkan untuk terbit, lalu dikatakan kepadanya, “Terbitlah dari tempatmu sekarang.” Maka terbitlah matahari dari arah baratnya. Selanjutnya Abdullah ibnu Amr membacakan firman-Nya: tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu. (Al An’am:158), hingga akhir ayat.
Hadis diketengahkan oleh Imam Muslim di dalam kitab sahihnya dan Imam Abu Daud serta Imam Ibnu Majah di dalam kitab sunan masing-masing melalui hadis Abu Hayyan At-Taimi yang nama aslinya adalah Yahya ibnu Sa’id ibnu Hayyan, dari Abu Zar’ah ibnu Amr ibnu Jarir dengan lafaz yang sama.
Hadis yang lain dari Ibnu Mas’ud r.a. Auf Al-A’rabi telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Sirin, telah menceritakan kepadaku Abu Ubaidah, dari Ibnu Mas’ud, bahwa ia pernah menuturkan perihal tanda-tanda hari kiamat, maka ia mengatakan bahwa semuanya telah ada kecuali empat perkara, yaitu: Terbitnya matahari dari arah baratnya, munculnya Dajjal, dabbatul ard (hewan dari bumi), serta munculnya Ya-juj dan Ma-juj.
Abu Ubaidah mengatakan bahwa Ibnu Mas’ud mengatakan, tanda yang menutup semua amal perbuatan ialah terbitnya matahari dari arah baratnya. Tidakkah Anda melihat bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman: Pada hari datangnya beberapa ayat Tuhanmu. (Al An’am:158), hingga akhir ayat. Yakni terbitnya matahari dari arah baratnya.
Hadis Ibnu Abbas r.a. diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab tafsirnya melalui hadis Abdul Mun’im ibnu Idris, dari ayahnya, dari Wahb ibnu Munabbih, dari Ibnu Abbas secara Marfu’. Lalu Ibnu Murdawaih menuturkan sebuah hadis yang cukup panjang berpredikat garib lagi munkar bila dikatakan marfu. Di dalamnya disebutkan bahwa matahari dan bulan pada hari itu sama-sama terbit dari arah barat, apabila telah sampai di tengah-tengah langit, maka keduanya kembali lagi ke tempat terbitnya. Pada garis besarnya hadis ini garib sekali, bahkan munkar atau maudu’, jika didakwakan bahwa ia marfu’. Adapun mengenai predikat mauquf-nya hanya sampai pada Ibnu Abbas atau Wahb ibnu Munabbih, maka hal ini lebih mendekati kebenaran dan dapat diterima.
Sufyan meriwayatkan dari Mansur, dari Amir, dari Siti Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa apabila pertanda kiamat yang pertama telah muncul, maka para malaikat pencatat amal perbuatan menahan diri dan menghentikan tugasnya, lalu semua jasad (manusia) mempersaksikan amal perbuatannya masing-masing. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu.
Yakni apabila orang kafir mulai beriman pada hari pemunculan sebagian tanda-tanda Tuhan (hari kiamat), maka imannya tidak dapat diterima. Adapun orang yang telah beriman sebelum itu dan ia berbuat baik dalam amalnya, maka ia mendapat pahala yang besar. Jika ia belum pernah melakukan suatu amal kebaikan pun, lalu ia melakukan tobat pada hari itu, maka tobatnya tidak dapat diterima. Demikianlah menurut apa yang ditunjukkan oleh hadis-hadis terdahulu. Berdasarkan pengertian ini pula ditakwilkan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikut, yaitu:
…atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya
Yakni tidak diterima usaha amal saleh seseorang apabila ia belum pernah melakukannya sebelum itu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Tunggulah oleh kalian, sesungguhnya kami pun menunggu (pula),”
Makna ayat ini mengandung ancaman yang keras kepada orang-orang kafir dan peringatan yang tegas terhadap orang yang menangguh-nangguhkan iman dan tobatnya sampai pada hari yang hal itu tidak membawa manfaat bagi dirinya.
Sesungguhnya ketentuan tersebut hanya terjadi bilamana matahari terbit dari arah baratnya, karena hari kiamat telah dekat dan semua pertandanya telah muncul. Sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? (Muhammad:18)
Maka tatkala mereka melihat azab Kami mereka berkata, “Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahanyang telah kami mempersekutukan(nya) dengan Allah.” Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. (Al-Mu’min: 84-85), hingga akhir ayat.
Tafsir Ayat:
Allah berfirman, “Tiada yang mereka nanti-nantikan di atas kezhaliman dan pengingkaran mereka hanya إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ “kedatangan” mukadimah azab dan mukadimah akhirat kepada mereka dengan datangnya الْمَلَائِكَةُ “malaikat” kepada mereka untuk mencabut nyawa mereka. Jika mereka telah sampai pada keadaan ini maka iman dan amal shalih tidaklah berguna bagi mereka. أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ “Atau kedatangan Tuhanmu,” untuk memberikan keputusan di antara manusia dan memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan orang-orang yang berbuat buruk. أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ “Atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu,” yang menunjukkan dekatnya Kiamat. يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ “Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu,” yang luar biasa yang dengannya diketahui bahwa Kiamat telah dekat dan bahwa Kiamat sudah di ambang pintu. لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا “Iman seseorang tidaklah bermanfaat lagi bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” Maksudnya, jika sebagian tanda-tanda Allah telah muncul, maka iman orang kafir tidak berguna jika dia beriman, begitu pula orang-orang Mukmin yang lalai, tidak berguna lagi penambahan kebaikannya sesudah itu. Yang berguna baginya adalah imannya yang telah dia miliki sebelum itu, dan kebaikan yang dia laksanakan sebelum munculnya sebagian tanda-tanda tersebut. Hikmah masalah ini sangat jelas. Iman berguna bagi seorang hamba jika ia merupakan iman kepada yang ghaib dan dilakukan atas dasar kemauan seorang hamba. Adapun jika tanda-tanda Kiamat telah datang, perkaranya bisa dilihat oleh mata, maka iman tiada lagi berguna, karena ia sama dengan iman terpaksa seperti imannya orang yang tenggelam, imannya orang yang terbakar dan yang sepertinya yang melihat kematian di depan mata, maka dia pun meninggalkan kemaksiatan yang dahulu dilakukannya sebagaimana Firman Allah,
فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ * فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ
“Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, ‘Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sesembahan-sesembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah’. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hambaNya.” (QS. Al-Mu`min: 84-85).
Banyak hadits-hadits shahih dari Nabi yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “ayat” (sebagian tanda Allah) adalah terbitnya matahari dari barat. Bahwa jika manusia telah melihatnya, niscaya mereka semuanya beriman, tetapi iman mereka tidak lagi berguna pada hari itu, dan pintu taubat ditutup. Manakala ini adalah ancaman bagi orang-orang yang mendustakan Rasulullah yang ditunggu-tunggu sementara mereka juga menunggu Nabi dan para pengikutnya tertimpa kesulitan dan musibah kehidupan, maka Allah berfirman, قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ “Katakanlah, ‘Tunggulah olehmu, sesungguhnya kami pun menunggu (pula)’.” Maka kamu akan mengetahui siapa yang berada di atas kebenaran.
Ayat ini mengandung dalil bagi madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam menetapkan perbuatan sukarela (ikhtiyariyah) bagi Allah seperti istiwa` (bersemayam), nuzul (turun) dan ityan (datang) bagi Allah tanpa menyamakannya dengan sifat makhluk. Dan dalil seperti ini sangat banyak di dalam al-Qur`an dan as-Sunnah.
Ayat ini mengandung penjelasan bahwa sebagian tanda-tanda Kiamat adalah terbitnya matahari dari barat.
Bahwasanya Allah Mahabijaksana, dan sunnatullah itu berlaku, bahwa iman itu berguna selama ia dilakukan secara sukarela bukan terpaksa seperti yang telah dijelaskan, bahwa manusia mendapatkan kebaikan dengan imannya. Ketaatan, kebaikan dan ketakwaan hanyalah berguna dan berkembang jika seorang hamba memiliki iman. Jika hati kosong dari iman, maka semua itu sedikit pun tidaklah berguna.
Setelah itu Allah mengingatkan mereka lebih keras lagi tentang apa yang terjadi pada diri mereka ketika hari kiamat datang. Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka untuk mencabut nyawa atau mengazab mereka, atau kedatangan tuhanmu dengan cara yang tidak diketahui secara pasti untuk memutuskan urusan makhluk-Nya, atau kedatangan janji Allah berupa pahala bagi orang mukmin dan siksaan bagi yang kafir, atau sebagian tanda-tanda dari tuhanmu yaitu tanda kedatangan hari kiamat seperti kemunculan dajjal, matahari terbit dari sebelah barat, nabi isa turun kembali ke dunia, keluarnya yakjuj dan makjuj, dan lainnya. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, karena pintu untuk beriman sudah tertutup, atau belum berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu karena pada saat itu sedang terjadi proses menuju hari penghitungan amal, bukan lagi waktu untuk mencatat amal saleh, bahkan bagi orang yang sudah beriman sekali pun. Pintu tobat juga sudah tertutup. Kemudian Allah, dengan nada yang keras, memperingatkan mereka, katakanlah wa-hai nabi Muhammad, ‘tunggulah kedatangan tiga hal tersebut, yaitu malaikat, Allah, dan sebagian tanda-tanda hari kiamat. Kami pun menunggu datangnya siksaan Allah terhadap kalian. Penjelasan tentang nasib orang kafir pada hari kiamat yang terdapat pada ayat di atas dilanjutkan dengan penjelasan tentang ada kelompokkelompok sesat pada ayat ini. Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya’padahal agama pada awalnya hanya satu, yaitu agama tauhid, sebagaimana sabda nabi , kami, para nabi, bagaikan anakanak satu ayah dari ibu yang berbeda, agama kami satu. ‘dan mereka menjadi terpecah dalam golongan-golongan dengan mengikuti hawa nafsunya sendiri-sendiri, sesuai dengan kepentingan masing-masing di mana setiap golongan berbangga dengan golongannya sendiri, sedikit pun bukan tanggung jawabmu, wahai nabi Muhammad, atas mereka. Kamu telah melaksanakan tugas kerasulanmu, sementara mereka memilih jalan kekafiran. Hati mereka telah terkunci untuk menerima kebenaran. Sesungguhnya urusan mereka terserah kepada Allah. Allah yang akan memutuskan nasib mereka, maka janganlah kamu bersedih atas kekafiran mereka. Kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Tentang dosa-dosa mereka dan balasan terhadap mereka pada hari kiamat nanti.
Al-An’am Ayat 158 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 158, Makna Al-An’am Ayat 158, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 158, Al-An’am Ayat 158 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 158
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)